BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

dokumen-dokumen yang mirip
Deteksi Kanker Serviks ( Carsinoma Serviks Uteri ) pada Citra Hasil Rekaman CT-Scan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

Architecture Net, Simple Neural Net

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

Jaringan Syaraf Tiruan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

PEMANFAATAN NEURAL NETWORK PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA KARAKTER

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

IMPLEMENTASI ALGORITMA PERCEPTRON UNTUK PENGENALAN POLA MASUKAN BINER MAUPUN BIPOLAR MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Architecture Net, Simple Neural Net

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Anatomi Jantung

terinspirasi dari sistem biologi saraf makhluk hidup seperti pemrosesan informasi

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODE BELAJAR HEBBIAN SUPERVISED & CONTOH

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

BAB IV B METODE BELAJAR HEBBIAN SUPERVISED & CONTOH

Oleh: Ulir Rohwana ( ) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. M. Isa Irawan, M.T.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN TOOL UNTUK JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) MODEL PERCEPTRON

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu setahun.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Citra Digital

SISTEM BIOMETRIKA IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN MODEL PERCEPTRON

EKSPRESI EMOSI MARAH BAHASA ACEH MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

BAB III METODE PENELITIAN

PENGENALAN BANGUN DATAR UNTUK PEMBELAJARAN TAMAN KANAK KANAK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

IDENTIFIKASI CITRA BILANGAN DESIMAL 0-9 BERBASIS LEARNING VECTOR QUANTIZATION SECARA REAL TIME

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK INVENTARISASI LUAS SUMBER DAYA ALAM STUDI KASUS PULAU PARI

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Komparasi Metode Klasifikasi Penyakit Diabetes Mellitus Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector Quantization dan Backpropagation

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT DAN ALGORITMA BACK PROPAGATION ABSTRAK

Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fold Cross Validation, metode Convolutional neural network dari deep learning

PENGELOMPOKKAN CITRA WARNA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN SOFTWARE MATLAB ABSTRAK

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA KOHONEN PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PENGENALAN POLA PENYAKIT PARU

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

Sebelumnya... Pembelajaran Mesin/Machine Learning Pembelajaran dengan Decision Tree (ID3) Teori Bayes dalam Pembelajaran

BAB 2 JARINGAN NEURAL SATU LAPIS

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. untuk pengguna interface, membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak.

Analisis Jaringan Saraf Tiruan Pengenalan Pola Huruf Hiragana dengan Model Jaringan Perceptron

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Desain Perangkat Lunak Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation untuk Klasifikasi Citra Rontgen Paru-paru

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat diatas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

DAFTAR ISI. Halaman Judul. Lembar Pengesahan Pembimbing. Lembar Pengesahan Penguji. Halaman Persembahan. Halaman Motto. Kata Pengantar.

PERANGKAT LUNAK PENGKONVERSI TEKS TULISAN TANGAN MENJADI TEKS DIGITAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

Analisis Jaringan Saraf Tiruan Model Perceptron Pada Pengenalan Pola Pulau di Indonesia

PENGENAL HURUF TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION) By. Togu Sihombing. Tugas Ujian Sarjana

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Identifikasi Tumor Otak Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik pada Citra CT-Scan Otak Vinny Marita a, Nurhasanah a*, Iklas Sanubary a

1.1. Jaringan Syaraf Tiruan

TINJAUAN PUSTAKA ,...(1)

JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS)

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Tugas Akhir Pengembangan Perangkat Lunak Berbasis Suara Ucapan untuk Membuka dan Mencetak Dokumen

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penerapan E-Learning Berbasis Moodle Menggunakan Metode Problem Based Learning di SMK Negeri 1 Pasuruan Teguh Arifianto

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan bahan yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan, dan juga langkah-langkah yang dilakukan dalam menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini. 3.1 Bahan Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa image hasil rekaman CT-Scan leher rahim pasien yang melakukan pemeriksaan radiologi pada tahun 2005 sampai 2011 dengan usia pasien antara 20 sampai 40 tahun. 3.2 Langkah-langkah Pengerjaan Adapun diagram alir (flowchart) dari langkah-langkah pengerjaan penelitian ini akan ditunjukkan pada Gambar 3.1 di bawah ini : Studi Pustaka Pengambilan Data PreProcessing 23

24 Histogram Segmentasi Warna Feature Extraction Pelatihan pada Model Jaringan Syaraf Tiruan Perceptron Pengujian pada Model Jaringan Syaraf Perceptron Hasil Deteksi Gambar 3.1 Diagram Alir (Flowchart) Metode Penelitian 3.3 Studi pustaka Studi pustaka dapat dilakukan dengan cara mengkaji semua bahan yang berhubungan dengan kanker serviks, pengolahan citra, dan jaringan syaraf tiruan. 3.4 Pengambilan data Sampel acuan atau data yang akan diujikan pada skripsi adalah sampel berupa image hasil CT-Scan leher rahim dengan jenis file Dicom yang kemudian dikonversikan ke bentuk JPEG dari pasien yang telah melakukan pemeriksaan

25 radiologi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2 di bawah ini. Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu 30 image serviks yang terdiri dari image dengan kelainan kanker serviks dan image normal. Data tersebut digunakan untuk melakukan training dan testing menggunakan jaringan syaraf tiruan metode perceptron. Untuk algoritma training dibutuhkan 20 image serviks yang terdiri dari 10 image serviks dengan kelainan kanker serviks dan 10 image normal, sedangkan untuk testing digunakan 10 data yang telah diambil secara random. (a) (b) Gambar 3.2 (a) Citra hasil CT-Scan keadaan Normal (b) Citra hasil CT-Scan dengan kelainan Sumber : CT-Scan, 2011 3.5 Image processing hasil rekaman CT-Scan Dilakukan image processing (pengolahan citra) pada citra hasil rekaman CT-Scan. Pengolahan citra ini bertujuan untuk mendapatkan dan memperbaiki kualitas citra dari adanya noise, yakni pola jaringan/organ yang terkena kanker

26 serviks, sehingga dapat dibuat jaringan syaraf tiruan. Adapun langkah-langkah pengolahan citra antara lain adalah : a. Pembacaan file gambar CT-Scan serviks berukuran 1800x1400 piksel. b. Resize gambar yang semula berukuran 1800x1400 piksel menjadi 425x374 piksel. c. Proses segmentasi citra yaitu dengan pembagian citra digital ke beberapa bagian untuk mempermudah atau mengubah dari suatu citra digital ke bagian yang mudah untuk dianalisa. Umumnya segmentasi digunakan untuk memisahkan objek dengan latar belakang. Proses ini melalui tahapan seleksi warna. Seleksi warna adalah proses pengolahan citra dengan menangkap informasi warna dari objek yang diambil gambarnya. Seleksi warna merupakan bagian dari gambar pada sisi warna untuk mempermudah melakukan deteksi objek yang diinginkan (dalam hal ini adalah objek/daerah kanker serviks). d. Feature Extraction merupakan suatu pengambilan ciri / feature dari suatu bentuk, dalam hal ini adalah karakter citra pada saat kondisi normal dan yang mengalami kanker dan luasan area yang terkena kanker. Ciri pada citra organ yang mengalami kanker akan diberi warna merah dan warna biru untuk ciri tulang, sedangkan pada citra normal, hanya akan muncul warna biru sebagai ciri tulang. e. Proses histogram yaitu mencari derajat nilai keabuan dari masingmasing bagian citra. Proses ini dilakukan pada citra normal dan pada citra dengan kanker serviks. Semakin terang atau putih suatu citra,

27 maka puncak intensitas pada histogramnya akan semakin tinggi, yaitu mendekati nilai 255, namun bila semakin gelap atau hitam warna suatu citra maka puncak intensitas pada histogramnya akan semakin rendah, yaitu mendekati nilai 0. 3.6 Pelatihan jaringan syaraf tiruan dengan metode perceptron. Adapun arsitektur metode perceptron yang akan digunakan adalah seperti pada Gambar 3.5 sebagai berikut : y Gambar 3.3 Arsitektur Perceptron Sumber : Modul jaringan syaraf tiruan, 2012. Gambar 3.5 menunjukkan gambar arsitektur jaringan syaraf tiruan perceptron yang terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut : a. Input, yang ditunjukkan dengan x 1 dan x 2, merupakan sebuah nilai yang akan diproses menjadi output. b. Bobot, yang ditunjukkan dengan w 1 dan w 2, merupakan suatu nilai matematis dari koneksi antar neuron.

28 c. Bias/threshold, yang ditunjukkan dengan w m, merupakan nilai yang digunakan untuk membantu agar nilai output sesuai dengan target yang diharapkan. d. Fungsi jumlah yang merupakan hasil kali dari nilai input dan bobot. e. Fungsi aktivasi. Fungsi aktivasi ini berfungsi untuk mengupdate nilai-nilai bobot per-iterasi dari semua nilai input dengan cara mengaktifkan input dengan bobotnya kemudian menjumlahkannya. f. Output, yang ditunjukkan dengan y, merupakan suatu solusi atau keputusan dari nilai input. Algoritma pelatihan perceptron adalah sebagai berikut : Langkah 0 : Inisialisasi : a. Bobot input variabel ke-i menuju ke neuron ke-j ( W ij ) dan bobot bias menuju ke neuron ke-j ( b j ); ( untuk sederhananya sel semua bobot dan bobot bias sama dengan nol ). b. Set learning rate α ( 0 < α 1 ). c. Set maksimum epoch ( Maxepoch ). Langkah 1 : Tetapkan epoch = 0 Langkah 2 : Selama kondisi berhenti bernilai false, lakukan langkahlangkah sebagai berikut : a. Untuk setiap pasangan pembelajaran s k - t k dengan k=1,2,..., n, kerjakan : I. Set input dengan nilai sama dengan vektor input :

29 x ki = s ki ; dengan k = 1,2,..., m. II. Hitung respon untuk unit output : dengan j = 1,2,..., c. 1, jika y_in j 0 = + =1 y j = ; untuk output biner, atau 0, jika y_in j < 0 1, jika y_in j 0 y j = ; untuk output bipolar -1, jika y_in j < 0 III. Perbaiki bobot dan bias jika terjadi eror. jika y j tk j maka : w ij = w ij + α*t*x ki b j = b j + α*t kj jika tidak, tidak akan terjadi perubahan pada w dan b. b. Tes kondisi berhenti : jika masih terjadi perubahan bobot atau jumlah kuadrat error ( sum square error 0 ) dan epoch < MaxEpoch, maka kondisi berhenti FALSE, namun jika sudah tidak terjadi perubahan bobot ( sum square error 0 ) atau epoch MaxEpoch, maka kondisi berhenti TRUE. Algoritma di atas bisa digunakan baik untuk input biner maupun bipolar dan bias yang dapat diatur. Pada algoritma tersebut bobot-bobot yang diperbaiki hanyalah bobot-bobot yang berhubungan dengan input yang aktif ( x i 0 ) dan bobot-bobot yang tidak menghasilkan nilai y yang benar.

30 3.7 Proses pengujian menggunakan jaringan syaraf tiruan perceptron. Proses pengujian merupakan tahap penyesuaian terhadap bobot yang telah terbentuk pada proses pelatihan. Adapun algoritma untuk proses pengujian adalah sebagai berikut : Langkah 0 : Ambil bobot dari proses pembelajaran. Langkah 1 : Untuk setiap vektor x, lakukan langkah 2. Langkah 2 : Set nilai aktivasi dari unit masukan, x i = s i ; i=1,.,n, Langkah 3 : Hitung total masukan ke unit keluaran, Net = x i w i + b, Langkah 4 : Gunakan fungsi aktivasi, Y = f(net).