BAB III. Tindakan Olah Gerak menolong orang jatuh kelaut tergantung dan pada factor-factor sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PERSIAPAN UNTUK MENGOLAH GERAK

ZIG-ZAG TEST DAN TURNING CIRCLE TEST DALAM OLAH GERAK CIKAR PADA KAPAL TANGKER DRAGON REIGN A B S T R A K

Awak tidak memperhatikan bangunan dan stabilitas kapal. Kecelakaan kapal di laut atau dermaga. bahaya dalam pelayaran

HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS

ANALISIS OLAH GERAK KAPAL PADA SAAT MEMASUKI ALUR PELAYARAN SEMPIT DAN DANGKAL. Capt. Sutini. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. PENDAHULUAN MT SAFINA SYUMADHANI Tanker 3600 BRT I - 1 PROGRAM STUDI D III TEKNIK PERKAPALAN PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

1. Topdal Tunda (Topdal Mesin) Jenis-jenis Topdal Tunda 1. NEGUS TAFERAIL LOG 2. WALKER'S CHERUB LOG 20 x x 11

BAB V MIDSHIP AND SHELL EXPANSION

FINAL KNKT Laporan Investigasi Kecelakaan Laut

PERHITUNGAN BUKAAN KULIT SHELL EXPANTION

PUTUSAN NOMOR HK.2010/08/IV/MP.15 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM )

BAB II JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT

Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut UMUM ATURAN 1 PEMBERLAKUAN a. Aturan-aturan ini berlaku bagi semua kapal dilaut lepas dan di semua perairan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/18a/VII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

BAB III PERENCANAAN PERAIRAN PELABUHAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

KAPAL IKAN PURSE SEINE

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya. Hal-hal dasar yang. harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG

No Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 369 Undang- Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan Undang- Undang Nomor 22

BAB I PERUM PENDAHULUAN

Keuntungan topdal tunda terhadap topdal tangan 1. Pelayanannya lebih jauh 2. Dapat dilakukan pengukuran secara terns menerus (continue)

II. TINJAUAN PUSTAKA Kapal Perikanan. Kapaf ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan

BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR

2016, No Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International Convention For The Safety of Life at Sea, 1974; 6. Peratur

BAB I PERATURAN PERATURAN INTERNASIONAL UNTUK MENCEGAH TUBRUKAN DILAUT,1972 BAGIAN A UMUM ATURAN 1

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

- Bila kedua penunjukkan adalah sama berarti garis layar telah tepat.

PUTUSAN NOMOR HK.2010/25/VIII/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

BAB V SHELL EXPANSION

PUTUSAN NOMOR HK.210/05/II/MP.16 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

PUTUSAN NOMOR HK.2010/09/V/MP.13 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

PUTUSAN NOMOR HK 2010/17/VI/MP.13 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG KANDASNYA KM.

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KNKT/KL.03.03/

TEKANAN AIR LAUT YANG BEKERJA PADA KAPAL. I Wayan Punduh Jurusan Teknika, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Umum A.1. Jenis Kapal A.2. Kecepatan Kapal A.3. Masalah Lain

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN

PUTUSAN NOMOR HK.210/21/VIII/MP.16 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PUTUSAN NOMOR HK.210/01/I/MP.16 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI

PUTUSAN NOMOR HK 2010/14/V/MP.13 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

ALOKASI WAKTU KOMPETENSI DASAR

PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement)

INSTALASI PERMESINAN

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a perlu diatur lebih lanjut mengenai perkapalan dengan Peraturan Pemerintah;

Kode : PTK.NP MELAKUKAN DINAS JAGA DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN BAB I PENDAHULUAN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION

INSTALASI PERMESINAN

PUTUSAN NOMOR HK.2010/03/II/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

PUTUSAN NOMOR HK.210/09/I/MP.17 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

PUTUSAN NOMOR HK.2010/07/III/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

SPESIFIKASI TEKNIS KAPAL IKAN 1 GT FRP

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN NOMOR HK.2010/09/IV/MP.15 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB VI TINDAKAN DALAM KEADAAN DARURAT

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Senggolan antara KM. Sinar Panjang

PUTUSAN NOMOR HK 2010/29/X/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN

BAB V PEDOMAN MAGNET

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PUTUSAN NOMOR HK.2010/21/VIII/MP.13 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

TOPDAL CHERNIKEEFF Bagian susunan dan Topdal ini diperlihatkan di dalam gambar di bawah ini.

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL

DESAIN INSTALASI LAMPU NAVIGASI PADA KAPAL PERINTIS 2000 GT

BAB V RENCANA BUKAAN KULIT (SHEEL EXPANSION) Beban sisi geladak dihitung menurut rumus BKI 2006 Vol II Sect.

PUTUSAN NOMOR HK.2010/03/I/MP.15 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

Gambar 4.1 Cara Kerja Mode Acak Pada Ruang Tak Berpenghalang

PUTUSAN NOMOR HK.2010/43/X/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

PUTUSAN NO. HK.2010/09/03/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI

PUTUSAN NOMOR HK 2010/22/VI/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

Teknologi Kuno Angkutan Air: Perahu Padewakang

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

MAKALAH PERLENGKAPAN KAPAL

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK PERKAPALAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PUTUSAN NOMOR HK.2010/30/X/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

PUTUSAN NOMOR HK.2010/10/V/MP.13 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK PERKAPALAN

PUTUSAN NOMOR HK.2010/24/VIII/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG PERKAPALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PUTUSAN NOMOR HK.2010/06/IV/MP.13 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

Besaran Fisika pada Gerak Melingkar

BAB II LAMPIRAN I PENEMPATAN DAN PERINCIAN TEKNIS LAMPU LAMPU DAN TANDA TANDA

melekat. Kemungkinan selalu ads bahwa karena beberapa konstruksi bangunan kapal seperti bang-bang cerobong dan sebagainya. Pandangan keliling sekitar

DAFTAR ISI BAB I PEDOMAN MAGNET

PUTUSAN NOMOR : HK.2010/16/VI/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

SISTIM PIPA KAPAL BERDAYA MESIN 2655 HP

PUTUSAN NOMOR HK.2010/10/IV/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

Transkripsi:

BAB III BERLAYAR DIPERAIRAN SEMPIT DAN DANGKAL GEJALANYA : Timbul ombak haluan yang mengalir kebelakang. Arus lemah yang mengalir diperpanjang garis lunas. Arus buritan yang mengalir ke depan. Ombak buritan yang yang mendorong kapal. Kapal yang berlayar diperairan sempit dan dangkal dengan kecepatan tinggi kemungkinan lunasnya akan menyentuh dasar perairan / kandas. TINDAKAN YANG DIAMBIL : Berlayar dengan kecepatan seperlunya (cukup untuk mempertahankan haluan ). Usahan berlayar pada poros arus pelayaran. Kapal yang ikut arus berlayar terlebih dahulu. Bila tidak ada arus, kapal yang melihat belokan pada tangan kanannya jalan lebih dahulu. MENOLONG ORANG JATUH KE LAUT Tindakan Olah Gerak menolong orang jatuh kelaut tergantung dan pada factor-factor sebagai berikut : 1. Sesuai dengan pengalaman dan kesiapan tim penolong dikapal. 2. Kemampuan olah gerak kapal. 3. Jenis mesin penggerak. 4. Disisi mana motor boat / sekoci yang dapat digunakan. 5. Jarak penglihatan pada saat itu. 6. Keadaan perairan. 7. jarak dengan kapal lain yang ada disekitarnya. 8. Lokasi kejadian terhadap bahaya navigasi.

DOUBLE TURN Cara ini sangat baik digunakan saat cuaca cerah : Kemudi cikar kearah korban lalu stop mesin. Jika korban telah bebas dari baling baling, mesin maju penuh dan gunakan kemudi kembali sehingga kapal dapat kembali pada posisi semula. Jaga jarak secukupnya hingga korban dapat didekat dengan aman. Tempatkan korban pada posisi dibawah angina, dan dekati korban tersebut, usahakan berada pada lambung kapal jauh dari baling baling dan usahakan dalam keadaan diam. SINGLE TURN Cara ini sangat cocok digunakan oleh kapal yang mempunyai kemampuan olah gerak sangat baik khususnya lingkaran putar dan kekuatan mesin. 1. Sebelum memulai olah gerak terlebih dahulu mesin stop. 2. Kemudi putar kearah jatuhnya korban dengan mesin maju penuh. 3. Jika kapal sudah berputar kira kira 2/3 lingkaran, kurangi kecepatan, maka kapal akan bergerak secara efektif mendekati korban. 4. Jika korban telah berada kira kira 15 derajat disamping haluan kapal, mesin stop, atur kemudi dan kecepatan kapal agar dapay dihentikan tepat pada tempat yang dikehendaki.

WILLIAMSON TURN Dipergunakan jika penglihatan kurang baik, karena cara ini akan membawa kapal kembali pada posisi semula. 1. Putar kemudi kearah dimana korban jatuh dan stop mesin. 2. Jika diperkirakan korban telah bebas dari baling Bling maka mesin maju penuh dengan kemudi masih tetap cikar kearah korban. 3. Jika haluan kapal telah berubah 60 derajat maka maka kemudi cikar kearah sebaliknya, kapal akan kembali pada tempat semula dengan haluan yang berlawanan dari haluan semula. 4. Setelah korban terlihat tempatkan korban pada sisi bawah angin, usahakan korban berada dilambung kapal. OLAH GERAK PADA CUACA BURUK Yang dimaksud cuaca buruk adalah : keadaan laut yang buruk yang disebabkan oleh angina, ombak, dan lain lain adapun cara terbaik mengolah gerak kapal dalam cuaca buruk tergantung pada tips, ukuran dan sarana sarana yang mendukung kemampuan olah gerak kapal. PERSIAPAN KAPAL UNTUK MENGHADAPI CUACA BURUK : Jangkar diikat kuat kuku masuk ulup, pipa pipa udara ditutup rapat. Palka ditutup rapat, roda diturnkan, dilashing. Pipa sounding, ventilasi udara ditutup rapat batang pemuat dilashing dan dipasang tali kawat keamanan untuk pegangan crew. Sekoci dan barang barang yang mudah bergerak dilashing. Kegiatan kegiatan pemeliharaan yang tidak penting dihentikan. Siapkan storm oil dibawah angina Beritahu ABK untuk mengikat barang barang dikamar mesin, dapur, salon, kamar tidur dan tempat lain.

BERLAYAR MENYONGSONG OMBAK Apabila kapal berlayar menyongsong ombak maka kapal akan mengalami : Pukulan ombak dihaluan. Mengangguk dan terjadi tegang akibat hogging, sagging, dan pounding. Air laut masuk dari haluan. Tindakan olah gerak yang diambil : Kurangi kecepatan dan bila perlu zig zag untuk mengurangi terjadinya pitching yang cukup kuat. Usahakan ombak datang dan arah 3 4 surat dimuka arah melintang kapal. Serta bantu dengan menuangkan minyak peredam ombak pada sisi atas angin. BERLAYAR OMBAK DARI LAMBUNG Ombak yang datang tepat melintang lambung kapal akan membuat kapal oleng kadang kadang orang dikapal sulit bekerja. Pada kapal yang stabilitasnya negative apabila mendapatkan ombak dari samping, ada kemungkinan kapal akan terbalik. Adapun kalau stabilitasnya terlalu besar membuat orang berada dikapal tidak nyaman. TINDAKAN OLAH GERAK YANG DIAMBIL : Dengan merubah haluan kapal sedemikian rupa agar tidak terjadi syncronisme antara periode olengan kapal dengan periode gelombang semu. BERLAYAR MENGIKUTI OMBAK Berlayar seperti ini walaupun nyaman tanpa disadari sebenarnya sangat berbahaya terutama bagi kapal yang berukuran kecil, karena akan timbul bahaya yaitu BROACHING TO dan POOPED.

Broaching to terjadi jika panjang dan kecepatan kapal sebanding dengan panjang gelombang. Bahaya yang terjadi, buritan kapal akan terangkat tinggi dan kemudian menjadi tidak efektif, kapal mungkin akan mengangguk pada lembah gelombang. Pooped terjadi apabila pada saat kapal berada pada lembah gelombang, menyusul ombak dan arah belakang menyapu geladak bagian belakang kapal yang dapat berakibat terjadinya kerusakan. Tindakan olah gerak yang diambil : Arahkan haluan kapal sedemikian rupa sehingga ombak datang 34 surat arah melintang buritan kapal.

TUGAS MANDIRI : 1. Pertimbangan apa saja yang harus diperhatikan dalam berolah gerak saat menolong orang yang jatuh ke laut? 2. Apa yang harus dilakukan pada saat berlayar di perairan yang sempit dan dangkal? 3. Apakah yang dimaksud dengan BROACHING TO dan POOPED? 4. Persiapan apa saja yang harus dilakukan ketika menghadapi cuaca buruk pada saat berlayar? 5. Jelaskan perbedaan antara double turn dengan single turn!