BAB II KAJIAN PUSTAKA. mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi suatu organisasi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN , maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kinerja keuangan PD BPR Bank Bantul periode ditinjau dari

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB II LANDASAN TEORITIS

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

ANALISIS KINERJA BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pengertian, Asas, Fungsi dan Tujuan Bank

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.BANK DANAMON, TBK.

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan kinerja keuangan, diantaranya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan jelas dalam GBHN bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional. Kas (0%) Sertifikat Bank Indonesia (0%) 0 0 0

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Kasmir (2006;2) mengemukakan bahwa: Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

Transkripsi:

11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Keuangan Pengertian kinerja menurut Indra Bastian (2006:274) adalah gambaran pencapaian pelaksanaan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi suatu organisasi. Konsep kinerja keuangan menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002:275) adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan diantaranya laporan laba rugi dan neraca. Menurut Irhan Fahmi (2011:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alatalat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya 11

12 terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. b. Manfaat Penilaian Kinerja Adapun manfaat dari penilaian kinerja adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. 2) Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. 3) Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. 4) Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya. 5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. c. Tujuan Penilaian Kinerja Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2000:31) adalah sebagai berikut: 12

13 1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih. 2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. 3) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 4) Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. 2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) a. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk 13

14 lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Berdasarkan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayarannya. Kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan.bentuk hukum BPR dapat berupa Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau Koperasi. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank desa yang khusus melayani masyarakat kecil di kecamatandan pedesaan (Kasmir,2002:8) b. Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah : 1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2) Memberikan kredit. 3) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over likuiditas. 14

15 Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR adalah : 1) Menerima simpanan berupa giro. 2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing. 3) Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern terhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah. 4) Melakukan usaha perasuransian. 5) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam usaha BPR. Bank umum dan BPR memiliki tugas yang hampir serupa karena sama-sama memberikan kredit pada masyarakat. Namun jika dilihat dari definisinya, bank umum dan BPR memiliki perbedaan. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui perbedaan antara keduanya terletak pada kegiatan memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Bank umum memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran sedangkan BPR tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. 15

16 3. Laporan keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktiva suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. (Munawir,1998:2) Menurut penggunaanya, laporan keuangan bank dibedakan menjadi tiga yaitu laporan keuangan untuk masyarakat, laporan keuangan untuk keperluan manajemen bank, dan laporan keuangan untuk keperluan pengawasan Bank Indonesia. Untuk kepentingan masyarakat, laporan keuangan bank harus mengikuti pedoman dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 31 Revisi 2000) tentang akuntansi perbankan. Dalam PSAK tersebut laporan keuangan untuk masyarakat terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. Untuk kepentingan pengawasan Bank Indonesia, jenis dan cara penyajian laporan keuangan bank harus disajikan sesuai ketentuan tentang pelaporan bank umum yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Sedangkan untuk keperluan manajemen, laporan keuangan bank disusun sesuai dengan kepentingan internal perusahaan. (Indra Bastian dan Suhardjono, 2006:236) Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan atau dikenal dengan neraca adalah aktiva, kewajiban, dan 16

17 ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca. b. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Tujuan umum laporan keuangan yang diatur dalam PAI yaitu: 1) Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercayai mengenai aktiva dan kewajiban serta ekuitas suatu bank. 2) Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu bank yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. 3) Memberikan informasi keuangan yang membantu para pengguna laporan di dalam menaksir potensi perubahan dalam menghasilkan laba. 4) Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu bank, seperti informasi mengenai aktivitas pembayaran dan investasi. 17

18 5) Memberikan informasi tentang sejauh mana pengungkapan informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pengguna laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut bank. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1, tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1) Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagisejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2) Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. 3) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk 18

19 menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. c. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut PSAK (2007) merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: 1) Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai 2) Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat memperngaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. 3) Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable).informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya 19

20 sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4) Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan.pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. d. Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Jumingan (2006:10) terdapat empat keterbatasan laporan keuangan yaitu: 1) Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara (interim final), bukan merupakan laporan final, karena laba rugi riil (laba rugi final) hanya dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidasi. Karena alasan tersebut laporan keuangan perlu disusun untuk periode waktu tertentu, umumnya satu tahun atau 12 bulan. Waktu periode ini dianggap sebagai periode akuntansi baku. 2) Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang tampaknya pasti. Jumlah rupiah ini bisa saja berbeda bila standar yang digunakan berbeda, karena lebih dari satu standar yang diperkenankan. Standar yang dimaksud adalah standar menilai 20

21 jumlah rupiah. Misalnya bila dibandingkan dengan laporan keuangan suatu perusahaan jika seandainya perusahaan itu dilikuidasi, jumlah rupiahnya dapat sangat berbeda. Aktiva tetap dinilai berdasarkan harga historisnya, jumlahnya kemudian dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Jumlah bersihnya tidak mencerminkan nilai penjualan aktiva tetap. Dalam keadaan likuidasi, aktiva tidak berwujud seperti hakpaten, merek dagang, biaya organisasi hanya dinilai satu rupiah. 3) Neraca dan laporan laba rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan dari waktu ke waktu. Selama jangka waktu tersebut mungkin nilai rupiah sudah menurun (daya beli rupiah menurun karena kenaikan tingkat harga-harga). Oleh karena itu untuk menghindari adanya analisis yang menyesatkan, analisis perbandingan harus dilakukan dengan hati-hati. 4) Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak semua faktor dapat diukur dalam satuan uang. Faktor tersebut misalnya kemampuan dalam menemukan penjual dan mencari pembeli, nama baik dan prestise perusahaan di mata masyarakat, kepercayaan pihak luar kepada perusahaan, efisiensi, loyalitas, dan integritas dari pimpinan dan karyawan, kualitas barang yang dihasilkan, kondisi-kondisi 21

22 pesaingnya, keadaan perekonomian pada umumnya, dan sebagainya. e. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Analisis laporan keuangan perbankan bertujuan antara lain untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari suatu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyususnan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan/penyempurnaan dimasa yang akan datang dan sebagainya. (Indra Bastian dan Suhardjono, 2006:284) Metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik perbankan anatara lain: 1. Analisis varians (variance analysis), yaitu metode analisis yang dipergunakan untuk mengetahui pencapaian kinerja dibandingkan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan, serta mengidentifikasikan terjadinya deviasi. 2. Analisis komparatif (comparative analysis), yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan keragaman usaha bank pada suatu periode dengan periode lainnya, baik secara absolut maupun relatif atas total/bagian tertentu. 22

23 3. Analisis lingkungan (environment analysis), yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan hasil usaha yang telah dicapai suatu unit kerja terhadap industri usaha yang sama di wilayah kerjanya. 4. Analisis rasio (ratio analysis), yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca maupun laba rugi. 4. Analisis Rasio Keuangan Dalam penyajian laporan keuangan terdapat banyak sekali analisis rasio keuangan yang dapat dikembangkan dari data yang tersedia. Masingmasing rasio tersebut mempunyai kegunaanya tergantung posisi keuangan yang akan dilihat. Analisis rasio keuangan sangat diperlukan bagi penilaian prestasi suatu usaha yang telah dilakukan oleh sebuah perusahaan ataupun sebuah usaha perbankan, terutama bagi manajemen dalam penyususnan kebijakan strategi bank. Analisis rasio tersebut diharapkan sangat membantu dalam mengadakan analisis kondisi intern bank pada umumnya dan kondisi keuangan bank pada khususnya (Ruddy Tri Santoso, 1995:87) a. Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio) Merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajian financial jangka pendek yang berupa 23

24 hutang hutang jangka pendek (short time debt). Rasio keuangan yang biasa digunakan untuk mengukur kondisi likuiditas bank adalah: 1) Current ratio Current ratio adalah kemampuan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi oleh Aktiva Lancar. Current Ratio = Semakin besar rasio tersebut semakin besar pula jaminan yang diberikan oleh bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 2) Quick (Acid Test) Ratio Quick (Acid Test) Ratio adalah kemampuan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Quick (Acid Test) Ratio = Semakin besar rasio ini semakin besar pula jaminan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. b. Analisis Leverage Rasio ini disebut juga rasio solvabilitas yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman 24

25 (Bank). Analisis ini berguna untuk melihat dua aspek penting dari sisi modal, yaitu: 1) Melihat modal yang dimiliki oleh sebuah bank apakah jumlahnya sebanding dengan jumlah hutangnya. Dengan melihatnya maka akan dapat diketahui risiko usaha perbankan. Bila ternyata jumlah modal ini lebih kecil dari jumlah hutangnya (dan ini memang umum terjadi dalam usaha perbankan), maka risiko usaha perbankan lebih banyak ditanggung oleh para penyimpan dana. 2) Lebih banyaknya dana yang berasal dari pihak ketiga menunjukkan bahwa bank memperoleh manfaat untuk memutarkan dana tersebut hanya dengan modal yang relatif kecil. Beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk menilai tingkat leverage adalah: 1) Debt Ratio Debt ratio adalah kemampuan setiap modal sendiri dari bank yang dapat dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Debt ratio = Semakin kecil rasio ini maka semakin banyak modal sendiri yang dijadikan jaminan terhadap utang-utang bank tersebut. 2) Debt to Net Worth Ratio Debt to net worth ratio adalah rasio yang menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan 25

26 utang, atau berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Debt to Net Worth Ratio = Semakin kecil rasio ini semakin kecil utang yang harus ditanggung oleh bank tersebut sehingga bank akan semakin baik dalam memutarkan aktivanya untuk memperoleh keuntungan. c. Analisis Aktivitas Analisis aktivitas digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat efisiensi bank dalam memanfaatkan sumber yang dimilikinya. 1) Fixed Assets Turnover Fixed assets turnover merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva tetap bank di dalam suatu periode tertentu dengan jumlah aktiva keseluruhan. Besarnya rasio diperoleh dengan membagi jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh bank dengan jumlah aktiva keseluruhan bank tersebut. Fixed Assets Turnover = Semakin besar rasio perbandingan ini semakin besar pula kemampuan bank tersebut untuk menghasilkan asset melalui harga tetap perusahaan. 2) Total Assets Turnover Total assets turnover yaitu kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau 26

27 kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Total Assets Turnover = Semakin besar rasio tersebut semakin baik manajemen pengelolaan aktiva bank yang bersangkutan. d. Analisis Keuntungan (Profitabilitas) Rasio ini disebut juga sebagai ratio rentabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Analisis profitabilitas mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh usaha operasional bank. 1) Profit Margin (PM) Profit margin adalah rasio yang menggambarkan efisiensi sebuah bank, wujud dari upaya bank untuk bisa menekan biaya sekecil mungkin guna menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Profit Margin (PM) = Semakin besar nilai rasiotersebut semakin tepat manajemen penempatan dana dari bank yang bersangkutan, berarti bank tersebut semakin efisiensi dalam pengelolaan dananya. 27

28 2) Return on Assets (ROA) ROA adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. ROA = Semakin besar nilai rasio ini menunjukkan bahwa bank semakin produktif. 3) Return on Equity (ROE) ROE adalah rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas modal yang ditanamkan atau kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa. ROE = Semakin besar nilai ROE suatu bank berarti semakin baik bank tersebut karena dalam menunjang pertumbuhan bisnisnya bank itu memiliki cukup modal. 5. Analisis Rasio Keuangan Khusus untuk Bank Di dalam neraca keuangan bank, khususnya bank yang beroperasi di dalam negeri, perlu dibedakan antara bank devisa (yaitu bank yang memiliki transaksi valuta asing) dan bank non devisa yang hanya mempunyai transaksi rupiah saja. Selain itu bank devisa atau bank yang mempunyai cabang diluar negeri juga perlu dipisahkan antara transaksi 28

29 rupiah dan valuta asingnya sehingga tidak menyesatkan peanalisis dan pengambil keputusan dalam lingkungan bank tersebut. a. Earning Assets to Total Assets Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar dana yang terkumpul yang digunakan atau diinvestasikan pada harta yang produktif. Menurut Ruddy Tri Santoso (1995:101), beberapa contoh dari harta produktif adalah: 1) Kelebihan dana di Bank Indonesia atau bank lain yang menghasilkan bunga, 2) Efek-efek 3) Deposito pada bank lain 4) Pinjaman 5) Penyertaan Earning Assets to Total Assets = Semakin besar angka rasio ini maka semakin baik kebijaksanaan penggunaan dana yang ditanamkan pada jenis-jenis harta yang produktif. b. Public Fund to Purchased Fund Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank di dalam mengumpulkan dana dari masyarakat. Public Fund to Purchased Fund = 29

30 Menurut Ruddy Tri Santoso (1995:102), dana masyarakat terdiri dari Giro (Rekening Koran), Tabungan, Deposito berjangka, dan Setoran jaminan (dari nasabah perorangan atau perusahaan). Sedangkan dana non masyarakat terdiri dari kewajiban yang segera dapat dibayar, pinjaman yang diterima,dan rupa-rupa pada sisi pasiva. Apabila rasio ini menunjukkan angka lebih besar dari 1 (100%) maka bank tersebut dinilai relatif berhasil dalam menghimpun dana masyarakat dan tidak menggantungkan dari pasar uang atau pinjaman Bank Indonesia. c. Loan to Deposit Ratio (LDR) Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh dana pinjaman yang bersumber dari dana simpanan masyarakat. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas bank tersebut. LDR = Semakin tinggi nilai rasio maka dapat dikatakan bahwa bank tersebut kurang likuid dibandingkan dengan bank yang memiliki nilai rasio lebih rendah. d. Net Interest Margin Rasio ini merupakan indikator untuk mengukur jumlah pendapatan bunga bersih suatu bank. Indikator ini penting mengingat usaha pokok bank adalah membeli dan menjual dana. NIM = 30

31 Dengan asumsi bahwa: 1) Item pendapatan bunga serta provisi dan komisi merupakan hasil pendapatan penjualan dana 2) Biaya bunga dan provisi sebagai biaya pembelian dana Apabila angka net interes margin positif berarti bank masih mampu menjual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga pembelian dana. e. Bank Burden Rasio ini merupakan indikator untuk menunjukkan seberapa jauh beban usaha bank dalam penyelenggaraan kegiatan perbankan. Beban usaha tersebut merupakan Net Overhead, yaitu selisih antara pendapatan non bunga dengan biaya non bunga, yang tidak berkaitan langsung dengan bisnis pembelian dan penjualan dana. Bank Burden = PENDAPATAN BUKAN BUNGA BIAYA BUKAN BUNGA Angka rasio ini biasanya selalu negatif sehingga kemampuan bank dalam memikul beban tersebut dapat dilihat dari perbandingan antara Net Interest Margin dengan Net Overhead. Jika angka Net Interest Margin lebih besar dari Net Overhead maka bank yang bersangkutan masih mampu menanggung beban. f. Ratio of Loan Write-off to Loan Rasio ini digunakan untuk mengukur kualitas pinjaman. Semakin besar nilai rasio ini maka semakin besar risiko usaha perbankannya. 31

32 Ratio of Loan Write-off to Loan = g. Capital Adequacy Ratio (CAR) Rasio ini digunakan untuk mengukur proporsi modal sendiri dibandingkan dengan dana luar di dalam pembiayaan kegiatan usaha perbankan. Modal yang dimaksud adalah modal disetor maupun dana setoran modal, cadangan umum, cadangan lainnya, sisa laba tahun lalu, laba tahun berjalan. CAR ini penting karena merupakan landasan bank untuk mengembangkan kegiatan usahanya. CAR = Semakin besar nilai rasio tersebut, maka semakin baik posisi modal sebuah bank. 6. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Sebagai perusahaan yang bergerak di lembaga keuangan, peran perbankan cukup penting dalam perekonomian. Mengingat hal tersebut tingkat kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting guna memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Perbankan yang sehat akan mampu menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan dengan baik, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalambentuk simpanan dan menyalurkan dana dengan memberikan kredit atau pinjaman. Menurut Peraturan Bank Indonesia tentang Tatacara Penilaian Tinkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat, penilaian Tingkat Kesehatan 32

33 Bank Perkreditan Rakyat mencakup penilaian terhadap faktor-faktor sebagai berikut: a. permodalan (capital) b. kualitas aset produktif (assets) c. manajemen (management) d. rentabilitas (earning) e. likuiditas (liquidity) a. Capital (Permodalan) Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter. (Taswan, 2005:127) Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, pengertian modal bank dibedakan antara bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia dan kantor cabang bank yang beroperasi di Indonesia. Modal bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary capital. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa modal adalah dana yang dimiliki oleh pemilik perusahaan untuk membiayai kegiatan usaha sehingga menghasilkan laba. Jenis modal bank: 1) Modal inti 33

34 a) Modal disetor b) Agio saham c) Cadangan umum d) Cadangan tujuan e) Laba ditahan f) Laba tahun lalu g) Laba tahun berjalan h) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan. 2) Modal pelengkap a) Cadangan revaluasi aktiva tetap b) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan c) Modal kuasi d) Pinjaman subordinasi Aspek permodalan yang dimaksud meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: 1) Kecukupan, komposisi, dan proyeksi (trend ke depan) permodalan serta kemampuan permodalan Bank dalam mengcover aset bermasalah. 2) Kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana permodalan Bank untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan 34

35 dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan Bank. Bank Indonesia menetapkan kewajiban penyediaan modal minimum yang harus dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Menurut Lukman Dendawijaya (2003) langkah-langkah perhitungan penyediaan modal minimum bank sebagai berikut: 1) ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal masing-masing aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko dari masing-masing pos aktiva neraca tersebut. 2) ATMR aktiva administratif dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal rekening administratif yang bersangkutan dengan bobot risiko dari masing-masing pos rekening tersebut. 3) Total ATMR = ATMR aktiva neraca + ATMR aktiva administratif 4) Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank (modal inti + modal pelengkap) dan modal ATMR. CAR = 5) Hasil perhitungan rasio di atas kemudian dibandingkan dengan kewajiban penyediaan modal minimum (yakni sebesar 8%). Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, dapatlah diketahui apakah bank yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal) atau tidak. Jika hasil perbandingan antara perhitungan rasio modal dan kewajiban penyediaan modal minimum sama dengan 35

36 100% atau lebih, modal bank bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal). Sebaliknya, bila hasilnya kurang dari100%, modal bank tersebut tidak memenuhi ketentuan CAR. b. Asset (kualitas aset) Menurut Munawir (1998:36) aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah atau valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Aktiva produktif tidak terbatas pada kekayaan bank yang berwujud. Pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya-biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang merupakan aktiva produktif. Aktiva produktif yang tidak berwujud, misalnya goodwill, hak paten, hak cipta dan sebagainya. Aspek asset meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: 1) Kualitas aktiva produktif, konsentrasi eksposur risiko kredit, perkembangan aktiva produktif bermasalah, dan kecukupan penyisihan penghapusan aktiva produktif bermasalah, dan kecukupan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). 2) Kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review) internal, sistem dokumentasi,dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. c. Management (manajemen) Aspek management meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: 36

37 1) Manajemen umum Faktor manajemen umum meliputi beberapa faktor, yaitu: a) Manajemen strategi b) Manajemen struktur c) Manajemen sistem 2) Manajemen Risiko Faktor manajemen risiko meliputi beberapa faktor, yaitu: a) Manajemen likuiditas b) Manajemen kredit c) Manajemen operasional d) Manajemen hukum e) Manajemen pemilik/pengurus Jumlah pertanyaan/pernyataan ditetapkan sebanyak 25 pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan/pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan/pernyataan manajemen risiko. Skala penilaian untuk setiap pertanyaan/pernyataan ditetapkan antara 0 sampai dengan 4 dengan kriteria sebagai berikut: 1) Nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah 2) Nilai 1, 2, 3 mencerminkan kondisi antara 3) Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik Selanjutnya hasil penjumlahan nilai yang diperoleh dari penilaian tersebut akan didapat nilai kredit. Nilai kredit ini 37

38 dikalikan dengan bobot faktor manajemen yang telah ditentukan sebesar 20% sehingga didapat angka nilai kredit faktor manajemen. d. Earnings (Rentabilitas) Menurut Kasmir (2008:52), aspek rentabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Aspek rentabilitas (earnings) meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: 1) Pencapaian return on assets (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM), dan tingkat efisiensi bank. 2) Perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan, penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya, dan prospek laba internasional. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. e. Liquidity (likuiditas) Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai (Kasmir 2008:51). Aspek likuiditas meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: 38

39 1) rasio aktiva/pasiva likuid, potensi maturity mismatch, kondisi Loan to Deposit Ratio (LDR), proyeksi cash flow, dan konsentrasi pendanaan. 2) kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities management/alma), akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas pendanaan. Bank Pekreditan Rakyat (BPR) juga merupakan bagian dari sistem lembaga keuanganperbankan yang harus sehat supaya bisa berkontribusi maksimal dalam menggerakan perekonomian secara keseluruhan khususnya di kalangan menengah. Pada dasarnya tingkat kesehatan BPR dinilai dengan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank, yang meliputi aspek Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas, dan Likuiditas (Booklet Perbankan Indonesia, 2010:110). Kelima aspek tersebut biasa disingkat menjadi CAMEL. Hasil dari penilaian dikategorikan dalam empat predikat yaitu Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat dan Tidak sehat. 39

40 Tabel 1. Bobot dari setiap CAMEL adalah sebagai berikut; No Faktor CAMEL Bobot 1 Permodalan 30% 2 Kualitas aktiva produktif 30% 3 Kualitas manajemen 20% 4 Rentabilitas 10% 5 Likuiditas 10% Sumber: Booklet Perbankan Indonesia B. Penelitian yang relevan Penelitian mengenai analisis penilaian kesehatan bank telah banyak dilakukan, diantaranya: 1. Penelitian Ratna Tri (2003) tentang PenilaianTingkat Perkembangan Kesehatan Bank dengan Menggunakan Analisis CAMEL Studi Kasus pada BPR Artha Sumber Arum Yogyakarta Periode 2003-2006. Hasil dari penelitian ini menunjukkan rasio permodalan tertinggi pada periode 2003 sebesar 17,90 dan terendah pada periode 2006 sebesar 12,22. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif tertinggi pada periode 2003 sebesar 7,5 dan terendah pada periode 2005 sebesar 14,4. Rasio PPAD terhadap PPAPWD tertinggi pada periode 2003 dan 2004 sebesar 100 dan terendah pada periode 2006 sebesar 93,90. Rasio manajemen selama periode 2003 sampai dengan 2006 menunjukkan sama sebesar 100. Rasio ROA tertinggi pada periode 2003 sebesar 10,15 dan 40

41 terendah pada periode sebesar 0,28. Rasio BOPO tertinggi pada periode 2003 sebesar 75,77 dan terendah pada periode 2006 sebesar 112,80. Cash ratio tertinggi pada periode 2006 sebesar 26,90 dan terendah pada periode 2004 sebesar 17,25. Rasio LDR tertinggi pada periode 2006 sebesar 74,43 dan terendah pada periode 2003 sebesar 85,26. Secara keseluruhan, trend analisis CAMEL terbaik terjadi pada periode 2003 dengan jumlah factor CAMEL 91,20 dengan trend 100 dan berpredikat sehat. Penelitian terdahulu memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu mengenai penelitian kesehatan bank. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu terletak pada objek penelitian, penelitian terdahulu pada BPR Artha Sumber Arum Yogyakarta periode 2003-2006 sedangkan penelitian ini pada PD. BPR Bank Bantul periode 2009-2011. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Rini Rachmaningsih (2009) yang berjudul Penelitian Kesehatan Bank pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Periode 2007-2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan bank dalam kondisi baik ditinjau dari lima aspek, yaitu permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini yaitu mengenai peilaian kesehatan bank menggunakan metode CAMEL dan penggunaan metode penelitian yaitu dengan metode deskriptif. Namun pada subjek penelitian memiliki perbedaan, dimana penelitian terdahulu melakukan penelitian pada bank umum yaitu Bank 41

42 Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, sedangkan peneliti saat ini melakukan penelitian pada PD. BPR Bank Bantul. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati Widyasmara (2010) yang berjudul Analisis Komparasi Tingkat Kesehatan pada PD. BPR BKK Kebumen dan PD. BPR Bank Pasar Kebumen di Kabupaten Kebumen Periode 2004-2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan antara PD. BPR BKK dan PD. Bank Pasar Kebumen memiliki tingkat kesehatan bank yang berbanding terbalik satu sama lain, dan tingkat perkembangan keduanya mempunyai hasil yang tidak menggembirakan, serta untuk uji perbedaan pada rasio ROE dan ROA sedangkan untuk rasio CAR, RORA, GROWTH, NPM, BOPO, dan LDR antara keduanya tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu menilai tingkat kesehatan bank dan jenis penelitian deskriptif. Perbedaannya terletak pada objek penelitian, dimana penelitian terdahulu menggunakan 2 objek yaitu pada PD. BPR BKK kebumen dan PD. BPR Bank Pasar Kebumen, sedangkan peneliti saat ini hanya menggunakan satu objek yaitu pada PD. BPR Bank Bantul. C. Kerangka Berpikir Penilaian kinerja suatu perusahaan dalam hal ini adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang dapat dilakukan dengan menggunakan data keuangan yang dimiliki, yaitu dengan melakukan analisis laporan keuangan.analisis ini dilakukan karena nantinya dapat memberikan 42

43 informasi tentang tingkat keberhasilan usaha yang telah dicapai. Analisis yang digunakan untuk menilai kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah analisis CAMEL yang meliputi lima aspek, yaitu Capital, Asset, Management, Earnings,dan Likuidity. 1. Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter. 2. Kualitas aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah atau valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. 3. Manajemen adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. 4. Rentabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. 5. Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajian financial jangka pendek yang berupa hutang hutang jangka pendek. 43

44 D. Pertanyaan penelitian Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja keuangan PD. BPR Bank Bantul ditinjau dari aspek permodalan (Capital) pada periode 2009-2011? 2. Bagaimana kinerja keuangan PD. BPR Bank Bantul ditinjau dari aspek Kualitas Aset Produktif (Assets) periode 2009-2011? 3. Bagaimana kinerja keuangan PD. BPR Bank Bantul ditinjau dari aspek Manajemen (management) periode 2009-2011? 4. Bagaimana kinerja keuangan PD. BPR Bank Bantul ditinjau dari aspek Rentabilitas (earnings) periode 2009-2011? 5. Bagaimana kinerja keuangan PD.BPR Bank Bantul ditinjau dari aspek Likuiditas (liquidity) periode 2009-2011? 6. Bagaimana kinerja keuangan PD. BPR Bank Bantul ditinjau secara keseluruhan pada tahun 2009? 7. Bagaimana kinerja keuangan PD. BPR Bank Bantul ditinjau secara keseluruhan pada tahun 2010? 8. Bagaimana kinerja keuangan PD. BPR Bank Bantul ditinjau secara keseluruhan pada tahun 2011? 44

45 E. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2008:63). Dalam penelitian ini paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Laporan Keuangan Analisis CAMEL Capital Assets Management Earnings Liquidity Hasil Penelitian Gambar 1. Paradigma penelitian 45