LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKAN ANALISIS ELASTISITAS HARGA PUPUK TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI KEDELAI DI KECAMATAN PALIYAN GUNUNGKIDUL

KUISIONER. 2. Berapa besar nilai Modal kerja yang diperlukan untuk produksi setiap bulan?

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang,

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun (dalam jutaan rupiah)

Lampiran I. INDENTITAS RESPONDEN PETANI NILAM DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT No Nama

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah)

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

Surat Keterangan Perubahan Judul

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

BAB IV ESTIMASI DAN ANALISIS MODEL

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

ANALISIS KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE REGRESI DATA PANEL

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembahasan untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis. Saran dibuat. atau mengembangkan penelitian yang berkaitan.

BAB 2 MODEL REGRESI LINIER

BAB V PENUTUP. usahatani padi organik adalah sebagai berikut:

BAB XI UJI HIPOTESIS

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS BESARAN SUBSIDI PUPUK DAN POLA DISTRIBUSINYA

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKAN KAJIAN PENYESUAIAN HET PUPUK BERSUBSIDI PADA USAHATANI PADI DAN DAMPAKNYA BAGI PENDAPATAN PETANI

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara

VI. PERILAKU PRODUKSI RUMAHTANGGA PETANI PADI DI SULAWESI TENGGARA

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

LAMPIRAN 1. Total Fertility Rate (TFR) Provinsi di Indonesia

LAMPIRAN LAMPIRAN. KUISIONER ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI JERUK DI BERASTAGI (Studi Kasus Kabupaten Karo)

REGRESI LINIER SEDERHANA

PENGARUH POTENSI PERTUMBUHAN PAJAK PENERAN GAN JALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAERAH PADA KABUPATEN GORONTALO DAN KOTA GORONTALO

Policy Brief KAJIAN PENYESUAIAN HET PUPUK BERSUBSIDI PADA USAHATANI PADI DAN DAMPAKNYA BAGI PENDAPATAN PETANI 1

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun

LAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat ditarik. pendapatan produsen roti di kota Balikpapan.

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Flypaper Effect pada Kinerja Keuangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Amril, Erfit, M. Safri Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

Lampiran 1. Hasil Analisa Laboratorium Kualitas Air Sungai

LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil. beberapa kesimpulan yaitu:

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Desember 2009 dalam kondisi jangka pendek.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa : besar lahan pasir di dusun Ngepet, desa Srigading.

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas (Qu/Ha)

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul.

VII ANALISIS PENDAPATAN

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pola sejumlah data, kemudian menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

Lampiran 1. Sampel Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

PENGARUH EKSPOR, IMPOR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

Lampiran-Lampiran LAMPIRAN 1

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT. (Factors Identification That Affecting Unemployment.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MASALAH-MASALAH DALAM MODEL REGRESI LINIER

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil Regresi Data Panel

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERTUMBUHAN PDB SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2005

Lampiran 1. Data Penelitian

HASIL REGRESSION MODEL GLS FIXED EFFECT MODEL (FEM) VARIABEL TERIKAT : BELANJA DAERAH (Y1)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KELAYAKAN PENGALIHAN SUBSIDI PUPUK MENJADI PENJAMINAN HARGA GABAH : Subsidi Input vs Output *

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKAN ANALISIS ELASTISITAS HARGA PUPUK TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI Oleh Pantjar Simatupang Sri Hery Susilowati Supriyati Eni Darwati PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 1

Pendahuluan Produktivitas padi ditentukan oleh penggunaan input-inputnya, baik penggunaan bibit, pupuk, pengairan, tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lainnya. Hubungan antara produktivitas padi dengan input-inputnya disebut sebgai respons produktivitas padi terhadap masing-masing input, yang dalam hal ini dikenal sebagai nilai elastisitas input produksi terhadap produktivitas padi. Harga pupuk akan berpengaruh terhadap jumlah penggunaan pupuk dan lebih lanjut jumlah penggunaan pupuk akan berdampak terhadap produktivitas padi. Dalam hal ini penggunaan pupuk hanya berdampak positif terhadap produksi padi apabila dosisnya berimbang dan sesuai dengan yang dianjurkan. Sebaliknya, akan berdampak negatif terhadap produksi/produktvitas kalau dosis pupuk yang digunakan lebih atau kurang dari sosis rekomendasi. Selama ini petani meyakini penggunaan pupuk, khususnya jenis pupuk Urea dan pupuk TSP, akan sangat mempengaruhi peningkatan produktivitas usahatani padi mereka. Sehingga pupuk dipandang merupakan faktor produksi utama dalam peningkatan produksi padi. Padahal apabila dilihat dari pangsa pengeluaran pupuk terhadap biaya usahatani, biaya pupuk hanya berkisar 15 persen, pangsa biaya terbesar justru pada biaya tenaga kerja sekitar 65% dari total biaya usahatani Dalam rangka mencapai program swasembada pangan, khususnya swasembada pangan berkelanjutan untuk padi, pemerintah telah mencanangkan target peningkatan produksi dan produktivitas padi. Pada Rencana Kerja Tahunan (RKT) 2014 Kementerian Pertanian (Kementerian Pertanian, 2013) produksi padi ditargetkan tahun 2014 mencapai 76,57 juta ton. Namun Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi tahun 2014 (Angka Ramalan/Aram I) mencapai 69,87 juta ton gabah kering giling (GKG), atau turun 1,41 juta ton atau 1,98 persen dibanding tahun 2013. Meskipun menurut BPS penurunan produksi padi karena menurunannya luas areal dan produktivitas padi yang lebih disebabkan oleh faktor iklim (banjir dibeberapa wilayah sehingga mengakibatkan gagal panen), namun pengaruh faktor-faktor lain yang secara nyata berpengaruh terhadap produktivitas padi perlu mendapat perhatian agar target produksi padi tahun 2014 dapat tercapai. 2

Di sisi lain, mengingat beban subsidi pupuk yang ditanggung pemerintah dari tahun ke tahun semakin besar, maka ada wacana untuk mengurangi subsidi pupuk secara bertahap yang pada akhirnya harga pupuk tidak akan disubsidi lagi. Pengurangan subsidi pupuk dilakukan dengan cara meningkatkan HET (Harga Eceran Tertinggi) pupuk secara bertahap yang pada akhirnya pupuk akan dijual tanpa subsidi. Beberapa pihak mengkhawatirkan rencana pengurangan /penghapusan subsidi pupuk akan berdampak pada pengurangan penggunaan pupuk oleh petani dan lebih lanjut akan berpengaruh terhadap produksi padi. Namun beberapa pihak lainnya meyakini pengurangan/penghapusan subsidi pupuk membuat petani lebih efisien dalam penggunaan pupuk yang saat ini secara rata-rata dipandang sudah lebih tinggi dari dosis yang dianjurkan, terutama untuk usahatani padi di Jawa, sehingga dampak kenaikan HET terhadap penurunan produksi dan produktivitas padi tidak dikawatirkan. Terlebih jika pengurangan subsidi (kenaikan HET) pupuk diimbangi dengan kenaikan HPP gabah sehingga peningkatan pendapatan petani dari peningkatan HPP gabah dapat dialokasikan untuk penggunaan sarana produksi lainnya dan dapat mengkompensir peningkatan biaya pupuk. Oleh karena itu untuk menghitung dan memperkirakan berapa besar pengurangan subsidi pupuk dan sampai kapan pupuk masih akan disubsidi, agar secara keseluruhan tidak akan menurunkan pendapatan petani, maka perlu dilakukan analisis simulasi dampak peningkatan HET pupuk terhadap pendapatan usahatani padi. Salah satu variable yang akan digunakan untuk memperkirakan hubungan antara harga pupuk dengan produktivitas padi adalah menduga besaran elastisitas harga pupuk terhadap produktivitas padi. Elastisitas harga tersebut memiliki makna jika harga pupuk naik 1 % maka akan menghasilkan kenaikan/penurunan produktivitas padi sebesar nilai parameter elastisitas harga pupuk tersebut. Selanjutnya perubahan produktivitas padi tersebut, dengan menggunakan beberapa scenario perubahan HPP dan beberapa asumsi lainnya, akan digunakan untuk menghitung perubahan produksi padi dan lebih lanjut pada perubahan pendapatan yang diterima petani, 3

Analisis Regresi Produktivitas Padi Analisis penghitungan parameter elastisitas harga pupuk terhadap produktivitas padi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat analisis, diantaranya melalui metode ekonometrika model regresi linier. Pada analisis ini digunakan model Regresi linier berganda dengan metoda Least Square dengan mentransformasi variable ke dalam model semilog. Hasil analisis ditampilkan pada Tabel 1. Dependent Variable: PROVITAS Method: Least Squares Date: 08/27/14 Time: 14:30 Included observations: 31 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. HARGA_PADI 0.002167 0.028909 0.074968 0.9409 HET_UREA 0.294162 0.085442 3.442821 0.0021 HET_TSP 0.308243 0.055818 5.522299 0.0000 HET_UREA HET_TSP -0.048989 0.010050-4.874462 0.0001 T -0.009428 0.005637-1.672662 0.1074 T2 0.000547 0.000115 4.767917 0.0001 C 1.943782 0.431141 4.508463 0.0001 R-squared 0.980535 Mean dependent var 3.791687 Adjusted R-squared 0.975669 S.D. dependent var 0.079413 S.E. of regression 0.012387 Akaike info criterion -5.748647 Sum squared resid 0.003683 Schwarz criterion -5.424844 Log likelihood 96.10403 Hannan-Quinn criter. -5.643095 F-statistic 201.5013 Durbin-Watson stat 1.475549 Prob(F-statistic) 0.000000 Hasil analisis pada Tabel 1 di atas dapat dipandang merupakan hasil terbaik dari proses panjang trial and error berbagai model untuk dapat menghasilkan tanda dan tingkat nyata seperti yang diharapkan. Dari table analisis tersebut sebagai dependent variable adalah : (1) harga padi/gkg, (2) HET pupuk Urea, (3) HET pupuk TSP, (4) interkasi HET Urea dan HET TSP, dan (5) peubah Trend sebagai proksi dari perubahan teknologi. Penggunaan variable interaksi HET Urea dan HET TSP mengingat selama ini 4

petani melakukan pemupukan tidak hanya menggunakn pupuk Urea, namun juga menggunakan pupuk TSP, juga pupuk lainnya (NPK, ZA, dan pupuk organic). Namun mengingat keterbatasn series data untuk pupuk NPK dan organic karena baru intensif digunakan setelah tahun 2000 sementara series data yang digunakan dalam analisis ini mencakup data series 31 tahun terakhir, maka HET pupuk NPK dan organic tidak digunakan dalam analisis. Namun demikian penggunaan dummy tahun pupuk NPK untuk mengetahui pengaruh sejak ada penggunakan pupuk NPK terhadap produktivitas padi sudah dicoba dalam model, namun hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Selain itu HET pupuk ZA tidak dimasukkan dalam analisis, meskipun pernah dicoba dalam model, namun seperti halnya variable dummy pupuk NPK, hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Hal ini diduga karena penggunaan pupuk ZA selama ini secara rataan hanya dalam jumlah yang kecil karena hanya digunakan sebagai komplemen Urea dan tidak semua petani menggunakan pupuk ZA. Hasil analisis tersebut dapat dimaknai sebagai berikut: (1) Nilai Adjusted R-squared yang dihasilkan cukup tinggi (0,976) yang berarti variablevariabel yang dimasukkan dalam model telah mampu menerangkan sekitar 98 persen dari seluruh variable yang mempengaruhi produktivitas padi. (2) Variabel harga gabah GKG (HARGA_PADI) menghasilkan parameter bertanda positip, seperti yang diharapkan, yang berarti semakin tinggi harga gabah, maka produktivitas padi akan meningkat. Hal ini disebabkan petani akan semakin termotivasi untuk intensif melakukan usahatani terbaik untuk memproleh peningkatan produksi meskipun pengaruhnya tidak nyata. (3) Variabel HET pupuk Urea (HET_UREA) dan HET pupuk TSP (HET_TSP) berpengaruh secara sangat nyata (derajad peluang nyata lebih besar dari 99%) bertanda positip, yang seakan akan bertentangan dengan harapan yaitu bertanda negatip. Namun, seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa dampak penggunaan pupuk dalam produktivitas padi merupakan interaksi dari penggunaan dua jenis pupuk utama, yaitu pupuk Urea dan pupuk TSP. Produktivitas padi tidak sematamata merupakan respons dari penggunaan satu jenis pupuk, namun lebih 5

merupakan respons dari gabungan atau interaksi antara penggunaan pupuk utama, yang dalam hal ini Urea dan TSP. Oleh karena itu dalam analisis ini yang perlu dilihat adalah pengaruh interaksi antara variable HET pupuk Urea dan HET pupuk TSP. (4) Interaksi antara variable HET pupuk Urea dan HET pupuk TSP (HET_UREA_HET_TSP) bertanda negatip seperti yang diharapkan. Dan berpengaruh secara sangat nyata terhadap peningkatan produktivitas padi. Hal ini berarti interaksi penggunaan pupuk Urea dan TSP yang meningkat akan meningkatkan produktivitas padi. Hal ini sesuai dengan kenyataan di lapang, bahwa penggunaan pupuk oleh petani selalu merupakan kombinasi pupuk Urea dan TSP, selain juga menggunakan pupuk lainnya. (5) Variabel trend atau waktu (T dan T) yang merupakan proksi dari penggunaan teknologi berpengaruh negatip terhadap produktivitas untuk variable T, namun jika dengan mengkuadratkan T maka diperoleh pengaruh positip dan sangat nyata terhadap produktivitas padi. Hal ini dapat dimaknai bahwa pada awal periode analisis, yaitu setelah tahun 1980 an, terjadi kecenderungan penurunan produktivitas padi yang diduga disebabkan oleh berakhirnya era revolusi hijau pada sekitar tahun tersebut (dimana sebelumnya pemerintah mengadakan berbagai program melalui berbagai subsidi untuk peningkatan produksi padi). Namun dengan periode waktu sesudahnya atau lebih panjang, produktivitas padi cenderung meningkat kembali berkat teknologi diantaranya ditemukannya berbagi varietas padi unggul baru (VUB) maupun teknologi pemupukan (dosis maupun jenis pupuk) yang mampu meningkatkan kembali produktivitas padi. Hal ini dapat dilihat dari grafik hubungan antara tahun dan produktivitas padi pada Lampiran. Elastisitas Harga Pupuk terhadap Produktivitas Padi Dengan menggunakan nilai parameter dugaan pada hasil analisis seperti pada Tabel 1, maka dapat dihitung nilai parameter elastisitas harga pupuk Urea dan harga pupuk TSP terhadap produktivitas padi menggunakan formula sebagai berikut: 6

JIka dari hasil analisis pada Tabel 1 tersebut persamaan produktivitas padi (Q) dapat ditulis dalam formula : Dimana : Q = c + a1 HP + a2 HU + a3 HT + a4 HUHT + a5t + a6t 2 (1) Q = Produktivitas padi C = konstanta a1= parameter dugaan variabel HARGA_PADI a2 = parameter dugaan variabel HET_UREA a3 = parameter dugaan variable HET_TSP a4 = parameter dugaan variable HET_UREA*HET_TSP a5 = parameter dugaan variable T, dan a6 = parameter dugaan variable T2 Mengingat variable yang dimasukkan ke dalam model nilainya sudah ditransfer ke dalam semi log maka Elastisitas Harga Urea dan harga TSP terhadap Produktivitas padi dapat dirumuskan dalam formula: E_urea = a2 + (a4 x Ln (HET_TSP tn ) (2) Elastisitas Harga TSP terhadap Produktivitas padi: E_TSP = a3 + (a4 x Ln (HET_UREA tn ) (3) Dimana: E_urea = Elastisitas harga Urea terhadap produktivitas padi E_TSP= Elastisitas harga TSP terhadap produktivitas padi a2 = parameter dugaan variabel HET_UREA a3 = parameter dugaan variabel HET_TSP a4 = parameter dugaan variable HET_UREA*HET_TSP HET_UREA tn = HET Urea pada t 31 (tahun terakhir analisis = tahun 2013, yaitu sebesar 1800) HET_TSP tn = HET TSP pada t 31 (tahun terakhir analisis = tahun 2013, yaitu sebesar 2000) Dengan menggunakan rumus tersebut, maka perhitungan nilai elastisitas harga pupuk Urea dan elastisitas harga pupuk TSP terhadap produktivitas padi diperoleh hasil : E_urea = -0.078198 E_TSP = -0.058956 7

Nilai elastisitas di atas memiliki makna, jika harga pupuk urea naik 1 (satu) persen, maka produktivitas padi hanya akan turun sebesar 0,078 persen. Demikian pula, jika harga pupuk TSP naik 1 (satu) persen, maka produktivitas padi hanya akan turun sebesar 0,058 persen. Besaran elastisitas tersebut adalah sangat tidak elastis (< 1), yang berarti respons produktivitas padi terhadap harga pupuk Urea dan pupuk TSP dapat disebut relative sangat kecil. Implikasi Kebijakan Dengan melihat besaran elastisitas harga pupuk Urea dan TSP terhadap produktivitas padi yang sangat tidak elastis tersebut, maka kebijakan pengurangan subsidi pupuk melalui kenaikan HET pupuk dalam jangka pendek tidak akan berpengaruh banyak terhadap penurunan produktivitas padi. Namun jika dihitung untuk penurunan total produksi padi (dengan mengalikan dengan luas panen) maka akan diperoleh penurunan produksi yang cukup banyak. Pada dasarnya produktivitas padi tidak semata-mata dipengaruhi oleh intensitas penggunaan pupuk namun juga oleh faktor-faktor yang lain, diantaranya penggunaan benih yang baik (benih unggul), pengairan yang baik, serangan hama penyakit, kondisi kesuburan lahan, serta tata cara pengelolaan usahatani yang baik (good practices). Elastisitas harga pupuk terhadap produktivitas yang sangat tidak elastis tersebut juga dapat mengindikasikan bahwa pada dasarnya penggunaan pupuk sudah mengalami kejenuhan. Artinya peningkatan produktivitas tidak lagi dapat dipacu melalui peningkatan penggunaan pupuk. Hal ini dapat ditunjukkan melalui fenomena di beberapa lokasi (terutama di Jawa) yang mengindikasikan pemakaian pupuk yang sudah melebihi dosis anjuran. Oleh karena itu, jika pemerintah akan mengurangi/menghapuskan subsidi pupuk, maka untuk mengurangi dampak negative terhadap penurunan produktivitas dan produksi padi, penggunaan faktor-faktor produksi lain diperbaiki sehingga dapat mengkompensasi penurunan produktivitas yang disebabkan oleh pengurangan penggunaan pupuk dengan kenaikan prododuktivitas karena perbaikan penggunan faktor-faktor produksi lainnya. Hal yang tidak kalah penting adalah pengurangan/penghapusan subsidi perlu diimbangi dengan peningkatan HPP gabah 8

secara proposional agar kebijakan penghapusan subsidi pupuk tidak berdampak terhadap penurunan kesejhateraan petani, yang sebagian besar kecil dengan penguasaan lahan rata-rata hanya 0,3 hektar. merupakan petani 9