: KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: KEP- 918/K/1995 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUTAN ARSIP

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEMATIKA JADWAL RETENSI ARSIP DI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1979 TENTANG PENYUSUTAN ARSIP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 250 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PENGURUSAN ARSIP

BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nomor : 57/KPTS/1995. Tentang JADUAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

Dari segi administrasi, tujuan penyusutan arsip ialah:

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUTAN ARSIP KEPEGAWAIAN BERDASARKAN JADWAL RETENSI ARSIP

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 7 TAHUN 2014 TANGGAL 28 MARET 2014 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 784 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Retensi. Arsip. Keuangan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

2 menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Bidang Keuangan di Kementerian

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

PROSEDUR PENYUSUTAN ARSIP DEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMUSNAHAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011

2016, No Kementerian sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh at

2016, No Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1873); 4. Peraturan Kepala A

2016, No tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi Unda

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

TATA CARA PENYUSUTAN ARSIP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 3

2 menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Kepegawaian Aparatur Sipil Neg

TEKNIS PENYUSUTAN ARSIP

2016, No. -2- Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Kep

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP FASILITATIF NON KEUANGAN DAN NON KEPEGAWAIAN

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indone

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

INTRUKSI KERJA PEMUSNAHAN ARSIP SISTEM MANAJEMEN MUTU AIRLANGGA INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM (AIMS) UNIVERSIT AS AIRLANGGA

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

Keputusan Kepala ANRi No. 9 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusutan Arsip pada Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Peraturan Kepala

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN DAN PEMUSNAHAN DOKUMEN PERUSAHAAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN PENGADAAN

2 Tahun 1999 Nomor 167; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tent

2017, No Pengembangan Ekspor Nasional, dan Bidang Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dim

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31A 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 A TAHUN 2010 TENTANG

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 35 TAHUN 2012

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK BUPATI GRESIK

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

2016, No Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran

Diklat Penyusutan Arsip

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENETAPAN JADWAL RETENSI ARSIP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Januari 2017 telah diberikan persetujuan jadwal retensi arsip fasilitatif fungsi keuangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG

PENYUSUTAN ARSIP. Burhanuddin DR

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PERPUSTAKAAN

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahu

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIPDI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN NOMOR: KEP- 918/K/1995 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUTAN ARSIP BADAN PENGAWASAN KEUANGAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk tercapainya tertib pelaksanaan penyusutan arsip Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan perlu adanya petunjuk pelaksanaan penyusutan arsip; b. bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan Keputusan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan (Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 32); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusunan Arsip (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 51); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 4. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP-912/K/1995 tentang Jadwal Retensi Arsip Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUTAN ARSIP BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. Pasal 1 Petunjuk pelaksanaan penyusutan arsip Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Petunjuk pelaksanaan penyusutan arsip Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dilaksanakan di seluruh unit kerja di lingkungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Pasal 3 Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diatur dan ditetapkan kemudian. Pasal 4 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN TTD Drs. Soedarjono

060028787 www.bpkp.go.id

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN NOMOR : KEP-918/K/1995 TANGGAL : BAB I PENDAHULUAN A. Maksud dan tujuan Dengan bertambahnya volume arsip sebagai akibat kegiatan pengawasan yang semakin berkembang serta untuk meningkatkan daya dan hasilguna kearsipan dan untuk menjamin keselamatan arsip maka dipandang perlu menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan Penyusutan Arsip sebagai bagian program kegiatan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Petunjuk pelaksanaan penyusutan arsip ini memuat tiga tata cara, yaitu: 1. pemindahan arsip in aktifdari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan; 2. pemusnahan arsip yang telah habis nilai guna; 3. penyerahan arsip kepada ANRI, yang telah habis jangka simpan tetapi masih memiliki nilai guna. Tujuan Petunjuk Pelaksanaan Penyusutan ini untuk memungkinkan penyusutan arsip secara sistematis dan teratur, meliputi seluruh unit kerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, baik untuk Tingkat Pusat maupun Perwakilan. B. Ruang lingkup Ruang lingkup penyusutan meliputi seluruh daur hidup arsip mulai saat aktif sampai in aktif sesuai dengan Jadwal Retensi Arsip Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Proses penyusutan mencakup kegiatan penyiangan arsip (weeding) pemindahan arsip in aktif dari Unit-unit Pengolah ke Unit Kearsipan, penyerahan arsip bernilai guna permanen/pertanggung-jawaban Nasional kepada ANRI dan pemusnahan arsip yang telah habis nilai gunanya. C. Pengertian umum Untuk memudahkan-pemahaman perlu dijelaskan istilah-istilah berikut : 1. Arsip aktif adalah arsip dinamis yang secara langsung dan terus-menerus diperlukan dan dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi. 2. Arsip duplikasi adalah arsip yang bentuk maupun isinya sama dengan aslinya tetapi hanya berfungsi sebagai pengganti yang asli. 3. Arsip in aktif adalah arsip dinamis yang frekwensi penggunaannya untuk penyelenggaraan administrasi sudah menurun. 4. Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara, dan sudah mencapai taraf nilai abadi karena memiliki nilai guna sekunder pertanggung-jawaban Nasional. 5. Berkas adalah naskah/himpunan naskah yang disatukan sebagai satu unit dan berisi informasi spesifik. 6. Dosier adalah berkas/himpunan berkas dari suatu kegiatan/urusan yang dilaksanakan oleh unit kerja dalam struktur organisasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 7. Daftar Pertelaan Arsip adalah suatu daftar berupa catatan susunan berkas yang akan dipindahkan/dimusnahkan diserahkan kepada ANRI. 8. Jadwal Retensi Arsip adalah suatu pedoman tentang jangka simpan arsip mencakup jenis arsip, nilai guna, jangka simpan dan keterangan. 9. Berita Acara Pemusnahan Arsip adalah berita acara yang dibuat dalam rangka pemusnahan arsip.

10. Berita Acara Penyerahan Arsip adalah berita acara yang dibuat dalam rangka penyerahan arsip ke ANRI. 11. Penyiangan Arsip (weeding) adalah memilih non arsip untuk memungkinkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan hanya menyimpan naskah yang memiliki nilai guna (naskah yang disamakan dengan asli). 12. Non Arsip adalah ikutan dari semua proses pendptaan arsip yang tidak mengandung informasi pelengkap dan/atau berupa produk pustaka. 13. Produk Pustaka adalah segala bentuk hasil penerbitan dapat berupa buku, majalah/koran dan terbitan khusus. 14. Seri Arsip adalah berkas/sekelompok berkas arsip yang disatukan karena berisi satu unit informasi dan dapat dimusnahkan sebagai unit. Seri arsip menjadi dasar penentuan jangka simpan arsip. 15. Daftar Berkas Arsip adalah satuan susunan berkas arsip secara berurutan dari Unit Pengolah. 16. Pusat Arsip Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan adalah Unit Kearsipan yang bertanggung jawab pada seluruh proses pengelolaan arsip Badan Pengawasan Keuangan dan Pembanunan sebagai kesatuan instansi. BAB II PENGURUSAN ARSIP A. Pengurusan Arsip Aktif Di lingkungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan pengurusan arsip aktif dilaksanakan oleh Unit Pengolah masihg-masing. 1. Untuk Tingkat Pusat. a. Untuk Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dilaksanakan oleh sekretaris Kepala BPKP. b. Untuk masing-masing Deputi dilaksanakan oleh TU Deputi. c. Untuk Biro/Direktorat dilaksanakan oleh TU Biro/Direktorat masing-masing. d. Untuk Pusdiklat dan Puslitbang dilaksanakan oleh TU masing- masing. 2. Untuk Propinsi dilaksanakan oleh Sekretaris Bidang/Bagian. 3. Untuk Kabupaten/Kodya/Perwakilan Luar Negeri dilaksanakan oleh Kasubag/Kasie. B. Pengurusan Arsip In Aktif. Pengurusan arsip in aktif dilaksanakan pada unit kerja kearsipan sebagai berikut: 1. Di lingkungan BPKP Pusat dilaksanakan oleh Biro Tata Usaha c.q. Bagian Persuratan dan Kearsipan sebagai Unit Kearsipan I. 2. Di Kantor Perwakilan BPKP dilaksanakan oleh Bagian Tata Usaha/Sub Bagian Umum/Sub Bagian Tata Usaha/Sub Bagian Persuratan sebagai Unit Kearsipan II. BAB III PENGGUNAAN JADWAl RETENSI ARSIP A. Susunan Jadwal Retensi Arsip Secara garis besar Jadwal Retensi Arsip memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Jenis Arsip adalah spesifikasi pengelompokan fisik arsip yang didasarkan pada unit-unit informasi yang mencerminkan fungsi unit kerja struktur organisasi BPKP dan jenis arsip mengacu pada seri arsip. 2. Nilai guna arsip adalah nilai arsip yang didasarkan pada kegunaannya bagi kepentingan pengguna arsip, yaitu mencakup: a. Nilai Guna Administrasi. b. Nilai Guna Hukum c. Nilai Guna Keuangan d. Nilai Guna Ilmiah dan Teknologi e. Nilai Guna Informasional f. Nilai Guna Evidensial (bukti keberadaan/sejarah).

3. Jangka Simpan merupakan jangka penyimpanan arsip yang diperlukan pada masa aktif dan in aktif. 4. Hal-hal yang menyangkut sifat nilai guna arsip dicantumkan kolom keterangan, yang berupa : Vital, Permanen, Review dan Musnah. B. Penyiangan Arsip (Weeding) Langkah awal menyusutkan arsip adalah memilah arsip yang memiliki nilai informasi yang diperlukan dengan menghilangkan ikutan yang tidak memiliki informasi pelengkap. Karena itu bagian ikutan seperti : duplikasi, naskah-naskah yang tidak bernilai guna arsip, sampul, dan lain-lain, harus disiangi secara langsung di Unit Pengolah. C. Daftar Pertelaan Arsip Naskah-naskah yang bernilai guna arsip harus dilakukan penyusutan setelah dibuat Daftar Pertelaan Arsip, yaitu: 1. Daftar Pertelaan Arsip yang disimpan sementara. 2. Daftar Pertelaan Arsip yang bernilai guna permanen/pertanggung-jawaban Nasional sebagai sarana b. penyerahan arsip ke ANRI. 3. Daftar Pertelaan Arsip yang diusulkan untuk dimusnahkan. D. Penyerahan Arsip ke ANRI Arsip yang bernilai guna permanen/berniai guna pertanggungjawaban Nasional yang telah dibuatkan Daftar Pertelaan diserahkan ke ANRI. Pelaksanaannya sebagai berikut: 1. Di BPKP Tingkat Pusat/Perwakilan Luar Negeri ditetapkan dengan Keputusan Kepala BPKP dan diserahkan secara langsung ke ANRI Pusat. 2. Di Perwakilan-perwakilan BPKP ditetapkan dengan Keputusan Kepala BPKP dan diserahkan kepada ANRI wilayah yang bersangkutan. E. Arsip yang tercipta sebelum adanya JRA Untuk Arsip yang tercipta sebelum diberlakukan JRA BPKP, dilaksanakan sesuai dengan Surat Edaran Kepala ANRI nomor SE/01/1981, sedangkan yang jangka simpannya melewati saat berlakunya JRA BPKP harus dibuatkan Daftar Waktu Penyimpanan Arsip. BAB IV PELAKSANAAN PENYUSUTAN ARSIP A. PersiapanPenyusutan Arsip. Meningkatnya jumlah arsip akan menimbulkan masalah jika tidak dilakukan.program penyusutan. Sebagai langkah persiapan terlebih dahulu perlu dilakukan penyiangan terhadap seluruh arsip untuk memisahkan arsip dengan non arsip langkah Penyiangan sebagai berikut: 1. Arsip aktif jangka waktu simpannya telah habis tetapi masih diperlukan, dipindahkan ke Unit Kearsipan. 2. Non Arsip segera dimusnahkan secara langsung di Unit Pengolah atau dipindahkan ke Unit Kearsipan untuk dimusnahkan. Termasuk Non arsip: ikutan proses penciptaan arsip, produk pustaka dan duplikasi, yang rinciannya sebagai berikut: a. Map, blanko/formulir yang sudah tidak berlaku, sampul surat, undangan yang tidak berpengaruh langsung pada operasional instansi dapat langsung dimusnahkan di Unit Pengolah tanpa memakai Daftar Pertelaan Arsip. b. Produk Pustaka : koran, majalah, brosur, leaflet, buku, terbitan khusus, dan lain-lain, diserahkan ke Unit Perpustakaan BPKP. c. Duplikasi/tindasan/c.c. yang naskah aslinya masih ada. B. Pemindahan Arsip In Aktif Pemindahan arsip in aktif ke Unit Kearsipan merupakan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap unit pengolah, minimal sekali dalam setahun, yang prosedur pemindahannya sebagai berikut:

1. Arsip In Aktif yang akan dipindahkan dicatat berkas demi berkas dalam bentuk Daftar Pertelaan Arsip/Daftar Berkas dan dikelompokkan menurut seri arsip. 2. Setiap berkas harus berisi informasi minimal berupa kode klasifikasi dan judul berkas pada halaman muka sampul folder. 3. Daftar Berkas Arsip yang dipindahkan harus ditanda-tangani oleh Kepala Unit Pengolah dan Kepala Unit Kearsipan. 4. Berkas Arsip diserahkan bersama Daftar Berkas/Daftar Pertelaan Arsip sesuai dengan nomor urut berkas dan nama unit pengolah arsip yang bersangkutan. 5. Pemindahan dilakukan dengan melampirkan Daftar BerkasArsip/Daftar Pertelaan Arsip in Aktif dan lembar pertama disimpan oleh Unit Kearsipan, lembar kedua disimpan oleh Unit Pengolah. C. Pemusnahan Arsip 1. Pemusnahan sesuai JRA a. Pemusnahan arsip dengan jangka simpan kurang dari 10 tahun dan tidak dinyatakan harus dinilai kembali, langsung dilaksanakan sepenuhnya oleh pejabat yang berwenang dengan Keputusan Kepala BPKP. b. Pemusnahan arsip dengan jangka simpan 10 tahun atau lebih ditetapkan dengan Keputusan Kepala BPKP setelah mendengar pertimbangan panitia penilai arsip BPKP dan mempertimbangkan pendapat instansi terkait. Pemusnahan arsip yang tercipta sebelum berlakunya JRA BPKP, ditetapkan dengan keputusan sebagaimana tersebut di atas. c. Pemusnahan arsip harus dibuatkan Berita Acara dan Daftar Pertelaan Arsip. d. Pemusnahan arsip in aktif yang bermur 10 (sepuluh) tahun atau lebih/arsip yang dinilai kembali dilaksanakan dengan cara: 1) Membentuk Tim Penilai Arsip yang anggotanya terdiri atas pejabat Biro Hukum, pengawasan/pejabat yang ditunjuk untuk itu, Unit Kearsipan dan ANRI serta pejabat dari BEPEKA khusus untuk arsip keuangan dan BAKN khusus untuk arsip kepegawaian. 2) Tim Penilai Arsip melakukan penilaian terhadap arsip yang dalam JRA ditetapkan dengan review datam kolom keterangan. 3) Hasil review dapat dinyatakan permanen untuk arsip yang bernilai guna pertanggungjawaban nasional/pelestarian budaya, ditetapkan jangka simpan baru untuk yang masih berguna bagi BPKP dan dinyatakan musnah yang telah habis nilai gunanya. 4) Tim Penilai Arsip membuat surat usulan pemusnahan arsip kepada Kepala BPKP melalui Deputi Kepala BPKP Bidang Administrasi dengan me'ampirkan Daftar Pertelaan Arsip untuk arsip yang diusulkan musnah. 5) Setelah mendapat persetujuan Kepala BPKP, Tim Penilai Arsip membuat usul pemusnahan arsip untuk meminta persetujuan kepada Kepala ANRI; khusus untuk arsip keuangan dimintakan pendapat dari Ketua BEPEKA; dan khusus untuk arsip kepegawaian dimintakan pendapat dari Kepala BAKN. 6) Setiap pemusnahan arsip harus dibuatkan Daftar Pertelaan Arsip dan Berita Acara Pemusnahan Arsip rangkap 4 (empat) disampaikan kepada: (1) Unit Kearsipan (2) Arsip Nasional RI (3) BEPEKA (arsip keuangan) (4) BAKN (arsip kepegawaian). e. Prosedur pemusnahan arsip : 1) Arsip in aktif diseleksi dengan cara dan mencatat arsip yang telah habis jangka simpannya beredoman pada JRA. 2) Arsip yang akan dimusnahkan dicatat pada Daftar Pertelaan Arsip rangkap 2 (dua). 3) Kepala Unit Kearsipan membuat surat usulan pemusnahan arsip kepada Kepala BPKP melalui Deputi Kepala BPKP Bidang Administrasi dengan melampirkan

Daftar Pertelaan Arsip. Setelah disetujui Kepala BPKP, dibuatkan Berita Acara pemusnahan arsip dan Daftar Pertelaan Arsip masing-masing : rangkap 2 (dua). 4) Pemusnahan dilaksanakan secara total, sehingga tidak dikenal lagi baik bentuk fisik maupun informasinya dengan cara: pencacahan/pembakaran/peleburan secara kimia. 5) Pelaksanaan pemusnahan disaksikan oleh pejabat Biro Hukum, pengawasan/pejabat yang ditunjuk untuk itu. 6) Berita Acara Pemusnahan Arsip ditanda-tangani oleh Kepala Unit Kearsipan dan oleh 2 (dua) orang saksi dari Biro Hukum, pengawasan/pejabat yang ditunjuk untuk itu. 7) Pemusnahan di Unit Kearsipan dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun. D. Penyerahan Arsip Kepada Arsip Nasional RI Arsip yang mempunyai kegunaan sebagai bahan pertanggung-jawaban nasional/pelestarian budaya yang telah habis jangka simpannya diserahkan kepada ANRI dengan prosedur penyerahan sebagai berikut: 1. Kepala Unit Kearsipan membuat Daftar Pertelaan Arsip untuk arsip yang diserahkan rangkap 2 (dua). 2. Kepala Unit Kearsipan mengajukan permohonan persetujuan penyerahan arsip kepada Kepala BPKP melalui Deputi Kepala BPKP Bidang Administrasi dengan melampirkan Daftar Pertelaan Arsip. 3. Setelah disetujui Kepala BPKP, dibuatkan surat usufan penyerahan arsip kepada ANRI dengan melampirkan Daftar Pertelaan Arsip. 4. Setefah mendapat persetujuan ANRI pelaksanaan penyerahan dilakukan dengan membuat Berita Acara Penyerahan Arsip rangkap 2 (dua) yang ditanda-tangani oleh pejabat yang berwenang di ANRI dan BPKP. 5. Berita Acara Penyerahan Arsip dan Daftar Pertelaan Arsip masing- masing disimpan oleh Unit Kearsipan BPKP dan ANRI. Penyerahan arsip dilaksanakan dengan membuat Berita Acara Penyerahan Arsip Statis yang disertai Daftar Pertelaan Arsip. BAB V PENUTUP Demikian petunjuk pelaksanaan penyusutan arsip ini dibuat sebagai pedoman penyusutan arsip di lingkungan BPKP.

LAMPIRAN II BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAFTAR PERTELAAHAN ARSIP YANG DIPINDAHKAN/DIMUSNAHKAN/DISERAHKAN*) UNIT PENGOLAH/KEARSIPAN : ALAMAT : TELEPON : NO. I S I TAHUN JUMLAH KETERANGAN 1 2 3 4 5 KEPALA UNIT PENGELOLAH TANGGAL, KEPALA UNIT KEARSIPAN *) coret yang tidak perlu

DAFTAR BERKAS NO. JUDUL BUKU KODE KETERANGAN 1 2 3 5 KEPALA UNIT PENGELOLAH JAKARTA, KEPALA UNIT KEARSIPAN

LAMPIRAN III BADAN PENGAWASAN KEUANGAN BERITA ACARA PEMUSNAHAN ARSIP NOMOR : Pada hari ini, tanggal.bulan.tahun.kami yang bertandangan di bawah ini, berdasarkan persetujuan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan No..tanggal. dan surat Tugas No.tanggal telah melakukan pemusnahan arsip sebagaimana tercantum dalam Daftar Pertelaan Arsip terlampir dengan cara membakar/mencacah/menghancurkan. *) KEPALA UNIT KEARSIPAN SAKSI-SAKSI. *) Coret yang tidak perlu

LAMPIRAN IV BADAN PENGAWASAN KEUANGAN BERITA ACARA PENYERAHAN ARSIP Nomor :.. Pada hari ini, tanggal.bulan.tahun.kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama Jabatan bertindak atas nama dan untuk Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang selanjutnya disebut Pihak Kesatu: 2. Nama Jabatan bertindak atas nama dan untuk Arsip Nasional Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Pihak Kedua: menyatakan telah melaksanakan serah terima arsip yang rinciannya tercantum dalam Daftar Pertelaan Arsip terlampir kepada Arsip Nasional Republik Indonesia. YANG MENERIMA PIHAK KEDUA, a.n. KEPALA ARSIP NASIONAL YANG MENYERAHKAN PIHAK KESATU, a.n. DEPUTI KEPALA BPKP BIDANG ADMINISTRASI