BAB II KAMPANYE CARA BERKENDARA DENGAN SELAMAT (SAFETY RIDING)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak tentu kapan terjadi dan bersifat multi faktor yang selalu didahului oleh

JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DI INDONESIA (2013) : 104,211 JUTA UNIT JUMLAH SEPEDA MOTOR : 86,253 JUTA UNIT 82,27 %

Retno Murti

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan,

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan pertimbangan Undang-undang nomor 22 tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

BAB I PENDAHULUAN. pemantapan integrasi nasional guna memperkukuh ketahanan nasional.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI LANTAS POLRES SUMBAWA 2016

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 4 TAHUN 2013 TANGGAL : 11 APRIL 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

UPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO

BAB I PENDAHULUAN. dengan catatan korban dari usia 15 hingga 19 tahun yang tertinggi mencapai 3.841

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan

BAB II PENGATURAN KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA. A. Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. PENDAHULUAN. tidur hingga kembali tidur. Menurut Harold Lasswell, lalu lintas dimana polisi lalu lintas bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM DEKADE AKSI KESELAMATAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi kemacetan lalu lintas dan berbagai gangguan lalu lintas lainnya. termasuk ancaman keselamatan lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

KESELAMATAN JIWA MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN ETIKA BERLALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi pribadi bagi kehidupan sehari-hari mereka. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula.

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

L TA T R B EL E A L KANG

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ),

Foto 5. public adress Foto 7. public adress

SOSIALISASI DALAM RANGKA : PERTEMUAN PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR SELURUH INDONESIA TAHUN 2010

BAB 2 DATA DAN ANALISA

MODEL PELUANG KECELAKAAN SEPEDA MOTOR BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENGENDARA (Studi Kasus: Surabaya, Malang dan Sragen)

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016

TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENELITIAN TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN DI LINTASAN KERETA API

BUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

IV.B.16. Urusan Wajib Perhubungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tinjauan Tentang Pendidikan Lalu Lintas. a. Pengertian Pendidikan Lalu Lintas. Tahun. 2003) dijelaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR. yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang

Pd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

46 BAB II KAMPANYE CARA BERKENDARA DENGAN SELAMAT (SAFETY RIDING) 2.1. Program Kampanye Keselamatan Jalan Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Bab XI tentang Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 203 telah diatur bahwa : 1) Pemerintah bertanggung jawab atas terjaminnya Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 2) Untuk menjamin Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan rencana umum nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, meliputi : a. penyusunan program nasional kegiatan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; b. penyediaan dan pemeliharaan fasilitas dan perlengkapan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; c. pengkajian maslah Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; d. manajemen Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dimana pada penjelasan pasal tersebut yang berkaitan dengan pasal 2 huruf (a) disebutkan bahwa Program Nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan antara lain : a. Polisi Mitra kampus (Police Goes to Campus); b. Cara Berkendara dengan Selamat (Safety riding); c. Forum Lalu Lintas (Traffic Board); d. Kampanye Keselamatan Lalu Lintas; e. Taman Lalu Lintas; f. Sekolah Mengemudi; g. Kemitraan Global Keselamatan Lalu Lintas (Global Road Safety Partnership). Berkaitan dengan hal tersebut, Departemen Perhubungan melalui Direktorat Jendral Perhubungan Darat telah melakukan kajian tentang sosialisasi keselamatan jalan dimana tujuan dari Program kampanye keselamatan transportasi jalan adalah untuk mengubah perilaku pengguna jalan, dari perilaku mengabaikan keselamatan menjadi mengutamakan keselamatan lalu lintas yaitu menjadikan pengguna jalan taat

47 hukum dan taat peraturan, tahu etika dan menerapkan etika tersebut, serta mempunyai empati terhadap sesama pengguna jalan. Dari hasil kajian tersebut teridentifikasi beberapa faktor penyebab kecelakaan fatal terutama untuk jenis moda sepeda motor dan mobil yaitu perilaku ugal-ugalan/tidak tertib, berkendara melebihi kecepatan maksimum, menyalip di tikungan, jarak kendaraan yang terlalu dekat, mengabaikan kelaikan kendaraan, tidak menggunakan pelindung seperti helm dan sabuk keselamatan, penggunaan kendaraan yang tidak benar serta menerobos lampu merah (Dirjen Hubdat,2008:VII-21). Dimana dari kajian tersebut disebutkan pula prosentase berbagai faktor penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan, yaitu : (1) Faktor kesalahan pengguna jalan sebesar 90,3%; (2) Faktor kondisi kendaraan sebesar 4,03%; (3) Faktor kondisi jalan sebesar 2,58 %; (4) Faktor lingkungan jalan sebesar 1 % (Dirjen Hubdat, 2008: III-3). Pada tahun 2005 sampai dengan 2010 Pemerintah menetapkan target keselamatan transportasi darat yaitu menyelamatkan 20411 jiwa, 3,4% kematian per 10.000 kendaraan serta meningkatkan penggunaan helm dan seatbelt sebanyak 90% (Dirjen Hubdat, 2008:III-5). Dalam pelaksanaan program nasional kampanye keselamatan jalan tersebut dilaksanakan oleh Departemen Perhubungan dan Ditlantas Polri. Dalam pelaksanaannya, strategi yang digunakan oleh Departemen Perhubungan dalam kegiatan kampanye keselamatan meliputi : (1) Strategi mengembangkan kerangka kebijakan, regulasi dan kelembagaan keselamatan; (2) Strategi memberikan pengetahuan dan kesadaran (education) secara terus menerus melalui pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat non sekolah. (3) Strategi mendorong/mengajak masyarakat (encouragement) melalui kampaye keselamatan

48 yang terarah sesuai dengak fakta kecelakaan yang menonjol saat itu dan mempertimbangkan kesiapan masyarakat menerima perubahan. Adapun Kampanye keselamatan transportasi darat yang dilakukan oleh Departemen Perhubungan terdiri atas 6 (enam) program utama. Program-program tersebut dibuat dalam kategori menurut moda transportasinya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan perlakuan (treatment) terhadap setiap moda. Selain itu untuk setiap moda transportasi terdapat perilaku spesifik. Keenam program yang dimaksud adalah (1) kampanye untuk lintas moda; (2) sepeda motor; (3) angkutan umum perkotaan; (4) angkutan barang; (5) angkutan umum antar kota bertrayek dan pariwisata, serta (6) pejalan kaki dan pengguna angkutan umum. Adapun pesan yang disampaikan dibagi menjadi dua bagian dimana yang pertama pesan kampanye yang secara umum diperuntukan bagi semua moda, kemudian yang kedua adalah pesan kampanye yang disesuaikan dengan jenis moda kendaraan tertentu. Adapun untuk pesan program kampanye keselamatan untuk semua moda dan moda sepeda motor terdiri dari :

49 No Tabel 2.1. Program Kampanye Keselamatan Untuk Semua Moda Program/Sub Program Lingkup Kampanye 1 Kendaraan wajib laik jalan 2 Saling menghormati antar pengguna jalan 3 Berkendara harus terampil dan punya SIM 4 Tidak nekad menyalip terutama di tikungan 5 Patuhi batas kecepatan yang ditentukan 6 Hati-hati dan taati Jawa, aturan di lintasan Sumatra KA 7 Jaga jarak kendaraan Ket. ATL =Above The Line, BTL = Below The Line Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat Media Prioritas Tahun Inisiasi Program Nasional ATL/BTL/Endorsement ***** I Nasional ATL/BTL/Endorsement ***** I Nasional ATL/BTL/Endorsement **** II keatas Nasional ATL/BTL/Endorsement **** II keatas Nasional ATL/BTL/Endorsement *** IV keatas ATL/BTL/Endorsement ** IV keatas Nasional ATL/BTL/Endorsement * IV keatas No Tabel 2.2. Program Kampanye Keselamatan Untuk Sepeda Motor Program/Sub Program 1 Menggunakan helm standar 2 Tidak menerobos lampu merah Lingkup Kampanye 3 Kampanye khusus mudik lebaran 4 Jumlah penumpang tidak melebih kapasitas Ket. ATL =Above The Line, BTL = Below The Line Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat Media Prioritas Tahun Inisiasi Program Nasional ATL/BTL/Event ***** I Jabodetabek ATL/BTL/Event ***** I dan Kotakota Besar Jawa ATL/BTL/Event ***** I Nasional ATL/BTL/Event **** II keatas

50 Dimana pada tahun 2010 Departemen Perhubungan dalam hal ini Direktorat Keselamatan Transportasi Darat telah mengadakan kegiatan kampanye dengan tema Sedikit empati dapat menyelamatkan orang lain melalui berbagai media yang antara lain berupa iklan sosial dan acara talk show di televisi seperti Bukan Empat Mata dan Info Niaga, iklan di radio, pemasangan billboard keselamatan, pembagian leaflet dan helm standar, kegiatan penyuluhan cara berkendara dengan selamat (safety riding) serta pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ. Dilain pihak, Ditlantas Polri juga telah mengadakan serangkaian kegiatan rutin berkaitan dengan upaya peduli kepada kemanusiaan dan keselamatan jalan yang di implementasikan kedalam beberapa program antara lain : (1) Polsana atau Polisi Sahabat Anak yang merupakan kegiatan penanaman tentang kesadaran dan tertib berlalu lintas sejak usia dini. Yang juga untuk membangun image atau citra positif polisi terhadap anak-anak. Kegiatan Polsana dilakukan melalui kunjungan maupun open house; (2) Patroli Keamanan Sekolah yang merupakan wadah bagi siswa/siswi SMP maupun SMA untuk berlatih dan belajar untuk mencari akar masalah sosial di lingkungan sekolah dan upaya-upaya penanganannya. Dalam hal ini anak-anak juga diajarkan untuk peduli dan peka terhadap masalah sosial dan berperan aktif mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Melalui kegiatan PKS tersebut diharapkan anak-anak juga menjadi mitra polisi untuk mencari akar masalah dan mencari solusi yang tepat; (3) Police Goes to Campus, yang merupakan kegiatan dari kepolisian yang mengajak kalangan kampus atau akademisi sebagai salah satu stake holder untuk ikut berperan serta dalam menangani masalah lalu lintas. Dalam kegiatan tersebut tidak hanya sebatas kepada mahasiswa tetapi juga para dosen. Kegiatan police goes to campus dapat dilakukan melalui kunjungan, diskusi, seminar,

51 debat publik maupun kampanye keselamatan lalu lintas; (4) Safety riding yang merupakan kegiatan untuk keselamatan berkendara. Kegiatan tersebut mencakup pada kegiatan pendidikan dan pelatihan ketrampilan berkendara serta kiat-kiat aman berkendara. Ketrampilan dan keahlian berkendara yang dilatihkan dan diselenggarakan oleh polisi bekerjasama dengan sektor bisnis, media dan LSM. Yang ditujukan kepada siapa saja baik pelajar, masyarakat umum, pengemudi angkutan umum atau siapa saja yang peduli terhadap masalah keselamatan berkendara. Tujuannya adalah guna meningkatkan kemampuan serta kesadaran berlalu lintas serta untuk keselamatan. Implementasi dari safety riding dapat melalui kegiatan : touring, pendidikan dan pelatihan berkendara, sepeda motor lajur kiri dan menyalakan lampu di siang hari; (5) Kampanye keselamatan lalu lintas yang merupakan kegiatan bersama (kemitraan antara polisi dengan stakeholder) sebagai bentuk kegiatan preventif dan untuk menumbuh kembangkan kesadaran berlalu lintas. Yang implementasinya dapat melalui : penerangan secara langsung, penyuluhan, pembuatan poster, leaflet, stiker, buku petunjuk, komik, lomba-lomba maupun kesenian. Kemudian program selanjutnya adalah: (6) Traffic board merupakan wadah untuk mecari akar masalah dan menangani berbagai masalah lalu lintas. Kegiatan tersebut antara lain dengan membentuk forum, dewan atau asosiasi apa saja yang berkaitan dengan tugas sosial dalam rangka berperan aktif sebagai wujud dari civil society (masyarakat madani); (7) TMC (Traffic Manajement Centre) adalah pusat manajemen lalu lintas yang melakukan kegiatan informasi, komunikasi, komando dan pengendalian, serta kontrol. TMC bekerja sama dengan media, petugas-petugas lain dan instansi terkait. Yang dilengkapi dengan sistem teknologi komputerisasi, CCTV, GIS, GPS, SMS, jalur on line atau Web site. Dari TMC dapat dipantau dan diketahui

52 situasi lalu lintas aktual dan informasi yang akurat dari petugas di lapangan dan berbagai informasi lalu lintas baik infrastruktur, transportasi umum, jalur alternatif, informasi tentang kendaraan bermotor; (8) Sekolah Berkendara adalah wadah bagi para calon pengemudi yang merupakan bagian dari upaya untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam berlalu lintas. Dalam hal ini Polisi lalu lintas bekerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang berkaitan dengan sekolah berkendara; (9) Saka Bhayangkara Lalu Lintas adalah wadah kegiatan antara polisi dengan Pramuka yang berkaitan dengan kelalu lintasan, baik bidang operasional seperti penjagaan atau pengaturan maupun kampanye keselamatan lalu lintas; (10) Operasi khusus kepolisian di bidang lalu lintas adalah kegiatan-kegiatan untuk menangani berbagai masalah lalu lintas yang sifatnya khusus dan merupakan peningkatan dari kegiatan operasi rutin; (11) Penegakan Hukum yang merupakan tindakan kepolisian untuk edukasi, pencerahan, perlindungan dan pengayoman terhadap pengguna jalan lainya yang terganggu aktifitasnya atau produktifitasnya akibat dari pelanggaran hukum dan untuk mewujudkan adanya kepastian hukum. 2.2. Pelaksanaan Kampanye Cara Berkendara dengan Selamat (safety riding) Dalam rangka pencapaian tujuan Program Nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang salah satu item kegiatannya adalah Pelaksanaan Kampanye Cara Berkendara dengan Selamat (safety riding) maka Pemerintah melakukan kegiatan sosialisasi Cara Berkendaran yang Aman kepada para pelajar diseluruh Indonesia. Dimana dalam pelaksanaan dilapangan Pemerintah melakukan kerjasama kemitraan dengan instansi swasta yang juga peduli dengan kegiatan tersebut. Salah satu mitra kegiatan Kampanye Cara Berkendara dengan Selamat (safety riding) tersebut adalah perusahaan produsen kendaraan bermotor seperti PT. Astra Honda.

53 Untuk tahun 2011 pelaksanaan kegiatan kampanye safety riding berupa penyuluhan kepada para pelajar di Kota Semarang telah dilaksanakan dengan bekerjasama dengan PT. Astra Honda Semarang di dua SMA yaitu SMA 8 dan SMA Setyabudhi. Dalam kegiatan tersebut telah diberikan penyuluhan kepada 80 orang siswa SMA 8 dan 95 orang siswa SMA Setyabudhi. Kegiatan penyuluhan tersebut dilaksanakan dalam 3 sesi yaitu : (1) Teori Cara Berkendara dengan Selamat (safety riding); (2) Demo Berkendara dengan menggunakan simulator sepeda motor dan (3) Praktek Cara Berkendara dengan Selamat. Gambar 2.1 Penyuluhan Teori safety riding kepada Pelajar SMA Setyabudhi Gambar 2.2 Kegiatan Praktek Berkendara

54 Dalam kegiatan tersebut penekanan pembelajaran yang disampaikan meliputi : (1) Aspek-aspek yang perlu diperhatikan sebelum berkendara seperti kelengkapan SIM-STNK, Helm standar, pemeriksaan kondisi kesehatan serta kondisi laik jalan kendaraan; (2) Aspek-aspek yang perlu diperhatikan saat berkendara yang meliputi rambu-rambu dan peraturan lalu lintas, praktek cara berkendara dengan selamat yang meliputi keterampilan dalam melakukan pengereman, cara menyalip yang benar dan lain sebagainya.