ACARA III PEMBUATAN PRODUK DAN UJI KUALITAS PRODUK TELUR. di cuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel.

dokumen-dokumen yang mirip
ACARA III PEMBUATAN PRODUK DAN UJI KUALITAS PRODUK TELUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Telur merupakan salah satu dari beberapa produk yang di

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

I. PENDAHULUAN. dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar

TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and

Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (kutikula), membran kulit telur, kantung udara, chalaza, putih telur (albumen),

Daftar Komposisi Buah dan Sayur (per 100 gram)

TELUR ASIN PENDAHULUAN

Lampiran 1 Analisis BiayaBubuk Instan Ekstrak Ikan GabusPer Resep

Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan. Dioven pada suhu 40 0 C

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penggunaan Ekstrak Kulit Manggis Hasil Ekstraksi Alkohol Untuk Pengawetan Telur

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

Lampiran 1. Perubahan bobot tubuh ikan selais (Ompok hypopthalmus) pada setiap perlakuan selama penelitian

Perlakuan ph ulangan 1 ph ulangan 2 Total Rataan. Yoghurt 1 4,00 4,00 8,00 4,00. Yoghurt 2 4,20 4,10 8,30 4,15. Yoghurt 3 4,10 3,90 8,00 4,00

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

TEKNOLOGI TELUR. Pada umumnya telur mempunyai 3 struktur bagian, yaitu :

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi. Pasteurisasi susu sapi. Pendinginan susu pasteurisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

Tabel. Pengamatan Jumlah Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella Hama yang diinfeksikan. Persentase Mortalitas (%)Pengamatan ke-

I. PENDAHULUAN. cukup sempurna karena mengandung zat zat gizi yang lengkap dan mudah

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.

Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS)

STRUKTUR, KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI TELUR

Tabel 1.2 Data skor warna kuning telur ayam petelur strain Isa Brown pada akhir penelitian berdasarkan Yolk Colour Fan

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit

PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK PADA TELUR BEBEK DENGAN PERENDAMAN BEKATUL PADI NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C

Lampiran 1. Analisis presentase karkas ayam pedaging. Perlakuan

Lampiran 1. Diagram pembuatan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi. Paku air. Diletakkan dalam bak. Diberi air. Dibersihkan.

Lampiran 1. Skema Penelitian Ayam pedaging

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing

Lampiran 1 dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter

PENGARUH LAMA SIMPAN TELUR ITIK TERHADAP PENURUNAN BERAT, INDEKS KUNING TELUR (IKT), DAN HAUGH UNIT (HU).

LAMPIRAN 1 FIKSASI JARINGAN

LAMPIRAN. Test of Homogeneity of Variances. Menit ke Levene Statistic df1 df2 Sig

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C.

PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP

PENDAHULUAN. sumber protein hewani selain daging. Telur tidak hanya dijual dalam keadaan. sekarang banyak olahan telur yang menggunakan telur puyuh.

Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai (SNI :2009)

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

STUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO. Hearty Salatnaya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji hedonik (uji kesukaan)

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

PENDAHULUAN. Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang popular dikalangan

I. PENDAHULUAN. Telur merupakan sumber protein hewani yang baik, murah dan mudah

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Pakan Br2 Gambar Obat Streptozotosin. Gambar Kandang Tikus. dan Nikotinamid

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN. Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

Pengaruh Pencelupan pada Air Mendidih dan Air Kapur Sebelum Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.)

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g)

Lampiran 1 Tahapan Penelitian. Penirisan. 1 ekor karkas ayam segar. Tanpa perlakuan kitosan (Kontrol) Serbuk kitosan komersil.

Transkripsi:

ACARA III PEMBUATAN PRODUK DAN UJI KUALITAS PRODUK TELUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Telur merupakan salah satu dari beberapa produk yang di hasilkan dari unggas.telur merupakan salah satu produk hasil pertanian yang memiliki umur simpan yang relatif pendek,sehingga di perlukan penanganan khusus dalam penyimpananya. Untuk menghindari adanya penurunan kualitas akibat penyimpanan maka telur dapat diolah secara langsung dalam bentuk telur segar,atau pun produk olahan yang siap saji. Dalam penaganan produk telur ada berbagai macam cara antara lain dengan pengolahan,pembuatan menjadi tepung telur,atau telur awetan.sebelum di lakukan pengolahan dilakukan beberapa perlakuan pendahuluan antara lain di bersihkan.telur dapat di bersikan dengan cara sebagai berikut : 1. Telur di rendam pada air bersih yang telah di beri NaOH atau detergen.segera di cuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel. 2. Telur di cuci dengan air hangat (sekitar 60 o C) dengan cara di alirkan.kemudian di keringkan. Untuk mengetahui kualitas telur itu baik atau jelek dapat dilakukan dengan Uji ph dan Uji Daya Buih. Pada uji ph digunakan untuk mengetahui keasaman dari produk telur, sedangkan uji daya buih digunakan untuk menentukan baik buruknya telur. Semakin banyak buih yang dihasilkan maka akan semakin bagus kualitas telur tersebut dan sebaliknya semakin sedikit daya buih yang dihasilkan makan semakin jelek telur tersebut. 2. Tujuan Praktikum a. Tujuan Umum Tujuan umum dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat melakukan cara pengawetan dan pengolahan telur dengan baik dan benar sehingga dapat memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kualitas telur.

b. Tujuan Khusus 1) Agar mahasiswa dapat menerapkan teknologi pengolahan dan uji kualitas produk telur secara sederhana. 2) Agar mahasiswa terampil melakukan tahapan cara pengawetan telur sebagai upaya memperpanjang umur simpan. 3) Agar mahasiswa dapat mendeteksi kerusakan awal pada telur segar dan produk telur. 4) Agar mahasiswa dapat melakukan penilaian organoleptik produk telur dengan baik dan benar. B. TINJAUAN PUSTAKA Telur merupakan kumpulan makanan yang disediakan induk unggas untuk perkembangan embrio menjadi anak ayam didalam suatu wadah. Isi dari telur akan semakin habis begitu telur telah menetas. Telur tersusun oleh tiga bagian utama : kulit telur, bagian cairan bening, dan bagian cairan yang berwarna kuning (Rasyaf, 1990). Menurut Suprapti (2002), telur merupakan salah satu produk peternakan unggas yang memiliki kandungan gizi lengkap dan mudah dicerna. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani disamping daging, ikan dan susu. Secara umum terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu kulit telur atau cangkang (11 % dari bobot tubuh), putih telur (57 % dari bobot tubuh) dan kuning telur (32 % dari bobot tubuh). Tepung telur pada dasarnya masih merupakan telur mentah juga, namun sudah dikeringkan sebagian besar kandungan airnya, hingga hanya tersisa kurang lebih 10 % saja. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan tepung telur ini adalah telur-telur yang mengalami retak atau pecah telur, serta telur-telur yang telah mendekati batas akhir umur penyegarannya (Suprapti, 2002). Telur merupakan kumpulan makanan yang disediakan induk unggas untuk perkembangan embrio menjadi anak ayam didalam suatu wadah. Isi dari telur akan semakin habis begitu telur telah menetas. Telur tersusun oleh tiga bagian utama : kulit telur, bagian cairan bening, dan bagian cairan yang berwarna kuning (Rasyaf, 1990). Menurut Suprapti (2002), telur merupakan salah satu produk peternakan unggas yang memiliki kandungan gizi lengkap dan mudah dicerna. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani disamping daging, ikan dan susu. Secara umum terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu kulit telur atau cangkang (11 % dari bobot tubuh), putih telur (57 % dari bobot tubuh) dan kuning telur (32 % dari bobot tubuh).

Ciri-ciri telur yang baik antara lain : kerabang bersih, halus, rongga udara kecil, kuning telurnya terletak ditengah dan tidak bergerak, putih telur bagian dalam kental dan tinggi pada bagian putih telur maupun kuning telur tidak terdapat noda darah maupun daging. Bentuk telur serta besarnya juga proporsional dan nofrmal(sudaryani dan Samosir, 1997). Oleh karena telur mempunyai pelindung yang keras dalam bentuk kulit telur/kerabang, maka yang terpenting untuk kualitas telur ditentukan dari sudut internal, yaitu dari komposisi gizinya. Komposisi gizi ini tentu saja dipengaruhi oleh makanan yang diberikan pada unggas. Faktor eksternalnya berupa bakteri perusak yang berusaha untuk masuk ke dalam telur melalui pori-pori pada kerabang telur. Secara interbal memang kualitas telur ditentukan oleh kandungan gizinya dan struktur fisik isi telur itu. Telur yang baik dilihat dari struktur fisik adalah telur dengan putih telur yang masih kental dan bening. Biasanya putih telur ini masih terbagi atas 2 lapisan yaitu lapisan yang kental didekat kuning telur dan lapisan yang encer dibagian terluar kuning telur. Bila semua lapisan telurnya sudah encer maka kualitas telur itu mulai merosot (Rasyaf, 1996). Telur sangat tahan terhadap kehilangan isi karena ketahanan kerabang terhadap penyusupan zat cair atau perbanyakan jasad renik. Telur utuh terdiri atas beberapa komponen, yaitu air 66 % dan bahan kering 34 % yang tersusun atas protein 12 %, lemak 10 %, karbohidrat 1 % dan abu 11 %. Kuning telur adalah salah satu komponen yang mengandung nutrisi terbanyak dalam telur. Kuning telur mengandung air sekitar 48 % dan lemak 33 %. Kuning telur juga mengandung vitamin, mineral, pigmen dan kolesterol. Putih telur terdiri atas protein, terutama lisosin yang memiliki kemampuan anti bakteri untuk membantu mengurangi kerusakan telur (Akoso, 1993). Kerabang telur atau egg shell mempunyai dua lapisan yaitu spongy layer dan mamillary layer yang terbungkus oleh lapisan lendir berupa kutikula. Lapisan luar terbentuk dari kalsium, phosphor dan vitamin D yang merupakan lapisan paling keras yang berfungsi melindungi semua bagian telur. Tebal tipisnya kerabang telur tergantung pada jumlah kalsium yang terdapat pada pakan. (Stadellman et al., 1995). Putih telur atau albumen mempunyai proporsi yang tinggi dalam komposisi telur mencapai 60 % dari total berat telur. Persentasi putih telur pada ayam petelur bervariasi secara keseluruhan tergantung dari strain, umur ayam dan umur dari telur (Stadellman, 1995).

Kuning telur merupakan bagian yang paling penting bagi isi telur,sebab pada bagian inilah terdapat dan tempat tumbuh embrio hewan, khususnya pada telur yang telah dibuahi. Bagian kuning telur ini terbungkus semacam selaput tipis yang sangat kuat dan elastis yang disebut membrane vetelina. Kuning telur memiliki komposisi gizi yang lebih lengkap daripada putih telur dan terdiri dari air, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin.(stadellman, 1995). Kualitas fisik telur juga ditentukan oleh kuning telur, warna kuning telur tersebut disebabkan karena adanya kandungan xantofil pakan yang diabsorpsi dan disimpan dalan kuning telur (Stadellman et al., 1995). Lebih lanjut dikemukakan oleh Nesheim et al. (1979), bahwa kuning telur merupakan bagian telur terpenting karena didalamnya terdapat sel benih. Kuning telur tersusun oleh lapisan konsentris terang dan gelap yang disebabkan karena perbedaan xantofil pakan dan periode siang dan malam. Kualitas telur ditentukan oleh dua faktor, yakni kualitas luarnya berupa kulit cangkang dan isi telur. Kualitas luar ini bisa berupa bentuk, warna, tekstur, keutuhan, dan kebersihan kulit cangkang. Sedangkan yang berkaitan dengan isi telur meliputi kekentalan putih telur, warna dan posisi telur, serta ada tidaknya noda-noda pada putih dan kuning telur. Dalam kondisi baru, kualitas telur tidak banyak mempengaruhi kualitas bagian dalamnya. Jika telur tersebut dikonsumsi langsung, kualitas telur bagian luar tidak menjadi masalah. Tetapi jika telur tersebut akan disimpan atau diawetkan, maka kualitas kulit telur yang rendah sangat berpengaruh terhadap awetnya telur. Kualitas isi telur tanpa perlakuan khusus tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama. Dalam suhu yang tidak sesuai, telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari dua minggu. Kerusakan ini biasanya ditandai dengan kocaknya isi telur dan bila dipecah isinya tidak mengumpul lagi.(anonim a,2009) Dari beberapa penelitian yang dilakukan para ahli, misalnya Haryoto (1996), Muhammad Rasyaf (1991), dan Antonius Riyanto (2001), dinyatakan bahwa kerusakan isi telur disebabkan adanya CO2 yang terkandung di dalamnya sudah banyak yang keluar, sehingga derajat keasaman meningkat. Penguapan yang terjadi juga membuat bobot telur menyusut, dan putih telur menjadi lebih encer. Masuknya mikroba ke dalam telur melalui pori-pori kulit telur juga akan merusak isi telur. Telur segar yang baik ditandai oleh bentuk kulitnya yang bagus, cukup tebal, tidak cacat

(retak), warnanya bersih, rongga udara dalam telur kecil, posisi kuning telur di tengah-tengah, dan tidak terdapat bercak atau noda darah.(anonim b,2009) Pemindangan merupakan salah satu bentuk pengolahan dengan kombinasi penggaraman dan perebusan.pemindangan dapat di lakukan dari bahan baku ikan atau telur.pemindangan ikan hanya umum di lakukan di daerah pantai sedangkan pemindangan telur dapat di lakukan di berbagai tempat.telur pindang merupakan produk olahan telur tradisional yang menggunakan bahan penyamak protein.protein akan terdenaturasi jika kontak dengan bahan penyamak,misalnya tanin.bahan-bahan yang dapat di gunakan untuk menyamak telur antara lain kulit bawang merah,daun biji dan air teh.pemindangan telur dapat menyebabkan telur rebus tersebut sedikit lebih awet dari pada perebusan telur dalam air biasa.pada proses pemindangan telur di gunakan daun biji atau kulit bawang merah yang menyebabkan warna kulit telur menjadi kecoklatan dan akan memberikan cita rasa yang khas.selain itu biji di duga mengandung tanin yang bersifat menyamak kulit telur sehingga memperpanjang umur simpan telur.tanin tersebut akan menyebabkan protein yang ada di permukaan kulit telur menggumpal dan menutupi pori-pori telur,sehingga telur menjadi lebih awet karena kerusakan telur dapat di hambat. (Teknologi pangan dan Gizi IPB) C. CARA KERJA 1. Pengolahan Produk Telur a. Telur Parafin i. Bahan a).telur bebek b).telur ayam kampung c).telur ayam Ras ii. Alat a).termometer b).timbangan c).kompor d).panci e).irus f).tali

iii. Flow chart Telur Ras di siapkan Telur di bersihkan Parafin di panasikan (60 o C) Telur di rendam dalam parafin(+ 10 menit) Di di ngi nkan b. Telur Pindang i. Bahan a).telur bebek b).telur ayam kampung c).telur ayam Ras d).daun biji (kluthuk) e).daun Jati f).daun teh ii. Alat g).kompor h).panci i).irus

iii. Flow chart Telur Ras di siapkan Telur di bersihkan atau di cuci dengan air dingin Daun (kluthuk) + air di rebus hingga mendidih Telur di masukkan dan di rebus selama (+ 12 menit) Di di ngi nkan 2. Uji Kualitas Telur a. Uji ph i. Bahan a).telur bebek b).telur ayam kampung c).telur ayam Ras ii. Alat a).kertas lakmus atau ph meter b).timbangan c).pengaduk d).pipet ukur 5ml e).tabung film

iii. Flow chart Telur Ras di Siapkan 5ml Sampel dari telur yang telah di pecah Sampel di ukur dengan kertas lakmus atau kit ph Besar ph di catat b. Uji Daya Buih i. Bahan a).telur bebek b).telur ayam kampung c).telur ayam Ras d).aquades ii. Alat a).mixer b).timbangan c).gelas ukur 100 ml d).beker gelas 500 ml.

iii. Flow chart Telur Ras di bersihkan Sampel telur di ambil putih telurnya Di aduk dengan mixer selama 5 10 menit Hasil di hitung dengan beker gelas Pencatatan nilai D. ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN Tabel 1.hasil telur paraffin kelom pok Jenis telur Hari ke- Berat awal Berat akhir Selisih berat 1 Telur bebek 2 55,2 55,7 0,5 7 55,2 57,2 2 2 Telur ayam 2 71,1 71,5 0,4 kampung 7 57,0 57,1 0,1 3 Telur ayam ras 2 44,3 43-1,3 7 47,2 43,5-3,7 4 Telur bebek 2 55,2 55,7 0,5 7 55,2 57,2 2 5 Telur ayam 2 66,5 68,2 1,7 kampung 7 66,5 68,3 1,8 6 Telur Ayam Ras 2 54,0 50,1-3,9 7 47,2 43,5-3,7 7 Telur bebek 2 54,6 59,5 4,9 7 55,0 57,3 2,3 8 Telur ayam 2 56,3 60,4 4,1 kampung 7 57,1 61,5 4,4 9 Telur ayam Ras 2 54 50,1-3,9 7 47,2 43,5-3,7 Sumber : Laporan sementara

Grafik 1.perbandingan penabahan berat telur pada hari ke-2 dan ke-7 Table 2.pH Kelomp Sampel Hari ke 2 Hari ke 7 ok 1 Telur bebek 8,1 7 2 Telur ayam ras 7 8,1 3 Telur ayam kampung 7,3 8,1 4 Telur bebek 8,1 7 5 Telur ayam ras 6,6 8 6 Telur ayam kampung 6,8 7,6 7 Telur bebekparafin 6,3 6,3 8 Telur ayam ras 7,6 8,1 9 Telur ayam kampung 6,8 7,6 Sumber : Laporan sementara

Grafik 2.besar ph telur pada hari ke-2 dan ke-7 Tabel 3.daya buih Kel omp ok Sampel Volume awal hari ke- Volume akhir hari ke- Daya buih 2 7 2 7 1 Telur bebek 32 25 55 42 71,875% 68% 2 Telur ayam ras 46 35 300 178 552,174% 408,57% 3 Telur ayam kampung 21 22 26 95 23,8% 331,8% 4 Telur bebek 32 25 55 42 71,875% 68% 5 Telur ayam ras 38 30 230 205 505,26% 583,33% 6 Telur ayam kampung 29 22 170 95 486,2% 331,8% 7 Telur bebek 31 12 140 29 351,613% 141,67% 8 Telur ayam ras 42 30 280 250 566,6% 733,3% 9 Telur ayam kampung 29 22 170 95 486,2% 331,8% Sumber : laporan sementara Perhitungan Daya buih = Volume akhir volume awal x 100% Vol awal

Daya buih hari ke-2 = Volume akhir volume awal x 100% Vol awal = 230 38 x 100% 38 = 505,26% Daya buih hari ke-7 = Volume akhir volume awal x 100% Vol awal = 205-30 x 100% 30 = 583,33% Grafik 3. daya buih

Tabel 4. hasil tes organoleptik Panelis Telur ras + daun jati Telur ras + daun Telur ras + daun Teh kenam pakan rasa kesel uruh an kenam pakan rasa kesel uruha n kena mpak an 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 2 4 3 3 3 2 2 5 3 3 3 3 4 3 3 4 3 6 3 2 3 2 3 3 3 3 3 7 4 2 3 3 2 2 3 2 2 8 2 2 2 3 3 3 2 2 2 9 4 4 3 3 3 4 2 3 3 10 3 2 3 2 3 2 3 2 3 Jumlah 32 26 28 27 30 28 28 26 27 Ratarata rasa keselu ruhan 3,2 2,6 2,8 2,7 3,0 2,8 2,8 2,6 2,7 Sumber : Laporan sementara

Oneway Telur Ayam Ras Descriptives N Mea n Std. Deviatio n Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound Minimu m Maximu m Kenampaan jati 10 3,20,632,200 2,75 3,65 2 4 10 2,70,675,213 2,22 3,18 2 4 teh 10 2,80,422,133 2,50 3,10 2 3 Total 30 2,90,607,111 2,67 3,13 2 4 Rasa jati 10 2,60,699,221 2,10 3,10 2 4 Keseluruha n 10 3,00,667,211 2,52 3,48 2 4 teh 10 2,60,699,221 2,10 3,10 2 4 Total 30 2,73,691,126 2,48 2,99 2 4 jati 10 2,80,422,133 2,50 3,10 2 3 10 2,80,632,200 2,35 3,25 2 4 teh 10 2,70,483,153 2,35 3,05 2 3 Total 30 2,77,504,092 2,58 2,95 2 4 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. Kenampaan 1,422 2 27,259 Rasa,900 2 27,418 Keseluruha n,799 2 27,460

ANOVA Kenam paan Rasa Keselur uhan Sum of Squa res df Mean Square F Sig. Between 2,03 1,400 2,700 Groups 2,151 Within Groups 9,300 27,344 Total 10,70 0 29 Between 1,12 1,067 2,533 Groups 5,339 Within 12,80 Groups 0 27,474 Total 13,86 7 29 Between Groups,067 2,033,123,885 Within Groups 7,300 27,270 Total 7,367 29 Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Kenampaan Keseluruhan Duncan Subse t for alpha =.05 Duncan Subse t for alpha =.05 Sampel N 1 10 2,70 teh 10 2,80 jati 10 3,20 Sig.,082 Sampel N 1 teh 10 2,70 jati 10 2,80 10 2,80 Sig.,689

Duncan Rasa Subse t for alpha =.05 Sampel N 1 jati 10 2,60 teh 10 2,60 10 3,00 Sig.,231

Oneway Telur Bebek Descriptives Kenampaa n jati N Mea n Std. Deviatio n Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Lowe r Boun d Upper Bound Minimu m Maximu m 12 2,58,669,193 2,16 3,01 2 4 12 2,92,900,260 2,34 3,49 2 4 teh 12 2,08,669,193 1,66 2,51 1 3 Total 36 2,53,810,135 2,25 2,80 1 4 Rasa jati 12 2,33,492,142 2,02 2,65 2 3 Keseluruh an 12 2,08,793,229 1,58 2,59 1 3 teh 12 2,25,965,279 1,64 2,86 1 4 Total 36 2,22,760,127 1,97 2,48 1 4 jati 12 2,33,492,142 2,02 2,65 2 3 12 2,33,651,188 1,92 2,75 2 4 teh 12 2,25,452,131 1,96 2,54 2 3 Total 36 2,31,525,087 2,13 2,48 2 4 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. Kenampaan 1,817 2 33,178 Rasa 2,187 2 33,128 Keseluruha n,615 2 33,547

Kenampaan Rasa Keseluruha n Sum of Squares ANOVA Mean Square F Sig. df Between Groups 4,222 2 2,111 3,716,035 Within Groups 18,750 33,568 Total 22,972 35 Between Groups,389 2,194,324,726 Within Groups 19,833 33,601 Total 20,222 35 Between Groups,056 2,028,096,909 Within Groups 9,583 33,290 Total 9,639 35 Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Kenampaan Duncan Subset for alpha =. 05 Sampel N 1 2 teh 12 2,08 jati 12 2,58 2,58 12 2,92 Sig.,114,287 Duncan Rasa Subset for alpha =.05 Sampel N 1 12 2,08 teh 12 2,25 jati 12 2,33 Sig.,463

Duncan Keseluruhan Subset for alpha =.05 Sampel N 1 teh 12 2,25 jati 12 2,33 12 2,33 Sig.,725

Oneway Telur Ayam Kampung N Mean Std. Deviat ion Std. Error Descriptives 95% Confidence Interval for Mean Mini mum Maxi mum Lowe r Boun d Uppe r Boun d Kenampaan jati 10 3,00,471,149 2,66 3,34 2 4 10 2,10,738,233 1,57 2,63 1 3 teh 10 2,30,483,153 1,95 2,65 2 3 Total 30 2,47,681,124 2,21 2,72 1 4 Rasa jati 10 2,60,516,163 2,23 2,97 2 3 Keseluruha n 10 2,20,632,200 1,75 2,65 1 3 teh 10 2,30,483,153 1,95 2,65 2 3 Total 30 2,37,556,102 2,16 2,57 1 3 jati 10 2,60,516,163 2,23 2,97 2 3 10 2,10,738,233 1,57 2,63 1 3 teh 10 2,50,527,167 2,12 2,88 2 3 Total 30 2,40,621,113 2,17 2,63 1 3 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. Kenampaan 2,048 2 27,149 Rasa,188 2 27,830 Keseluruha n,121 2 27,886

ANOVA Kenampaan Rasa Keseluruha n Sum of Squares Mean Square F Sig. df Between Groups 4,467 2 2,233 6,700,004 Within Groups 9,000 27,333 Total 13,467 29 Between Groups,867 2,433 1,444,254 Within Groups 8,100 27,300 Total 8,967 29 Between Groups 1,400 2,700 1,929,165 Within Groups 9,800 27,363 Total 11,200 29 Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Kenampaan Duncan Subset for alpha =. 05 Sampel N 1 2 10 2,10 teh 10 2,30 jati 10 3,00 Sig.,445 1,000 Duncan Rasa Subset for alpha =.05 Sampel N 1 10 2,20 teh 10 2,30 jati 10 2,60 Sig.,134

Duncan Keseluruhan Subset for alpha =.05 Sampel N 1 10 2,10 teh 10 2,50 jati 10 2,60 Sig.,090 PEMBAHASAN Dari hasil percobaan yang di peroleh terdapat sedikit kesalahan terutama pada acara uji kualitas telur dan pengawetan telur,hal yang terlupakan oleh praktikan adalah pada berat awal telur segar tidak di catatat beratnya.sehingga menyulitkan untuk mendapatkan data berat pada telur segar. Pada percobaan praktikum pengolahan telur di lakukan perlakuan dengan cara pencelupan telur ke dalam paraffin. Hal ini dilakukan dengan,maksud untuk memperolah waktu penyimpanan yang lebih lama,sehingga lebih awet, Karena pori-pori telur tertutup. Pada prinsipnya pengawetan telur dengan paraffin di lakukan penutupan pori pori dari kerabang telur bagian luar. Dengan demikian di harapkan tidak akan ada bakteri yang masuk kedalam telur, disamping mencegah gas dan air keluar dari telur. Pada percobaan telur paraffin diperoleh hasil yang menunjukkan kecenderungan penurunan berat yang signifikan pada telur ayam kampung yang ditunjukan oleh penurunan pada hari ke-7,pada kelompok 3,6 dan 9. Hal ini di tunjukan dari berat awal mula-mula telur ayam kampung kelompok 3 dengan berat mula-mula pada hari ke-2 seberat 44,3 gr menjadi 43 gr,dan pada hari ke-7 47,2 gr menjadi 43,5 gr.kemudian kelompok 6 pada hari ke-2 dari 54 gr menjadi 50,1 gr,untuk hari ke-7 47,2 gr menjadi 43,5 gr.kelompok 9 dengan berat pada hari ke-2 dari 54 gr menjadi 50,1 gr,dan pada hari ke-7 47,2 gr menjadi 43,5 gr. Dari data di atas dapat di ambil pengertian jika pada telur ayam kampung terjadi pengurangan berat. Berbeda dengan jenis telur lainya yang mengalami kenaikan terutama pada telur ayam ras dan telur bebek untuk telur ayam ras berlawanan dengan telur ayam kampung karena telur ayam ras memiliki kenaikan berat yang sangat signifikan dengan selisih berat mencapai

0,4gr dan 0,1gr untuk kelompok 2,kelompok 5 sebesar 1,7gr dan 1,8gr, kemudian 4,1gr dan 4,4 gr untuk kelompok 8. Penambahan berat telur pada telur ayam ras kemungkinan lebih di sebabkan karena kandungan proteinya yang lebih mudah terdegradasi dari pada ayam kampung. Kemudian adanya penambahan uap air yang masuk karena telur ayam ras memiliki ukuran pori-pori yang lebih besar di bandingkan dengan telur ayam kampung. Begitu juga dengan telur bebek juga relative memiliki pori-pori lebih besar dari pada ayam kampung. Untuk praktikum telur pindang di lakukan pengolahan dengan berbagai macam perlakuan di antaranya dengan penggunaan daun jati,daun, dan daun teh. Telur pindang merupakan salah satu contoh dari beberapa variasi pengolahan telur secara pemasakan. Pemindangan juga merupakan cara pengawetan dengan cara pemasakan karena ketika dalam kondisi masak pori-pori kerabang akan tertutup dari bagian dalam akibat adanya denaturasi protein, sehingga mikrobia tidak dapat masuk ke dalam telur. Pemindangan telur juga dapat menggunakan bahan pemindang yang bermacam-macam sesuai dengan selera pemindang.untuk kelompok 5 pemindangan di lakukan dengan bahan dasar pemindang menggunakan daun. Pemindangan di harapkan mampu mengatasi titik kritis waktu penyimpanan sehingga mampu memiliki waktu yang lebih lama dalam penyimpanan, proses pemindangan di harapkan mampu menaikan nilai ekonomis selain di dapatkan telur yang awet. Dari hasil praktikum yang di lakukan di peroleh nilai ph pada kelompok 5 pada hari ke-2 6,6 dan pada hari ke-7 adalah 8. Pada umumnya telur memiliki kadar ph rata-rata mendekati nilai asam atau mengalami penurunan nilai basa menjadi relative normal atau asam. Hal ini dapat di lihat dari kecenderungan grafik yang relative rendah dengan melihat grafik pada hari ke-2. Besar ph telur bebek pada hari ke-2 adalah 8,1dan 6,3, kemudian telur ayam ras adalah 7; 6,6 ;dan 7,6.dan telur ayam kampung 7,3 ; dan 6,8.untuk hari ke-7 ph telur bebek adalah 7 ; dan 6,3,kemudian telur ayam ras adalah 8,1 ; dan 8,dan telur ayam kampung adalah 8,1 ; dan 7,6. Sedangkan pada hari ke-7 di dapatkan nilai ph yang relative stabil sehingga kembali lagi menuju nilai ph awalnya yakni sekitar 7-8, berbeda

dengan telur ayam telur bebek mengalami penurunan kadar ph dengan melihat grafik pada hari ke 7 semakin menurun mendekati nilai 6-7. Hal inilah yang mendasari adanya pengawetan telur bebek sebagai telur asin. Pada dasarnya telur ayam ras segar memiliki ph normal sekitar 8,ayam kampung 8, dan telur bebek sekitar 8,1. Pada kondisi busuk telur biasanya telah mengalami penurunan ph menjadi asam sekitar ph 3. Pada ph sekitar 3 telur sudah mulai memiliki bau yang tidak sedap, sehingga sudah tidak layak lagi untuk di konsumsi. Selama penyimpanan penurunan kondisi ph juga dapat di manfaatkan untuk mendapatkan flavour yang di kehendaki misalnya rasa asin, khususnya pada telur bebek, dengan sedikit modifikasi dan perlakuan pengasinan telur bebek akan menjadi telur asin. Dari uji buih yang di lakukan besar daya buih untuk telur ayam ras pada kelompok 5 adalah sebagai berikut : Pada hari ke-2 adalah 505,26%, dengan volume awal 38 ml bertambah menjadi 230 ml, kemudian pada hari ke-7 adalah 583,33% dengan volume awal 30 ml menjadi 205 ml. Untuk uji daya buih lainya di dapatkan nilai untuk telur bebek pada hari ke-2 sebesar 71,875%,351,613%. Pada hari ke-7 sebesar 68%,141,67%. Untuk uji buih dari telur ayam ras pada hari ke-2 sebesar 552,174%,505,26%,dan 566,6%. pada hari ke-7 sebesar 408,57%,583,33%,dan 733,3%. Untuk uji buih telur ayam kampung pada hari ke-2 sebesar 23,8%,dan 486,2%. pada hari ke-7 sebesar 331,8%. Dari praktikum yang dilakukan telur ayam ras menempati urutan pertama dalam kuantitas daya buih, hal ini di tunjukan pada grafik daya buih pada kelompok 2,5,8 yang cenderung memiliki tinggi minimal 300%. Kecenderungan telur ayam ras yang memiliki daya buih di atas 300% karena kemampuan denaturasi proteinya yang relative tinggi. Pada telur ayam kampung memiliki nilai daya buih yang relative rendah di karenakan ukuran dan bentuknya yang lebih kecil di bandingkan dengan telur jenis lainya. Kemampuan denaturasi protein ini terlihat jelas ketika proses pasteurisasi. Telur ayam kampung biasanya memiliki tingkat kekenyalan yang cukup tinggi di bandingkan dengan tingkat kekenyalan pada telur ayam ras. Kurang kuatnya ikatan antar protein menyebabkan protein mudah membusa atau membuih ketika dilakukan penggojokan. Semakin banyak buih atau busa yang di hasilkan maka kualitas telur akan semakin baik, tetapi pada telur ayam

kampung hanya terjadi sedikit pembuihan hal ini di karenakan ukuran dan bentuk ayam kampung yang lebih kecil di bandingkan dengan telur jenis lainya. Dari hasil pengamatan semakin rendah ph maka kemampuan daya buih semakin berkurang. Hal ini di tunjukan oleh ph telur ayam dengan telur bebek. ph telur ayam rata-rata memiliki nilai antara 7-8 dan daya buih sekitar 23,8% - 733,3%, sedangkan pada telur bebek ph berkisar antara ph 6-7 dan daya buih 68% - 151,613%. Dari pengamatan yang dilakukan telur dengan kenampakan terbaik adalah dengan bahan pemindang menggunakan daun jati, sedangkan untuk rasa banyak panelis yang lebih tertarik terhadap telur pindang dengan bahan pemindang berupa daun. Untuk hasil dari ayam ras didapatkan nilai untuk kenampakan tidak memiliki nilai yang nyata dengan nilai signifikasi.082. Kemudian untuk rasa juga tidak memiliki perbedaan nyata antar perlakuan dengan nilai signifikasi sebesar.231.dan untuk nilai keseluruhan tidak memiliki perbedaan nyata dengan nilai signifikasi sebesar.689. Untuk hasil analisa data dengan spss di dapatkan nilai sebagai berikut : untuk telur bebek untuk kenampakan penambahan daun teh dan daun jati tidak berbeda nyata dengan nilai signifikasi.114 sedangkan penambahan daun teh dan daun berbeda nyata dengan nilai signifikasi.287 sehingga dari segi kenampakan telur pindang yang paling di sukai adalah daun jati. Kemudian dari segi rasa tidak memiliki perbedaan nyata dengan nilai signifikasi.463. Dengan nilai keseluruhan memiliki nilai yang tidak bebrbeda nyata dengan nilai signifikasi.725. Sedangkan untuk nilai telur ayam kampung dari segi kenampakan dengan perlakuan daun dan daun teh tidak memiliki perbedaan yang nyata dengan nilai signifikasi.445,untuk perlakuan dengan menggunakan daun jati memiliki perbedaan nyata dengan ke dua perlakuan lainya dengan nilai signifikasi sebesar 1.000.kemudian dari segi rasa tidak memiliki perbedaan nyata dengan nilai signifikasi.134.dengan nilai keseluruhan menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata dengan nilai signifikasi sebesar. 090.

E. KESIMPULAN Dari Praktikum yang di lakukan di dapat di ambil beberapa kesimpulan mengenai pengolahan dan uji kualitas telur antara lain : 1. Pada prinsipnya pengawetan telur dengan paraffin adalah dengan menutup pori-pori telur dengan paraffin sehingga di harapkan poripori tidak dapat di masuki oleh mikroorganisme.pelapisan paraffin di lakukan pada suhu sekitar 60oC dengan waktu yang singkat, hal ini untuk menghindari denaturasi protein telur. 2. Pemindangan merupakan proses pengawetan telur dengan cara perebusan hingga setengah matang atau matang. Sehingga bagian pori-pori telur tidak dapat di masuki mikroorganisme, sehingga telur awet. 3. Dilakukan pengawetan produk telur dengan cara pelapisan paraffin. 4. Pemindangan telur dapat di lakukan dengan menggunakan daun jati, daun dan daun teh. 5. Telur ayam kampung paraffin cenderung mengalami penurunan berat. 6. ph telur pada kondisi segar untuk ayam ras berkisar antara 7-8,kemudian telur bebek sekitar 8,1,dan telur ayam kampung sekitar 8. 7. Penurunan ph terutama di alami oleh telur bebek. 8. Daya buih telur ayam ras memiliki nilai yang cukup tinggi dengan nilai 23,8 % sampai dengan 733,3 % 9. Semakin tinggi ph daya buih semakin besar.dan semakin rendah ph daya buih semakin kecil. telur ayam rata-rata memiliki nilai antara 7-8 dan daya buih sekitar 23,8% - 733,3%,sedangkan pada telur bebek ph berkisar antara ph 6-7 dan daya buih 68% - 151,613%. 10. Panelis sebagian besar memilih daun jati sebagai kenampakan dan daun sebagai rasa untuk pemindangan. 11. Rata rata nilai untuk pemindangan telur dengan daun untuk kenampakan adalah 2,7 kemudian rasa 3,0 dan keseluruhan 2,8.

12. Perlakuan pemindangan pada telur ayam ras memiliki hasil yang tidak memperlihatkan perbedaan nayta antar perlakuan baik rasa, kenampakan, dan keseluruhan. 13. Perlakuan untuk telur bebek memperlihatkan perbedaan antar perlakuan khususnya pada kenampakan memiliki perbedaan yang nyata antara daun the dengan daun dan jati dengan nilai signifikasi,287. Dan antara daun dengan daun the dan daun jati dengan nilai signifikasi,114. 14. Perlakuan untuk telur ayam kampung memperlihatkan untuk kenampakan memiliki beda nyata dan untuk rasa dan keseluruhan hampir sama.

DAFTAR PUSTAKA Anonim a, 2009 Http://smp2talun.wordpress.com/2008/04/25/Pengaruh pemberian minyak terhadap kualitas telur. Diakses pada hari kamis 7 januari 2009,pukul 15.30. Anonim b, 2009 Http://smp2talun.wordpress.com/2008/04/25/Pengaruh pemberian minyak terhadap kualitas telur. Diakses pada hari kamis 7 januari 2009,pukul 15.30. Akoso, B. T., 2000. Perlindungan Masyarakat Veteriner dan Pengembangan Produk Hewani. In Rapat Koordinasi dan Konsultasi Penyusunan Program Proyek T.A 2000. Jakarta.Akoso. 1993. Haryoto. 1996. Pengawetan Telur Segar. Yogyakarta: Kanisius. Rasyaf, M., 1990. Pengelolaan Penetasan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Rashaf, Muhammad. 1991. Pengelolaan Produksi Telur. Yogyakarta: Kanisius Riyanto, Antonius. 2001. Sukseskan Menetaskan Telur Ayam. Jakarta: Andromedia Pustaka Stadellman, W.J. dan O.J. Cotteril, 1995. Egg Science and Technology. 4 th ed. teh Avi Publishing Co. Inc. New York. Sudaryani dan Samosir, 1997. Mengatasi Permasalahan Beternak Ayam. Penebar Swadaya. Jakarta. Suprapti, L., 2002. Pengawetan Telur, Telur Asin, Tepung Telur, dan Telur Beku. Penerbit kanisius. Yogyakarta. Team penyusun.teknologi Pangan dan Gizi IPB.hal 103-104. IPB press

LAPORAN PRAKTIKUM ACARA III PEMBUATAN PRODUK DAN UJI KUALITAS PRODUK TELUR DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 5 WIDYA PUSPITA R H 3107032 ADAM MALIK H 3107033 MUKLAS H 3107070 ISTI NOOR H3107062 PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009