Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133

POTENSI SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN

IVAN AGUSTA FARIZKHA ( ) TUGAS AKHIR PW PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH MELALUI KETERKAITAN SEKTORAL DI KABUPATEN LUMAJANG

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

Tabel/Table 1.4 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Buah - Buahan Harvest Area, Production and yield Rate of Fruits Tahun/ Year 2013

GROUP I (TGL 24 AGUSTUS S.D 26 AGUSTUS 2015) 1 DINAS PENDIDIKAN - SEKRETARIAT 2 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 3 DINAS KOPERASI, USAHA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. menjamin tercapainya kepuasan konsumen akan produk akhir yang berkualitas,

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

BERITA RESMI STATISTIK

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan Kecamatan Sampang

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

Penetapan Kawasan Sentra Produksi Pengolahan Pertanian Berbasis Komoditas Unggulan di Kabupaten Jember

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

DEDIARTA BINTORO ( ) Dosen Pembimbing : Ir. PUTU RUDY SETIAWAN, Msc

Arahan Pengembangan Kawasan Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Melalui Konsep Minapolitan

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LUMAJANG. 3508

Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan

Oleh : Nanda Gayuk Candy DosenPembimbing : Bapak Adjie Pamungkas, ST. M. Dev. Plg. Phd.

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo

Gambar 1. Kawasan Minapolitan Kabupaten Sidoarjo

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis

Analisis Highest and Best Use (HBU) Pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya

J u m l a h 775, ,00 222, , , ,00

BUPATI LUMAJANG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

ARAHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN BERAS KABUPATEN JOMBANG

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Prioritas Wilayah Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan di Kabupaten Sumenep

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Haryo Sulistyarso

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

TUGAS AKHIR PW Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Probolinggo

Identifikasi Variabel Berpengaruh pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto

Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

PENDAHULUAN BAB LATAR BELAKANG

Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

Identifikasi Variabel Berpengaruh Pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

Penentuan Cluster Pengembangan Agroindustri Pengolahan Minyak Kayu Putih di Kabupaten Buru

KATA PENGANTAR. Penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Minapolitan Kabupaten Lumajang

Penentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

Analisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan

Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Tabel / Table Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Besar Planted Areas and Production of Large Holder Estate 2017

Analisis Highest and Best Use (HBU) pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya

Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto

Analisis Highest and Best Use pada Lahan di Jalan Tenggilis Timur 7 Surabaya

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)

PANDUAN KEGIATAN JALAN SEHAT 2012 DALAM RANGKA HUT PGRI KE 67 PENGURUS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KABUPATEN LUMAJANG

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

PENENTUAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 06 TAHUN 2009

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur

AIR HUJAN SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI KECAMATAN RANUYOSO KABUPATEN LUMAJANG

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman pisang merupakan salah satu kekayaan alam asli Asia

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri di Surabaya)

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR

FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Rendy Rosyandana Zulkarnaen, dan Rulli Pratiwi Setiawan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: rulli.setiawan@urplan.its.ac.id Abstrak Kabupaten Lumajang memiliki potensi hasil produksi komoditas pisang sangat melimpah. Namun potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal, pemanfaatan komoditas pisang hanya sebatas proses produksi. Berdasarkan arahan RTRW Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kabupaten Lumajang, menetapkan Kabupaten Lumajang sebagai pusat industri pengolahan makanan (agroindustri, namun belum terdapat fasilitas industri pengolahan pisang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria lokasi industri pengolahan pisang guna menunjang pemenuhan lokasi industri pengolahan pisang di kabupaten Lumajang. Dalam penelitian ini digunakan metode analisa deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten lumajang berdasarkan standar dan peraturan yang berlaku. Analisa menghasilkan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten lumajang meliputi: 1) Indikator bahan baku meliputi kriteria kuantitas bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ > 1, kriteria kontinuitas adalah kecamatan dengan nilai pertumbuhan positif (+). Sedangkan kriteria jarak dengan sumber bahan baku adalah radius < 9,5 km. 2) Indikator fisik tanah meliputi kriteria topografi antara 0-1000 mdpl, sedangkan untuk kriteria penggunaan lahan adalah pengunaan lahan selain permukiman, pertanian dan kawasan konservasi. 3) ketersediaan tenaga kerja adalah tersedianya tenaga kerja tiap kecamatan yang mencari kerja dengan jumlah lebih dari rata-rata pencari kerja Kabupaten, dengan radius pergerakan tenaga kerja < 9,5 km. 4) ketersediaan pasar adalah tersedianya pasar dengan jauan pelayanan maksimal 5 km. 5) Indikator prasarana meliputi kriteria pelayanan jaringan listrik dengan jangkauan pelayanan 1,5 km dari titik trafo. Untuk kriteria pelayanan jaringan telepon dengan jangkauan pelayanan 7 km dari lokasi BTS. Untuk kriteria pelayanan jaringan air bersih dengan jangkauan pelayanan 11 km dari titik sumber mata air. Sedangkan untuk kriteria pelayanan jaringan jalan adalah jalan dengan fingsi jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor maksimal 5 km. Kata Kunci: kriteria lokasi, industri pengolahan, pisang. A I. PENDAHULUAN groindustri merupakan kegiatan industri yang berkaitan langsung dengan kegiatan pertanian, dimana didalamnya terdapat kegiatan pengolahan hasil pertanian menjadi bahan jadi guna meningkatkan nilai tambah dari hasil produksi pertanian serta mampu menjembatani antara sektor pertanian dan industri yang didukung dengan sumberdaya alam yang cukup banyak dan kurang dimanfaatkan secara maksimal [1]. Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang sektor pertanian merupakan sektor utama Kabupaten Lumajang. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 516/Kpts/SR.120/12/2005, pisang merupakan komoditas unggul di Kabupaten Lumajang dan sudah mendapat sertifikasi dan menjadikan Kabupaten Lumajang sering kali disebut sebagai Kota Pisang. Hasil produksi komoditas pisang Kabupaten Lumajang pada tahun 2011 mencapai 1.261.176 kwintal atau sekitar 63,97% dari total hasil produksi buahbuahan, dengan kata lain hasil produksi komoditas pisang memiliki hasil produksi yang cukup mendominasi [2]. Dalam RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2019, Kabupaten Lumajang merupakan kawasan agroindustri pendukung agropolian Ijen yang menetapkan Kabupaten Lumajang sebagai pusat industri pengolahan makanan [3]. Jika ditinjau dari RTRW Kabupaten Lumajang tahun 2012-2032, disebutkan bahwa pembangunan sektor industri di Kabupaten Lumajang diarahkan pada peningkatan nilai tambah dan produktifitas hasil pertanian yang didukung dengan perkembangan agroindustri untuk mewujudkan perekonomian yang kokoh [4]. Dalam menentukan dimana lokasi suatu industri tidak dapat dikaji berdasarkan sebuah teori tunggal. Untuk menentukan lokasi suatu industri secara komprehensif, diperlukan gabungan dari berbagai teori dan disiplin ilmu. Menentukan suatu lokasi industri terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, diantaranya adalah ketersediaan bahan baku, upah buruh, fasilitas pendukung, daya serap pasar lokal, dan aksesibilitas dari tempat produksi ke wilayah pemasaran yang dituju [5]. Kabupaten Lumajang memiliki potensi hasil pertanian komoditas pisang yang cukup melimpah. Namun potensi ini hanya dimanfaatkan sebatas proses produksi, selain itu potensi ini dimanfaatkan oleh pelaku industri perorangan dan industri di luar Kabupaten Lumajang, dimana dalam hal ini sangat merugikan Kabupaten Lumajang. Jika ditinjau dari RTRW Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kabupaten Lumajang mengarahkan Kabupaten Lumajang pada kegiatan agroindustri dan menetapkan Kabupaten Lumajang sebagai pusat industri pengolahan makanan. Sementara itu, dalam RTRW Kabupaten Lumajang belum direncanakan lokasi spesifik untuk pengembangan industri pengolahan pisang, termasuk juga kriteria lokasi dalam penentuan lokasi industri pengolahan pisang.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 II. METODE PENELITIAN Analisa kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang ini dilakukan untuk melihat kriteria lokasi industri pengolahan pisang dari masing-masing variabel hasil sintesa kajian pustaka (Tabel 1). Adapun metode penelitian yang digunakan untuk menentukan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang adalah deskriptif, dimana metode ini mendeskripsikan kriteria dari masing-masing variabel berdasarkan berbagai standart dan peraturan yang berlaku sesuai dengan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang. Standar yang digunakan diantaranya standart teknis palayanan jaringan listrik PT. PLN (persero) unit Kabupaten Lumajang, standart teknis pelayanan jaringan telepon PT. Telkom Kabupaten Lumajang, standart teknis pelayanan air bersih PDAM Kabupaten Lumajang. Sedangakan untuk peraturan yang digunakan diantaranya Peratuan Menterti Pekerjaan Umum No. 41 tahun 2007 dan Peraturan Menteri Perindustrian No. 35/M-IND/PER/3/2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri. Tabel 1 Penelitian Indikator Bahan Baku Kuantitas bahan baku pisang Kontinuitas bahan baku pisang Jarak dengan sumber bahan baku Fisik Tanah Topografi Penggunaan lahan Tenaga Kerja Ketersediaan tenaga kerja Pasar Prasarana Ketersediaan pasar Ketersediaan pelayanan jaringan listrik Ketersediaan pelayanan jaringan telepon Ketersediaan pelayanan jaringan air bersih Ketersediaan pelayanan jaringan jalan Sumber : Peneliti, dari Kajian Pustaka, 2013 Berdasarkan variabel-variabel yang deperoleh dari hasil kajian pustaka dalam Tabel 1 ini nantinya digunakan dalam menentukan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kaupaten Lumajang. III. HASIL DAN DISKUSI Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah Kabupaten Lumajang dengan luas wilayah 179.090 Ha. Kabupaten Lumajang terdiri dari 21 kecamatan. Batas wilayah Kabupaten Lumajang adalah, Sebelah Utara: Kabupaten Pobolinggo, Sebelah Selatan : Samudra Hindia, Sebelah Timur : Kabupaten Jember, dan Sebelah Barat : Kabupaten Malang. Dalam menentukan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan kriteria dari masing-masing variabel berdasarkan berbagai standart dan peraturan yang berlaku sehingga nantinya dapat diketahui kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang. Untuk hasil analisa kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang akan disajikan dalam Tabel 2,3,4,5, dan 6. Tabel 2 Analisa Deskriptif Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Bahan Baku Kuantitas bahan baku pisang Kontinuitas bahan baku pisang Berdasarkan hasil analisa LQ dalam analisa kecamatan penghasil bahan baku, kriteria kuantitas bahan baku ditinjau dari perhitungan nilai LQ tahun 2011. Apabila nilai LQ > 1 maka komoditas pisang tersebut unggulan, sehingga dapat diasumsikan komoditas pisang memiliki kuantitas yang cukup banyak. Berdasarkan hasil analisa pertumbuhan dalam analisa kecamatan penghasil bahan baku, kriteria kontinuitas bahan baku ditinjau dari tingkat pertumbuhan pertahun mulai tahun 2009-2011. Apabila hasil perhitungan analisa pertumbuhan bernilai positif (+) maka komoditas pisang mengalami pertumbuhan, sehingga dapat diasumsikan komoditas pisang mengalami kontinuitas. Jarak Dengan Jarak dengan bahan baku dinilai dari kedekatan lokasi Sumber Bahan dari daerah sumber bahan baku. Berdasarkan Baku Berdasarkan Permenperin No. 35/M-IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri, lokasi industri cenderung ditempatkan mendekati lokasi bahan baku. Dengam mempertimbangkan bahan baku yang mudah busuk atau rusak. Selain itu, pertimbangan yang lain adalah aksesibilitas dari proses pengangkutan bahan baku yang mempengaruhi biaya pengangkutan. Untuk menentukan radius jarak dengan sumber bahan baku maka digunakan jarak yang dihasilkan dari rata-rata dari total jarak ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten untuk melihat kedekatan sumber bahan baku dari pusat kota. bahan baku di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi 1. Kecamatan dengan kuantitas baku yang memenuhi syarat kecamatan bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ hasil analisa menunjukkan nilai LQ > 1. 2. Kecamatan denga kontinuitas baku yang memenuhi syarat kecamatan bahan baku adalah kecamatan dengan nilai pertumbuhan hasil perhitungan analisa pertumbuhan bernilai positif (+) 3. Jarak dengan sumber bahan baku yang memenuhi kriteria lokasi industri adalah dalam radius 9,5 km dari lokasi bahan baku (Perkebunan). Untuk peta kriteria indikator bahan baku akan disajikan pada Gambar 2, 3, dan 4.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 Gambar 2. Peta Kuantitas Bahan Baku Didalam Gambar 2 menggambarkan kriteria kuantitas bahan baku (LQ>1), dimana berdasarkan kriteria kuantitas bahan baku dihasilkan kecamatan (perkebunan) yang memiliki kuantutas bahan baku adalah kecamatan Ranuyoso, Gucialit, Senduro, Pasrujambe, dan Tempursari. Gambar 3. Peta Kontinuitas Bahan Baku Didalam Gambar 3 menggambarkan kriteria kontinuitas bahan baku (nilai pertumbuhan positif + ), dimana berdasarkan kriteria kontinuitas bahan baku dihasilkan hampir seluruh kecamatan (perkebunan) memenuhi kriteria kontinuitas kecuali Kecamatan Padang, Lumajang, dan Yosowilangun. Gambar 4. Peta Jarak Dengan Sumber Bahan Baku Didalam Gambar 4 menggambarkan kriteria jarak dengan sumber bahan baku, dimana berdasarkan kriteria jarak dengan sumber bahan baku dihasilkan radius jangkauan sumber bahan baku 9,5 km dari lokasi bahan baku itu sendiri. Tabel 3 Analisa Deskriptif Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Fisik Tanah Topografi Ketinggian tanah yang mendukung pembangunan industri menurut Permen PU no.41 tahun 2007 adalah ketinggian tidak lebih dari 1000 meter dpl Penggunaan lahan Berdasarkan Permenperin No. 35/M- IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri, menjelaskan penggunaan lahan yang sesuai untuk kawasan industri dengan ketentuan: 1. Non Pertanian 2. Non Permukiman 3. Non Konservasi Fisik Tanah di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi 1. Kondisi topografi yang sesuai tidak lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. 2. Penggunaan lahan yang sesuai adalah penggunaan lahan yang tidak termasuk dalam penggunaan lahan permukiman, pertanian, dan konservasi. Untuk peta kriteria indikator fisik tanah akan disajikan pada Gambar 5 dan 6.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 mencari kerja, maka semakin mendukung kegiatan industri serta dapat mengoptimalkan pendayagunaan Sumber Daya Manusia yang ada. Sedangkan untuk radius jarak pergerakan tenaga kerja menggunakan jarak yang dihasilkan dari rata-rata dari total jarak ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten untuk melihat kedekatan sumber tenaga kerja dari pusat kota. Gambar 5. Peta Topografi Didalam Gambar 5 menggambarkan kriteria topografi, dimana berdasarkan kriteria topografi dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada kontur tidak lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Tenaga Kerja di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi 1. Jumlah tenaga kerja masing-masing kecamatan yang mencari kerja lebih dari rata-rata tenaga kerja yang mencari kerja Kabupaten Lumajang. 2. Jarak yang sesuai untuk pergerakan tenaga kerja dari sumber tenaga kerja menuju lokasi industri adalah dalam radius 9,5 km dari sumber tenaga kerja (Permukiman). Untuk peta kriteria indikator tenaga kerja akan disajikan pada Gambar 7. Gambar 6. Peta Penggunaan Lahan Didalam Gambar 6 menggambarkan kriteria penggunaan lahan, dimana berdasarkan kriteria penggunaan lahan dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada penggunaan lahan selain permukiman, pertanian, dan daerah konservasi. Tabel 4 Analisa Deskriptif Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Tenaga Kerja Ketersediaan tenaga kerja Berdasarkan ketentuan dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lumajang, menjelaskan ketersediaan tenaga kerja untuk kegiatan industri kecil dan menengah ditinjau dari jumlah pencari kerja tiap kecamatan dengan ketentuan jumlah pencari kerja tiap kecamatan lebih dari rata jumlah pencari kerja kabupaten. Pertimbangan kriteria ini adalah semakin banyak jumlah tenaga kerja yang Gambar 7. Peta Ketersediaan Tenaga Kerja Didalam Gambar 7 menggambarkan kriteria ketersediaan tenaga kerja, dimana berdasarkan kriteria ketersediaan tenaga kerja dihasilkan kecamatan yang memiliki ketersediaan tenaga kerja adalah kecamatan Ranuyoso, Klakah, Randuagung, Sukodono, Lumajang, Yosowilangun, Kunir, Tempeh, Pasirian, Candipuro dan Tempursari, dengan pergeraka tenaga kerja radius 9,5 km dari sumber tenaga kerja. Tabel 5 Analisa Deskriptif Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Pasar Ketersediaan pasar Menurut Dinas Pasar Kabupaten Lumajang, seluruh pasar di Kabupaten Lumajang termasuk dalam pasar tradisional dengan jangkauan pelayanan lokal (dalam lingkup Kabupaten) mencapai radius 5 km.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 pasar di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi industri, adapun kriteria tersebut adalah jangkauan pelayanan pasar tradisional di Kabupaten Lumajang mencapai jarak jangkauan terjauh sebesar 5 km. Untuk peta kriteria indikator pasar akan disajikan pada Gambar 8. prasarana di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi 1. Lokasi yang terlayani jaringan listrik dalam radius 1,5 km dari titik trafo. 2. Lokasi yang terlayani jaringan telepon dalam radius 7 km dari lokasi BTS. 3. Lokasi yang terlayani jaringan air bersih dalam radius 11 km dari titik sumber mata air. 4. Jaringan jalan yang sesuai untuk lokasi industri adalah jaringan jalan dengan fungsi jalan arteri dan kolektor, serta radius koridor jalan sejauh 5 km. Untuk peta kriteria indikator prasarana akan disajikan pada Gambar 9, 10, 11, dan 12. Gambar 8. Peta Pelayanan Pasar Didalam Gambar 8 menggambarkan kriteria pelayanan pasar, dimana berdasarkan kriteria dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius pelayanan pasar sejauh 5 km dari lokasi pasar. Tabel 6 Analisa Deskriptif Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Prasarana Ketersediaan pelayanan Jaringan listrik Ketersediaan pelayanan Jaringan telepon Ketersediaan pelayanan Jaringan air bersih Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan listrik PT. PLN (Persero) unit Kabupaten Lumajang, jangkauan pendistribusian jaringan SUTR 20kV memiliki jangkauan maksimal 60 km dari Gardu induk. Sedangakan untuk jangkauan pendistribusian jaringan tegangan rendah 220V jangkauan maksimal 1,5 km dari lokasi trafo menuju pelanggan. Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan telepon PT. Telkom Kabupaten Lumajang, jangkauan pendistribusian jaringan telepon maksimal 7 km dari lokasi BTS menuju pelanggan. Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang, jangkauaan pelayanan air bersih maksimal 11 km dari titik sumber mata air. Ketersediaan Berdasarkan Permenperin No. 35/Mpelayanan Jaringan IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis jalan Kawasan Industri, menjelaskan jaringan jalan yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan industri adalah jaringan jalan yang memiliki klasifikasi jalan yang tinggi yaitu jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor 5 km. Gambar 9. Peta Pelayanan Jaringan Listrik Didalam Gambar 9 menggambarkan kriteria pelayanan jaringan listrik, dimana berdasarkan kriteria pelayanan jaringan listrik dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius pelayanan jaringan listrik sejauh 1,5 km dari titik trafo. Gambar 10. Peta Pelayanan Jaringan Telepon

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6 Didalam Gambar 10 menggambarkan kriteria pelayanan jaringan telepon, dimana berdasarkan kriteria pelayanan jaringan telepon dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius pelayanan jaringan telepon sejauh 7 km dari titik BTS. Gambar 11. Peta Pelayanan Jaringan Air Bersih Didalam Gambar 11 menggambarkan kriteria pelayanan jaringan air bersih, dimana berdasarkan kriteria pelayanan jaringan air bersih dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius pelayanan jaringan bersih sejauh 11 km dari titik sumber mata air. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan diskusi, kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang adalah: a. Indikator bahan baku diantarnya kriteria kuantitas bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ > 1. Untuk kriteria kontinuitas adalah kecamatan dengan nilai pertumbuhan positif (+). Sedangkan unutk kriteria jarak dengan sumber bahan baku adalah radius < 9,5 km. b. Indikator fisik tanah diantaranya kriteria topografi antara 0-1000mdpl, sedangkan untuk kriteria penggunaan lahan adalah pengunaan lahan selain permukiman, pertanian dan kawasan konservasi. c. ketersediaan tenaga kerja adalah tersedianya tenaga kerja tiap kecamatan yang mencari kerja dengan jumlah lebih dari rata-rata pencari kerja Kabupaten Lumajang, dengan radius pergerakan tenagakerja < 9,5 km. d. ketersediaan pasar adalah tersedianya pasar dengan jauan pelayanan maksimal 5 km. e. Indikator prasarana diantaranya kriteria pelayanan jaringan listrik dimana jangkauan pelayanan maksimal 1,5 km dari titik trafo. Untuk kriteria pelayanan jaringan telepon dimana jangkauan pelayanan maksimal 7 km dari lokasi BTS. Untuk kriteria pelayanan jaringan air bersih dimana jangkauan pelayanan maksimal 11 km dari titik sumber mata air. Sedangkan untuk kriteria pelayanan jaringan jalan adalah jalan dengan fingsi jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor maksimal 5 km. DAFTAR PUSTAKA [1] Santoso, Imam. 2006. Pengantar Agroindustri. Malang : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. [2] Badan Pusat Statistik Jawa Timur. 2011. Kabupaten Lumajang Dalam Anggka 2011. Surabaya : Badan Pusat Statistik Jawa Timur. [3] Badan Perencanaan Provinsi Jawa Timur. 2009. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur 2009. Surabaya : Pemerintah Provinsi Jawa Timur. [4] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Lumajang. 2009. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2028. Lumajang : Pemda Kabupaten Lumajang. [5] Tarigan, Robinson, 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara. Gambar 12. Peta Pelayanan Jaringan Jalan Didalam Gambar 12 menggambarkan kriteria pelayanan jaringan jalan, dimana berdasarkan kriteria pelayanan jaringan jalan dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada pelayanan jaringan jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor 5 km.