PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT FISIS DAN KIMIA PASTA GAMBIR SELAMA PENYIMPANAN

dokumen-dokumen yang mirip
Padang, Maret Putri Lina Oktaviani

III. METODE PENELITIAN

METODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum

Fan 1 Fan 2 Fan 3 Fan 4 1A 57A 111A 155A 1B 57B 111B 155B 1C 57C 111C 155C 1D 57D 111D 155D

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab III Bahan dan Metode

METODE. Bahan dan Alat

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

MATERI DAN METODE. Materi

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

PENENTUAN ph OPTIMUM ISOLASI KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii. I G. A. G. Bawa, A. A. Bawa Putra, dan Ida Ratu Laila

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

III METODE PENELITIAN. akuades, reagen Folin Ciocalteu, larutan Na 2 CO 3 jenuh, akuades, dan etanol.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEMPAT TUMBUH DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK ATSIRI RAMBU ATAP

MATERI DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN GAMBIR SEBAGAI BAHAN PENYAMAK NABATI TERHADAP MUTU KIMIAWI KULIT KAMBING SKRIPSI. Oleh : JASRI HELSON

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Program Studi

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

METODE. Waktu dan Tempat

Desikator Neraca analitik 4 desimal

MATERI DAN METODE. Pengolahan silasetelahdilaksanakan di Laboratorium Nutrisidan Kimia. dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Februari2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

MATERI DAN METODE. Pakan dan Ilmu Tanah sebagai tempat pembuatan silase dan analisis fraksi serat di

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan

METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

III. METODE PENELITIAN

Evaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Gambar 6. Kerangka penelitian

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAB III METODE PENELITIAN

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

Transkripsi:

J. Ris. Kim. Vol. 1 No.2, Maret PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT FISIS DAN KIMIA PASTA GAMBIR SELAMA PENYIMPANAN Anwar Kasim, Yoli Sub han dan Netty Sri Indeswari Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang ABSTRACT Studying about the change of physical and chemical properties Gambir paste during 2 days was conducted in order to know the change primarily the chemical content and physical properties as storage consequences. Experimental design was used completely randomized design for,,,,,, and 2 days storage periods. Replication was two and as a control was used paste non treatment. F-test and T-Dunnet test were applicated for statistical analysis. The result indicated that treatment can not change physical properties but change the chemical properties gambir paste. The initial water contents of gambir paste was 72.26% and after 2 days storage 71.6%. Color of gambir paste was still yellow during storage. The initial non water soluble substance was 6.96% and after 2 days storage.69%. The initial non alcohol soluble substance was 1.3% and after 2 days storage 13.15%. The initial chatechin contents was 72.22% and after 2 days storage 65.3%. The initial tannin contents 3.6% and after 2 days storage 35.%. Total ash content of gambir paste was 2.72%. Keywords : gambir, paste, storage, change, properties. PENDAHULUAN Gambir adalah salah satu komoditas hasil pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi, kosmetik, cat, penyamakan kulit dan digunakan juga sebagai campuran bahan pelengkap makan sirih [1]. Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada salah satu sentra pengolahan gambir Sumatera Barat, yaitu Pesisir Selatan, proses pencetakan dari pasta gambir dan pengeringannya berlangsung sekitar 15-3 hari. Pada musim hujan akan semakin lama lagi sebab pengeringan dengan sinar matahari sulit dilakukan. Biasanya, bila tidak bisa dijemur dengan sinar matahari, pasta gambir tersebut dicetak dan dikeringkan di atas tungku perebusan. Harga gambir sering tidak stabil di pasaran, akibatnya petani banyak tidak mengolah gambir kalau harganya murah dan sebaliknya petani akan mengolah gambir kalau harganya mulai meningkat. Penumpukan pasta gambir bisa terjadi saat harga gambir naik karena produksi pasta gambir dari petani meningkat, sedangkan pencetakan dan pengeringannya tidak dapat berlangsung cepat. Hasil survey pada daerah produksi Kabupaten Lima Puluh Kota, ketika harga gambir mahal pedagang ada kalanya membeli gambir dalam bentuk pasta, lalu mencetak dan mengeringkannya sendiri. Jadi telah terjadi perubahan bentuk pemasaran gambir dari biasanya, dimana telah ada permintaan terhadap pasta gambir oleh pedagang [2]. Pada pedagang perantara ditemukan adanya usaha untuk menghilangkan atau mengurangi kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing yang menyebabkan turunnya mutu gambir. Proses itu dilakukan dengan cara memberikan perlakuan tertentu terhadap pasta gambir ataupun gambir kering. Salah satu cara yang dilakukan adalah gambir dicuci dengan air panas dan air dingin [3,]. Dengan begitu berarti pasta gambir tidak mutlak dikeringkan. Hanya saja kandungan air yang masih tinggi dan banyaknya komponen kimia yang ada pada pasta gambir memungkinkan terjadinya berbagai macam reaksi di dalamnya apabila dilakukan penyimpanan. Reaksi yang akan ISSN : 197-62X 12

Vol. 1 No.2, Maret J. Ris. Kim. terjadi mungkin akan menaikkan atau menurunkan jumlah salah satu komponen pasta gambir, merubah ikatan kimia dan memodifikasi bentuknya. Sehubungan dengan hal itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang terjadi selama penyimpanan pasta gambir selama 2 hari. METODOLOGI Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan adalah timbangan analitis, termometer, labu ukur 5 ml, alat titrasi, pengaduk, spektrofotometer, plastik dan tabung plastik, gelas ukur, gelas piala, krusgooch, asbes, pemanas air, desikator, pompa vakum dan cawan porselen. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasta gambir yang diperoleh dari Burung-burung Balantai, Tarusan Pesisir selatan, akuades, alkohol, chatechin standar, etil asetat, ferrous tartat, buffer fosfat (ph 7,5) dan etil galat. Prosedur Pasta gambir yang digunakan sejumlah kg dan diaduk rata dan kemudian ditimbang masing-masing 1 kg dan dimasukkan ke dalam kemasan plastik yang dapat ditutup rapat. Sampel tersebut disimpan sesuai dengan lama perlakuan penyimpanan. Kondisi ruang penyimpanan adalah ruang biasa dimana tidak ada modifikasi suhu dan udara penyimpanan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan lama penyimpanan dan 2 ulangan setiap perlakuan. Kemudian dilanjutkan uji perbandingan T-Dunnet pada taraf nyata 5%. Pengamatan yang dilakukan terhadap sifat fisis, meliputi kadar air, warna pasta gambir yang pastanya disimpan dengan sifat kimia meliputi kadar bahan yang tidak larut dalam air dan dalam alkohol, kadar chatechin, kadar tanin, kadar abu, dan bentuk spektrum ultraviolet larutan gambir [5,6]. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air Pasta Gambir Hasil analisis sidik ragam terhadap kadar air pasta gambir selama penyimpanan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada uji taraf 5%, sehingga uji larut dengan analisis T-Dunnet tidak dilakukan. Berikut ditampilkan pada Tabel 1 rata-rata kadar air pasta gambir yang disimpan sesuai perlakuan lama penyimpanan. Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan kadar air pasta gambir yang disimpan selama 2 hari. Perubahan Warna Pasta Gambir dan Gambir Keringnya Warna pasta gambir selama penyimpanan tidak mengalami perubahan yaitu tetap kuning tapi bila pasta yang telah mengalami penyimpanan tersebut dikeringkan maka warna gambir keringnya yang berupa bubuk berubah mulai dari warna kuning, coklat sampai coklat kehitam-hitaman. Jadi warna gambir kering tersebut menjadi lebih gelap dengan makin lamanya penyimpanan pasta gambir. Terlihat bahwa warna pasta gambir tidak berubah walaupun telah disimpan 2 hari namun warna gambir keringnya memperlihatkan perbedaan warna akibat penyimpanan, dimana makin lama penyimpanan pasta mengakibatkan warna gambir keringnya cenderung berubah menjadi gelap. Perubahan ini diperkirakan akibat berlangsungnya reaksi oksidasi selama penyimpanan pasta. Tabel 1. Rata-rata Kadar Air Pasta Gambir pada Berbagai Penyimpanan Lama Penyimpanan Pasta Gambir (hari) 2 Kadar Air (b/b)% 73,26 72,23 72,7 72,3 72,65 73,57 72,7 71,6 13 ISSN : 197-62X

J. Ris. Kim. Vol. 1 No.2, Maret Bahan Tidak Larut Air dan Alkohol dari Gambir Analisis sidik ragam terhadap bahan tidak larut dalam air dan alkohol menunjukkan bahwa penyimpanan pasta gambir selama 2 hari tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar bahan tidak larut air dan alkohol. Pada Tabel 3 ditampilkan kadar-kadar bahan tersebut. Kadar Chatechin dan Tanin Kadar chatechin dari gambir yang pastanya disimpan nilainya bervariasi menurut perlakuan lama penyimpanan. Kadar chatechin dari gambir yang pastanya tidak disimpan 72,22% dan kadar chatechin dari gambir yang pastanya disimpan selama 2 hari 65,39%. Analisis sidik ragam terhadap kadar chatechin memperlihatkan yang nyata, namun setelah diuji dengan T-Dunnet ternyata tidak berbeda nyata antara kadar chatechin gambir akibat perlakuan penyimpanan. Angka-angka yang terletak pada jalur yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda menurut uji T pada taraf 5%. Kadar tanin dari gambir yang pastanya tidak disimpan 3,6% sedangkan kadar tanin dari gambir yang pastanya disimpan selama 2 hari 35,%. Penyimpanan pasta mulai dari hari sampai 2 hari memiliki kadar tanin gambir yang jauh lebih rendah dari pasta gambir yang tidak disimpan. Walaupun terjadi kenaikan kadar tanin dalam selang penyimpanan pasta gambir hari sampai 2 hari namun tidak begitu besar. Pengamatan Spektrum Ultra Violet (UV) Gambir Pengamatan spektrum UV dari gambir yang pastanya mendapat penyimpanan, bertujuan untuk mengetahui apakah ada perubahan bentuk spektrum flavonoid gambir selama masa penyimpanan pasta. Pengamatan spektrum UV terhadap flavonoid gambir yang pastanya telah disimpan dilakukan dengan cara melarutkan gambir ke dalam pelarut etil asetat, kemudian dilakukan pengamatan dengan spektrofotometer. Spektrum dari gambir yang pastanya terlebih dahulu disimpan disajikan pada Gambar 1. Tabel 2. Warna Pasta Gambir dan Warna Gambir Kering yang Pastanya Disimpan pada Berbagai Tingkat Lama Penyimpanan Lama penyimpanan pada pasta gambir (hari) 2 Warna pasta gambir Warna gambir kering Coklat Coklat Tabel 3. Kadar Bahan Tidak Larut Air dan Tidak Larut Alkohol dari Gambir Kering yang Pastanya Disimpan pada Berbagai Tingkat Lama Penyimpanan Lama Penyimpanan pada Pasta Gambir (hari) 2 Bahan tidak larut air (%) 6,96 5,63 6,7 6,7 3,3 5,93,55,69 Bahan tidak larut alkohol 1,3 1,9 1,3 17,7,35 13,67 13,15 13,15 ISSN : 197-62X 1

Vol. 1 No.2, Maret J. Ris. Kim. Dari hasil uji T pada taraf 5% diketahui bahwa panjang gelombang untuk nilai absorban maksimum berbeda nyata antara gambir berbagai perlakuan. Panjang gelombang dimaksud berkisar antara 2, sampai 2,9. nilai absorban maksimum untuk tiap panjang gelombang maksimum yang dimiliki masingmasing gambir juga berbeda menurut uji T pada taraf 5%. Nilai absorban berkisar antara,299,3. Nilai absorban maksimum chatechin standar,5 pada panjang gelombang 2,. Kadar Abu Pasta Gambir Pengukuran kadar abu hanya dilakukan terhadap pasta gambir penyimpanan hari didapatkan kadar abu sebesar 2,72%. Bila mengacu kepada SNI 1-3391-1991 maka kadar abu tersebut masih di bawah nilai maksimal 5%. Tabel. Kadar Chatechin dan Tanin dari Gambir Kering yang Pastanya Disimpan pada Berbagai Tingkat Lama Penyimpanan Lama penyimpanan pada pasta gambir (hari) 2 Kadar chatechin (%) 72,22 a 79,73 a,6 a 62,19 a 51,71 a 65,39 a 3,19 a 65,3 a Kadar Tannin (%) 3,6 a 35,11 a 3,2 a 3, a 33,6 a 32,1 a 3,19 a 35, a Gambar 1. Spektrum ultra violet gambir dari pasta gambir yang disimpan pada berbagai perlakuan lama penyimpanan. 15 ISSN : 197-62X

J. Ris. Kim. Vol. 1 No.2, Maret KESIMPULAN Dari pelaksanaan penelitian dapat disimpulkan bahwa penyimpanan pasta gambir selama 2 hari tidak merubah sifat fisiknya tetapi merubah kadar kandungan kimia utamanya. Kadar air pasta gambir sebelum disimpan 72,26% dan diakhir penyimpanan 71,26% namun tidak berbeda nyata setelah dianalisa statistik. Warna pasta gambir selama penyimpanan tidak berubah atau tetap berwarna kuning. Kadar bahan tidak larut dalam air dan bahan tidak larut dalam alkohol dari gambir yang pastanya mendapat perlakuan perbedaan lama penyimpanan tidak mengalami perubahan yang nyata secara statistik. Kadar bahan tidak larut dalam air dari gambir yang pastanya tidak disimpan 6,96% sedangkan yang pastanya disimpan 2 hari,69%. Bahan tidak larut alkohol dari gambir yang pastanya tidak disimpan 1,3% dan yang pastanya disimpan 2 hari 13,15%. Kadar chatechin dari gambir yang pastanya mendapat perlakuan penyimpanan cenderung meningkat, namun tidak berlangsung terus menerus selama penyimpanan tetapi cenderung naik terjadi diawal penyimpanan. Kadar chatechin tertinggi terdapat pada gambir yang pastanya disimpan selama hari yaitu sebesar,6%, sedangkan chatechin dari gambir yang pastanya tidak disimpan sebesar 72,22% dan pastanya disimpan paling lama (2 hari) 65,3%. Kadar tanin dari gambir yang pastanya disimpan menurun dibandingkan dengan kadar tanin gambir yang pastanya tidak disimpan. Dimana kadar tanin dari gambir yang pastanya disimpan 3,6%. Walaupun terjadi perubahan kadar tanin selama penyimpanan tapi itu tidak terlalu besar dari kadar tanin yang pastanya tidak disimpan, kadar tanin diakhir penyimpanan sebesar 35,%. Spektrum UV dari gambir yang pastanya mendapat perlakuan penyimpanan menunjukkan bahwa penyimpanan pasta tidak menyebabkan terjadinya perubahan spektrum. Sedikit perubahan terjadi pada nilai absorban maksimum panjang gelombang dengan nilai absorban maksimum. Kadar pasta abu pasta gambir penelitian 2,72%. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonymous, Departemen Perdagangan Sumbar, 1993, Pedoman Peningkatan Mutu Gambir, Kanwil Departemen Perdagangan Sumatra Barat. 2. Nazir, N.,, Gambir, Budidaya, Pengolahan dan Prospek Diversifikasinya. Yayasan Hutanku Sumatra Barat. 3. Muchtar, H., Yusmeiarti,, Teknologi Pemurnian Gambir sebagai Sumber Chatechin untuk Bahan Industri, Bulletin BPID Vol II(1).. Muctar, H.,, Teknologi Pemurnian Gambir, Makalah Pada Seminar Nasional. Hasil-Hasil Pertanian dan Pengkajian Pertanian. BBPT Sukarami dan Peragi. Padang. 5. Kasim, A., 1, Analisis Karbohidrat dan Abu dari Gambir, Majalah STIGMA Volume IX No. 3, Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang. 6. Markham, K. R., 199, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Penerbit ITB Bandung. ISSN : 197-62X 16