A. MODAL INTI ( FIRST TIER CAPITAL

dokumen-dokumen yang mirip
Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM

RMK AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD AKUNTANSI MODAL BANK

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity)

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/22/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

Perseroan : Organisasi dan Operasi

BAB 11 EKUITAS. Terdapat 3 bentuk utama badan organisasi bisnis, yaitu : 1. Perusahaan perorangan 2. Persekutuan. 3. Perseroan terbatas

Pertemuan: MODAL SAHAM-DEVIDEN

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan

No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

Pengertian Modal Saham

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT

NERACA KONSOLIDASI PERUBAHAN KEPEMILIKAN

PERTEMUAN KE TIGABELAS MODAL SAHAM (1)

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

30 Juni 31 Desember

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

JUMLAH AKTIVA

Catatan 31 Maret Maret 2010

HAK-HAK PEMEGANG SAHAM

JUMLAH ASET LANCAR

Modal pemilik = Aset Kewajiban

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

PERTEMUAN KEDUA. Rekonsiliasi Bank

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA AKTIVA LANCAR

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/21/PBI/2001 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

MODUL I PENGGABUNGAN BADAN USAHA

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

30 September 31 Desember Catatan

Latihan Soal dan Jawaban Investasi Saham

PERTEMUAN 9,10& 11 KONSOLIDASI - PERUBAHAN KEPEMILIKAN

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Maret 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

Laba bersih. perubahan tertentu pada prinsip akuntansi.

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER JANUARI 2015 (dalam jutaan rupiah)

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas

Pembelian Obligasi 1 Juni 2011 Investasi Jangka Pendek - Obligasi Piutang Bunga Obligasi Kas

PENGANTAR BISNIS CHAPTER 19 PASAR MODAL (SECURITIES MARKET)

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g,

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER NOVEMBER 2014 (dalam jutaan rupiah)

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

L2

TINJAUAN PUSTAKA Bank

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN PERIODE 28 PEBRUARI 2015 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS - POS 28 PEBRUARI 2015 ASET 1. Kas 35,513 2.

PT GARUDA METALINDO Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KEUANGAN BANK

MERUPAKAN KEWAJIBAN KEPADA PIHAK KETIGA YANG

Bagian I: Organisasi dan Transaksi Modal

Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun Dana yang Diterima Keterangan Tahun Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2012

PT. BANK OMEGA NERACA PER TANGGAL 31 DESEMBER 20XX

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PERTEMUAN 14 MODAL SAHAM (2) DAN LABA DITAHAN

Berikut transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa : "Penelitian Linda Sukamto" Tahun 2015 Tgl Transaksi Jumlah

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Mei 2015

Bab II Pembahasan. 2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan

NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF

BAB II BAHAN RUJUKAN

Laporan Publikasi PT. Bank Sulselbar LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT. BANK SULSELBAR PER 31 MEI 2015

BANK METRO EXPRESS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 29 Februari 2016 dan 31 Desember 2015

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

BAB II BAHAN RUJUKAN. dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK 31 Mei 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 AGUSTUS 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 30 September 2016

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 31 Juli BANK No POS - POS

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 31 Oktober 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 29 Mei 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 29 Februari 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 31 Januari 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK 30 November 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 31 Desember 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 30 Juni 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 31 Mei 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 30 April 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 31 Oktober 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN BANK QNB INDONESIA TBK. 31 Januari 2017

Buku Manual KEUANGAN. JIBAS Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah. Yayasan Mahadhika.

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

CONSULTAN SANDHYA & FREND S NERACA SALDO PER 01 DESEMBER 2008

Transkripsi:

www.swaberita.com TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan modal bank 2. Menjelaskan modal inti (First Tier Capital) 3. Menjelaskan modal pelengkap (Second Tier Capital) 4. Membuat pencatatan saham menurut harga nominal dan harga perolehan 59

Modal Bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter. Pembagian jenis modal bank di Indonesia menganut klasifikasi yang disampaikan oleh Standard Bank For International Settlement, yaitu modal bank terdiri dari: A. MODAL INTI (FIRST TIER CAPITAL) Modal inti terdiri dari modal disetor, modal sumbangan, cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dan laba yang diperoleh setelah diperhitungkan pajak. Modal inti merupakan modal yang disetor para pemilik bank dan modal yang berasal dari cadangan yang dibentuk ditambah dengan laba yang ditahan. Porsi terbesar modal inti terletak pada modal saham yang disetor. Sedangkan selebihnya sangat tergantung laba yang diperoleh dan kebijakan rapat umum pemegang saham. Untuk modal disetor berupa saham biasa atau saham preferen. Pada saham biasa, bank memiliki kewajiban untuk memberikan deviden pada setiap akhir tahun berdasarkan rapat umum pemegang saham. Pemegang saham biasa memiliki hak suara, sehingga dapat mengendalikan manjemen bank. Pada saham preferen, pemegangnya tidak mempunyai hak suara namun pembagian devidennya akan didahulukan sebelum membayar deviden saham biasa. Pencatatan modal saham dilakukan sebesar harga nominal. Selisih harga saham saham diatas nilai nominal dicatat sebaga agio saham. Selisih harga saham dibawah nilai nominal dicatat sebagai disagio saham. Agio saham akan diamortisasi setiap akhir periode dan disagio saham akan diakumulasi setiap akhir periode. Harga saham atau nilai modal disetor (paid in capital) merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham kepada bank emiten untuk ditukarkan dangan saham preferen atau saham biasa. Nilai modal disetor merupakan penjumlahan nilai nominal ditambah dengan agio saham atau nilai nominal dikurangi disagio saham. Sedangkan 60

nilai nominal merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Contoh: 1. Tanggal 3 Maret 2006 diterima setoran awal dari Tn. David untuk modal bank berupa uang tunai Rp800.000.000, aktiva tetap berupa tanah senilai Rp500.000.000, kendaraan senilai Rp300.000.000, Inventaris kantor senilai Rp200.000.000. Setoran ini dicatat dalam bentuk saham biasa untuk 300.000 lembar dengan nilai nominal Rp6.000 per lembar, kurs 105%. 2. Tanggal 12 Maret 2006 dijual saham biasa 30.000 lembar dengan nominal Rp4.000, kurs 98%. Pembayaran diterima tunai. Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) 3/3-06 Dr. Kas 890.000.000 Dr. AT. Tanah 500.000.00 Dr. AT. Kendaraan 300.000.000 Dr. Inventaris kantor 200.000.000 Cr. Modal Disetor-Saham Biasa 1.800.000.000 Cr. Agio Saham 90.000.000 12/3-06 Dr. Kas 117.600.000 Dr. Disagio Saham 2.400.000 Cr. Modal Disetor-Saham Biasa 120.000.000 Bank yang mengeluarkan saham sering menerima pesanan dari calon investor. Saham yang dijual secara pesanan harus diserahkan setelah dilunasi seluruhnya. Perlakuan akuntansi untuk pemesanan saham adalah emiten akan mendebet piutan pemesanan saham dan mengkredit modal saham yang dipesan. Apabila pemesan tidak melunasi sisa pembayaran saham, maka emiten dapat mengembalikan jumlah pembayaran sebelumnya, atau dijadikan hak milik emiten (bila ada perjanjian) dan dimasukkan dalam komponen tambahan modal dengan perkiraan tambahan modal-pembatalan pemesanan saham. 61

Contoh transaksi pemesanan saham: 1. Tanggal 7 Agustus 2007 Bank Dwipa menerima pesanan saham 200.000 lembar saham biasa dari PT. Mandiri dengan kurs 104%. Harga nominal per lembar Rp12.000, uang muka pesanan saham diterima 70% tunai. 2. Tanggal 30 Agustus 2007 pesanan saham tersebut dilunasi secara tunai Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) 7/8-07 Dr. Kas 1.747.200.000 Dr. Piutang-PT,Mandiri 748.800.000 Cr. Modal Saham Dipesan 2.400.000.000 Cr. Agio Saham 96.000.000 30/8-07 Dr. Kas 748.800.000 Dr. Modal Saham Dipesan 2.400.000.000 Cr. Piutang PT.Mandiri 748.800.000 Cr. Modal disetor-saham Biasa 2.400.000.000 Bila dikemudian hari pemesanan saham tidak mampu melunasi kekurangannya dan bank selaku emiten harus mencatatnya sesuai dengan perjanjian yang disepakati awal. Contoh: Bila pesanan saham yang dilakukan PT. Mandiri tidak dilunasi, dan Bank Dwipa mengembalikan sebesar 75% dari nilai yang telah dibayar, maka jurnalnya adalah: Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) 7/8-2007 Dr. Agio Saham 96.000.000 Dr. Modal Saham Yang Dipesan 2.400.000.000 Cr. Piutang PT. Mandiri 748.800.000 Cr. Kas 1.310.400.000 Cr. Pendapatan Lain-lain 436.800.000 Keterangan: Telah diterima tunai = 1.747.200.000 Dikembalikan 75% = 1.310.400.000 Pendapatan Lain-lain = 436.800.000 1. Pembelian Kembali Saham Struktur modal bank menjadi pertimbangan penting bagi pemilik lama, oleh karena itu pembelian kembali saham yang telah beredar dapat dilakukan dalam 62

kerangka untuk mempertahankan struktur kepemilikan, menghindari hostile takeover, memenuhi tuntutan regulasi atau untuk mengimbangi penurunan skala operasi bank yang semakin menurun sehingga tidak perlu modal besar. Saham yang dibeli kembali disebut saham treasuri. Perlakuan akuntansi untuk saham treasuri terdiri dari dua macam.(1) dicatat berdasarkan harga perolehan, (2) dicatat sebesar harga nominal. Selisih antara jumlah yang dibayarkan pada saat perolehan kembali dengan jumlah yang diterima pada saat pengeluaran saham tidak diakui sebagai laba atau rugi suatu bank. Sehingga saham treasuri tidak boleh diperlakukan sebagai aktiva bank, namun hanya sebagai pengurang terhadap modal saham. Saham yang diperoleh kembali yang dicatat sebesar harga perolehan, maka pada saat dijual kembal juga dicatat atau dikreditkan sebesr harga perolehannya. Selisih harga jual kembali dengan harga perolehannya diperlakukan sebagai tambahan modal, sebaliknya bila harga jual kembali lebih rendah dari harga perolehannya maka selisihnya diperlakukan sebagai pengurang modal, dalam hal ini dibebankan pada rekening tambahan modal untuk saham treasuri. Bila saldo tambahan modal saham treasuri tidak mencukupi untuk menanggung kerugian penjualan saham treasuri, maka dapat dibebankan pada laba ditahan. Pada metode harga nominal, saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar harga nominal dan disajikan sebagai pengurang terhadap modal saham. Bila harga perolehan kembali saham treasuri semula dikeluarkan dengan harga diatas harga nominal (harga pari), maka harus didebet agio saham. Kalau jumlah yang dibayarkan lebih besar daripada pada saat pengeluaran saham, maka dapat mendebet rekening laba ditahan, sebaliknya bila yang dibayarkan lebih kecil daripada saat pengeluaran saham maka dikreditkan tambahan modal-saham treasuri. Contoh: 1. Tanggal 1 Februari 2007 Bank Delta melakukan emisi saham biasa 150.000 lembar dengan nominal Rp10.000 per lembar, kurs 105%. 63

2. Tanggal 28 Februari 2007 Bank Delta membeli kembali 40.000 lembar sahamnya dengan kurs 102% 3. Tanggal 31 Maret 2007 Bank Delta menjual kembali saham treasuri sebanyak 20.000 lembar dengan kurs 103% 4. Tanggal 1 April 2007 Bank Delta menjual kembali 20.000 lembar saham treasuri dengan kurs 97% Metode Harga Perolehan Metode Harga Nominal Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) 1/2-07 Dr. Kas 1.575.000.000 1/2-07 Dr. Kas 1.575.000.000 Cr. Modal Saham 1.500.000.000 Cr. Modal Saham 1.500.000.000 Cr. Agio Saham 75.000.000 Cr. Agio Saham 75.000.000 28/2-07 Dr. Saham Treasuri 408.000.000 28/2-07 Dr. Saham Treasuri 400.000.000 Cr. Kas 408.000.000 Dr. Agio Saham 8.000.000 Cr. Kas 408.000.000 31/3-07 Dr. Kas 206.000.000 Cr. Saham treasuri 204.000.000 31/3-07 Dr. Kas 206.000.000 Cr. Tamb. Modal-ST 2.000.000 Cr. Saham Treasuri 200.000.000 Cr. Agio Modal Saham 6.000.000 1/4-07 Dr. Kas 194.000.000 1/4-07 Dr. Kas 194.000.000 Dr. Tamb.Modal-ST 10.000.000 Dr. Disagio Modal Saham 6.000.000 Cr. Saham Treasuri 204.000.000 Cr. Saham Treasuri 200.000.000 2. Penarikan Kembali Saham Treasuri Saham treasuri yang ditarik kembali, berarti saham tersebut tidak akan diedarkan kembali. Perlakuan akuntansi untuk saham treasuri yang ditarik tergantung metode pencatatan sebelumnya. Bila berdasarkan harga perolehan, kenaikan atau penurunan modal dari saham treasuri harus diakui pada saat saham tersebut ditarik kembali. Bila pencatatannya didasarkan pada harga nominal, pada saat penarikan tidak perlu mengakui selisih atau kenaikan/penurunan tesebut. Contoh: Setelah terjadi transaksi pembelian kembali saham treasuri di Bank Delta pada tanggal 28 Februari 2007, Bank Delta menyatakan menarik 40.000 lembar saham treasuri tersebut pada tanggal 17 Maret 2007. 64

Metode Harga Perolehan Metode Harga Nominal Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) 17/3-05 Dr. Modal Saham 400.000.000 17/3-05 Dr. Modal Saham 400.000.000 Dr. Agio Saham 20.000.000 Cr. Saham Treasuri 400.000.000 Cr. Tamb.Modal- 12.000.000 Saham Treasuri Cr. Saham Treasuri 408.000.000 B. MODAL PELENGKAP (SECOND TIER CAPITAL) Modal pelengkap terdiri dari atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak berasal dari laba, modal pinjaman serta pinjaman subordinasi. Dalam perhitungan CAR, modal pinjaman termasuk komponen modal pelengkap. Untuk itu sifat modal pinjaman mempunyai kedudukan sama dengan modal pada umumnya. Modal pinjaman dimaksud adalah pinjaman yang didukung dengan menggunakan instrument yang disebut capital assets, loan stock, atau warkat lain yang dipersamakan dengan itu dan mempnyai sifat seperti modal. Latihan soal: 1. Buatlah pencatatan/jurnal untuk transaksi-transaksi di bawah ini : a. Tanggal 7 Juni 2007 diterima setoran awal dana dari Tn. Harun untuk modal pendirian Bank Sentosa berupa uang tunai Rp650.000.000, aktiva tetap berupa tanah senilai Rp800.000.000, inventaris kantor Rp330.000.000, kendaraan Rp220.000.000. Setoran ini dicatat dalam bentuk saham biasa untuk 250.000 lembar dengan nilai nominal Rp8.000 per lembar, kurs 105%. b. Tanggal 12 Juni 2007 dijual saham biasa 20.000 dengan nominal Rp9.000, kurs 102%. Pembayaran diterima tunai. c. Tanggal 3 Juli 2007 Bank Sentosa menerima pesanan saham 100.000 lembar biasa dari PT.Kirana dengan kurs 103%. Harga nominal per lembar Rp12.000. Uang muka pesanan saham diterima 40% tunai. d. Tanggal 31 Juli 2007 pesanan saham tersebut dilunasi secara tunai. 65

e. Diasumsikan apabila pesanan saham yang dilakukan PT.Kirana tidak dilunasi sampai batas waktu yang telah disepakati (tgl 31 Juli 2007) dan Bank Sentosa mengembalikannya sebesar 75% dari nilai yang telah dibayar. 2. Buatlah pencatatan untuk transaksi di bawah ini dengan metode pencatatan berdasarkan harga perolehan dan berdasarkan harga nominal : a. Tanggal 1 Juli 2006 Bank Wahana melakukan emisi saham biasa 200.000 lembar dengan nominal Rp7.000 per lembar, kurs 106% b. Tanggal 31 Juli 2006 Bank Wahana membeli kembali 30.000 lembar sahamnya dengan kurs 102%. c. Tanggal 15 Agustus 2006 Bank Wahana menjual kembali saham treasuri sebanyak 10.000 lembar dengan kurs 98%. d. Tanggal 1 September 2006 Bank Wahana menjual kembali 20.000 lembar saham treasuri dengan kurs 103% e. Setelah terjadi transaksi pembelian kembali saham treasuri di Bank Wahana pada tanggal 31 Juli 2006, Bank Wahana menyatakan menarik 30.000 lembar saham treasuri pada tanggal 8 Agustus 2006. 66