Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

dokumen-dokumen yang mirip
Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

Dua Jenis Tangisan. oleh: Andi Kusnadi

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih)

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Samatha & Vipassanā Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi)

Pengembara yang Tersesat

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta)

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

4 Macam Manusia. oleh U Sikkhānanda

Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

4. Sebutkan apa yang termasuk dalam catuparamatthadhammā! Yang termasuk catuparamatthadhammā adalah : Citta, Cetasika, Rūpa dan Nibbāna.

MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

DASAR-DASAR MEDITASI VIPASSANĀ

Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136

62 Pandangan Salah (6)

6. Pattidāna. (Pelimpahan Kebajikan) hp , pin bb.2965f5fd

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

D. ucapan benar E. usaha benar

CARA BERLATIH YANG BENAR UNTUK MENCAPAI MAGGA DAN PHALA YANG LEBIH TINGGI

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

TIGA KUSALAMULA TIGA AKAR KEBAIKAN

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 1

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1)

Buddhism And Duties Of A Lay Buddhist oleh: Ven. K. Sri Dhammananda

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

DALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN:

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

Membuka Jalan. Petunjuk untuk Para Yogi pada Saat Wawancara. Ceramah oleh: Shwe Taung Gon Sāsana Yeiktha Sayadaw U Panditābhivamsa

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017

Empat Keadaan-Batin Luhur Perenungan terhadap Cinta Kasih, Welas Asih, Turut Berbahagia, dan Keseimbangan Batin

o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā.

62 PANDANGAN SALAH (1)

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (8) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 21 Agustus 2004 s.d. tanggal 09 Oktober 2004

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! FIRMANKU = SALING MENGASIHI MINGGU PASKAH VI 01 MEI Yoh 14: Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI

Brahmavihāra (1) Pendahuluan. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

HARTA SESUNGGUHNYA Lokuttara Dhamma BHIKKHU ASSAJI

Freeing Problems in Life with Metta Ajahn Brahm Dhamma Talk 30 Jan 2009 SELAMAT!!!!!!!

AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress)

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

Dharmayatra tempat suci Buddha

Perkembangan Pandangan Terang

BRAHMAVIHĀRA (2) KEDIAMAN LUHUR

62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta

Kaṭhina dan Serba-Serbinya. Bhikkhu Sikkhānanda

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!

Behind the sea there s a kingdom where I could see your sweet smile.

STRATEGI PEMBINAAN UMAT OLEH DHARMADUTA. Oleh: Warsito. Abstrak:

Bodhipakkhiyā Dhammā (2)

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

PELAJARAN 1 UPACARA PEMBERIAN NAMA PANGERAN SIDDHARTA

Penulis: Intan Dhitadhivara Penggambar: Atama Studio Penyunting: Handaka Vijjananda Penata: Intan Dhitadhivara Hak cipta 2014 Ehipassiko Foundation

Y. M. Ajahn Chah. Let Your Aim be Nibbāna

Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (17) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 13 November 2005 s.

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101]

SUTTA SATIPATTHANA [JALAN LANGSUNG]

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Kelahiran dan Kematian

Lesson 9 for May 27, 2017

Kompetensi Dasar: - Menumbuhkan kesadaran luhur dalam melaksanakan peringatan hari raya

Abhidhammatthasaṅgaha

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Di Manakah Sang Buddha?

TABEL 1.1. RINGKASAN 89 dan 121 CITTA

Sobhanacetasika (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

Sang Buddha Pelindungku VI

Bangunlah, Dunia! Judul asli : AWAKEN, OH WORLD!

Kembali kepada Ketulusan Hati untuk Berbuat Baik

BAB IV MAKNA SELIBAT DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN PARA BIKKHU/BIKKHUNI DI BANDAR LAMPUNG

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75]

KEHIDUPAN TIDAK PASTI, NAMUN KEMATIAN ITU PASTI (LIFE IS UNCERTAIN, DEAD IS CERTAIN) Oleh: Ven. Dr. K. Sri Dhammananda

Kamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra. Dhammavihārī Buddhist Studies

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DEWAN PENGURUS DAERAH PEMUDA THERAVADA INDONESIA SUMATERA UTARA

Aṅguttara Nikāya Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha

Ceramah Dhamma: "Dapatkah penderitaan berakhir, sekarang?" (tuntunan meditasi vipassana)

Sifat Agung Dari Tiga Permata 2

[ Indonesia Indonesian

LIBERATION: RELEVANCE OF SUTTA - VINAYA KEBEBASAN SEMPURNA: PENTINGNYA SUTTA - VINAYA BHIKKHU DHAMMAVUDDHO MAHATHERA

Artikel ini dialih bahasakan seizin Bhante Dhammavuddho Maha Thera (Abbot dari Vihara Buddha Gotama, Perak, Malaysia)

agenda special events regular events contents puja bhakti minggu olahraga pagi minggu latihan meditasi kamis

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN METTA DAN KHANTI DENGAN UPAYA MENGATASI STRES PADA ANAK ASUH LEMBAGA BEASISWA DHARMA PEMBANGUNAN JAKARTA

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (13) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 27 April 2005 s.d. tanggal 15 Juni 2005

Bagaimana Memilih Agama?

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (16) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 24 September 2005 s.d.

Ayub adalah seorang hamba Allah yang luar biasa. Hal itu tercermin pada riwayat hidupnya di pasal 1 dan perkataannya di pasal

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD

Y.M. Ajahn Chah. iéí=vçìê=^áã=äé=káää å~=

BUKU X. DASA-NIPĀTA. No CATU-DVĀRA-JĀTAKA.

Transkripsi:

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings) Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Ada beberapa alasan dari tidak tercapainya Dhamma Mulia. Sebuah contoh dari tidak terealisasinya Dhamma Mulia semasa jaman Sang Buddha adalah karena Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap. Kisahnya adalah sebagai berikut: Sang Buddha saat itu sedang berdiam di vihara Veluvanna di negara bagian Rajagaha. Dekat pintu gerbang kota Rajagaha tinggal seorang Brahmana yang bernama Dhananjhāni. Kata Brahmana berkonotasi sebagai seseorang yang berlindung pada Brahma, Ditthi Vāda atau Pandangan Salah. Suatu hari, Y.M. Sariputta dan Brahmana Dhananjhāni saling berpapasan dalam perjalanan mereka masing-masing. Sebenarnya, Y.M. Sariputta juga berasal dari keluarga keturunan Brahmana seperti Brahmana Dhananjhāni. Walaupun, cara berpakaian dan ideologi merereka berbeda, karena masih satu golongan,

mereka seperti mengembangkan suatu rasa persahabatan dan merasa perlu saling berkomunikasi. Kemudian, sang Brahmana mendekati Y.M. Sariputta dan memberikan salam. Y.M. Sariputta telah diberikan gelar Etadagga (tertinggi diantara para murid yang lainnya) dalam kebijaksanaan, oleh Sang Buddha. Cara beliau berprilaku juga sempurna. Melihat Y.M. Sariputta berjalan dengan penuh karisma dan mata mengarah ke bawah, Brahmana Dhananjhāni merasa sangat kagum. Sang Brahmana menanyakan berbagai macam pertanyaan baik mengenai hal yang dia kuasai maupun yang tidak. Jawaban yang diberikan oleh Y.M. Sariputta lebih dari memuasakan dan jauh melebihi dari yang ia harapkan. Oleh karena itu, Brahmana Dhananjhāni merasa puas sekali dan diliputi rasa kagum yang sangat besar pada Y.M. Sariputta. Ketika Y.M. Sariputta memberitahukan bahwa Sang Buddha adalah gurunya, sang Brahmana juga menjadi kagum dan menghormati Sang Buddha. Dia meninggalkan pandagan salahnya dan menerima ideologi Sang Buddha. Dengan bertambah usia, suatu hari ia menderita sakit yang serius. Dia mengeluh dan merintih di ranjangnya, penyakitnya menjadi semakin parah dan dia telah mendekati ajalnya. Dia, kemudian, ingat Sang Buddha dan terutama Y.M. Sariputta. Kemudian, dia memanggil salah satu asistennya dan menyuruhnya pergi menghadap Sang Buddha dan untuk mengatakan Brahmana Dhananjhāni memberi hormat dengan menunduk dengan kerendahan hati dan menyentuh kaki Sang Buddha. Dia juga menyuruh asistennya untuk pergi menghadap Y.M. Sariputta setelah mengahadap Sang Buddha dan mengatakan Brahmana Dhananjhāni sekarang sedang terbaring di ranjangnya dan sangat menderita akibat sakitnya. Sang Brahmana memberi hormat dengan menunduk dengan kerendahan hati dan menyentuh kaki Y.M. Sariputta. Dia juga meminta Y.M. Sariputta untuk mengunjunginya saat beliau mempunyai waktu.

Y.M. Sariputta kemudian pergi ke rumah Brahmana Dhananjhāni seperti yang diminta. Setelah duduk di tempat yang khusus dibuat untuknya di tepi ranjang sang Brahmana, Y.M. Sariputta melihatnya dan mengetahui bahwa Brahmana Dhananjhāni akan segera meninggal. Maka, Y.M. Sariputta memberinya sebuah ceramah. Y.M. Sariputta menjelaskan dan membandingkan kehidupankehidupan yang berada dalam ajaran Buddha, mulai dari penderitaan di alam rendah sampai dengan kehidupan yang lebih baik dan lebih baik lagi di alam Dewa dan Brahma. Y.M. Sariputta mengarahkan pikiran sang Brahmana untuk condong ke alam Brahma. Karena terlahir di kasta Brahmana, pikiran sang Brahmana telah mengarah ke sana sejak lama dan dia merasa sangat senang. Kemudian, Y.M. Sariputta melanjutkan ceramahnya tentang latihan mengembangkan empat kediaman luhur (Brahmavihāra) yaitu: Mettā (cinta kasih), Karunā (belas kasihan), Muditā (simpati/turut berbahagia), dan Uppekkhā (perasaan seimbang/netral), yang dpat membawa seseorang terlahir di alam Brahma. Kemudian, Y.M. Sariputta mengajarkan sang Brahmana bagaimana untuk mengembangkan dan memancarkan 4 kualitas ini. Latihan dan pengembangan Mettā: Mengembangkan Mettā kepada semua makhluk contohnya: Semoga semua makhluk di dunia ini dalam keadaan baik (sehat) dan bahagia jasmani maupun mental. Baik mental dan jasmani dalam kemudahan, kedamaian, dan kebahagiaan. Semoga mereka dapat menahan beban kehidupan. Latihan dan pengembangan Karunā: Semoga semua makhluk di dunia, yang menderita (dukkhita) dan yang bersedih, terbebas dari semua penderitaan. Latihan dan pengembangan Muditā:

Semoga semua makhluk di dunia, yang bersuka cita (sukhita) dan semua yang sedang menikmati kesenangan dalam hidupnya, semoga kehidupan mereka yang menyenangkan tidak berakhir, semoga mereka dapat melanjutkan kehidupan mereka yang menyenangkan. Latihan dan pengembangan Uppekkhā: Mengembangkan pandangan bahwa semua makhluk di dunia, yang mengalami penderitaan dan kebagiaan dalam hidupnya, penderitaan dan kebahagiaan tersebut terjadi berdasarkan kamma mereka masing-masing. Brahmana Dhananjhāni merasa sangat senang mendengar semua ini. Tidak lama setelah mengajari cara berlatih dan mengembangkan 4 Brahmavihāra, Y.M. Sariputta merasa yakin sang Brahmana dapat melakukannya, kemudian beliau meninggalkan rumahnya. Sang Brahmana meninggal ketika sedang mengembangkan dan memancarkan 4 Brahmavihāra, ketika Y.M. Sariputta baru menempuh kira-kira setengah dari perjalanannya. Sang Brahmana terlahir dengan spontan di alam Brahma. Sang Buddha mengetahui semua yang terjadi dari tempat kediaman Beliau. Sang Buddha memberitahu para bhikkhu yang berada di dekatnya bahwa Y.M. Sariputta tidak membabarkan Dhamma dengan lengkap, bahkan sebelum Y.M. Sariputta tiba. Sang Buddha kemudian memberitahu para bhikkhu bahwa dikarenakan Y.M. Sariputta tidak membabarkan Dhamma dengan lengkap, Brahmana Dhananjhāni sekarang terlahir di alam Brahma dalam keadaan yang rendah (tidak mulia) dengan syair sebagai berikut: Hīne Brahmā Loke Nibbittati Hīne = rendah, Brahmā Loke = alam Brahma, Nibbittati = terlahir Sebenarnya, alam Brahma adalah sebuah alam di mana hanya orang-orang yang mempunyai moralitas tinggi yang terlahir di sana. Brahma adalah makhlukmakhluk yang menghabiskan waktunya untuk mengembangkan dan

memancarkan empat kediaman luhur (Brahmavihāra) yaitu: Mettā (cinta kasih), Karunā (belas kasihan), Muditā (simpati/turut berbahagia), dan Uppekkhā (perasaan seimbang/netral). Mereka terbebas dari pendambaan/keinginan/nafsu akan 5 kesenagan indera (kāma-tanhā). Ketika tidak ada kāma-tanhā, tidakkah hidup ini menjadi menyenangkan? (Ya, akan menjadi menyenangkan, bhante). Berdasarkan sifat alami dari alam kehidupan Brahma, mereka tidak bersekutu dengan kebencian atau kemarahan (dosa). Tidakkah hidup menjadi menyenangkan bila demikian? (Ya, hidup akan menyenangkan, bhante). Mereka bahkan tidak perlu mengkonsumsi makanan, karena mereka telah merasa kenyang oleh kegiuran (pīti pekkhe) hasil dari pemancarkan Mettā (cinta kasih), Karunā (belas kasihan), Muditā (simpati/turut berbahagia), dan Uppekkhā (perasaan seimbang/netral). Oleh karena itu, kehidupan di alam Brahma adalah hidup yang lengkap dan memuaskan. Mereka mempunyai usia yang panjang juga, berlangsung sampai beberapa (banyak) siklus dunia. Tetapi, Sang Buddha mengatakannya sebagai makhluk Brahma yang rendah. Mengapa Sang Buddha mengatakan demikian? Hal itu dikarenakan, walaupun seseorang terlahir di alam Brahma, dia belum terbebas dari Apāya Samsarā (lingkaran kehidupan dari 4 alam rendah). Jika seseorang belum meralisasi Dhamma Mulia, apakah dia akan bebas dari Apāya Samsarā? (Tidak, dia tidak akan terbebas, bhante). Jika seseorang belum merealisasi Dhamma Mulia dan menjadi Sotāpanna, Sakadāgāmi, dan Anāgāmi, walaupun dia terlahir di alam Brahma, itu masih merupakan sebuah kehidupan yang rendah. Itu belum terbebas dari Apāya Samsarā. Pernahkah anda mendengar peribahasa: Terang dan berkilauan di alam Brahma, menyeruput di kandang babi? (Ya, kami pernah, bhante). Ketika berada di alam Brahma, seluruh tubuh mereka terlihat terang dan bersinar-sinar, juga

berumur panjang sampai beberapa siklus dunia. Akan tetapi, ketika akibat dari kekuatan jhāna dan perbuatan baik (kusala) mereka habis, ke mana mereka akan datang? (ke kandang babi, bhante). Itulah sebabnya Sang Buddha mengatakan bahwa mereka terlahir di alam Brahma yang rendah. Ketika Y.M. Sariputta menemui Sang Buddha, Beliau menegurnya dengan berkata, Anakku terkasih Sariputta, karena kamu tidak membabarkan Dhamma dengan lengkap (sampai selesai), sang Brahmana sekerang terlahir di alam Brahma yang rendah. Y.M. Sariputta kemudian menjawab, Y.M., dalam kasus ini, saya akan menyusulnya ke alam Brahma dan memberinya nasihat. Saya juga akan membabarkan Dhamma sampai selesai di masa yang akan datang. Y.M. Sariputta kemudian pergi ke alam Brahma dan menasihatinya lebih jauh. Sang Brahmana akhirnya merealisasi Dhamma Mulia. Apakah sang Brahmana merealisasi Dhamma Mulia ketika berada di alam manusia? (Tidak, dia tidak, bhante). Hal apa yang kurang? (Pembabaran Dhamma yang kurang, bhante). Ceramah Dhamma apa yang beliau babarkan? (4 Brahmavihāra, bhante). Empat Brahmavihāra adalah Dhamma untuk kesejahteraan duniawi (lokiya). Itu bukan untuk kesejahteraan adi duniawi (lokuttara). Itu tidak menuntun seseorang pada Jalan (Magga) dan Buah (Phala) Kesucian. Karena Empat Satipatthāna Dhamma tidak diterangkan sewaktu pembabaran, maka pengembangan Empat Kesunyataan Mulia juga tak ada. Oleh karena itu, tidak ada realisasi Dhamma Mulia. Ini adalah contoh tentang Brahmana Dhananjhāni yang tidak merealisasi Dhamma Mulia karena pembabaran Dhamma yang tidak lengkap. Dikutip dari "Sharpening The Controlling Faculties" by Sayadaw U Kundala. ======================================================= Semoga setelah membaca atau mendengar hal ini, semua makhluk dapat mengikuti, berlatih, dan berkembang sesuai parami (kesempurnaan) masing-masing. Semoga semua makhluk dapat

merealisasi dhamma Mulia dan kedamaian serta kebahagiaan Nibbāna, padamnya semua penderitaan, yang telah semua makhluk cita-citakan dengan latihan yang mudah dan cepat. Sādhu! Sādhu! Sādhu! Metta untuk semua. Tangerang, 11 Mei, 2009 Andi Kusnadi Andinadi@hotmail.com