Penguatan Peran Provinsi Untuk Peningkatan Pendanaan DAK

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi dan Agenda Kebijakan DAK

KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010

DESENTRALISASI FISKAL: IMPLIKASI BAGI APBD DAN PEMBANGUNAN DI DAERAH

DESENTRALISASI FISKAL: IMPLIKASI DAN PENERAPAN BAGI PEMDA DI INDONESIA. Wahyudi Kumorotomo Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2014

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

Sinergi DPD- RI dan Pemda Dalam Penyusunan APBD Pro- Rakyat

PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014

RAPAT KOORDINASI BIRO ANALISA ANGARAN DAN PELAKSANAAN APBN 19 MARET /19/2014 Biro Analisa APBN 1

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016

DINAMIKA PENGELOLAAN DANA TRANSFER DAN PINJAMAN DAERAH

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

TATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA

Kuliah ke-10. Desentralisasi Ekonomi

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Forum Bintek DPRD Kabupaten Deli Serdang Hotel Ibis Malioboro, Jogja 14 Mar Wahyudi Kumorotomo, PhD

TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2006

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL JALAN PATTIMURA NO. 20 KEBAYORAN BARU JAKARTA TELP. (021) , FAX (021)

Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN ARAH KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH (SIKD)

Laporan Monitoring dan Evaluasi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 SILPA yang berasal dari Transfer Bersifat Earmarked (Dana Alokasi Khusus)

POKOK-POKOK PERUBAHAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017

SERIAL MODUL PELATIHAN SISTEM PEMANTAUAN DAN EVALUASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

Setyanta Nugraha Kepala Biro Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

KEBIJAKAN ALOKASI DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2015

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH)

TATARAN KAJIAN PENGAMBIL KEBIJAKAN DALAM RANGKA EKPPD

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan lebih dekat dengan masyarakat. Otonomi yang dimaksudkan

Penyerapan dan Efek-vitas Anggaran di Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan kewenangan yang luas untuk menggunakan sumber-sumber keuangan yang

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

Pengelolaan Keuangan Desa Blitar, 30 September 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN RI KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL DAN HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH TAHUN 2012

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN

Peran BPK Dalam Mewujudkan Akuntabilitas Dana Desa z. Pekanbaru, 16 Nopember 2017

Review Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional. Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih?

Daftar Tabel Data Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN

LAPORAN PERKEMBANGAN FISIK DAN KEUNGAN KEGIATAN APBD KOTA BANJAR TAHUN ANGGARAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah yang telah mengalami perubahan menjadi Undang-

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH DAN TRANSFER KE DAERAH

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018

LOGO. Musrenbang Provinsi DKI Jakarta,

Revenue & Expenditure

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Catatan : Kebijakan Transfer ke Daerah Dalam rangka RAPBNP Tahun 2011 Kebijakan belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011

Workshop Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah Mengenai Tata Cara Penghitungan Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa TA 2017

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH

SINERGI PENGELOLAAN APBN YANG LEBIH BERKUALITAS DISAMPAIKAN OLEH DIRJEN ANGGARAN BUDGET DAY 22 NOVEMBER 2017

KEBIJAKAN HIBAH DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

FORMAT LAPORAN DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SMP/SMPLB PROGRAM PENINGKATAN PRASARANA PENDIDIKAN LAPORAN KEUANGAN (LAPORAN TRIWULAN)

KEBIJAKAN DANA DESA TA 2016

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 505 / KMK.02 / 2004

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

Sistem Monitoring & Evaluasi Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Ringkasan Eksekutif

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PECAPP. Revenue & Expenditure. Pengenalan tentang Keuangan Daerah. Syukriy Abdullah

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan publik, mengoptimalkan potensi pendapatan daerah

2 PERENCANAAN 3 PENGANGGARAN 4 PROGRES 5 PERMASALAHAN 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN. Kebijakan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah

Pengelolaan Pendidikan Menengah. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017

ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BADAN KEUANGAN DAERAH PROVINSIS SUMATERA BARAT PELAPORAN DAN REALISASI DARI DANA TRANSFER TA 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

MENGAPA ANGGARAN KINERJA?

KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

BUKU SAKU: RAPAT KOORDINASI SINKRONISASI DAN HARMONISASI RENCANA KEGIATAN PER BIDANG DAK FISIK TINGKAT PROVINSI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2013 TENTANG

RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

Transkripsi:

Penguatan Peran Provinsi Untuk Peningkatan Efek@vitas Pendanaan DAK Pengantar Diskusi Untuk Dialog Kebijakan Hotel Sheraton, Bandung 15-16 Agustus 2011 Dr. Wahyudi Kumorotomo Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada www.kumoro.staff.ugm.ac.id kumoro@ugm.ac.id 081 328 488 444 1

Definisi DAK sebagai Specific / Earmarked / Condi2onal Grant Pasal 39 UU Nomor 33 Tahun 2004: Dana Alokasi Khusus (DAK) dialokasikan kepada Pemerintah Daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah. Pasal 51 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2005: DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional dan menjadi urusan daerah.

Kebijakan Umum Perimbangan Keuangan (Courtesy: Marwanto HW, Dirjen PK Kemkeu) Perimbangan keuangan dilakukan melalui transfer/hibah dari Pusat kepada Daerah dan didukung dengan penyerahan kewenangan perpajakan kepada daerah. Sesuai esensi otonomi daerah, maka sebagian besar dukungan dana dari APBN berbentuk block grants (bebas digunakan oleh daerah). Block grants juga didukung dengan specific grants, yg berfungsi untuk mengawal prioritas nasional dan kesetaraan kualitas layanan publik antar daerah. Selaras dengan peningkatan kebutuhan pendanaan daerah, Pemerintah Pusat terus mendorong upaya kemandirian pendanaan melalui penguatan local taxing power dan transfer diupayakan terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk mendorong ekspansi pembangunan daerah guna mendorong perekonomian, daerah dapat melakukan pinjaman. 3

Proses Perhitungan DAK 1. Pengumpulan data dari daerah 2. Analisis laporan dan evaluasi DAK; K/L berperan dalam menyediakan data daerah khusus (Kemtan untuk data ketahanan pangan, KNPDT untuk data daerah ter@nggal, Kemdagri untuk data daerah perbatasan dengan negara lain, KemKP untuk daerah pesisir dan kepulauan, dll) 3. Exercise alokasi DAK versi pemerintah (Bappenas, Kemkeu, Kem. Teknis) 4. Pembahasan perhitungan DAK antara pemerintah dengan Komisi Anggaran DPR- RI

Dana Perimbang (Rp Triliyun) 450 400 350 300 250 22.5% 30.4% 33.3% 29.4% 29.0% 30.6% 32.0% 35.0% 30.0% 25.0% 20.0% 200 15.0% 150 10.0% 100 50 5.0% - 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Dana Penyesuaian 4,703 301 4,362 5,806 14,490.0 21,150.0 48,235 Otsus 1,775 3,488 4,046 8,180 8,857 9,099.6 10,421 DBH 27,977 51,638 60,502 76,585 66,073 89,618 83,558 DAU 88,766 145,664 164,787 179,507 186,414 203,607 225,533 DAK 4,014 11,570 17,048 21,202 24,820 21,138.4 25,233 % Dana Perimbangan Thd APBN 22.5% 30.4% 33.3% 29.4% 29.0% 30.6% 32.0% 0.0% 5

Belanja APBN 2011 (Triliun Rupiah) Sumber : APBN 2011 Bantuan ke Masyarakat; 19.34; 1.72% Belanja Pusat di Pusat; 397.86; 35.33% Total Belanja = 1.229,56 Belanja Pusat di Daerah; 27.38; 2.43% Subsidi; 288.58; 25.63% Transfer ke Daerah; 392.98; 34.90% Dana ke Daerah = 728,28(59,2%) Melalui Angg.K/L dan APP (Program Nasional) Melalui APP (Subsidi) Melalui Angg. Transfer ke Daerah (Masuk APBD) Melalui Angg. K/L PNPM 12.9(1.15%) BBM 95.9(8.52%) DBH 83.6(7.42%) Dana Dekon 15.3(1.37%) Jamkes 6.3(0.56%) Listrik 40.7(3.61%) DAU 225.5(20.03%) Dana TP 12.0(1.07%) Pangan 15.2(1.36%) DAK 25.2(2.24%) Dana Ver@kal (0.0%) Pupuk 16.3(1.45%) OTSUS 10.4(0.93%) Benih 120.3(0.68%) Penyesuaian 48.2(4.28%) *) APP = Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan Total 19.3 (1.72%) Total 288.6(25.63%) Total 392.9(34.49%) Total 27.3(02.43%) 6

Perkembangan Alokasi DAK

Alokasi DAK Menurut Bidang

Pola Alokasi Dana Perimbangan

Trend Komposisi Belanja Daerah Belanja pegawai selalu dominan dibanding jenis belanja lainnya. Pada tahun 2011, porsi belanja pegawai (46,16%) turun sedikit dibanding tahun 2010. Belanja modal mengalami trend menurun selama 2007-2011. Pada tahun 2011, porsi belanja modal terhadap total belanja dlm APBD hanya mencapai 20,7%. 10 50.00% 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% Note: data APBD konsolidasi secara nasional 0.00% 2007 2008 2009 2010 2011 Belanja Pegawai 38.29% 40.65% 42.25% 46.52% 46.16% Belanja Barang dan jasa 18.58% 19.16% 18.64% 19.21% 20.69% Belanja Modal 30.87% 29.63% 26.83% 22.53% 23.14% Belanja Lainnya 12.25% 10.55% 12.29% 11.74% 10.01%

Isu Kebijakan 1. DAK mengalami penurunan legi@masi sebagai specific grant (proporsi semakin mengecil dibanding skema transfer lainnya). Dana penyesuaian, yang lebih bernuansa poli@s, justru semakin besar. 2. Besaran alokasi DAK ke daerah cenderung sulit diprediksi. 3. Target pendanaan DAK di daerah (pemberantasan kemiskinan, peningkatan APM, peningkatan IPM, dsb) kurang jelas. 4. Pendanaan DAK dibatasi untuk proyek fisik, krn dialokasikan sebagai pendamping BOS, Jamkesmas, dll yg lebih signifikan. Tetapi pembatasan ini menyulitkan daerah dalam penentuan prioritas. 5. Pembatasan pendanaan DAK dalam satu tahun fiskal menyulitkan perencanaan berjangka menengah (MTEF). Bagaimana dengan peran Gubernur setelah PP No.19/2010 dan PP No.23/2011? 6. Ketentuan dana penyerta daerah untuk DAK (matching grant) belum memiliki dasar yang kuat. 7. Sistem monitoring dan evaluasi pendanaan DAK belum mapan. Sudah ada SEB @ga kementerian (Bappenas, Kemdagri, Kemkeu) tahun 2010. Tetapi pelaksanaannya masih belum jelas.

Alterna@f Kebijakan DAK DAK sebagai instrumen dana perimbangan (mengatasi ke@mpangan horizontal) DAK sebagai instrumen pencapaian prioritas nasional DAK sebagai instrumen dana perimbangan dan prioritas nasional 12

Isu Kebijakan Revisi Undang- Undang 32 Tahun 2004 dan Undang- Undang 33 Tahun 2004. Bgm UU No.25/2004 gg SPPN? Apakah koordinasi antar kementerian sudah berjalan? Perbaikan mekanisme transfer ke daerah dengan dikeluarkannya PMK No. 126 Tahun 2010. Apakah sudah berhasil menjawab persoalan tentang DAK? Pembentukan TPID (Tim Pemantau Inflasi Daerah) yang dikoordinasikan oleh Bank Indonesia. Apa implikasi terhadap pendanaan melalui DAK? Dengan penguatan peran Gubernur (PP 19/2010, PP 23/2011), apakah monev pendanaan DAK dapat diperbaiki? Bagaimana mekanismenya? 13

Profil Monev DAK Per Bidang di Provinsi DIY! No. Pemantauan Teknis Pemantauan Pemanfaatan Sinkronisasi PMK dan Juknis dengan Perencanaan daerah, Ketepatan waktu Juknis Pemenuhan pembuatan Laporan berdasar SEB dan Kementerian Teknis Kesesuaian program dengan RKPD 1. Pendidikan Kurang Selalu Sesuai Cukup Tingkat Kemanfaatan 2. Kesehatan Kurang Selalu Sesuai Cukup Pelayanan Dasar Kesehatan Kurang Selalu Sesuai Cukup Pelayanan Rujukan 3. Jalan Kurang Selalu Sesuai Tinggi 4. Irigasi Kurang Selalu Sesuai Tinggi 5. Air Minum Kurang Selalu Sesuai Tinggi 6. Sanitasi Kurang Selalu Sesuai Tinggi 7. Bidang Kurang Selalu Sesuai Tinggi Praspem 8. Bidang Kurang Selalu Sesuai Cukup Kelautan dan Perikanan 9. Bidang Pertanian Kurang Selalu Sesuai Cukup 10. Bidang Kurang Selalu Sesuai Cukup Lingkungan Hidup 11. Bidang Kurang Selalu Sesuai Tinggi Keluarga Berencana 12. Bidang Kurang Selalu Sesuai Tinggi Kehutanan 13. Bidang Kurang Selalu Sesuai Tinggi Sarana Prasarana Pedesaan 14. Perdagangan Kurang Selalu Sesuai Tinggi

Penerimaan DAK Infrastruktur Jalan di Prov. DIY

DAK Kesehatan di Kab Kulonprogo 2010 Sumber: Lap Triwulan Dinkes. Catatan: Keterlambatan PMK, Juknis dan Juklak membuat keterlambatan siklus APBD dan penyerapan DAK. No Dokumen/Kegiatan Waktu Keterangan I PERENCANAAN 1 PMK (Alokasi dan Pedoman Umum) 16 Januari 2010 2 Petunjuk Teknis (Juknis) 22 Pebruari 2010 3 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD 29 Nopember 2009 4 Penetapan DPA SKPD 7 Januari 2010 II PELAKSANAAN 5 SK penetapan Pelaksanaan Kegiatan Tim Pengarah 29 Januari 2010 Tim Pelaksana 30 Maret 2010 6 Pelaksanaan Tender Pekerjaan Kontrak a.konsultan Perencanaan 22 April 2010 b. Konsultan Pengawasan 22 April 2010 c.perluasan / pembangunan Puskesmas Pengasih II 19 Juli 2010 d.pembangunan Poskesdes Sukorono Sentolo 19 Juli 2010 e.pembangunan Poskesdes Pandowan Galur 19 Juli 2010 f.pengadaan Obat 12 Agustus 2010 g.pengadaan Kendaraan Sepeda Motor Roda 2 12 Agustus 2010 h. pengadaan Alat alat kedokteran Kebidanan dan 3 September 2010 Penyakit kandungan 7 Persiapan Pekerjaan Swakelola 1 Pebruari 2010 8 Pelaksanaan Pekerjaan Kontrak a.konsultan Perencanaan 22 April 2010 b.konsultan Pengawasan 19 Juli 2010 c.perluasan pembangunan Puskesmas Pengasih II 19 Juli 2010 d.pembangunan Poskesdes Sukoreno Sentolo 19 Juli 2010 e.pembangunan Poskesdes Pandowan Galur 19 Juli 2010 f.pengadaan Obat 12 Agustus 2010 g.pengadaan Kendaraan Sepeda Motor roda dua h.pengadaan Alat alat Kedokteran Kebidanan dan Penyakit Kandungan 9 Pelaksanaan pekerjaan Swakelola 1 Maret 2010 10 Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) a.konsultan Perencanaan 7 Juli 2010 b.konsultan Pengawasan c.perluasan Pembangunan Puskesmas Pengasih II 3 Agustus 2010 d.pembangunan Poskesdes Sukoreno Sentolo 24 Agustus 2010 e.pembangunan Poskesdes Pandowan Galur 3 Agustus 2010 f.pengadaan Obat g.pengadaan Kendaraan sepeda motor roda 2 27 Agustus 2010 h.pengadaan Alat Alat Kedokteran Kebidanan dan Penyakit kandungan 11 Penerbitan Surat Perintah membayar (SPM) a.konsultan perencanaan 9 September 2010 b.konsultan pengawasan c.perluasan/pembangunan Puskesmas Pengasih II 4 Agustus 2010 d.pembangunan Poskesdes Sukoreno Sentolo 25 Agustus 2010 e.pembangunan Poskesdes Pandowan Galur 4 Agustus 2010 f.pengadaan Obat g.pengadaan Kendaraan sepeda motor roda 2 27 Agustus 2010 h.pengadaan Alat Alat Kedokteran Kebidanan dan Penyakit kandungan 12 Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) a.konsultan Perencanaan 13 Juli 2010

Penguatan Peran Gubernur (Materi PP 19/2010 & PP 23/2011) 1. Gubernur adalah koordinator instansi ver@kal, koordinator dan pengawas/pembina Pemkab/Pemkot 2. Wajib menjaga keutuhan NKRI 3. Membina dan mengawasi pendanaan tugas- pembantuan 4. Menetapkan Sekda Kab/Kota 5. Mengevaluasi Raperda APBD 6. Raker dg Gub sedikitnya 2 kali setahun 7. Gub memberikan penghargaan / sanksi kepada Bupa@/Walikota terkait dengan kinerja 8. Gub dapat mengundang rapat ke K/L terkait koordinasi program/ kegiatan 9. Forum koordinasi pimpinan daerah: Gub, Ka DPRD Prov, Pangdam, Kapolda, Kaja@ 10. Sanksi: peringatan tertulis bagi bupa@ yg mangkir (tembusan Kemdagri & Ka DPRD); pembatalan alokasi dana tugas pembantuan

Alur Pelaporan DAK Bidang Kesehatan SKEMA LAPORAN TRIWULAN PELAKSANAAN DI KABUPATEN/KOTA SKPD SEKDA KABUPATEN/ KOTA BUPATI/ WALIKOTA MENTERI KEUANGAN MENTERI DALAM NEGERI DINAS KESEHATAN PROVINSI MENTERI KESEHATAN!!!!!!!!!"#$%&'%(!)#(&*+!"#&,,%&--&!./0!1*2-&,!0#+#3-$-&!)-3%&!4566!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Ket : 78! : laporan langsung SEB! : laporan langsung B A K T! I H U S A DA Bagan 2. Alur Laporan triwulan di tingkat Propinsi

Pelaporan DAK Infrastruktur Sumber: Permen PU No.15/Prt/ M/2010. 14 hari kerja,=>?'*='% @A2%$4;-:-%>-;;4B- (45-678.4%94:-;<0-6% MENTERI cq. Sekretaris Jenderal 14 hari kerja!7045g<0-g% "46B40-:%G405-7G %%% %%% 10 hari kerja 10 hari kerja Tembusan 10 hari kerja %$4;-:-%F$9!% $4;-:-%>-:-7C 90<J7687%8H/% % F-G540%%+405-7G % /7B-6I % % >=9)+&CD)E&$#+) @A%$4;-:-%>-;;4B- Tembusan 5 hari kerja $4;-:%F$9!%$-/C$<G-% 8H/%/7B-6I %% %%

Rancangan Alur Pelaporan Penggunaan DAK 2. Tim Koordinasi DAK Daerah (dikoordinir di @ngkat Provinsi oleh Gubernur) 3.Tim Koordinasi Tingkat Pusat (Menyampaikan kepada Bappenas,Kemenkeu, Kementerian Teknis terkait, dan Kemendagri) 4. Bappenas memberikan Laporan Evaluasi Daerah Penerima DAK kepada Gubernur melalui Tim Koordinasi DAK Tingkat Pusat. 1. SKPD penerima DAK

Implementasi SEB dan Penguatan Gubernur dalam Pendanaan DAK 1. Terkait Tim Koordinasi DAK, perlu dibuat struktur yang seragam, termasuk SKPD yang akan menjadi koordinator dalam Tim tersebut. 2. Tim Koordinasi DAK perlu dibuat garis hirarkhi yang jelas yaitu dibentuk secara khusus dengan SK Gubernur, termasuk yang berada di@ngkat Kabupaten/Kota mengingat DAK diperuntukkan untuk mencapai prioritas nasional, disini peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat dapat diop@malkan. 3. Adanya format tunggal dalam pelaporan DAK, sehingga SEB tersebut dapat diusulkan sebagai format yang utama dan tunggal dalam pelaporan DAK. 4. Perlunya penegasan dalam SEB yaitu, laporan ditujukan kepada Bappenas, Menkeu, Mendagri, dan Menteri teknis terkait DAK. 5. SEB perlu memuat Pakta integritas penerima DAK. 6. SEB perlu memuat performance indicators DAK secara eksplisit. 7. Pelaporan SEB perlu dilampiri SK Tim Koordinasi, Notulen rapat @m Koordinasi, dan buk@- buk@ proses kegiatan DAK. 8. SEB memuat penegasan tentang adanya Laporan Evaluasi Daerah Penerima DAK.

Semoga Dialog Kebijakan ini dapat memecahkan sebagian masalah pendanaan DAK dan koordinasi kebijakan dana transfer. TERIMA KASIH