PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

dokumen-dokumen yang mirip
PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB

128 Universitas Indonesia

PT BENING TUNGGAL MANDIRI GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE : PERSIAPAN DAN RESPON DARURAT

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

BAB II LANDASAN TEORI

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

KEPUTUSAN KEPALA, UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 145/K01.2.6/SK/2010

PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

SAFETY INDUCTION PT. ADHIMIX PRECAST INDONESIA DIV. OPS. III SURABAYA

PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

PROSEDUR KEADAAN DARURAT

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

Kata Sambutan Peluncuran situs grahaniaga.co.id Latihan Kebakaran Sosialisasi Panduan Darurat Gempa Bumi K3 Listrik Smoking Room

Perancangan Emergency Response Plan di PT E-T-A Indonesia

PT. FORTUNA STARS DIAGRAM ALIR KEADAAN DARURAT BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

Penggunaan APAR dan Kedaruratan

Menurut data National Fire Protection Association (NFPA) di U.S Tahun

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA. Koordinasi Internal Terbatas (Waket III, Seksi PB, Seksi KSR, Kamacab)

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

1 Universitas Indonesia

STANDARD OPERATING PROCEDURS (SOP) PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN SERTA PENYELAMATAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...

BAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROSEDUR PEMADAM KEBAKARAN

Nama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :

Manajemen tanggap siaga untuk keadaan darurat di kegiatan usaha pertambangan

BAB I PENDAHULUAN. bangunan kesehatan diklasifisikan bahaya kebakaran ringan, mengingat bahanbahan

PENGELOLAAN OPERASI K3

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

PERAN, FUNGSI, TUGAS, DA

Aspek Kemanusiaan Aspek Pencegahan Kerugian: Aspek Komersial:

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

Manual Prosedur Safety Health

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM)

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

Ari Wibisono

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. SLAMET GARUT Nomor : Tentang : PEMBENTUKAN TIM KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN

EMERGENCY PLANING AND EVACUATION LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN

Hospital disaster plan (HOSDIP, HDP)

PROSEDUR KESIAGAAN dan TANGGAP DARURAT

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : Tentang PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

Prosedur Tanggap Darurat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

PANDUAN MENGHADAPI BENCANA

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

SKRIPSI. Disusun Oleh : FRANGKY SEPTIADI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan,

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 390/KPTS/M/2002 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMELIHARAAN KEAMANAN, KETERTIBAN DAN

DAFTAR DOKUMEN INTERNAL. 0. Manual Sistem Manajemen K3 01/AJS/MK

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

Tanggal : 13 JULI 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelenggaraan pendidikan dan keselamatan kerja di lembaga

Disampaikan oleh: Kasubdit Tanggap Darurat dan Non Institusi Jakarta, 23 November 2017

SKRIPSI Sebagian Persyaratan. Oleh FAKULTAS YOGYAKARTA 20111

PROSEDUR PENANGANAN GEMPA BUMI (KODE HIJAU)

Organisasi Tanggap Darurat Terpadu Transportasi B3

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR)

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperhatikan manusia sebagai human center dari berbagai aspek. Kemajuan

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENCARIAN, PERTOLONGAN DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PEMBAHASAN. Area kerja di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara meliputi Area 1 (Train

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

1. TUJUAN Sebagai pedoman untuk menghadapi keadaan darurat. Untuk menyelamatkan jiwa manusia, lingkungan dan asset perusahaan. 2. RUANG LINGKUP Yang termasuk keadaan darurat disini yaitu: a. Kebakaran b. Ledakan c. Kerusuhan/Huru hara d. Ancaman Bom e. Kebocoran Gas f. Bencana Alam 3. REFERENSI Permenaker No.: PER.05/MEN/1996, tentang: Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kepmenaker No.: KEP.186/MEN/1999, tentang: Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja. Standard OHSAS 18001:2007 Clause 4.4.7. Permenaker No.: PER-15/MEN/VIII/2008, tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja. 4. DEFINISI Keadaan Darurat, adalah suatu kondisi yang dapat berakibat fatal bagi karyawan atau benda milik (property), apabila tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat. Sumber dapat berasal dari dalam perusahaan atau lingkungan sekitar, diantaranya : Kebakaran, adalah kobaran api yang membesar yang tidak terkendali dan merugikan manusia, barang dan lingkungan baik dari tempat bekerja maupun lingkungan sekitar/penduduk Ledakan, adalah suatu kejadian yang diakibatkan oleh manusia, atau dapat juga terjadi secara alami, yang dapat menyebabkan terjadinya kerugian bagi manusia, barang dan lingkungan.

Huru-hara (Internal atau Eksternal), adalah suatu situasi/kondisi yang tidak terkendali dan tidak diinginkan, yang menimbulkan kepanikan, kekhawatiran dan mengakibatkan aktivitas kerja terhenti. Ancaman Bom, adalah ancaman yang menyebabkan terjadinya gangguan terhadap aktivitas kerja sehari-hari, normal atau kompleks, dan harus dianggap serius. Kebocoran Gas adalah suatu kebocoran Gas baik itu Feed Gas, LPG atau Lean Gas, yang tidak dapat segera ditanggulangi dan berpotensi untuk terjadi kebakaran atau ledakan. Bencana alam dalam hal ini gempa bumi adalah suatu keadaan lingkungan yang dapat secara tiba tiba terjadi karena keadaan vulkanik yang cukup banyak di Indonesia baik di darat maupun lautan

Alur Komunikasi Keadaan Darurat di Lapangan Kerja Korban dari Kontraktor Terluka / Sakit Field Coordinator PROSYPAC OPERATION MEDICAL EVACUATION FLOWCHART Evakuasi Ya PROSY MPAC Project Manager Pimpinan Kontraktor : PT.Promatcon Tepatguna Mr. Adi Priyadi HP 0816827422 Keluarga korban Dokter Lokasi Close Tidak Evakuasi Ya Company OPS Manager Helicopter Report Ambulance Rumah Sakit Communication line Evacuation line Ambulance Rumah Sakit, lengkap dengan Dokter dan/ atau paramedic segera menuju Airport terdekati untuk menjemput pasien. Note : Dokter Lokasi akan menentukan apakah diperlukan bantuan paramedic rumah sakit rujukan untuk mengawal pasien dari lokasi kerja. Bila diperlukan, maka keberangkatan pesawat dari bandarai akan menunggu kesiapan petugas paramedic.

Penjelasan Tugas dan tanggung jawab 1. Komandan Ditempat Kejadian (KDK) [One Scene Commander (OSC)]: o Memberikan arahan-arahan dalam menghadapi keadaan darurat yang terjadi. o Mengambil keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi demi keselamatan karyawan dan benda-benda milik Perusahaan (property). o Mengkoordinir penanganan keadaan darurat sesuai dengan jenisnya. 2. Komandan Pemadam Kebakaran [Fire Commander]: o Memimpin Kapten dan anggota Pasukan Pemadam Kebakaran (Fire Brigade) untuk melakukan upaya pemadaman kebakaran berdasarkan perintah Komandan Ditempat Kejadian. o Memastikan peralatan dan sarana sistim pencegahan kebakaran dalam kondisi siap pakai. o Memberikan instruksi kepada Komandan Keamanan dan Komunikasi jika memerlukan bantuan Pemadam Kebakaran (PMK). o Memberi petunjuk/gambaran kepada bantuan PMK dari luar (jika ada) tentang situasi kebakaran yang terjadi. o Memberikan informasi dan melaporkan jalannya operasi penanggulangan kebakaran kepada KDK (OSC). 3. Komandan Evakuasi (Evacuation Commander) : o Memberi arahan kepada anggota regu evakuasi untuk mengevakuasi korban manusia. o Memberikan arahan untuk mengevakuasi asset perusahaan jika masih memungkinkan. o Memimpin regu evakuasi (evacuation team) untuk mengamankan korban yang selamat ditempat berkumpul (assembly point). o Menghitung korban yang selamat dan memperkirakan (memprediksi) korban yang masih terjebak.

4. Komandan Penyelamat (Rescue Commander): o Memberikan pertolongan kepada korban dan melakukan koordinasi dengan regu medik (tim medis). o Memimpin penyelamatan karyawan saat terjadi keadaan darurat. o Memberikan instruksi kepada Komandan Keamanan dan Komunikasi untuk pemanggilan ambulance. 5. Komandan Penyelamat Benda Milik dan Dokumen (Asset and Document Commander): o Memimpin regu penyelamat benda milik dan dokumen (asset and document team) untuk melakukan koordinasi pengamanan milik perusahaan (asset). o Mengamankan semua dokumen perusahaan terutama dari factor luar. 6. Komandan Komunikasi dan Kemanan (Communication and Security Commander): o Melaksanakan koordinasi komunikasi dengan pihak luar (eksternal). o Melakukan komunikasi dengan media, jika diperlukan. o Menjelaskan situasi yang terjadi kepada pemerintah, polisi dan media, dan masyarakat sekitar. o Memeriksa setiap tamu yang masuk ke area P.T. Prosympac. o Menjaga stabilitas keamanan. o Menghubungi rumah sakit terdekat (R.S. Pelni). o Menghubungi Pemadam Kebakaran Jakarta Barat atas instruksi Komandan Ditempat Kejadian (KDK). 7. Pasukan Pemadam Kebakaran (Fire Brigade): o Melakukan upaya pemadaman kebakaran berdasarkan petunjuk Komandan Pemadam Kebakaran (Fire Commander) jika kebakaran cukup hebat. o Segera melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran. 8. Regu Evakuasi (Evacuation Team): o Melakukan evakuasi korban manusia. o Melakukan evakuasi asset perusahaan jika masih memungkinkan.

o Mengamankan korban yang selamat di tempat berkumpul (assembly point). o Menghitung korban yang selamat dan memperkirakan (memprediksi) korban yang masih terjebak. 9. Regu Penyelamat (Rescue Team): o Mengungsikan (Membawa) petugas/karyawan yang mendapat kecelakaan ke tempat yang aman, kemudian diserahkan kepada petugas medis. o Memberikan pertolongan pertama kepada korban bila terjadi kecelakaan. o Mencatat semua korban dan rumah sakit yang menjadi rujukan. 10. Regu Penyelamat Benda Milik dan Dokumen (Asset and Document Team): o Menjaga semua benda milik (asset) dan dokumen perusahaan terutama terhadap pihak luar. o Mencatat semua benda milik (asset) yang dipindahkan/diamankan pada saat terjadi situasi darurat. 11. Regu Komunikasi dan Keamanan (Communication and Security Team): o Menciptakan situasi dan kondisi yang aman selama pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat. o Melakukan pengamanan pada saat dilakukan wawancara (konferensi) pers. o Mengadakan kerja sama dengan petugas komunikasi untuk bidang keamanan (Kodim, Polresta, dll). o Memblokir pintu keluar-masuk dan memperketat penjagaan di tempat terhadap gangguan masyarakat umum yang tidak berkepentingan. o Membantu pelaksanaan evakuasi. o Mengecek kebenaran/keabsahan kartu pengenal dan mencatat setiap orang atau satuan yang akan membantu. o Membantu mengamankan barang-barang yang telah diamankan/diselamatkan oleh Regu Penyelamat dan Evakuasi (Rescue and Evacuation Team).

12. Dokumentasi (Documentation): o Membuat dokumentasi dan mencatat kronologi kejadian darurat dan penanggulangannya dari awal hingga akhir. o Mendata dan melakukan inventarisasi jumlah korban dan peralatan atau bangunan yang rusak setelah terjadi keadaan darurat. o Membuat laporan kronologis daripada keadaan darurat dan penanggulangannya.

DIAGRAM ALIR PROSEDUR PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT A. Kebakaran, Ledakan, Kebocoran Tabung Gas MULAI MENGHUBUNGI CONTROL ROOM/ HSE MENGHUBUNGI ORGANISASI KEADAAN DARURAT BUNYIKAN ALARM TANDA BAHAYA PERLUKAH EVAKUASI? TIDAK YA MEMBUNYIKAN ALARM EVAKUASI EVAKUASI PENANGANAN KEADAAN DARURAT TERATASI BUNYIKAN ALARM KEADAAN AMAN SELESAI

B. Gempa Bumi, Ancaman Bom, Huru hara MULAI MEMBUNYIKAN ALARM EVAKUASI EVAKUASI KEADAAN DARURAT TERATASI SELESAI

7. URAIAN PROSEDUR A. KEBAKARAN, LEDAKAN, KEBOCORAN TABUNG GAS 7.1. Apabila terjadi keadaan darurat seperti di atas; di dalam atau di luar lingkungan PT. PROSYMPAC, maka orang yang pertama kali melihatnya harus segera menghubungi HSE Manager. 7.2. Ketika menerima informasi keadaan darurat, Bagian HSE segera menghubungi semua anggota Organisasi Keadaan Darurat dan membunyikan Alarm Tanda Bahaya. Kecuali kebakaran, ledakan, kebocoran tersebut sudah dapat ditanggulangi oleh orang terdekat atau anggota pemadam yang terdekat dengan sumber bahaya 7.3. Alarm Tanda Bahaya ditandai dengan suara sirene 3 kali (pendek) 7.4. Alarm Evakuasi ditandai dengan bunyi sirene lebih dari 3 kali 7.5. Alarm Keadaan Aman ditandai dengan bunyi sirene 1 kali panjang 7.6. Komandan Ditempat Kejadian (On Scene Commander) memutuskan perlu dilakukan evakuasi atau tidak. 7.7. Setiap karyawan harus segera bersiap sesuai aba-aba floor warden (pengarah lantai) menunggu alarm selanjutnya. 7.8. Jika Alarm Tanda Bahaya dibunyikan, maka semua karyawan yang tidak terlibat dalam penanggulangan harus bersiap menuju Muster Point setelah mematikan semua sumber energi, mengambil barang yang diperlukan/penting sesuai arahan floor warden jika harus evakuasi. Setiap pengarah lantai wajib mendata tiap karyawan di tiap lantai (sesuai dengan lampiran nama karyawan yang harus selalu diperbaharaui). 7.9. Jika tindakan evakuasi dilakukan, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: Floor Warden memeriksa kembali jumlah karyawan, memastikan asset terpenting sudah diamankan, memastikan adanya dokumentasi kejadian, menghubungi nomor penting serta mengumumkan kepada perwakilan penduduk setempat; menolong korban (jika ada). Pertimbangkan bahwa resiko semua karyawan lebih besar dari pada resiko individu atau harta benda. 7.10. KDK (OSC) dan OKD akan melakukan penanganan lebih lanjut sesuai dengan petunjuk dan jenis keadaan darurat bersamaan dengan jalannya evakuasi. 7.11. Apabila keadaan darurat sudah dapat ditanggulangi, maka Alarm Keadaan Aman akan dibunyikan.

7.12. Pemulihan akan segera dilakukan agar keadaan kembali ke kondisi normal. B. GEMPA BUMI, ANCAMAN BOM, HURU HARA 7.13. Jika Alarm Evakuasi dibunyikan, maka semua karyawan segera menuju Muster Point setelah mematikan semua sumber energi, mengambil barang yang diperlukan/penting sesuai arahan floor warden. Setiap pengarah lantai wajib mendata tiap karyawan di tiap lantai (sesuai dengan lampiran nama karyawan yang harus selalu diperbaharaui). 7.14. Kepala komunikasi segera menelpon nomor nomor penting untuk penanggulangan lanjut. Mengarahkan team kemananan untuk mengamankan segera karyawan dan asset. 7.15. Team Pemadam, penyelamat dan P3K segera bergabung dengan team keamanan jika yang terjadi adalah huru hara. 7.16. Tim penyelamat asset segera melakukan penyelamatan asset penting. 7.17. Jika tindakan evakuasi dilakukan, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: Floor Warden memeriksa kembali jumlah karyawan, memastikan asset terpenting sudah diamankan, memastikan adanya dokumentasi kejadian. 8. DOKUMEN TERKAIT 8.1. IK Penggunaan APAR CO2 [03/004/OHS/2007] 8.2. IK Penggunaan APAR Powder [03/005/ OHS/2007] 8.3. IK Penanganan Keadaan Darurat Kebakaran [03/007/OHS/2007]