G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

dokumen-dokumen yang mirip
G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

PROFIL INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD KOTA MATARAM OLEH : FIRA FRSIMAWATI, ST

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

Universitas Sumatera Utara

Sanitasi Penyedia Makanan

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

CHECK LIST SANITASI PEMUKIMAN

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

Analisa Program Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit PPI RSIA CICIK

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Hygiene Perawat dan Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di

BAB 5 HASIL PENELITIAN

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk,

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelabuhan terbesar di provinsi Gorontalo yang terbuka untuk perdagangan luar

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

KUESIONER PENELITIAN

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat pada Pasar Rakyat

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/103/KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN RUMAH MAKAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 101 /KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KAROSERI BAK TRUK

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

Teknologi dan Pengelolaan Sampah Padat & Infeksius Rumah Sakit

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan

BAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

-14- TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

BAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

SANITASI DAN KEAMANAN

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

HIGIENE SANITASI PANGAN

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG KEBERSIHAN, KEINDAHAN, KETERTIBAN, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT. Tatanan : 1 Kawasan Permukiman, Sarana & Prasarana Sehat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (Achmadi, 2010). melakukan kegiatannya, oleh karena itu perlu dikelola demi kelangsungan

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

Transkripsi:

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan YME, akhirnya Buku Pedoman Rumah Sakit Bersih ini dapat disusun guna memberikan panduan bagi rumah sakit dalam menciptakan lingkungan rumah sakit yang sehat, bersih dan nyaman. Penyusunan pedoman ini merupakan salah satu tindak lanjut dalam melaksanakan Gerakan Nasional Bersih Negeriku. Pedoman ini berisi aspek-aspek yang mempengaruhi kebersihan, kriteria dan upaya mewujudkan rumah sakit bersih serta gambaran pelaksanaannya. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Rumah Sakit untuk mencapai Rumah Sakit Bersih, dan yang lebih penting untuk menjadikan Rumah Sakit yang bersih perlu keterlibatan semua komponen di RS, seperti pengelola, karyawan, pasien dan pengunjung. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan pedoman ini kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Kami berharap pedoman ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai petunjuk teknis untuk mencapai lingkungan rumah sakit yang bersih. Jakarta, 2012 Direktur Jenderal PP dan PL Kementerian Kesehatan RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama NIP 195509031980121001

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas terbitnya buku Pedoman Rumah Sakit ini, sehingga akan dapat kita gunakan dan manfaatkan secara bersama-sama. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh Tim Penyusun yang sudah bekerja keras memformulasikan suatu rumusan yang padat serta mudah dipahami oleh para calon penggunanya di rumah sakit. Saya harap dengan mudah dipahaminya pedoman ini, akan memudahkan pula proses implementasinya dalam aktifitas sehari-hari dan oleh seluruh unsur jajaran karyawan rumah sakit, pasien bahkan para pengunjung yang lain. Sebagaimana kita sadari bersama, kebersihan sudah menjadi suatu kebutuhan utama bagi kita untuk dapat hidup sehat. Namun kita tahu juga bahwa beragamnya tingkat sosioekonomi dan pendidikan masyarakat kita ternyata juga berpengaruh dalam menempatkan kebersihan ini di dalam pola hidup seharihari. Persoalan membuang sampah secara sembarangan masih menjadi isu yang harus diperbaiki sejak dini. Belum lagi perilaku untuk menghemat air dan sumber daya lain dalam melakukan aktifitas harian, baik di tempat pribadi maupun di tempat publik. Rumah sakit yang merupakan suatu institusi yang menjadi symbol sehat bagi masyarakat, harusnya dapat memberikan suatu teladan untuk bagaimana menerapkan prinsip-prinsip kebersihan dalam perilaku sehari-hari. Untuk itu, dengan terbitnya buku ini akan sangat tepat sekali dan bermanfaat dalam upaya penerapan pola hidup sehat di tempat publik bagi masyarakat kita. Akhir kata, saya harap dan himbau kepada seluruh rumah sakit agar dapat mengoptimalkan penggunaan buku ini dalam proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat luas, sehingga tujuan pembangunan kesehatan kita yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia setinggi-tingginya dapat terwujud. Terima kasih. Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PENDAHULUAN Latar belakang Tujuan Ruang Lingkup Dasar Hukum KRITERIA DAN UPAYA MENCIPTAKAN RUMAH SAKIT BERSIH PELAKSANAAN Program kegiatan Organisasi Monitoring dan evaluasi PENUTUP

Pendahuluan Rumah Sakit menurut UU Nomor 44 Tahun 2009 adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Oleh karena itu Rumah Sakit bukan hanya melayani pasien dengan cara pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) tetapi juga harus melayani masyarakat dengan cara menjaga lingkungan tempat Rumah Sakit itu berada supaya bersih dan bebas dari sumber penyakit (promotif dan preventif). Berdasarkan Kepmenkes Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, sebagai sarana pelayanan kesehatan rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, sehingga dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Untuk menghindari risiko pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan maka penyelenggaraan kesehatan lingkungan Rumah Sakit harus sesuai dengan persyaratan kesehatan dan kebersihan. Kebersihan Rumah Sakit adalah suatu keadaan atau kondisi yang bebas dari bahaya dan risiko minimal untuk terjadinya infeksi silang. Untuk menciptakan kondisi fasilitas pelayanan publik yang sehat maka Presiden RI telah mengintruksikan melalui Surat Sekretaris Wakil Presiden Nomor B.1082/Seswapres/KK.04.01.10/2011 tanggal 17 Oktober 2011 untuk melaksanakan gerakan Indonesia Bersih. Kementerian Kesehatan RI memprioritaskan gerakan Indonesia Bersih ini pada fasilitas pelayanan kesehatan dan dalam pelaksanaannya diperlukan pedoman teknis fasilitas pelayanan kesehatan bersih.

Tujuan Tercapainya Rumah Sakit yang bersih. Ruang Lingkup Kebersihan Rumah Sakit yang dimaksud dalam pedoman ini adalah kebersihan halaman dan ruangan, yang meliputi fisik, sampah, limbah cair, air bersih, serangga dan binatang pengganggu. Area yang menjadi prioritas dalam mewujudkan Rumah sakit bersih diantaranya adalah halaman, lobby/ruang tunggu, kantin, toilet, ruang periksa/poliklinik, ruang perawatan, dan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Landasan Hukum Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Sampah Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Keputusan Menteri Kesehatan No. 416 tahun 1990 tentang Syarat dan Pengawasan Kualias Air Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405 tahun 2001 tentang Kesehatan Lingkungan Kerja dan Perkantoran Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Mengapa kebersihan rumah sakit harus ditingkatkan? Kebutuhan lingkungan rumah sakit yang bersih yang terbebas dari pengotoran sampah, air limbah, tercukupinya ketersediaan air bersih, bebas serangga dan binatang pengganggu serta cara pemeliharaan yang tepat untuk tetap bisa mempertahankan mutu kebersihan sudah menjadi tuntutan global. Rumah sakit yang kotor tidak hanya membuat pasien, pengunjung dan karyawan menjadi tidak nyaman, karena menyadari akan menjadi semacam terminal segala sumber penyakit, juga akan menurunkan citra sekaligus mutu pelayanan. Aspek apa saja yang menentukan mutu kebersihan di rumah sakit? Menciptakan kebersihan adalah upaya yang cukup sulit dan bersifat kompleks, sehingga banyak aspek yang menentukan keberhasilan kebersihan di rumah sakit, antara lain budaya/kebiasaan, perilaku masyarakat, kondisi lingkungan, sosial, dan teknologi. Terkait dengan citra lingkungan di rumah sakit, maka pentingnya kebersihan rumah sakit perlu mempertimbangkan aspek khusus, yaitu: 1. Aspek biologis, yakni sebagai tempat berbagai bakteri patogen bila lingkungan rumah sakit kotor. 2. Aspek kimia, yakni pada kondisi khusus, keberadaan bakteri diperlukan untuk menguraikan air limbah, sehingga semaksimal mungkin tidak mengunakan bahan pembersih kimia. 3. Aspek geografis, yakni iklim tropis di Indonesia dengan kelembaban yang tinggi menyebabkan mikro organisme mudah berkembang. 4. Aspek kuantitas, yakni fasilitas kebersihan seperti toilet, tempat sampah, alat kebersihan dll harus disesuaikan dengan kebutuhan 5. Aspek budaya, meliputi masalah perilaku dan kebiasaan pasien, pengunjung dan karyawan rumah sakit

Definisi Rumah Sakit Bersih Rumah sakit bersih adalah tempat pelayanan kesehatan yang di rancang, dioperasikan dan dipelihara dengan sangat memperhatikan aspek kebersihan bangunan dan halaman baik fisik, sampah, limbah cair, air bersih, dan serangga/binatang pengganggu. Aspek yang menentukan keberhasilan kebersihan di rumah sakit, antara lain budaya/kebiasaan, perilaku masyarakat, kondisi lingkungan, sosial, dan teknologi.

Mengenal aktifitas terkait kebersihan di rumah sakit Masyarakat di dalam lingkungan rumah sakit yang terdiri dari pasien, pengunjung dan karyawan memberikan konstribusi kuat terhadap pengotoran lingkungan rumah sakit. Untuk menciptakan kebersihan yang optimal, maka langkah awal kita perlu mengenal jenis aktifitas masyarakat rumah sakit. Aktifitas ini di bagi berdasarkan: Aktifitas utama Karyawan melaksanakan kegiatan perkantoran dan tindakan pelayanan Pasien dan pengunjung menunggu, mendapatkan pelayanan dan kegiatan penunjang Kegiatan lainnya seperti pelatihan, kunjungan tamu, dll. Aktifitas lain terkait dengan aktifitas utama Buang air kecil Buang air besar Membuang sampah Mencuci muka,tangan, dan merapikan diri Makan dan minum Merokok Menyusui & memerah ASI Meludah Aktifitas pendukung Kegiatan menjaga dan membersihkan lingkungan bangunan dan halaman.

Kriteria dan Menciptakan Rumah Sakit Bersih Kriteria rumah sakit bersih, mencakup komponen sebagai berikut: Kebersihan fisik halaman Kebersihan fisik Bangunan Kebersihan fisik Toilet dan Kamar Mandi Penanganan sampah Ketersediaan air bersih Hygiene dan sanitasi makanan Pengolahan air limbah Penanganan serangga dan binatang pengganggu Pelestarian lingkungan Gerakan kebersihan Promosi kesehatan Kriteria Tersedia tempat sampah tertutup yang mudah dijangkau. Tidak ada sampah berserakan. Tidak terdapat genangan air. Terdapat pohon peneduh. Pembatas jalan selalu bersih dari noda dan kotoran. Pagar pembatas selalu bersih. Tersedia penerangan luar ruangan (outdoor). Tersedia kran air untuk pembersihan dan penyiraman. Saluran air lancar. Tidak ditemukan binatang pengganggu, seperti kucing, tikus, anjing, dll. Taman terpelihara. Kebersihan Fisik Halaman Pengaturan parkir yang baik dan tempat parkir yang memadai. Tidak mengizinkan penjual untuk berjualan di halaman. Menetapkan area khusus untuk berjualan. Mengatur kemiringan halaman menuju saluran. Memelihara taman. Menyediakan drainase dengan kemiringan yang tepat. Membersihkan saluran. Memasang himbauan untuk memelihara lingkungan dan menjaga kebersihan. Mengendalikan binatang pengganggu. Melakukan pembersihan minimal dua kali sehari.

Kebersihan Fisik Bangunan Kriteria Tidak terdapat sampah berserakan. Lantai bersih dan tidak licin. Dinding berwarna terang dan bersih. Ventilasi udara cukup atau menggunakan peralatan mekanik. Sirkulasi udara baik Langit-langit bersih dan tidak bocor. Penerangan cukup. Instalasi kabel dan pipa rapi. Bebas serangga dan binatang pengganggu. Tidak berdebu. Tersedia sarana cuci tangan pakai. sabun/desinfektan. Menyediakan tempat sampah yang mudah dijangkau. Cat dinding mudah dibersihkan. Ventilasi dilengkapi dengan kasa anti nyamuk. Tanaman pot dalam ruangan, kecuali ruangan steril. Terdapat himbauan menjaga kebersihan dan larangan merokok. Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi syarat. Melakukan pengendalian serangga dan binatang pengganggu secara rutin. Melakukan pembersihan minimal tiga kali sehari.

Kebersihan Fisik Toilet dan Kamar Mandi Kriteria Tersedia toilet yang cukup untuk pasien, pengunjung, dan petugas serta berfungsi dengan baik. Toilet bersih, tidak berbau, dan kering. Tersedia sarana cuci tangan pakai sabun/desinfektan. Bebas dari serangga dan binatang pengganggu. Kemiringan lantai cukup. Tidak terdapat genangan air. Sirkulasi udara baik. Dilakukan pembersihan minimal tiga kali sehari. Menyediakan tempat sampah. Melengkapi dengan exhauster fan. Menyediakan air yang cukup.

Penanganan Sampah Menyediakan tempat sampah medis dan non-medis dalam jumlah yang cukup. Sampah diangkut dari ruangan minimal sekali sehari atau setelah tempat sampah ¾ penuh. Frekuensi pengangkutan sampah non medis dari TPS ke TPA minimal satu kali sehari. Kriteria Adanya pemilahan antara sampah medis dan nonmedis. Sampah tidak berserakan Tempat sampah bertutup dan dilapisi kantong plastik sesuai jenis sampah. Tersedia tempat penampungan sementara dan alat angkut khusus ke TPS. Tersedia fasilitas pemusnahan sampah medis atau bekerja sama dengan pihak ketiga. Ketersediaan Air Bersih Kriteria Tersedia air bersih yang cukup untuk setiap kegiatan Kualitas air bersih yang memenuhi syarat Dilakukan pemeriksaan kualitas air minimal satu bulan sekali Terdapat himbauan hemat air Desinfeksi air

Kriteria Makanan dikemas/disajikan dalam wadah bersih dan tertutup. Penjamah makanan sehat, bersih, dan menggunakan APD (alat pelindung diri). Peralatan pengolahan pangan hingga penyajiannya memenuhi syarat tara pangan (food grade). Penjamah makanan melakukan pemeriksaan kesehatan minimal 6 bulan sekali. Higene dan Sanitasi Pangan Pengolahan Limbah Cair Kriteria Memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Saluran air limbah tertutup dan lancar. Kualitas outlet air limbah memenuhi baku mutu. Dilakukan pemeliharaan pada saluran. Dilengkapi dengan bak kontrol. Dilakukan pengolahan air limbah dengan IPAL. Dilakukan monitoring air limbah minimal setiap 3 bulan sekali.

Kriteria Kepadatan jentik Aedes sp. yang diamati melalui indeks kontainer harus 0 Semua ventilasi dilengkapi dengan kasa anti nyamuk Semua ruangan bebas dari kecoa terutama pada dapur, gudang makanan, dan ruang steril Tidak ditemukannya tanda-tanda keberadaan tikus, terutama pada daerah bangunan tertutup Tidak ditemukan lalat di dalam ruang tertutup Lingkungan rumah sakit harus bebas dari binatang pengganggu Dilakukan pengendalian serangga dan binatang penganggu secara rutin. Pengendalian Vektor Penyakit Pelestarian Lingkungan Hidup Kriteria Terdapat pohon pelindung yang cukup. Terdapat biopori. Adanya pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos. Program penghijauan/penanaman pohon. Pengomposan sampah. Pembuatan resapan air/biopori. Efisiensi penggunaan air.

Gerakan Kebersihan Kriteria Ada kegiatan rutin untuk membersihkan lingkungan Rumah Sakit. Melaksanakan Gerakan Jumat Bersih atau sejenisnya. Ada kebijakan tertulis mengenai Gerakan Jumat Bersih atau sejenisnya. Edukasi Perilaku Sehat Kriteria Adanya media promosi tentang kebersihan. Memasang himbauan, stiker, poster, leaflet tentang kebersihan, larangan merokok (Kawasan Tanpa Rokok), CTPS, dilarang meludah sembarangan, dan pojok ASI.

PENYELENGGARAAN Program Pemeliharaan Kebersihan Rumah Sakit Membentuk unit kerja kebersihan. Penyiapan petugas kebersihan yang profesional dan bertanggung jawab. Menyusun program pemeliharaan kebersihan. Melaksanakan monitoring rutin. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan. Organisasi Rumah sakit bersih Penanggung jawab: Pimpinan Rumah Sakit. Pelaksana: Seluruh karyawan dan masyarakat rumah sakit. Diperlukan dukungan kebijakan tertulis direksi rumah sakit tentang upayaupaya dalam mencapai rumah sakit bersih. Pemantauan dan Evaluasi Dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota melakukan pembinaan minimal 3 bulan sekali. Unit sanitasi/kesehatan lingkungan melakukan pemantauan dan evaluasi setiap satu bulan sekali. Pasien, pengunjung, dan masyarakat di sekitar Rumah Sakit dapat memberikan pengaduan terhadap Rumah Sakit melalui Kementerian Kesehatan, telepon 021500567 atau e-mail info@depkes.go.id atau kontak@depkes.go.id

PENUTUP Untuk menjadikan rumah sakit yang bersih maka harus memenuhi kriteriakriteria dengan melakukan upaya penyelenggaraan kebersihan lingkungan rumah sakit, maka dibutuhkan komitmen dan keterlibatan dari semua masyarakat rumah sakit, seperti direksi, penyelenggara pelayanan, karyawan, tenaga medis, paramedis, pasien, dan pengunjung.