Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

POLA ASUH DAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK TODDLER. Triani Yuliastanti Novita Nurhidayati INTISARI

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012

PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA di TK TUNAS HARAPAN JETIS MOJOKERTO. Sarmini Moedjiarto *)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

Oleh : Suyanti ABSTRAK

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA 1

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu aspek perkembangan pada anak yang seyogyanya

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

HUBUNGAN PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN. Lilis Maghfuroh.

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keturunan kedua.

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SULIT MAKAN PADA ANAK PRA SEKOLAH DI TK PERTIWI DESA BUGEL KECAMATAN KEDUNG KABUPATEN JEPARA

ISSN Vol 5, November 2014

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

PENGARUH STIMULASI MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI TIRIPAN BERBEK NGANJUK

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

I. Pendahuluan Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan

Rustantina 1), Dewi Elliana 2) ABSTRAK

Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015 ISSN X

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III. penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional, yaitu

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kebutuhan dasarnya agar bisa belajar mandiri. Anak bukan. yang berbeda dengan orang dewasa (Mansur, 2009).

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

Laili Rahmawati 1 Lilik Hanifah 2. Kata Kunci: Pengetahuan, Pola Bermain, Perkembangan 1) Peneliti I 2) Peneliti II

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

Umi Sa adah, Asih Setyorini

PENGARUH STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA TODDLER

PENGARUH TIPE POLA ASUH IBU TERHADAP PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU SRIJAYA DESA PUCANG MILIRAN KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG Ina Qoriah Mardikaningsih *) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : abdi_husada@yahoo.co.id ABSTRAK Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses kematangan. Disini menyangkut adanya proses dideferensiasi dari sel-sel tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa hingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sosial sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Dari hasil survay pendahuluan yang dilakukan sekitar 15 ibu menyatakan tidak mengetahui tentang perkembangan anaknya sesuai dengan tahapan umur anaknya. Misal pada usia 3-6 tahun anak akan senang berjalan jalan sendiri mengunjungi tetangga, belajar memakai dan membuka baju sendiri, bicara dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu kurang begitu mengetahui tahapan perkembangan yang dialami oleh anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu sebagai variabel in dependen dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang sebagai variabel dependen. Penelitian ini merupakan penelitian kompetensi bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan pada balita dengan menggunakan rancangan cross sectional dan jenis penelitian survay analitik yang dilaksanakan pada bulan April 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita bersekolah di RA Al Iman Banaran, Gunungpati, Semarang Tahun 2009 yang berumur 4-5 tahun berjumlah 30 orang dan sampel 30 orang. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data diolah dengan langkah editing, skoring, coding, Entry dan Tabulating. Pada analisa secara univariat variabel didistribusikan sesuai karakteristik responden, sedang pada analisa secara bivariat dengan uji uji Chi square dengan menggunakan program SPSS Versi 11,5. Hasil penelitian ini adalah Karakteristik responden yang mempunyai balita usia 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang sebagian besar berumur 25-35 Tahun yaitu sebanyak 17 responden (56,67 %), berpendidikan dasar sebanyak 9 responden (30%) dan sebagian besar berprofesi dibidang swasta yaitu sebanyak 8 responden (26,7%), sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 14 responden (46,7%), sebagian besar perkembangan sosial balita masuk dalam tingkat perkembangan sosial yang tinggi yaitu sebanyak 11 balita (36,7%). dan ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan sosial balita dengan p-value sebesar 0,001. Saran yang disampaikan yaitu kepadamasyarakat khususnya para ibu yang mempunyai anak balita supaya lebih memperhatikan tahapan perkembangan balitanya sehingga apabila ditemukan keterlambatan dalam tumbuh kembang putranya dapat terdeteksi lebih dini dan dapat dicari solusinya. Kata Kunci : Pengetahuan ibu, Perkembangan sosial, Balita 4-5 tahun. 1

PENDAHULUAN Salah satu faktor pendukung utama dalam proses perkembangan pada balita adalah lingkungan keluarga. Keluarga merupakan media yang baik untuk perkembangan anak, meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya dan berproduktivitas serta menciptakan lingkungan yang damai sehingga terbentuk pertumbuhan yang optimal(soetjiningsih, 2002). Fase terpenting dalam perkembangan anak adalah ketika masih bayi dan anak-anak (Balita) atau yang disebut dengan Periode emas ( Golden Period) dalam perkembangan anak hanya terjadi sekali dalam kehidupan manusia yang dimulai sejak lahir hingga usia enam delapan tahun(program bina keluarga dan balita, 2006). Dalam survei tumbuh kembang anak balita dengan cara multi stage random sampling di sebuah kelurahan di Jakarta Timur pada tahun 2009, didapatkan status gizi normal 5,2 %, gizi kurang 18,6 %, gizi lebih 1,37 % dan obesitas 15,7 %, perkembangan yang normal 74,5 % serta diduga keterlambatan perkembangan 25,5 %. Kejadian ini sangatlah memprihatinkan bagi kelangsungan generasi bangsa yang perlu mendapatkan perhatian khusus(fitriani. Tumbuh kembang balita(http://elearn.bpplspreg5.go.id). 22 Februari 2009). 1 Anak-anak yang berada pada rentang usia dini yang memperoleh asupan pendidikan masih sangat minim. Anak usia 0-6 tahun berjumlah 26,09 juta akan tetapi yang terlayani dalam PAUD dijalur pendidikan formal (TK/RA) baru sekitar 2 juta anak sehingga peran pendidikan luar sekolah dalam membantu mengatasi masalah tersebut sangat penting dan mendesak 2

(Rusdiana. Peranan Pendidikan Nonformal dalam Pendidikan Anak Usia Dini(http://elearn.bpplsp-reg5.go.id). 16 September 2008). RA AL-Iman yang terletak pada jalan taman siswa yang letaknya strategis dekat dengan kampus Universitas Negeri Semarang (UNNES) ini menjadi salah satu tempat pilihan orang tua yang memiliki anak balita untuk bersekolah, bermain dan belajar. Kebanyakan orang tua yang menyekolahkan anaknya di RA Al-Iman adalah warga sekitar yang berasal dari berbagai tingkatan baik tingkatan pendidikan, pengetahuan maupun ekonomi. Berdasarkan data yang di peroleh dari RA Al-Iman terdapat 68 siswa yang bersekolah di RA Al-Iman yang terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas pagi dan kelas siang. Sebagian besar siswa di tunggui oleh ibunya. Dari hasil survay pendahuluan yang dilakukan sekitar 15 ibu menyatakan tidak mengetahui tentang perkembangan anaknya sesuai dengan tahapan umur anak, sebagaimana tercantum pada Vineland Social Maturity Scale (VSMS) yaitu pada usia 3-6 tahun anak sudah pandai berbicara, senang bergaul dengan teman sebaya, belajar sendiri memakai dan membuka baju sendiri. Hal ini juga dikarenakan faktor usia ibu yang sudah agak tua yang mempunyai anak lebih dari tiga sehingga ibu tersebut kurang memperhatikan perkembangan anaknya serta dilihat dari faktor pekerjaan ada ibu yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga kurang memperhatikan perkembangan anaknya oleh sebabitu ibu kurang begitu mengetahui tahapan perkembangan yang dialami oleh anaknya. 3

Untuk itu peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2010. Rancangan ini menggunakan rancangan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang dalam melakukan pengukuran atau pengamatan pada waktu yang sama (sekali waktu) antara variabel independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (perkembangan sosial balita). Menurut sifat dasar penelitian, penelitian ini termasuk jenis Survay analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu murid di RA Al Iman Banaran, Gunungpati, Semarang Tahun 2009 yang berumur 4-5 tahun berjumlah 30 anak. Sampel diambil dengan menggunakan sampel jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisa Univariat a. Tingkat Pengetahuan Ibu Tabel 1 Tingkat Pengetahuan Ibu Tingkat Pengetahuan Frekuensi (f) Presentase (%) Ibu Baik 14 46,7 Cukup 7 23,3 Kurang 9 30,0 4

Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 1 maka dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tentang perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun yaitu responden dalam tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden (46,7%) dan responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (30 %) dan responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (23,3%). b. Perkembangan Sosial Balita Tabel 2 Perkembangan sosial balita Perkembangan Sosial Frekuensi (f) Presentase (%) balita Rendah 10 33,3 Sedang 9 30,0 Tinggi 11 36,7 Jumlah 30 100,0 Dari tabel 2 tentang perkembangan balita, dapat dilihat sebagian besar responden dalam tingkat perkembangan sosial kategori tinggi yaitu 11 anak (36,7%), tingkat perkembangan sosial kategori rendah yaitu 10 anak (33,3%) dan tingkat perkembangan sosial kategori sedang yaitu 9 anak (30%). Analisa Bivariat 5

Tabel 3 Hasil tabulasi silang dan pengujian hubungan tingkat pengetahuan dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang. Tingkat Perkembangan Sosial Balita Total Pengetahuan Rendah Sedang Tinggi Ibu f % f % f % f % Baik 2 20 3 33.33 9 81.82 14 44.67 Cukup 1 10 5 55.56 1 9.09 7 23.33 Kurang 7 70 1 11.11 1 9.09 9 30 Total 10 100 9 100 11 100 30 100 Chi square = 18,509, p value = 0,001 Tabel 3 menyatakan bahwa dari 30 responden terdapat 14 responden (44,67%) mempunyai tingkat pengetahuan yang baik. Dari 14 responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tersebut terdapat 9 balita (81,82%) mempunyai perkembangan sosial tinggi dan 2 balita (20%) termasuk dalam kategori perkembangan sosial rendah. Hasil uji statistik dengan Chi Square yang digunakan untuk mencari hubungan tingkat pengetahuan ibu dan perkembangan sosial balita di RA Al-Iman Semarang, diperoleh hasil Chi Square sebesar 18,509 dengan p value sebesar 0,001. nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,001<0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, hal ini berarti bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan Ibu dengan Perkembangan Sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang diterima. 6

Pembahasan Hasil penelitian ini akan dibahas secara bertahap dari deskriptif sampai analitik diantaranya : 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden pada ibu yang memiliki balita umur 4-5 tahun yang bersekolah di RA Al-Iman Banaran Gunungpati Semarang, menunjukan pengetahuan ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 14 responden (46,7%), ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang tahapan perkembangan sosial balita termasuk dalam kategori baik, yang meliputi perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa maupun kematangan sosial. Pengetahuan yang diperoleh ibu tentang perkembangan sosial balita usia 4-5 tahun dapat diperoleh lewat pendidikan, media masa maupun dari tenaga kesehatan pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) knowladge atau pengetahuan dipengeruhi oleh beberapa faktor dan salah satu faktor tersebut adalah tingkat pendidikan serta Soekamto (2002) mengemukakan bahwa pengetahuan juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan sosial budaya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan lebih mengerti tentang perkembangan balita khususnya perkembangan sosial balita. 2. Perkembangan Sosial Balita Usia 4-5 tahun 7

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 responden menunjuknan tingkat perkembangan sosial balita dalam kategori tinggi dengan proporsi balita yang perkembangan tinggi sebanyak 11 anak (36,7%) lebih besar dibanding dengan perkembangan balita yang kategori sedang dan rendah. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pada proses perkembangan baik berarti bahwa balita usia 4-5 tahun tersebut sudah mulai dapat melakukan kegiatan yang biasa dilakukan seorang balita, misal dapat naik turun tangga tanpa bantuan, memakai pakaian sendiri, bermain dengan teman sebaya. Anak dengan perkembangan sosial yang baik dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Pada faktor internal dipengaruhi oleh faktor gen dan hormon. Faktor genetik dapat berasal dari perbedaan ras, etnik pengaruh keluarga, umur, jenis kelamin dan gizi sedangkan faktor eksternal dapat berasal dari faktor prenatal, faktor kelahiran dan faktor post natal (Hurlock, 1999). 3. Hubungan tentang pengetahuan dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang. Di peroleh hasil p value sebesar 0,001 ( p value < 0,05). Karena nilai p value < 0,05 maka Ha diterima, ini berarti bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan perkembangan sosial balita umur 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran, Gunungpati, Semarang. 8

Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik, proporsi perkembangan balita yang tinggi sebanyak 9 responden (81,82%), pengetahuan responden yang baik memiliki kecenderungan pada perkembangan balita umur 4-5 tahun yang tinggi sedangkan pada pengetahuan ibu yang kurang memiliki kecenderungan balita memiliki tingkat perkembangan yang rendah. Ibu dengan tingkat pengetahuan yang baik, tentunya seorang ibu akan selalu memperhatikan perkembangan anaknya karena telah mengetahui bagaimana tahapan perkembangan balita. Menurut Soetjiningsih (2002) bahwa 4 aspek perkembangan balita yaitu perkembangan sosial, motorik halus, motorik kasar, bahasa. Anak balita dengan tingkat perkembangan tinggi maka 4 aspek tersebut akan berjalan dengan baik dan sebaliknya, maka dengan mengetahui aspekaspek perkembangan anak khususnya perkembangan sosial pada balita usia 4-5 tahun tersebut dapat mengetahui apakah perkembangannya baik atau tidak. Ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik akan memberikan stimulasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan anaknya sehingga anak bisa tanggap dan cepat menyerap stimulasi apa yang diberikan sehingga perkembangan anak bisa optimal. Selain itu dengan distimulasi dengan cara yang tepat juga dapat memperbanyak syaraf-syaraf otak sehingga balita bisa mempunyai kecerdasan yang luar biasa. 9

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang dengan tingkat pengetahuan yang baik akan selalu memperhatikan perkembangan balita.agar tumbuh dan berkembang dengan baik. KESIMPULAN Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita usia 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 14 responden (46,7%). Perkembangan balita usia 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang sebagian besar masuk dalam tingkat perkembangan sosial yang tinggi yaitu sebanyak 11 balita (36,7%). Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perkembangan balita usia 4-5 tahun di RA Al-Iman Sekaran Gunungpati Semarang, dengan p value sebesar 0,001. KEPUSTAKAAN Administrator.Membentuk Kepribadian Matang Pada Masa Balita. (http://zairahaes.wordpress.com). 02 September 2009. Andi yudianto.perkembangan Psikososial Erikson (http://bayoesmartboy.blogspot.com).21 April 2008. Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Dariyono Agus. 2007. Perkembangan anak 3 tahun pertama (Psikologi atama). Bandung: PT. Rafika Aditama. Depdiknas. (2003). Bahan Sosialisasi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. 10

Depkes RI dan IDAI.2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, deteksi,dan intervensi Dini Tumbang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta : Depkes RI. Hurlock. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan sepanjang retang kehidupan. Jakarta: Erlangga. Indriana,F.Kesehatn Bayi (http://www.healthchildren.com.).20 Desember 2009 Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta. Riyadi Sujono, Sukarmin. 2009. Asuhan keperawatan pada anak. Yogyakarta: Graha Ilmu Rusdiana.Peranan Pendidikan Nonformal Dalam Pendidikan Anak Usia Dini (http://elearn.bpplsp-reg5.go.id).16 September 2008 Fitriani. Tumbuh kembang balita (http://elearn.bpplsp-reg5.go.id). 22 Februari 2009). Sastro Asmoro.2007.Membina Tumbang Bayi Dan Balita. Jakarta : EGC. Soetjiningsih,dr.DSAK.2002. Tumbuh Kembang Anak.. Jakarta : EGC. Sunartyo.2000. Pemantauan Pertumbuhan Balia. Jakarta : EGC. Syamsul Maarif. 2007.Perkembangan Psikologi Anak Umur 1-3 Tahun. Bandung : PT Remaja Rosdakarya offset-1. Widyastuti.2002.Panduan Perkembangan Anak. Jakarta : Puspa Swara. Yusuf, Syamsul.2008.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya offset-1. Zulkifli. 2003. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 11