Anemia Pada Anak. Haryson, dr, Msi.Med, Sp.A Bag. IKA- UWK

dokumen-dokumen yang mirip
Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya

Urutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010

R S. D R. H I. A B D O E L M O E L O E K B A N D A R L A M P U N G

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

Curriculum vitae Riwayat Pendidikan: Riwayat Pekerjaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Anemia Hemolitik. Haryson Tondy Winoto,dr,Msi.Med.,Sp.A Bag. IKA UWK

Dr. Indra G. Munthe, SpOG DEPARTMENT OF OBSTETRICS AND GYNECOLOGY

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

ABSTRAK. Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA)

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

LAPORAN TUTORIAL MODUL : Ilmu Penyakit Dalam TRIGGER 5. OLEH: Kelompok Tutorial XVII

PERDARAHAN DAN PEMBEKUAN DARAH (HEMOSTASIS) Era Dorihi Kale, M.Kep

Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N

Kelainan darah pada lupus eritematosus sistemik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi fungsinya untuk membawa O 2 dalam jumlah yang cukup ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

CLINICAL MENTORING TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI

BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi

1 Universitas Kristen Maranatha

B A B I PENDAHULUAN. pembangunan dalam segala bidang. Pertumbuhan ekonomi yang baik,

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. penyebab intrakorpuskuler (Abdoerrachman et al., 2007). dibutuhkan untuk fungsi hemoglobin yang normal. Pada Thalassemia α terjadi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia. Pertama, kurang energi dan protein yang. kondisinya biasa disebut gizi kurang atau gizi buruk.

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

LEUKEMIA. - pendesakan kegagalan sumsum tulang - infiltrasi ke jaringan lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi rantai globin mengalami perubahan kuantitatif. Hal ini dapat menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan klasifikasi Gagal Ginjal Kronik. 1. Gangguan fungsi ginjal ditandai dengan adanya penurunan laju filtrasi

BAB I PENDAHULUAN. mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah gizi yang paling tinggi kejadiannya di dunia sekitar 500 juta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Talasemia adalah gangguan produksi hemoglobin yang diturunkan, pertama kali ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler. mengenai organ lain kecuali susunan saraf pusat.

Ruswantriani, Pembimbing : Penny Setyawati, dr, SpPK, M. Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

MAKALAH GIZI ZAT BESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak Dengan Thalasemia

9. Sonia mahdalena 10. Tri amalia 11. Mitha nur 12. Novita sari 13. Wardah afifah 14. windi yuniati 15. Gina I. 16. Nungki. 8.

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Anemia Defisiensi Besi (ADB)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

TRANSFUSI DARAH. Maimun ZA. Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari angka normal sesuai dengan kelompok jenis kelamin dan umur.

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

BAB I PENDAHULUAN. satu emerging disease dengan insiden yang meningkat dari tahun ke tahun. Data

b) Anemia Megaloblastik Megaloblastik dalam kehamilan disebabakan karena defisiensi asam folik c) Anemia Hipoplastik

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. negara berkembang yang tidak hanya mempengaruhi segi kesehatan masyarakat

Mekanisme Pembekuan Darah

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

ABSTRAK PERAN ERITROPOIETIN TERHADAP ANEMIA ( STUDI PUSTAKA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dirawat di Rumah Sakit minimal selama 1 bulan dalam setahun. Seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. serta diwariskan melalui cara autosomal resesif (Cappillini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah bagian dari tubuh yang berbentuk cair dengan jumlah %

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Thalassemia merupakan sindrom kelainan yang diwariskan (inherited) dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Arti tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disiapkan dari fresh frozen plasma (FFP) dengan mencairkannya secara

Transkripsi:

Anemia Pada Anak Haryson, dr, Msi.Med, Sp.A Bag. IKA- UWK

Normosit(2).

Mikrosit(1)

Makrosit(2)

Megalosit(1)

Anemia : kadar hemoglobin atau eritrosit kurang atau lebih rendah dari nilai normal (WHO (1968, 1972) menetapkan kriteria untuk diagnosis anemi yaitu sebagai berikut : - Hemoglobin kurang dari nilai normal sesuai dengan umurnya. Nilai-nilai normal adalah : Anak umur 6 bl - 6 th 11 gr/100 ml Anak umur 6 th - 14 th 12 gr/100 ml Laki-laki dewasa 13 gr/100 ml Wanita dewasa tidak hamil 12 gr/100 ml Wanita dewasa hamil 11 gr/100 ml - Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER) < 31% (nilai normal 32-35%)

Hemoglobin and Hematocrit Levels Below which Anemia is Present in Population, WHO 2001 12 12

KLASIFIKASI PENYAKIT HEMATOLOGIK I. Anemia 1. Anemia post hemorrhagik 2. Anemia hemolitik 3. Anemia defisiensi 4. Anemia aplastik II. Perdarahan a. Ggn vaskuler b. Ggn pembekuan c. Ggn trombosit III. Kelainan lain ggn sistem granulopoetik & trombopetik

Anemia defisiensi Definisi : anemia karena kekurangan satu atau bbrp bahan yang digunakan dalam pematangan eritrosit Klasifikasi : def. besi, pyridoksin, tembaga ( anemia mikrositik hipokromik ), kekurangan asam folat dan vit B 12 ( an. makrositik hipokromik/ megaloblastik ), anemia campuran ( dimorfik ) o o o o Anemia def. Besi paling banyak didunia, terutama pada anak yang sedang tumbuh dan wanita hamil. Etiologi : intake kurang, ggn absorbsi, sintesis kurang, kebutuhan berlebih dan pengeluaran bertambah. Diagnosis : gambaran eritrosit hipokromik mikrositik, SI, TIBC, Fe Sumsung tulang (-), dan respon baik terhadap terapi besi. Terapi : sulfas ferrosus 3 x 10 mg/kgbb po / hari

Hemoglobinopathia Thalasemia Diturunkan secara mendel, bersifat resesif Ditemukan I oleh Cooley Penyebab terbanyak anemia hemolitik intra-korpuskuler Secara molekul dibedakan : o thalasemia ( ggn pembentukan rantai ) o thalasemia (ggn pembentukan rantai ) o - thalasemia (ggn pembentukan rantai - ) Secara klinis dibedakan : Thalasemia mayor ( gejala klinis jelas ) Thalasemia minor Terapi : tak ada obat yang menyembuhkan transfusi diberikan bila Hb telah rendah

Gangguan Pembekuan Tahap pembekuan : Tahap I, pembentukan Plasma tromboplastin intrinsik Tahap II: perubahan protrombin menjadi trombin Tahap III : perubahan fibrinogen menjadi fibrin

Gangguan mekanisme pembekuan darah Ggn tahap pertama : Hemofilia A ( kekurangan faktor VIII) Hemofilia B ( kekurangan faktor IX) Hemofilia C ( kekurangan faktor XI) Penyakit von willebrand Ggn tahap kedua : Kongenital Didapat ( def vit K, prematuritas,dic,obat anti koagulan ) Gangguan tahap III Kongenital ( autosomal resesif ) Akuisita ( operasi, DIC)

Leukemia Definisi : proliferasi patologik sel pembuat darah scr sistemik Klasifikasi : leukemia sistem eritropoetik leukemia sistem Granulopoetik( granulositik atau myelositik ) leukemia sistem Trombopoetik Sistem RES Tersering pada anak acute lymphositic leukemia (ALL)

Acute lymphosytic leukemia Etiologi belum jelas Faktor berperan Exogen : sinar X, radioaktif, bahan kimia, infeksi Endogen : ras, herediter,kelainan kromosom Gejala : pucat demam, disertai splemnomegali kadang hepatomegali /limphadenopathi, perdarahan, sakit tulang Darah tepi : pansitopenia, limfositosis, terdapat sel blas Pemeriksaan lain : biopsi limpha, kimia darah, LCS,cytogenetic Diagnosis pasti. BMP( Sumsum tulang : gambaran monoton) Terapi : transfusi darah,kortikosteroid,sitostatika, atasi infeksi sekunder,immunoterapi Cara pengobatan : Induksi, maintenens,reinduksi dan mencegah leukemia SSP

ANEMIA DEFISIENSI BESI Dr. Haryson, Msi.Med, Sp.A Bag. IKA UWK

21

22

Pale Conjunctiva and Pale Palmar Creases 23

Anemia Defisiensi BESI Anemia kekurangan zat besi (AKB) adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi untuk sintesis hemoglobin Fe penting untuk : pembelahan sel dan sintesis Hemoglobin Sintesis DNA: pembentukan enzim ribonukleotida reduktase Sintesis Heme Di Mitokhondria

Ada 2 cara penyerapan besi dalam usus: 1. penyerapan dalam bentuk non heme (sekitar 90% berasal dari makanan), besi harus diubah dulu menjadi bentuk yang diserap. 2. bentuk heme (sekitar 10% berasal dari makanan) besinya dapat langsung diserap tanpa memperhatikan cadangan besi dalam tubuh, asam lambung ataupun zat makanan yang dikonsumsi

Peran besi pada proliferasi dan diferensiasi sel Untuk masuk sel perlu reseptor transferin / TfR Sel akan teraktivasi Diferensiasi dan proliferasi Contoh klinis : Defisiensi Fe jumlah limfosit

KEKURANGAN BESI Ada 3 tahap Tahap I: Stadium Pre laten: Tahap II:Stadium laten Tahap III: Stadium anemia

Stadium I / Pre Laten cadangan besi sudah kosong Hematokrit dan kadar besi serum masih baik Gejala klinis belum muncul

Stadium II: LATEN cadangan besi kosong Besi serum turun Total iron banding capacity meningkat Hematokrit masih baik Gejala klinis belum muncul

Stadium III: ANEMIA cadangan kosong Besi serum menurun Total iron banding capacity meningkat Hematokrit menurun Klinis sudah jelas

FAKTOR RISIKO KEKURANGAN BESI Kehamilan kembar Prematur Perdarahan sewaktu melahirkan Ibu anemia Cadangan Fe bayi sehat bisa sampai 6 bln sehingga anemia umumnya terlihat setelah usia 6 bulan berikan makanan yang mengandung Fe

GEJALA KLINIS akibat oksigenasi yang kurang Proliferasi / diferensiasi yang terhambat Oksigenasi otak menurun: kurang perhatian, gangguan belajar Jantung: takikardi, dilatasi jantung Otot: atrofi dan kelemahan GIT: gangguan pembelahan epitel Lidah: atrofi vili, tipis dan rata. dll

LABORATORIUM (1): WHO: anemi bila kadar HB: 6bl-6tahun: < 11 gr/dl lebih dari 6 tahun: < 12 gr/dl Indek eritrosit terpenting: MCV( mean corpuscular volume): mikrositosis/< 75fL Apusan darah tepi: mikrositik hipokromik Anemi berat: poikilositosis, hemolitik

LABORATORIUM (2): Trombosis/ > 500.000/ml diduga krn aktivasi trombopoetin Retikulosit normal Besi serum< 30ug/dl TIBC > 350 ug/dl Feritrin serum< 12 ug/ml

TERAPI PEMBERIAN ZAT BESI: responnya baik/ cepat terhadap kenaikan HB Cari kausa kurang besi Defisiensi karena produksi atau perdarahan? Gangguan produksi: def Fe, Asam folat, anemia aplastik Pereparat: 6mg/kgbb besi elemental dlm 3 dosis, kalau Hb normal, lanjutkan 3 bulan

Thank you

HEMOFILIA dr. Haryson Msi.Med, Sp.A

Hemofilia Kelainan pembekuan darah, diturunkan Klinis : perdarahan spontan dan kelainan sendi menahun Tanpa pengobatan, meninggal masa kanakkanak Pengobatan adekuat warga masyarakat yang produktif

Ada sejak dalam kandungan Deteksi dini mulai umur 10 mgg Digugurkan atau dipertahankan Seumur hidup Ancaman sewaktu-waktu Biaya tinggi Carrier atau penderita akan mewariskannya

Diagnosis hemofilia Anamnesis : perdarahan, riwayat perdarahan, riwayat keluarga tidak selalu positif Pemeriksaan fisik : hematoma, hemartrosis Laboratorik :?

Faktor VIII (anti hemophilic factor) glikoprotein, bersifat tidak stabil. sintesis : sel sinusoid hati gen F VIII terletak pada kromosom X kompleks dengan faktor von Willebrand, mencegah degradasi proteolitik berfungsi pada jalur intrinsik sebagai kofaktor F IXa untuk aktivasi F X

XII XIIa XI XIa Thromboplastin jaringan IX IXa VIII Ca VIIa VII Pf3 Ca X Protrombin Xa V Ca Pf3 Trombin Fibrinogen Fibrin

Faktor von Willebrand Multimeter dengan BM 1 20 x 10 6 dalton Sintesis : endotel dan megakariosit Fungsi : - sebagai pembawa F VIII, melindungi dari degradasi proteolitik - proses adhesi dan agregasi trombosit, sebagai jembatan antara trombosit dengan jaringan subendotel.

Faktor IX glikoprotein bersifat stabil disintesis hati termasuk vitamin K dependent factors gen F IX terletak pada kromosom X berfungsi pada jalur intrinsik untuk mengaktifkan F X menjadi Xa

XII XIIa XI XIa Thromboplastin jaringan IX IXa VIII Ca VIIa VII Pf3 Ca X Protrombin Xa V Ca Pf3 Trombin Fibrinogen Fibrin

Pemeriksan laboratorium untuk diagnosis hemofilia Uji pembendungan normal : Tes ini menguji ketahanan dinding vaskuler, sedangkan fungsi F VIII dan IX bukan untuk mempertahankan ketahanan vaskuler Hitung trombosit normal : pada hemofilia tidak ada gangguan produksi maupun konsumsi trombosit

Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis hemofilia (lanjutan) Masa perdarahan normal : menguji pembentukan sumbat trombosit, sedangkan F VIII / XI tidak diperlukan untuk pembentukan sumbat trombosit PT normal : PT menguji jalur ekstrinsik dan bersama sedangkan F VIII / IX berfungsi pada jalur intrinsik.

Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis hemofilia (lanjutan) TT normal : TT hanya menguji perubahan fibrinogen menjadi fibrin tanpa dipengaruhi F VIII maupun F IX APTT memanjang : APTT menguji jalur intrinsik dan bersama dan F VIII / IX berfungsi pada jalur intrinsik

Untuk membedakan hemofilia A dan hemofilia B Aktivitas F VIII dan F IX TGT (thromboplastin generation test) Differential APTT

Aktivitas F VIII Nilai normal : 50 150 % Hemofilia A berat : F VIII < 1% Hemofilia A sedang : F VIII 1 5 % Hemofilia A ringan : F VIII 5 25 % Penyakit von Willebrand F VIII bisa rendah F VIII >> : reaksi fase akut, risiko trombosis

Aktifitas F IX Nilai normal 50 150 % Hemofilia B berat : F IX < 1 % Hemofilia B sedang : F IX 1 5 % Hemofilia B ringan : F IX 5-25 % Aktivitas F IX rendah : - defisiensi vitamin A - antikoagulan oral - penyakit hati

Untuk membedakan hemofilia A dan penyakit von Willebrand Masa perdarahan Kadar faktor von Willebrand Aktivitas kofaktor Ristosetin

DD / hemofilia A dan penyakit von Willebrand Hemofilia A F VIII rendah Masa perdarahan normal Kadar vwf normal Aktivitas kofaktor Ristosetin normal Penyakit v. Willebrand F VIII N / rendah Masa perdarahan memanjang Kadar vwf rendah Aktivitas kofaktor Ristosetin rendah

Hemofilia A APTT memanjang F VIII rendah F IX normal TGT / diff. APTT dengan plasma abnormal Faktor von Willebrand normal

Hemofilia B APTT memanjang F IX rendah F VIII normal TGT / diff. APTT dengan serum abnormal

Penyakit von Willebrand Masa perdarahan memanjang Hitung trombosit normal Aktivitas kofaktor Ristosetin rendah Kadar faktor von Willebrand rendah APTT N / > F VIII N / <

Pengelolaan hemofilia 1. Standar pelayanan 2. Tim profesional terpadu 3. Ketersediaan obat ( Factor First ) - Jenis AHF (Cryo, produk darah, rekombinan) - Jumlah (harga) - Aksesbilitas - Ideal vs apa yang tersedia (dengan HATI ) 4. Dana besar - Saat perdarahan - Seumur hidup 5. Biaya lain Psikososial, anggota keluarga lain.

Pengelolaan hemofilia 6. Efek pengobatan - Reaksi obat/transfusi - Infeksi (hepatitis, HIV, dll) - Inhibitor (biaya ) 7. Penanganan lanjutan - Sebagian (besar?) tidak terpantau - Terapi profilaksis - Terapi alternatif 8. Registrasi/catatan medik

RICE - HATI Handuk Angkat Tekan = Iced towel = Elevate = Compression Istirahat = Rest

Masalah Prognosis A. Normal B. Mengancam jiwa C. Kecacatan Otot/sendi Tumor Sequele neurologis Tumbuh kembang

Thalassemia beta kelainan genetik yang paling sering ditemukan di dunia. penyakit anemi hemolitik yang akan diderita selama hidup. Berdasarkan berat ringannya secara klinis dibagi menjadi : 1. thalassemia mayor (berat) 2. thalassemia intermedia 3. thalassemia minor (ringan)

Tampak pucat. Gambaran Klinis Anemia dengan segala akibatnya gangguan napsu makan, gangguan tumbuh kembang, perut membesar karena pembesaran dari limpa dan hati. Keluhan ini timbul biasanya sejak usia 6 bulan. Pemeriksaan fisik: Pasien nampak pucat, bentuk muka mongoloid atau Facies Colley, ikterus, gangguan pertumbuhan, splenomegali dan atau hepatomegali.

Penunjang Hemoglobin, MCV, MCHC, morfologi sel darah merah, retikulosit, fragmentasi, fragilitas osmotik. Analisa hemoglobin terhadap kadar Hb F; Hb A2 dan elektroforesis hemoglobin, kadar zat besi, saturasi transferin, dan serum feritin. X foto tulang menunjukkan gambaran hair on end apperance, dan tengkorak menunjukkan gambaran sun raise appereance. Pemeriksaan khusus: analisa DNA untuk jenis mutasi penyebab thalassemia.

Terapi 1. Medikamentosa: Kelasi besi (desferoksamin) Asam askorbat: 100 mg//hari selama pemberian kelasi besi untuk meningkatkan efek kelasi besi. Asam folat 2-5 mg/hari untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Vitamin E 200-400 IU setiap hari sebagai anti oksidan dapat memperpanjang umur sel darah merah

2. Bedah: splenektomi dengan indikasi: Limpa yang terlalu besar, sehingga membatasi gerak pasien dan menimbulkan peningkatan tekanan intra abdominal. Serta bahaya adanya ruptur. Hipersplenisme yang ditandai dengan adanya peningkatan kebutuhan transfusi darah atau kebutuhan suspensi eritrosit melebihi 200-250 ml/kgbb dalam satu tahun

Immune thrombocytopenic purpura (ITP) Disebut juga autoimmune thrombocytopenic purpura, morbus Wirlhof atau purpura hemorhagica adalah kelainan perdarahan (bleeding disorders) pada anak usia 2-4 tahun, dengan insidens 4-8 kasus per 100.000 anak pertahun. ITP biasanya sembuh sendiri kecuali pada penderita di bawah 2 tahun atau lebih 10 tahun cenderung berkembang kronik.

Gambaran Klinis 1. Anamnesis: trombositopeni terjadi 1-3 minggu setelah infeksi virus atau bakteri (infeksi saluran napas, atau saluran cerna), infeksi virus misalnya rubella, varisela, morbili, atau setelah vaksinasi dengan vaksin hidup. Riwayat perdarahan, gejala perdarahan, riwayat pemberian obat-obatan sebelumnya, misal aspirin, kloroquin, sulfonamid. Riwayat ibu menderita HIV/AIDS, riwayat keluarga dengan trombositopeni. 2. Pemeriksaan fisik: Manifestasi perdarahan (termasuk perdarahan retina, beratnya perdarahan. Perabaan hati, limpa dan kelenjar getah bening. Adanya infeksi. Adanya dismorfik, termasuk kelainan kongenital, kelainan tulang, kelainan pendengaran.

Diagnostik Morfologi eritrosit, leukosit, retikulosit biasanya normal. Hemoglobin, indek eritrosit, jumlah leukosit biasanya normal. Trombositopeni berat, besar trombosit leih besar dari normal (giant platelet), masa perdarahan memanjang. Pemeriksaan sumsum tulang tidak perlu bila gambaran klinis menunjukan gambaran klasik ITP. BMA dilakujkan bila terdapat pembesaran organ hepar, limpa maupun kelenjar limfe, anemi serta adanya jumlah leukosit yang meningkat.

Terapi Medikamentosa: ITP akut akan sembuh spontan, karena itu keputusan apakah akan diobati masih diperdebatkan. Kemungkinan pengobatan ITP anak sebagai berikut: 1. Imunoglobulin IV. 2. Kortikosteroid 3. Alfa interferon 4. Siklosfotin 5. Azatioprin

TERIMA KASIH