BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini wacana tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan itulah yang menjadi isu utama dari konsep Corporate Social. Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. hanya untuk mencari keuntungan semata menjadi tidak relevan. Seiring dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pinjam-meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. dan kesejahteraan rakyat. Selain itu akivitas dan keberhasilan pembangunan juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. pada perekonomian merupakan pelaku-pelaku ekonomi, baik pelaku. tidak lain yaitu masyarakat itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III(PERSERO) DALAM PEMBERDAYAAN UMKM KABUPATEN ASAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha khususnya sektor industri yang mana akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor terbesar yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. 5. Bantuan kepada masyarakat terdiri dari bantuan korban bencana alam,

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. usaha akan mendukung pemulihan ekonomi indonesia, menciptakan lapangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia di muka bumi. Sepanjang hidupnya manusia telah menggabungkan diri

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. karet. Dan secara efektif mulai beroperasi pada 09 April 1996 dengan kantor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan klasifikasi tipologi kabupaten/kota dan analisis autokorelasi

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya hal demikian perusahaan mengadakan program Corporate Social

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG TIM KONSULTASI PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) harus dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar jumlah penduduk Indonesia yang rata-rata berpendidikan rendah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM dan diperkirakan akan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Keterkaitan perusahaan dengan daerah lingkungan sosialnya menuntut

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peran strategis UMKM dalam

PENDAHULUAN. penulisan. Pada latar belakang dibahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. 4 (diakses pada tanggal 9 Desember 2015)

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III DISTRIK DELI SERDANG II

KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pinjam meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dunia bisnis yang semakin meluas dan meningkat

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin kokoh di era globalisasi adalah fakta yang mau tidak mau

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari stakeholder pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan yang telah mereka tentukan. Perusahaan berusaha meningkatkan kinerjanya dengan kegiatan terencana untuk mendapatkan keuntungan yang optimal supaya dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Perusahaan telah memberikan sumbangan bagi kemajuan ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia. Namun selain dampak positif, perusahaan juga membawa dampak negatif dengan jumlah yang sama. Marginalisasi kelompok yang rentan, semakin lebarnya kesenjangan ekonomi antara masyarakat sekitar perusahaan dan pekerja kasar perusahan dengan staf dan pimpinan perusahan, proses pemiskinan, dan kerusakan lingkungan 42. Dari dampak yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan maka perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial kepada lingkungan sekitar. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) secara singkat diartikan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada para pemangku kepentingan atau stakeholder. Stakeholder 42 http://www.csrindonesia.com/profil/csri/kerangka-pikir diakses 13 maret 2014

merupakan pihak-pihak yang berkepentingan langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas maupun eksistensi perusahaan, seperti karyawan, pemegang saham, konsumen, masyarakat, pers, dan pemerintah. Saat ini mengimplentasikan CSR menjadi tren bagi dunia usaha. Komitmen untuk bertanggung jawab secara sosial disadari bahwa keuntungan untuk keberlangsungan jangka panjang perusahaan yang hanya bisa didapat dengan adanya kesejahteraan masyarakat. Demonstrasi Aqua Klaten pada saat itu menggunakan isu kekeringan yang disuarakan oleh Walhi. Gerakan advokasi Walhi ini merupakan respon terhadap ditetapkannya Undang-Undang no 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang dinilai banyak LSM sebagai pemberian tiket ke pihak swasta melakukan privatisasi air. Pelaksanaan CSR PT.Danone Aqua adalah demi keberlanjutan usaha jangka panjang. Dan contoh lain yaitu PT. Bogasari memiliki program CSR yang terintegrasi dengan strategi perusahaan, melalui pendampingan para pelaku usaha mikro,kecil, dan menengah (UMKM) berbasis terigu, dan mereka adalah konsumen utama dari produk perusahaan ini. Dengan adanya tekanan masyarakat agar perusahaan lebih peduli kepada lingkungan merupakan kesempatan untuk memperkuat antara perusahaan dengan karyawan dan masyarakat sekitar. Perusahaan harus menyadari pengembangan bisnis sangat penting, di samping untuk memperoleh public support dari masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan

dan operasi perusahaan. Bagaimanapun hubungan yang harmonis baik dan efektif serta menguntungkan bagi perusahaan dengan masyarakat diperoleh melalui proses komunikasi yang terus menerus dengan masyarakat. Perusahaan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan tanggung jawab sosial. Banyak Perusahaan yang akhirnya mengalami kesulitan karena kurangnya kepedulian terhadap lingkungan dengan kata lain tidak mengimplementasikan CSR dengan baik. Kasus CSR PT. Freeport Indonesia adalah salah satu kasus yang menunjukkan kurangnya tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat sekitar yang telah terkena dampak akibat eksploitasi pertambangan yang dilakukan terutama masyarakat yang menjadi pekerja PT. Freeport Indonesia tidak mendapatkan bentuk tanggung jawab yang sesuai atas resiko pekerjaan dan kerusakan lingkungan yang dihasilkan perusahaan 43. Contoh Kasus lain masalah kerusakan lingkungan adalah kerusakan yang diakibat PT.Lapindo Brantas yang dikenal dengan peristiwa Lumpur Lapindo. Kerusakan yang terjadi merupakan dampak dari kegiatan perusahan yang telah merugikan masyarakat sekitar. Sampai saat ini bentuk tanggung jawab sosial perusahaan PT. Lapindo Brantas Inc belum sesuai dengan kerugian yang harus ditanggung masyarakat. Perusahaan akhirnya mengeluarkan 43 http://www.papua.us/2013/06/14-juni-2013-seluruh-pekerja-pt.html diakses 28 februari 2014

anggaran lebih besar lagi untuk penaggulangan bencana akibat kegiatan perusahaan 44. Dalam rangka merespon kondisi tersebut pihak perusahaan melakukan program tanggung jawab sosial. Tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar melalui pembangunan ekonomi. Dalam perekonomian Indonesia dunia usaha memegang peranan yang penting dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian dari dunia usaha yang memegang peranan yang penting dalam meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan akselerasi perekonomian di pedesaan, peningkatan ekspor non migas dan peningkatan di sektor perekonomian lainnya. Berbagai peran strategis dimiliki sektor UMKM, namun sektor ini juga dihadapkan berbagai permasalahan. Kurangnya dukungan dari pemerintah menjadi salah satu penyebab pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ataupun Industri Kecil Menengah (IKM) di Sumatera Utara tidak mampu berkembang seperti di Jawa atau daerah lainnya 45. Kendala dan permasalahan antara lain dari aspek permodalan, pemasaran, kemampuan manajemen usaha, dan kualitas sumberdaya manusia 44 http://nusantaranews.wordpress.com/2009/06/13/jusuf-kalla-dan-3-tahun-lumpurlapindo/ diakses 28 februari 2014 45 http://www.dnaberita.com/berita-93896-pemerintah-tidak-mendukungperkembangan-ukm-disumut.html.html diakses 8 maret 2014

pengelolanya. Permodalan menjadi masalah klasik UMKM yang mengakibatkan usaha dari tahun ke tahun tidak berkembang menjadi lebih besar. Kecilnya jatah kredit untuk sektor pembiayaan rupanya menjadi perhatian pemerintah. Bank Indonesia menetapkan pada tahun 2003 kucuran kredit untuk UMKM sebesar 42,3 Trilyun rupiah. Dana kredit tersebut berasal dari perbankan nasional termasuk Bank Syariah, BPR dan BPRS. Selanjutnya tahun 2004 meningkat secara signifikan sebesar 60, 4 Trilyun 46. Tahun 2012 Bank Indonesia menyalurkan dana Rp526,4 triliun kredit untuk UMKM 47.Dari data Lembaga Pengelola Dana Bergulir- Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Tahun 2012 penyaluran dana bergulir mencapai Rp 1.32 triliun untuk UMKM strategis 48. Di Indonesia, UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Jumlah UMKM hingga 2011 mencapai sekitar 52 juta. UMKM di Indonesia sangat penting bagi ekonomi karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas baru 25% atau 13 juta pelaku UMKM yang mendapat akses ke lembaga keuangan 49. Dari data diatas jelas akses permodalan UMKM sulit, para pelaku UMKM masih saja mengeluh 46 Wahyuni, E, dkk. Lilitan Masalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Kontroversi Kebijakan (Studi Kasus Sumatera Utara). (Medan:Penerbit Bitra Indonesia, 2005) 47 http://www.sindotrijaya.com/news/detail/3164/bi-akui-kur-ke-sektor-pertanianmasih-minim#.uxtgualtnqg diakses 8 maret 2014 48 http://tekno.kompas.com/read/2012/01/30/12004085/umkm.diberi.peluang.dapat.k ucuran.dana.bergulir. diakses 2 maret 2014 49 http://id.wikipedia.org/wiki/usaha_kecil_dan_menengah diakses 9 maret 2014

sebagai akibat dari rumitnya mengakses kredit di perbankan. Bank selalu saja memberlakukan persyaratan standar bagi debitur, termasuk berlaku juga bagi kalangan UMKM, misalnya mengharuskan adanya agunan dan kelengkapan surat-surat izin usaha. Disnilah Badan Usaha Milik Negara atau disingkat dengan BUMN mengambil peran dan fungsinya turut membantu peningkatan perekonomian dengan pengembangan UMKM melalui pelaksanaan Corporate Social Responsibility. PT. Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu BUMN pada sektor perkebunan khususnya bergerak dibidang agroindustri kelapa sawit. Sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang juga merupakan salah satu bentuk implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), PT. Perkebunan Nusantara III juga mengembangkan program yang bersifat sosial guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilingkungan sekitar kebun. Sebuah bentuk implementasi kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) 50. Program Kemitraan merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan yang dibiayai oleh BUMN agar UMKM menjadi lebih tangguh dan mandiri. PT.Perkebunan Nusantara III sebagai salah satu perusahaan BUMN terus meningkatkan pelaksanaan 50 http://www.ptpn3.co.id/care.htm diakses tanggal 10 februari 2014

program CSR-nya. Hal ini terlihat awal Juli 2012 Program Kemitraan PTPN III yaitu dengan menyerahkan 297 kepada mitra binaan dengan dana pinjaman lunak sebesar Rp 11.060.000.000. Selain itu pihak PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) bekerjasama dengan PT. sang Hyang seri juga menyerahkan pinjaman dana senilai Rp 10.000.000.000 dalam rangka pelaksanaan sinergi BUMN program peningkatan Produktivitas Pangan berbasis Korporasi ( GP3K ) untuk penamaan jagung hibrida seluas 1624 hektar di wiliyah Deli serdang, Serdang Bedagai, Langkat dan Simalungun. Sedangkan untuk pinjaman dana penanaman jagung dengan dengan pola klaster seluas 103,5 hektar di desa Tanjung Mblang, Kec. Tiga Nderket Kab.Karo senilai Rp 1.000.000.000 51. Dari penelitian yang dilakukan Nurul Widya Siska Usman tentang analisis pelaksanaan program kemitraan dalam rangka pemberdayaan UKM di kota Padang menemukan bahwa ketidakberhasilan mitra binaan dalam mengembangkan usahanya bukan hanya disebabkan aspek permodalan tetapi disebabkan kendala lain yang tidak diatasi dengan baik yaitu dalam aspek manajemen terhadap usaha yang kurang baik, perluasan pemasaran hasil usaha yang tidak bertambah, tidak adanya pengembangan tekhnik produksi, serta kurangnya kemauan dan motivasi dari mitra binaan untuk memajukan dan mengembangkan usahanya. Hal ini menyebabkan mitra binaan kurang berhasil dalam mengembangkan usahanya. Modal 51 http://lapantasya.wordpress.com/2012/07/11/spbun-ptpn-iii-adakan-zikir-akbardonor-darah-dan-bakti-sosial-ptpn-iii- serahkan-dana-pkbl-csr-37-milyar/ diakses pada 12 februari 2014

yang telah terpenuhi tanpa pelatihan manajemen usaha yang baik, pelatihan pengembangan teknik produksi, bantuan perluasan pemasaran, serta membangun motivasi demi kemajuan usaha maka kegagalan pengembangan usaha yang muncul 52. Akan tetapi sering muncul pertanyaan yaitu apakah tujuan program CSR sudah sesuai dengan pelaksanaan program Kemitraan (PK) PTPN III tersebut? Apakah program kemitraan mampu memberdayakan UMKM mitra binaannya tersebut? Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dalam Pemberdayaan UMKM Kabupaten Asahan (Studi pada Program Kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Distrik Asahan). Penulis memilih lokasi penelitian PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Distrik Asahan karena perkembangan UMKM Asahan cukup baik terlihat terpenuhinya target Dinas Koperasi dan UKM untuk tahun 2010 sebesar Rp 30 juta, namun hingga Agustus dinas tersebut telah menyetorkan PAD-nya sebesar 48 juta lebih 53. Distrik Asahan merupakan salah satu distrik dari 8 wilayah yang tersebar di beberapa Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Utara, yaitu, Distrik Labuhan Batu-I, Distrik 52 Nurul Widya Siska Usman, Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Dalam Rangka Pemberdayaan Ukm Di Kota Padang(Studi Kasus Program Kemitraan Pt. Semen Padang). Tesis S2 Universitas Andalas. Padang. 2011. 53 http://medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2010/11/23/8480/pad_diskop_dan_uk m_asahan_lampaui_target/#.uycy9kltnqg 12 februari 2014

Labuhan Batu II, Distrik Labuhan Batu III, Distrik Asahan, Distrik Simalungun, Distrik Deli Serdang 1, Distrik Deli Serdang 2, dan Distrik Tapanuli Selatan 54. I. 2. Fokus Penelitian Program CSR merupakan salah satu upaya untuk menjalin keharmonisan tersebut dengan komunitas sekitar perusahaan. Program Kemitraan adalah salah satu wujud implementasi program CSR PT. Perkebunan Nusantara III. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah mencoba menjawab bagaimana pelaksanaan Program Kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III dalam memberdayakan UMKM. Peneliti berusaha melihat komunikasi yang dijalin antara perusahaan dengan masyarakat yaitu PT. Perkebunan Nusantara III dan Mitra binaan. Komunikasi yang dijalin secara timbal balik yaitu satu arah atau dua arah. Hal ini akan mempengaruhi pelaksanaan program tersebut, karena tanpa komunikasi yang baik maka perusahaan tidak dapat mengetahui kebutuhan Mitra binaan atau kelemahan dari program kemitraan yang sedang dilaksanaan atau telah dilaksanakan. 54 http://balitbang.sumutprov.go.id/download.php?f=files/files/penelitian_balitbang/cs R%20PEM%204.pdf 12 februari 2014

I. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dirumuskan permasalahan penelitian adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan Program Kemitraan PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Asahan dalam memberdayakan UMKM? 2. Bagaimanakah dampak pelaksanaan Program Kemitraan PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Asahan dalam memberdayakan UMKM? I. 4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang: 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Kemitraan PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Asahan dalam memberdayakan UMKM 2. Untuk mengetahui bagaimana dampak pelaksanaan Program Kemitraan PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Asahan dalam memberdayakan UMKM.

I. 5. Manfaat Penelitian Yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan berfikir melalui penelitian karya ilmiah dan untuk menerapkan teori-teori yang penulis telah terima selama masa perkuliahan di Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ; 2. Bagi Departemen Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melengkapi ragam penelitian baik secara teoritis maupun praktis yang telah dilakukan oleh peneliti. 3. Penelitian ini dapat memberi sumbangan pemikiran atau masukan tentang analisis pelaksanaan Program Kemitraan PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Asahan dalam Memberdayakan UMKM. I. 6. Sistematika Penulisan Setelah data diperoleh, untuk dapat menjelaskan lebih rinci maka penulisan ini dibuat ke dalam beberapa bab dalam subbab dengan sistematika penulisan. Bab I PENDAHULUAN Bab ini terdiri atas Latar Belakang, Fokus Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II STUDI KEPUSTAKAAN Bab ini berisi teori-teori dan referensi lain yang dipakai selama penelitian. Teori-teori di sini tidak berfungsi untuk membangun kerangka berpikir, tetapi lebih berfungsi sebagai bekal peneliti untuk memahami situasi sosial yang diteliti. Bab III METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari subbab Alasan Menggunakan Metode Penelitian Kualitatif, Lokasi Penelitian, Teknik Pengambilan Subjek Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data,Pengujian Keabsahan Data, Jadwal Waktu Penelitian dan Implementasi Metode Penelitian. Bab IV TEMUAN PENELITIAN Bab ini menguraikan temuan penelitian diperoleh selama penelitian dilapangan dan dokumentasi-dokumentasi. Bab V ANALISIS TEMUAN Bab ini berisi penjelasan dan penguatan terhadap temuan dengan cara mengutip pendapat-pendapat dari informan yang dianggap kredibel. Bab VI PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran, bagian kesimpulan berisi jawaban atas rumusan masalah yang dikemukakan. Pemecahan masalah dinyatakan dalam bentuk saran.