MODUL 1 STRUKTUR BAJA II. Pengenalan Jembatan Baja. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

MODUL 6. S e s i 1 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan

PEMBEBANAN JALAN RAYA

TKS 4022 Jembatan PEMBEBANAN. Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JEMBATAN. Februari Bahan Bahan Jembatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4.1 URAIAN MATERI I : MENENTUKAN MODEL DAN BEBAN JEMBATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PERILAKU DAN KARAKTERISTIK JEMBATAN

TNAAN TAKA. Jembatan merupakan salah satu infrastruktur jalan dengan suatu konstruksi

Disusun Oleh : Anis Massaroh NPM

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4

MODUL 6. S e s i 4 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERENCANAAN, PEMBANGUNAN, DAN PERAWATAN JEMBATAN. oleh : Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Malang, 8 Mei 2017

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Rasio Tinggi Busur terhadap Bentang Jembatan Busur pada Gaya Dalam dan Dimensi Jembatan

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Materi Pembelajaran : 7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah. 8. Contoh Soal.

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

JEMBATAN RANGKA BAJA. bentang jembatan 30m. Gambar 7.1. Struktur Rangka Utama Jembatan

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

PERILAKU DAN SISTEM STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 1 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memungkinkan suatu jalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

Materi Pembelajaran : WORKSHOP/PELATIHAN Perhitungan Tegangan Elastis Pada Penampang Komposit

PERENCANAAN JEMBATAN. JALAN BY PASS PROF. Dr. Ir. IDA BAGUS MANTRA, GIANYAR, BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFLEKSI BALOK MELINTANG DAN TEGANGAN BATANG DIAGONAL TEPI JEMBATAN BOOMERANG BRIDGE AKIBAT VARIASI POSISI PEMBEBANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan serta trotoar.

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR GRACE HELGA MONALISA BAKARA NIM:

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Yumna Cici Olyvia 1) Bayzoni 2) Eddy Purwanto 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan

MODUL 3 STRUKTUR BAJA 1. Batang Tarik (Tension Member)

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Pemilihan Tipe Jembatan Tinjauan Penelitian Pembahasan...

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

membuat jembatan jika bentangan besar dan melintasi ruas jalan lain yang letaknya lebih

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS FLY OVER SIMPANG BANDARA TANJUNG API-API, DENGAN STRUKTUR PRECAST CONCRETE U (PCU) GIRDER. Laporan Tugas Akhir

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

BAB II PERATURAN PERENCANAAN. Jembatan ini menggunakan rangka baja sebagai gelagar induk. Berdasarkan letak

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

Bab 4 KAJIAN TEKNIS FLY OVER

PERANCANGAN JEMBATAN KALI KEJI

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

PERENCANAAN ULANG JEMBATAN RANGKA BAJA Jl. Ir. SUTAMI JURUG DENGAN PEMBEBANAN MENURUT RSNI T

KONTROL PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI BELUMAI PADA JALAN AKSES NON TOL BANDARA KUALANAMU TUGAS AKHIR

OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation

MODUL 5. Addendum Perencanaan Lantai Kenderaan Dengan Corrugated Steel Plate STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir.

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 3 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB I PENDAHULUAN. Konstruksi bangunan tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok dan

Transkripsi:

STRUKTUR BAJA II MODUL 1 Pengenalan Jembatan Baja Dosen Pengasuh : Materi Pembelajaran : 1. Pengertian. 2. Material Jembatan. 3. Keuntungan Bahan Baja Sebagai Material Jembatan. 4. Pembagian Jenis Jembatan. a) Berdasarkan fungsi. b) Berdasarkan lokasi. c) Berdasarkan bahan konstruksi. d) Berdasarkan tipe struktur. d1). Jembatan Gelagar I. d2). Jembatan Gelagar Pelat. d3). Jembatan Gelagar Kotak. d4). Jembatan Rangka. d5). Jembatan Pelengkung. d6). Jembatan Gantung. d7). Jembatan Struktur Kabel. 5. Anatomi Struktur Atas Jembatan. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian jembatan, material yang digunakan, pembagian jenis jembatan, struktur dan anatomi jembatan khusus jembatan baja. DAFTAR PUSTAKA a) A.C.G. Hayward, Composite steel highway bridges, Corus Construction & Industrial. b) Agus Setiawan, Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-1729- 2002), Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 2008. c) Bridge Inspector's Reference Manual, Federal Highway Administration, U.S. Department of Transportation, 2006. d) Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson, STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku, Jilid 1, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 1990. e) Daniel de MATTEIS, dkk., Steel Concrete Composite Bridge, Sustainable Design Guide. f) SNI 03-1729 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung. g) Photo-photo dan artikel dikutip dari Internet dan photo dokumentasi pribadi. h) Wai-Fah Chen, Lian Duan, Bridge Engineering Handbook, CRC Press, Boca Raton London New York Washington,D. C., 2000.

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemilik hak cipta photo-photo, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir dalam modul pembelajaran ini. Semoga modul pembelajaran ini bermanfaat. Wassalam Penulis Thamrin Nasution thamrinnst.wordpress.com thamrin_nst@hotmail.co.id thamrinnst.wordpress.com

Pengenalan Jembatan Baja 1. Pengertian. Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain. 2. Material Jembatan. Jembatan besi dan baja pertama kali di bangun di Inggris, yaitu sekitar tahun 1781, konstruksinya masih menirukan konstruksi jembatan batu yang bentuknya melengkung, lihat Gbr. 1. berikut, bahan jembatan ini adalah dari besi tuang, panjang bentang 100 ft (30 m). Gambar 1: Coalbrookdale Arch Bridge di Inggris, dibuka pada tanggal, 01 01 1781. Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/file:ironbridge_6.jpg Dengan perkembangan teknologi peleburan besi dan baja maka kekuatan baja dapat ditingkatkan, dan disesuaikan pula dengan kebutuhan dan tujuan pemakaian baja, seperti tahan karat atau pelapukan, dapat di las dan lain sebagainya. Baja untuk jembatan tersedia dalam beberapa tingkat kekuatan yang berbeda, masingmasing ditetapkan di bawah ASTM A709, Spesifikasi Standar untuk Baja Struktural untuk Jembatan. Penyebutan kelas (Grade) ditunjukkan pada Tabel 1, serta beberapa spesifikasi 1

alternatif yang mungkin lebih dikenal. Penunjukan kelas berdasarkan tegangan leleh minimum dalam kips/inci 2, Gbr.2, dan "W" menunjukkan bahwa itu adalah komposisi baja tahan terhadap cuaca (weathering). ASTM A709 berisi persyaratan tambahan untuk keliatan takik (notch toughness) dan item lain yang tersedia tetapi hanya berlaku jika ditentukan oleh pembeli. Tabel 1 : Mekanikal Properti Baja Untuk Jembatan. Tanda HPS (high performance steel) menunjukkan bahwa bahan baja mempunyai kinerja yang tinggi dan dapat di las dibandingkan baja konvensional dengan kekuatan yang sama. Pembagian kelas (grade) pada ASTM dan AASHTO dapat dilihat pada tabel 2 berikut, Teble 2 : Mekanika properti minimum struktur baja. Sumber : Wai-Fah Chen, Lian Duan, Bridge Engineering Handbook, CRC Press, Boca Raton London New York Washington, D. C., 2000. 2

Gambar 2 : Kurva tegangan regangan. Sumber : STRUKTUR BAJA, Disain dan Perilaku, Charles G. Salmon. RSNI T-03-2005, menetapkan bahwa sifat mekanis baja struktural yang digunakan dalam perencanaan harus memenuhi persyaratan minimum yang diberikan pada tabel berikut: Jenis Baja BJ 34 BJ 37 BJ 41 BJ 50 BJ 55 Tebel 2 : Sifat Mekanis Baja Struktural. Tegangan putus Tegangan leleh Peregangan minimum, fu minimum fy, minimum (MPa) (MPa) (%) 340 210 22 370 240 20 410 250 18 500 290 16 550 410 13 Sifat-sifat mekanis baja struktural lainnya untuk maksud perencanaan ditetapkan sebagai berikut: Modulus elastisitas, E = 200.000 MPa Modulus geser, G = 80.000 MPa Angka poisson, = 0,3 Koefisien pemuaian, = 12 x 10-6 per oc. 3. Keuntungan Bahan Baja Sebagai Material Jembatan. Pembangunan jembatan sudah mengambil banyak variasi bentuk struktural dari tahun ke tahun, yang berakibat jumlah pemakaian besi baja dalam membuat jembatan semakin meningkat. Walaupun besi sudah umum digunakan dalam konstruksi jembatan tapi kemajuan terakhir di teknologi material besi baja telah memberikan dampak yang besar terhadap 3

perkembangan perencanaan jembatan. Keuntungan pemakaian material besi baja dalam pembangunan jembatan dibandingkan material beton dan kayu adalah : a) Baja mempunyai kekuatan dan keliatan yang tinggi, b) Ada jenis baja yang tahan terhadap cuaca, bahkan tidak perlu di cat. c) Dari segi kekuatannya, bahan baja lebih murah dari beton ataupun kayu, sebab dengan kekuatannya memerlukan volume bahan lebih sedikit. d) Rendahnya biaya pemasangan. e) Jadwal konstruksi yang lebih cepat. f) Tingkat keselamatan kerja tinggi. g) Mudah dalam pemasangan. h) Elemen struktur dapat dibuat di pabrik, dan dapat dilakukan secara besar-besaran. i) Dapat dilakukan bongkar pasang dengan cepat, tanpa ada bahan terbuang. j) Membutuhkan ruang kerja yang lebih sempit. k) Dapat mengikuti bentuk-bentuk arsitektur. l) Ramah lingkungan, dapat menggantikan posisi kayu sebagai bahan konstruksi. 4. Pembagian Jenis Jembatan. Jenis jembatan dapat dibagi berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur, yaitu : a) Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut : a1). Jembatan jalan raya (highway bridge), a2). Jembatan jalan kereta api (railway bridge), a3). Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge). b) Berdasarkan lokasi, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut : b1). Jembatan di atas sungai atau danau, b2). Jembatan di atas lembah, b3). Jembatan di atas jalan yang ada (fly over), b4). Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert), b5). Jembatan di dermaga (jetty). c) Berdasarkan bahan konstruksi, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain : c1). Jembatan kayu (log bridge), c2). Jembatan beton (concrete bridge), c3). Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge), c4). Jembatan baja (steel bridge), c5). Jembatan komposit (compossite bridge), gabungan dua jenis material, yaitu baja dan beton secara bersama-sama memikul lentur dan geser. d) Berdasarkan tipe struktur, khusus jembatan baja dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain : d1). Jembatan gelagar I (rolled steel girder bridge), tersusun dari beberapa gelagar I canai panas, panjang bentang berkisar 10 meter sampai dengan 30 meter. Jembatan gelagar ini dapat bersifat komposit atau non komposit, tergantung penggunaan penghubung geser (shear connector), juga tergantung kepada penggunaan bahan untuk lantai jembatan misal dari kayu (jembatan konvensional) atau beton. 4

Gambar 3 : Jembatan baja multi girder I. Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/girder_bridge Sandaran Lantai jembatan Trotoir Lapis aspal Shear connector I girder Gambar 4 : Jembatan baja multi girder I. 5

X lateral bracing, pengaku lateral Stiffener, Pengaku vertikal Gambar 5 : Jembatan baja multi girder, dengan cross bracing dan stiffener, komposit. Sumber : Bridge Inspector's Reference Manual, Federal Highway Administration, U.S. Department of Transportation, 2006 Gambar 6 : Shear connector pada flange atas jembatan multi girder. Sumber : Internet. d2). Jembatan gelagar pelat (plate girder bridge), atau sering juga disebut jembatan dinding penuh, tersusun dari 2 (dua) atau lebih gelagar, yang terbuat dari pelat-pelat baja dan baja siku yang diikat dengan paku keling atau di las. Panjang bentang 6

berkisar 30 meter sampai dengan 90 meter.yusup Saleh, Lian Duan, The Bridge Engineering Handbook, 2000. Ikatan angin Stringer (gelagar kedua) Gelagar induk Stiffener, Pengaku vertikal Gelagar melintang (diagfragma), dapat berfungsi sebagai pengaku lateral. Gambar 7 : Jembatan gelagar pelat multi span, dengan cross bracing dan stiffener, komposit. Sumber : Bridge Inspector's Reference Manual, Federal Highway Administration, U.S. Department of Transportation, 2006. Gambar 8 : Susunan gelagar pelat (plate girder). 7

Sandaran Lantai jembatan Trotoir Lapis aspal Shear connector Bracing Plate girder Gambar 9 : Gelagar pelat (plate girder). Gambar 10 : Bentuk anatomi jembatan gelagar I atau gelagar pelat, dengan istilah-istilah. 8

Gambar 11 : Jembatan kereta api gelagar pelat (plate girder), dengan dek dibawah. Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/girder_bridge Gambar 12 : Jembatan kereta api gelagar pelat (plate girder), dengan dek diatas, multi span. Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/girder_bridge 9

d3). Jembatan gelagar kotak (box girder bridge), terbuat dari pelat-pelat berbentuk kotak empat persegi atau berbentuk trapesium, umumnya digunakan dengan panjang bentang 30 meter sampai dengan 60 meter.yusup Saleh, Lian Duan, The Bridge Engineering Handbook, 2000. Jembatan dapat terdiri dari gelagar kotak tunggal maupun tersusun dari beberapa gelagar, seperti terlihat dalam gambra berikut. Gambar 13 : Jembatan gelagar kotak (box girder), multi span. Sumber : A.C.G. Hayward, Composite steel highway bridges, Corus Construction & Industrial Gambar 14 : Jembatan gelagar kotak tunggal (box girder), multi span. Sumber : Daniel de MATTEIS, dkk., Steel Concrete Composite Bridge, Sustainable Design Guide. Gambar 15 : Bentuk anatomi jembatan gelagar kotak, dengan istilah-istilah. 10

d4). Jembatan rangka (truss bridge), tersusun dari batang-batang yang dihubungkan satu sama lain dengan pelat buhul, dengan pengikat paku keling, baut atau las. Batangbatang rangka ini hanya memikul gaya dalam aksial (normal) tekan atau tarik, tidak seperti pada jembatan gelagar yang memikul gaya-gaya dalam momen lentur dan gaya lintang. Jembatan rangka telah menjadi kekuatan yang efektif dan efisien untuk jembatan bentang panjang lebih dari 150 tahun. Sebagai jembatan rangka dengan, - Gelagar pelat telah digunakan dengan bentang sekitar 550 ft (167,6 m) - Gelagar kotak untuk bentang hingga 750 ft (228,6 m). -Gelagar segmental kotak beton untuk bentang sampai sekitar 800 ft (243,8 m). - Jembatan struktur kabel untuk bentang sekitar 500 ft (152,4 m) sampai 2000 ft (609,6 m), (John M. Kulicki, Bridge Engineering Hand Book, 2000). Gambar 16 : Jembatan Ikitsuki, Ikitsuki, Nagasaki-ken JAPAN, panjang bentang 200m + 400 meter (1312 feet) + 200 m, tahun 1991. Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/file:ikitsuki_ohashi.jpg Tipe-tipe jembatan rangka seperti terlihat dalam gambar berikut, Trough Howe Truss Trough Pratt Truss Gambar 17.a : Tipe-tipe jembatan rangka 11

Trough Warren Truss Quadrangular Trough Warren Truss Trough Whipple Truss Camel Back Truss Trough Baltimore Truss K Truss Trough Petit Truss K Truss Gambar 17.b. : Tipe-tipe jembatan rangka (lanjutan). Sumber : http://okbridges.wkinsler.com/technology/index.html Bentuk anatomi dari jembatan rangka baja dan elemen-elemennya terlihat dalam gambar berikut, Gambar 18 : Bentuk anatomi jembatan rangka. Sumber : http://okbridges.wkinsler.com/technology/index.html 12

Gambar 19 : Bentuk anatomi jembatan rangka. Sumber : http://www.stssteel.com/projects/projects_bridge_junction_rd_truss.htm Gambar 20 : Bentuk anatomi jembatan rangka. Sumber : http://www.semissourian.com/blogs/pavementends/entry/23999/ 13

Gambar 21 : Jembatan rangka baja. Sumber : http://www.richardsharp.co.uk/route66.htm d5). Jembatan pelengkung (arch bridge), Gambar 22 : Jembatan kereta api Sei. Ular (arch bridge). Sumber : Koleksi pribadi 14

Jembatan Sungai Ular pada gambar 22 diatas merupakan jembatan untuk lalu lintas kereta api yang terletak pada kabupaten Serdang-Bedagai, propinsi Sumatera Utara. Tipe struktur adalah pelengkung tiga sendi, dimana sendi ketiga terletak pada puncak atas. Keistimewaan dari struktur pelengkung tiga sendi ini adalah momen yang terjadi lebih kecil karena tereduksi oleh adanya gaya horisontal pada perletakan yang menghasilkan momen negatip. Gambar 23 : Jembatan kereta api Sei. Ular (arch bridge). Sumber : http://permatasumut.blogspot.com/ d6). Jembatan gantung (suspension bridge). Gambar 23 : Jembatan Gantung Akashi Kaikyō (suspension bridge). 15

Pada jembatan gantung semua gaya-gaya vertikal disalurkan melalui kabel-kabel penggantung ke tiang (pylon) dan perletakan ujung. Jembatan gantung yang pernah dibangun dengan bentang terpanjang sejak tahun 1998 adalah jembatan Akashi dengan panjang bentang utama 1991 meter ( 2 km), Gbr. 23. d7). Jembatan Struktur Kabel (cable stayed bridge), Gambar 24 : Jembatan Sutong, melintasi sungai Yangtze, RRC Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/list_of_largest_cable-stayed_bridges Pada jembatan struktur kabel (cable-stayed bridge) sepenuhnya gaya-gaya vertikal dipikul oleh tiang (pylon) yang disalurkan melalui kabel-kabel penggantung. Jembatan struktur kabel terpanjang yang pernah dibangun adalah jembatan Sutong yang melintasi sungai Yangtze, RRC., dengan bentang 1088 meter, selesai dibangun tahun 1998, dengan memiliki 2 (dua) pylon. 5. Struktur Jembatan. Secara umum struktur jembatan terbagi menjadi 3 (tiga) bagian utama yaitu struktur atas (superstructures) dan struktur bawah (Substructures) dan Pondasi. 5.1). Struktur Atas. Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll. Struktur atas jembatan umumnya meliputi : 16

a) Trotoar : Sandaran dan tiang sandaran, Peninggian trotoar (Kerb), Slab lantai trotoar. b) Slab lantai kendaraan, c) Gelagar (Girder), d) Balok diafragma, e) Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang), f) Tumpuan (Bearing). 5.2). Struktur Bawah. Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar. Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi : a). Pangkal jembatan (Abutment), Dinding belakang (Back wall), Dinding penahan (Breast wall), Dinding sayap (Wing wall), Oprit, plat injak (Approach slab) Konsol pendek untuk jacking (Corbel), Tumpuan (Bearing). b). Pilar jembatan (Pier), Kepala pilar (Pier Head), Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal, Konsol pendek untuk jacking (Corbel), Tumpuan (Bearing). c). Pondasi Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar. Berdasarkan sistimnya, pondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain : c.1). Pondasi telapak (spread footing) c.2). Pondasi sumuran (caisson) c.3). Pondasi tiang (pile foundation) Tiang pancang kayu (Log Pile), Tiang pancang baja (Steel Pile), Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile), Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete Pile), spun pile, Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile, franky pile, Tiang pancang komposit (Compossite Pile). 17