BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan kesehatannya, tetapi masih banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

HUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. (Soetjiningsih, 1995). Pada usia tersebut anak mengalami proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB I PENDAHULUAN. luas penyebaranya, diperkirakan 90% lebih banyak melanda anak anak

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut Pintauli dan Hamada (2008),

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi anak, kurangnya mengenalkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik agar jangan sampai terkena gigi berlubang (Comic, 2010).

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

PENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

DESTRI MAYA RANI NIM A020

Karies gigi dapat menyebabkan manusia tanpa memandang usia, mulai dari anak-anak sampai tua, mulai dari yang ringan sampai parah.

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORETIS. renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kerusakan bahan organik yang dapat menyebabkan rasa ngilu sampai

BAB I PENDAHULUAN. pengunyah makanan. Dengan diketahuinya fungsi-fungsi gigi tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB IV HASIL PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui gambaran umum responden penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga pada anak-anak. Proses perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan kariogenik menjadi makanan kegemaran anak karena bentuknya

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

BAB 1 PENDAHULUAN. mukosa, jaringan penyangga dan gigi. Salah satu kelainan yang sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh masyarakat di dunia (Kemenkes RI, 2011). Penyakit pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karbohidrat oleh bakteri, gigi, dan saliva.karies yang terjadi pada gigi desidui

HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang utuh dari kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik. Pembangunan

PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 54 responden

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi gula adalah masalah utama yang berhubungan dengan. dan frekuensi mengkonsumsi gula. Makanan yang lengket dan makanan yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KARIES GIGI PADA MURID SDN 1 RAHA KABUPATEN MUNA. Ratna Umi Nurlila Dosen STIKES Mandala Waluya Kota Kendari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan TK Aisyiyah Bustanul Atfal Godegan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

DAMPAK KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang penting dalam menjaga keseimbangan fungsi tubuh. Kebersihan gigi yaitu keadaan gigi geligi yang berada di dalam rongga mulut dalam keadaan bersih bebas dari plak dan kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau sisa makanan (Setyaningsih, 2007). Kebersihan gigi dan mulut yang tidak diperhatikan, akan menimbulkan masalah salah satunya kerusakan pada gigi seperti karies atau gigi berlubang. Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara mikroorganisme yang ada dalam saliva (Irma Z, 2013). Pada masa kanak-kanak terkadang kita atau anak kita tidak memperhatikan masalah kesehatan gigi mereka. Mereka makan apa saja tanpa memperhatikan apakah kandungan zat yang ada di dalam makanan itu baik untuk gigi atau tidak, apalagi dengan makanan dan minuman manis. Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini merupakan suatu hal yang kadang-kadang menimbulkan rasa kekhawatiran pada setiap ibu (Shinta Margareta, 2012). Kerusakan gigi pada anak-anak atau timbulnya karies gigi pada anak-anak sangat rentan terjadi, mengingat kebiasaan-kebiasaan buruk anak yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut, karena pada usia ini biasanya anak-anak menggemari makanan yang dapat merusak kesehatan gigi dan mulut seperti makanan yang manis-manis, coklat (Setyaningsih, 2007). 1

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan karies gigi antara lain, kebiasaan makan, dan kebersihan mulut. Apabila sering mengkonsumsi glukosa atau makanan manis, maka sukrosa yang dikonsumsi akan bertumpuk dan bakteri akan memfermentasi karbohidrat kemudian melekat pada gigi dan mendukung pembentukan plak. Makanan yang tinggi karbohidrat atau gula, merupakan kontributor terbesar penghasil plak yang akan menempel di gigi (Adryan, 2010). Gula juga dapat menyebabkan masalah gigi, residu gula di gigi yang tidak disikat dengan benar mendorong perkembangbiakan bakteri alami yang menghasilkan asam sehingga gigi menjadi mudah berlubang (Darwin, 2013). Kebanyakan penyebab masalah kesehatan gigi dan mulut adalah plak. Plak adalah suatu lapisan lengket yang merupakan kumpulan dari bakteri. Plak ini akan mengubah karbohidrat atau gula yang berasal dari makanan menjadi cukup asam kuat untuk merusak gigi (Adryan, 2010). Plak terdiri dari jutaan bakteri, dan ketika bakter-bakteri ini bersentuhan dengan sukrosa gula di mulut, asam terbentuk dalam hitungan detik. Asam inilah yang menyerang email, dan jika dibiarkan meneruskan serangan, asam itu akhirnya menciptakan lubang. Cara menghilangkan plak kita harus menjaga kebersihan gigi secara rutin yaitu dengan cara menggosok gigi dengan benar (Adryan, 2010). Karena salah satu tujuan menggosok gigi adalah untuk menghindari adanya plak (Shinta Margareta, 2012). Tehnik mengosok gigi dengan benar yaitu dilakukan minimal 2 kali sehari, sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam (Setyaningsih, 2007). Sesudah makan gigi akan menjadi kotor karena adanya sisa-sisa makanan yang masih menempel pada gigi, oleh karena itu melakukan sikat gigi yanag benar 2

adalah sesudah sarapan pagi. Sedangkan saat tidur, air liur berkurang sehingga asam yang dihasilkan oleh plak akan menjadi lebih pekat dan kemammpuannya untuk merusak gigi tentunya menjadi lebih besar. Oleh karena itu, untuk mengurangi kepekatan dari asam maka plak harus dikurangi dengan cara menyikat gigi sebelum tidur malam (Adryan, 2010). Di Indonesia kebersihan gigi dan mulut cenderung bermasalah, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013, yaitu 25,9% penduduk Indonesia mengalami masalah dengan kesehatan gigi dan mulut. Selain itu dilihat dari presentase penduduk Indonesia menyikat gigi yaitu 93,8% penduduk Indonesia menyikat gigi setiap hari, tapi hanya sekitar 2,3% yang menyikat gigi dengan benar (Kemenkes RI, 2013). Salah satu masalah penyakit gigi yang paling banyak dijumpai dimasyarakat adalah karies gigi yang diperkirakan sekitar 90% dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies gigi (Irma Z, 2013). Hal tersebut dapat dibuktikan oleh hasil dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 melaporkan bahwa proporsi penduduk Indonesia yang mengalami Karies aktif (Karies yang belum ditangani atau belum dilakukan penambalan) sekitar 53,2% dan yang mempunyai pengalaman karies atau riwayat karies sekitar 72,3% dari keseluruhan (Kemenkes RI, 2013). Dari hasil survey RISKESDAS, Daerah Provinsi Gorontalo juga termasuk daerah yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut, yaitu sekitar 30,1%. Dan yang menyikat gigi setiap hari sekitar 96,1% tetapi hanya 6,0% yang menyikat gigi dengan benar. Selain itu penduduk Daerah Provinsi Gorontalo yang 3

mengalami masalah Karies Gigi sekitar 48,8% karies aktif dan 67% riwayat karies gigi (Kemenkes RI, 2013). Hasil Data Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Laporan Data Kesakitan Triwulan IV Tahun 2013, di 21 Puskesmas yang berada di Wilayah Kabupaten Gorontalo, didapatkan total kunjungan pasien ke Puskesmas dengan penyakit Karies gigi selama tahun 2013 sebanyak 1237 pengunjun (dari usia 1 bulan sampai >70 tahun). Untuk anak usia 5-14 tahun sekitar 309 penderita. Sedangkan Laporan Data Kesakitan Triwulan IV Tahun 2014, didapatkan hasilnya menurun yaitu pasien yang melakukan kunjungan ke Puskesmas dengan penyakit Karies pada tahun 2014 sebanyak 1217 penderita, untuk usia 5-14 tahun ini juga mengalami penurunan prevalensi yaitu 174 penderita. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sabri Alim pada tahun 2014 di SDN 427 Malewong Kabupaten Luwu, bahwa ada hubungan antara pola makan dan kebiasaan menggosok gigi dengan timbulnya karies gigi pada anak. Hal ini dikarenakan pola makan yang baik dan kebiasaan menggosok gigi dapat menurangi terjadinya karies gigi pada anak. Penelitian oleh Devi Nurhayati pada tahun 2014 di TK B RA Muslimat PSM Tegalrejodesa Semen Kec. Nguntoronadi Kab. Magetan bahwa didapatkan hampir seluruhnya pada responden yang sering mengkonsumsi makanan manis 26 (78,8%) dengan kejadian karies gigi dan sebagian kecil 0 responden (0%) tidak karies. Pada responden yang jarang mengkonsumsi makanan manis adalah 4 responden (12,1%) dengan karies dan sebagian kecil 3 responden (9,1%) dengan tidak karies. Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik ChiSquare didapatkan koefisien korelasi 4

0,609 dengan tingkat signifikasi 0,000. Karena nilai p = 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang artinya ada hubungan konsumsi makanan manis dengan kejadian karies gigi pada anak prasekolah di RA Muslimat Psm Tegalrejo Desa Semen Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Magetan. Dari hasil survey pengambilan data awal yang dilakukan oleh peneliti pada Tanggal 21 Februari 2015 di SDN 13 Limboto, hasil observasi gigi yang berlubang didapatkan bahwa siswa kelas III yang terdiri dari 57 siswa (yang hadir 51 siswa), yang paling banyak mengalami gigi berlubang yaitu sekitar 27 orang. Kelas IV yang terdiri dari 45 siswa (yang hadir 43 siswa), yang mengalami gigi berlubang ada sekitar 17 orang. Dan kelas V yang terdiri dari 51 siswa (yang hadir 48 siswa), hanya sekitar 15 orang yang mengalami gigi berlubang. Sedangkan Survey terhadap makanan jajanan yang dijual di lingkungan sekolah tersebut, yaitu sebagian besar yang dijual adalah makanan manis, dan lengket seperti coklat, permen, es krim, biskuit. Makanan tersebut sangat rentan untuk menyebabkan kerusakan pada gigi khususnya menyebabkan karies gigi. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SDN 13 Limboto, bahwa sebelumnya belum pernah ada yang melakukan penelitian di Sekolah tersebut, khususnya penelitian tentang Karies Gigi. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Tehnik Menggosok Gigi dan Frekuensi Konsumsi Makanan Jajanan Anak dengan Kejadian Karies Gigi pada Siswa di SDN 13 Limboto. 5

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH 1. Hasil dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) melaporkan bahwa proporsi penduduk Indonesia dan Daerah Provinsi Gorontalo mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut, yaitu masalah Karies gigi 2. Hasil survey pengambilan data awal, terdapatnya Karies gigi pada siswa di SDN 13 Limboto. Hasil observasi gigi yang berlubang didapatkan siswa kelas III (57 siswa) yaitu sekitar 27 orang, kelas IV yang (45 siswa) sekitar 17 orang, dan kelas V (51 siswa) sekitar 15 orang. 3. Adanya kebiasaan siswa di SDN 13 Limboto untuk mengkonsumsi makanan jajanan/makan makanan manis. Makanan tersebut sangat rentan untuk menyebabkan kerusakan pada gigi khususnya menyebabkan karies gigi apabila tidak menjaga kebersihan gigi dengan baik dan benar. 1.3 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan tehnik menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada siswa di SDN 13 Limboto? 2. Apakah ada hubungan frekuensi konsumsi makanan jajanan anak dengan kejadian karies gigi pada siswa di SDN 13 Limboto? 6

1.4 TUJUAN PENELITIAN 1.4.1 Tujuan Umum Untuk Mengetahui Hubungan Tehnik Menggosok Gigi Dan Frekuensi Konsumsi Makanan Jajanan Anak Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Di SDN 13 Limboto 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Untuk Mengetahui Frekuensi Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Di SDN 13 Limboto 2. Untuk Mengetahui Tehnik Menggosok Gigi Pada Siswa Di SDN 13 Limboto 3. Untuk Mengetahui Frekuensi Konsumsi Makanan Jajanan Anak Pada Siswa Di SDN 13 Limboto 4. Untuk Mengetahui Hubungan Tehnik Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Di SDN 13 Limboto 5. Untuk Mengetahui Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan Jajanan Anak Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Di SDN 13 Limboto 1.5 MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti tentang kesehatan gigi dan mulut khususnya tentang hubungan tehnik menggosok gigi dan frekuensi konsumsi makanan jajanan dengan kejadian karies gigi pada usia anak sekolah. 7

2. Bagi Siswa Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tehnik menggosok gigi yang benar, dan selalu memperhatikan frekuensi makanan jajanan yang dimakan. Agar kesehatan gigi dapat dijaga. 3. Bagi Institusi Sekolah Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk program UKGS dalam memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD, untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi khususnya karies gigi. 4. Bagi Tenaga Kesehatan Penelitian ini dapat menjadi masukan dan meningkatkan mutu kesehatan kepada anak atau asuhan keperawatan pada anak, khususnya tentang perawatan gigi dan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian dimasa akan datang dalam mengembangkan ilmu kesehatan khususnya profesi keperawatan. 8