BAB I PENDAHULUAN. dalam menerapkan standar-standar etis terhadap praktik bisnis yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak pemimpin dari perusahaan menghadapi tugas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (shareholders) saja namun juga mempunyai tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemangku kepentingan (stakeholders). Praktik pengungkapan CSR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pedoman merupakan alat atau acuan yang digunakan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat sebagai lingkungan eksternal, ada hubungan timbale balik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia

17 BAB 1 PENDAHULUAN

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selama beberapa tahun terakhir ini. Banyak orang berbicara tentang CSR dan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tatanan kebijakan, Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki tafsir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan alam. Selain mengolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bumi kita sedang mengalami berbagai permasalahan yang timbul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN UKDW. environmental responsibility (Bakdi Soemanto dkk, 2007). Dari penjelasan diatas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan industri di sebuah Negara.Perkembangan perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi banyak perusahaan di Indonesia yang tidak memperhatikan dan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karyajohn Elkington.

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini banyak terjadi konflik industri, seperti kerusakan alam, banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas dengan harapan memperoleh return yang optimal. Bagi investor dan calon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin kokoh di era globalisasi adalah fakta yang mau tidak mau

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga dituntut agar dapat mengembangkan hubungan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Aktivitas perusahaan atau unit bisnis tidak bisa lepas dari lingkunganya.

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor lingkungan hidup. Melalui CSR perusahaan tidak

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berkaitan dengan lingkungan, khususnya masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Dewasa ini, para pemimpin perusahaan menghadapi tugas yang menantang dalam menerapkan standar-standar etis terhadap praktik bisnis yang bertanggungjawab. Perusahaan berusaha meningkatkan kinerjanya untuk mendapatkan keuntungan yang optimal supaya dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Namun dalam usaha untuk mencapai keuntungan yang optimal ini perusahaan juga harus memperhatikan lingkungan sekitar perusahaan yaitu masyarakat setempat dan pemerintah. Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak bisa berdiri sendiri. Eksistensi suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resiprokal (timbal balik) antara perusahaan dengan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Perusahaan selain mengejar keuntungan ekonomi untuk kesejahteraan dirinya, juga memerlukan alam untuk sumber daya olahannya dan stakeholders lain untuk mencapai tujuannya. Dengan menggunakan pendekatan tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga keuntungan secara sosial. Dengan demikian keberlangsungan usaha tersebut dapat berlangsung dengan baik dan secara tidak langsung akan mencegah konflik yang merugikan.

2 The World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) sebagai komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan, komunitas lokal, dan komunitas secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Bentuk tanggung jawab yang dilakukan perusahaan pun mulai beragam, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat berdasarkan needs assessment. Mulai dari pemberian beasiswa, melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau "aktivitas sosial perusahaan" (Suharto, 2008:2). Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang merepresentasikan bentuk "peran serta" dan "kepedulian" perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep investasi sosial perusahaan "seat belf, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional (Suharto, 2008:2). Perihal penerapan CSR di Indonesia telah diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan dan keputusan menteri, yaitu UU No. 25 Tahun 2007

3 tentang Penanaman Modal LN No.67 TLN No.4274, UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep- 236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Mewajibkan CSR merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi. Di Indonesia, pelaksanaan CSR sangat dipengaruhi oleh kebijakan dan Chief Executive Officer (CEO) sehingga kebijakan CSR tidak secara otomatis akan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Hal ini memberikan makna bahwa jika CEO memiliki kesadaran akan tanggung jawab sosial yang tinggi, maka kemungkinan besar CSR akan dapat dilaksanakan dengan baik, sebaliknya jika CEO tidak memiliki kesadaran tentang hal tersebut pelaksanaan CSR hanya sekedar simbolis untuk menjaga dan mendongkrak citra perusahaan di mata karyawan dan di mata masyarakat (Anatan, t.t :6). Akan tetapi tidak sedikit juga perusahaan yang melaksanakan CSR hingga bisa dikatakan sukses. CSR dapat dipandang sebagai aset strategis dan kompetitif bagi perusahaan di tengah iklim bisnis yang makin sarat kompetisi. CSR dapat memberi banyak keuntungan apabila dilakukan dengan benar dan sunguhsungguh, diantaranya adalah (Susiloadi, 2008:126): (1) Peningkatan profitabilitas bagi perusahaan dan kinerja finansial yang lebih baik, (2) Menurunkan resiko benturan dengan komunitas masyarakat sekitar, (3) mampu meningkatkan reputasi perusahaan yang dapat dipandang sebagai social marketing dan merupakan bagian dari pembangunan citra perusahaan.

4 Dalam menjalankan aktivitas CSR tidak ada standart tertentu yang dianggap terbaik, akan tetapi pada umumnya perusahaan-perusahaan di Indonesia menerapkan model atau pola seperti (Susiloadi, 2008:128): (1) Perusahaan melaksanakan CSR secara langsung, (2) CSR perusahaan dilaksanakan oleh yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan, (3) Melaksanakan CSR dengan bekerjasama atau bermitra dengan pihak lain, dan (4) Dalam melaksanaan CSR perusahaan bergabung dalam sebuah konsorsium. Pamadi Wibowo (2005), dalam resensi buku Corporate Social Responsibility: Doing the Most Good for Your Company and Young Cause karangan Philip Kotler dan Nancy Lee yang berjudul Rentang Program CSR di Mata Para Ahli Pemasaran mengatakan bahwa, di tataran praktik, implementasi CSR masih kerap menunjukkan kecenderungan sebagai kegiatan kosmetik. Dalam tataran praktik, CSR hanya sekedar berfungsi sebagai public relation, citra korporasi, atau reputasi dan kepentingan perusahaan untuk mendongkrak nilai saham di bursa saham (Badaruddin, 2008:3-4). Hal ini tercermin dari berbagai aspek sejak perumusan kebijakan dan penentuan orientasi program, pengorganisasian, pendanaan, eksekusi program, hingga evaluasi dan pelaporan. Menurut Wilson (2001) sebagaimana di kutip oleh Dusuki (2008:3) dalam jurnalnya yang berjudul What Does Islam Say About Corporate Social Responsibility (CSR)? mengatakan The emergence of CSR in the West today requires an instructive examination from an Islamic perspective. The concern over social responsibility is also relevant to Islamic enterprise, which regards ethics and social responsibility as enduring principles. Mehmet Can (t.t :2)

5 mengatakan This global need necessitates the evolution of a system that could lead to a balanced, sustainable and equitable economic order in the world at large for the benefit of individuals and societies. Islamic economic principles are a basis for promoting a balance between the social and economic aspects of human society, the self and social interests, and between the individual, family, society and the State. Dari kedua kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep CSR yang ada atau diinginkan sesuai dengan konsep ekonomi Syariah yang mana konsep Ekonomi Syariah selalu mengedepankan keseimbangan hidup. Hal ini tersirat pula dalam beberapa codes of conduct etika bisnis, seperti halnya pada Draft ISO 26000, Global Reporting Initiatives (GRI), UN Global Compact, International Finance Corporation (IFC), dan lainnya telah menegaskan berbagai instrumen indikator bagi pelaksanaan komitmen CSR perusahaan demi pemenuhan target pembangunan berkelanjutan (Sampurno, 2007:2). Dalam proses pelaporan, ada beberapa standart yang sudah dikenal untuk menunjukkan kinerja perusahaan dalam mengimplementasikan tanggung jawab sosial dan lingkungan yaitu International Organization for Standartization atau ISO sebagai induk dari organisasi standar internasional mengundang berbagai pihak untuk melahirkan panduan (guedlines) dan standarisasi untuk tanggung jawab sosial yang diberi nama ISO 26000 : Guidance Standard on Social responcibility. ISO 26000 ini bersifat hanya sebagai panduan dan bukan pemenuhan terhadap persyaratan (requirement) karena memang tidak dirancang sebagai standar sistem manajemen dan tidak digunakan sebagai standar sertifikasi.

6 Sunstainability Reporting merupakan pelaporan aktivitas ekonomi, sosial, dan lingkungan yang disarankan oleh Global Reporting Initiative (GRI). GRI merupakan lembaga yang mempromosikan standar yang diciptakkan untuk memberikan arahan bagi perusahaan-perusahaan dalam menerbitkan sustainability report atau tanggung jawab sosialnya. Global Reporting Initiative (GRI) di dalamnya mengatur prinsip dasar yang harus terdapat pada sustainability report yaitu: seimbang, dapat dibandingkan, teliti, tepat waktu, jelas dan dapat dipercaya. Sedangkan untuk menilai implementasi dari tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam sustainability report maka terdapat tiga jenis standar pengungkapan berdasarkan GRI, yaitu: (1) strategi dan profil, (2) pendekatan manajemen dan (3) indikator pelaksanaan. Untuk masing-masing standar mempunyai acuan dalam pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam sustainability report. PT. HM SAMPOERNA Tbk merupakan salah satu perusahaan rokok yang memiliki program corporate social responsibility (CSR) untuk masyarakat sekitar serta mitra kerjanya. Bagi Sampoerna, berinvestasi pada kesejahteraan masyarakat tak kalah pentingnya dengan investasi pada masa depan bisnis. Sampoerna mendukung berbagai program tanggung jawab sosial untuk meningkatkan kondisi hidup di lingkungan tinggal dan kerja para karyawannya, serta pada masyarakat petani yang memasok tembakaunya. Sampoerna memiliki empat pilar program dalam tanggung jawab sosial, yaitu penanggulangan bencana, pendidikan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan keberlangsungan lingkungan. Yos Adiguna Ginting, direktur PT HM Sampoerna Tbk., mengatakan:

7 Pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan menciptakan dan mengembangkan UMKM memang jadi salah satu pilar kegiatan corporate social responsibility (CSR) yang Sampoerna jalankan. Sampoerna yakin sektor UMKM dapat memacu pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional. (Rasa, 2011) Kutipan di atas sesuai dengan tujuan dari konsep ekonomi Syariah serta global reporting initiative yaitu menciptakan keseimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan. Atas dasar uraian tersebutlah penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perbandingan indikator pada Global reporting Initiative (GRI) dan perspektif Islam serta tabel Islamic Position in Corporate Social Responsibility Continuum, yang diusung oleh bapak Asyraf Wadji Dusuki, mengenai implementasi corporate social responsibility (CSR) oleh PT. HM SAMPOERNA Tbk, dengan judul penelitian Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. HM SAMPOERNA Tbk. Berdasarkan Global Reporting Initiative dan dalam Perspektif Islam dan Dampaknya Terhadap Peningkatan Perekonomian Masyarakat.

8 1.2. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana kinerja corporate social responsibility (CSR) PT. HM SAMPOERNA Tbk berdasarkan indikator GRI dan ditinjau dari perspektif Islam? 2) Bagaimana dampak kinerja corporate social responsibility (CSR) PT. HM SAMPOERNA Tbk dalam meningkatkan perekonomian masyarakat? 1.3. Tujuan dan Kegunaan Peneltian 1.3.1. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja corporate social responsibility (CSR) PT. HM SAMPOERNA Tbk dalam melakukan tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan indikator GRI dan tabel Islamic Position in Corporate Social Responsibility Continuum. 2. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan kinerja tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) dalam meningkatkan perekonomian di lingkungan tinggal dan kerja karyawan PT. HM SAMPOERNA Tbk.

9 1.3.2. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Stakeholder Lebih memahami mengenai apa itu tanggung jawab sosial perusahaan, apa manfaatnya dan untuk apa corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial itu ada serta untuk mengetahui posisi CSR dalam perspektif Islam. 2. Bagi manajemen Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam memutuskan kebijakan mengenai program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). 3. Bagi peneliti Menambah wawasan keilmuwan dan pemahaman tentang tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) dan untuk mengetahui posisi indikator GRI dalam perspektif Islam.