BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dengan sengaja ditulis Calvinis, bukan Kalvinis, karena istilah ini berasal dari nama Johannes Calvin.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan Agama Kristen Protestan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

PEMIKIRAN AUGUSTINUS TENTANG PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman

DOSA MENURUT TEOLOGI PAULUS

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Misiologi David Bosch

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat

Hukum dan iman. Roma 3:31. Iman Abraham. Roma 4:1-5. Iman Daud. Roma 4:6-8.

Surat-surat Petrus adalah surat-surat praktis. Ada lima tema utama di dalamnya: Bagaimanakah kita harus hidup?

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman

Apa Gereja 1Uhan Itu?

Pendidikan Agama Kristen Protestan

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2)

Bagaimana kasih karunia menjadi BERLIMPAH-LIMPAH ketika dosa bertambah banyak? Kasih karunia cukup untuk mengampuni setiap dosa.

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN. a. Latar Belakang Masalah

Pertanyaan Alkitab (24-26)

FOKUS KABAR BAIK (INJIL)

Prinsip Kepemimpinan Ul.1:9-18 Ev. Gito T.W.

Pendidikan Agama Kristen Protestan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Tinjauan Teologis Konsep Iman dan Perbuatan Bagi Keselamatan

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan.

STUDI PERBANDINGAN ALIRAN KRISTEN: "KATOLIK ROMA"

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

SIKAP JEMAAT DALAM BERIBADAH

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

REFORMED AND HISTORY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW. BAB I Pendahuluan

Mereka berkumpul karena Paulus akan pergi keesokan harinya. Kisah 20:7

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

a) Mencari persatuan. Galatia 2:1-3.

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. 1. Latar Belakang Masalah

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

SOLA GRATIA (HANYA OLEH ANUGERAH)

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

A J A R A N D I N A M I S

Belajar dari Kristus

Lesson 2 for October 14, 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

Menyelesaikan Pekerjaan Dengan Sukacita

PEMBERIAN SEBAGAI WUJUD PELAYANAN KASIH 2 Korintus 8:1-15 I Gede Puji Arysantosa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

Bab I Pendahuluan. A. Permasalahan. A.1 Latar Belakang Masalah

Taurat dan Kasih Karunia Allah Roma 7:13-26 Pdt. Andi Halim, S.Th.

10 SEPTEMBER 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN I. Latar Belakang Permasalahan

Studi Perbandingan Katolik Roma (5) API PENYUCIAN

Vik. Vega Desrisaharny Putri Sarasak, S.Th

A. 3: 1-14, 3:1-5. B.

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit

OTORITAS PAULUS DAN INJIL

Pendidikan Agama Kristen Protestan

TINJAUAN KRITIS TERHADAP THEOLOGIA REFORMED ABAD 16 DALAM ERA KONTEMPORER

Imbuhanpatrick.wordpress.com

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN

GEREJA PADA MASA YESUS KRISTUS DAN PADA GENERASI RASUL PAULUS Pdt. Mieke Sendow, M.Teol. M.Pd.K.

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam

PANDANGAN PAULUS TERHADAP INJIL. Oleh Irwanto Berutu

Series: Sermon Series. Title: Akhirnya merdeka. Part: 6. Speaker: Dr. David Platt. Date: Página (Page) 1. Merdeka Untuk Berlomba 1/4/09.

Kesalahan Membaptiskan Bayi

Hukum Taurat Atau Anugerah 2/4 Wednesday, 27 July 2011

By Daniel Ronda (materi mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Pendahuluan

RENCANA ALLAH. Bagi Saudara. Tulislah dengan huruf cetak yang jelas! Nama Saudara... Alamat. Kota. Propinsi. Umur... Laki-laki/perempuan. Pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah

PAULUS: RASUL UNTUK BANGSA LAIN. Lesson 1 for July 1, 2017

(1) Dalam penanggalan liturgi gerejawi, hari ini Minggu Quasimodo Geniti, maknanya:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian dalam bidang daya dan kemandirian dalam bidang dana. 1 Kemandirian dalam

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini

IMAN YANG HIDUP (Yakobus 2:14-26) Hendro Lim

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbedaan pandangan mengenai masalah iman dan perbuatan dalam hubungannya dengan keselamatan memang sudah ada sejak dulu kala 1. Pada satu pihak, ada orang yang mengatakan bahwa yang paling utama di dalam kehidupan seorang Kristen adalah iman. Iman itulah yang menyelamatkan manusia. Sedangkan pada pihak lain ada yang mengatakan bahwa iman saja tidak cukup. Iman harus disertai dengan perbuatan, karena tanpa perbuatan iman itu tidak ada gunanya. Jadi perbuatan juga menentukan orang selamat atau tidak. Perbedaan pandangan mengenai hal di atas terlihat jelas pada masa Martin Luther. Perbedaan pandangan itulah salah satu pendorong baginya untuk mengadakan reformasi yang radikal terhadap Gereja Roma Katolik pada masanya. Luther mempunyai pemahaman serta keyakinan bahwa manusia diselamatkan hanya karena iman. Perbuatan baik manusia tidak akan menyelamatkan manusia. Keyakinan Luther, bahwa manusia tidak mungkin diselamatkan karena perbuatan, itu bermula dari pengalamannya ketika berjuang keras untuk berbuat baik sesuai kemampuannya namun gagal dan didukung oleh penelitian yang ia lakukan terhadap tulisan-tulisan Agustinus. Selain itu, Luther juga mempelajari suratsurat Paulus (khususnya surat Paulus kepada jemaat Roma 1:16-17) dan ia mempunyai penafsiran tersendiri mengenai keadilan Allah. Dari situ Luther semakin yakin bahwa manusia diselamatkan hanya karena Anugerah Allah dan bukan karena kebaikan manusia. Dasar inilah yang menjadi titik tolak ia mengadakan penyerangan terhadap teologi abad pertengahan. 2 Luther menentang ajaran Gereja Roma Katolik yang menekankan pentingnya perbuatan dengan mematuhi setiap hukum, baik itu hukum Tuhan maupun peraturan yang dikeluarkan oleh Paus. Bagi Luther, seorang Kristen bebas dari semuanya 1 Pada abad ke-2 misalnya, sudah ada pergumulan mengenai iman dan perbuatan. Hal itu dapat kita lihat dalam tulisan Didakhe dan surat-surat Ignatius. Dalam tulisan Didakhe yang ditekankan adalah perbuatan yaitu melakukan kuk Tuhan, sementara Ignatius menekankan percaya kepada kematian dan kebangkitan Kristus. Dr. Th. Van Den End, Harta Dalam Bejana, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1999, hal. 20 2 Christiaan De Jonge, Gereja Mencari Jawab, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1997, hal. 25 8

dan atas seluruhnya sehingga dia tidak membutuhkan suatu perbuatan untuk menjadikan dia benar dan menyelamatkannya, karena hanya iman saja yang menyelamatkan manusia. 3 Keyakinan bahwa manusia tidak mungkin selamat karena perbuatan juga dimiliki oleh Calvin. Calvin memandang perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh orang-orang percaya adalah jawaban atau respon atas pembenaran yang sudah diberikan Allah. Karena keyakinan yang seperti itu, wajar jika Luther maupun Calvin, kurang tertarik dengan surat Yakobus, yang kesannya lebih menekankan perbuatan. Bahkan, Luther pernah menamakan surat Yakobus sebagai surat yang terdiri dari jerami atau rumput kering 4. Selain karena isinya yang mementingkan perbuatan, juga karena surat Yakobus sedikit sekali menyebut nama Yesus Kristus. Oleh karena itu, dalam perkembangannya di kalangan Calvinis maupun Lutheran, surat Yakobus biasanya kurang dihargai sebab dianggap berlawanan dengan surat-surat dan ajaran Paulus menyangkut ajaran keselamatan: hanya oleh karena iman saja (sola fide). 5 Tidak dapat dipungkiri, pemikiran Luther dan Calvin tersebut berpengaruh sangat kuat dan luas sekali dalam kekristenan, termasuk pada kebanyakan gereja atau jemaat Kristen di Indonesia. Dan karena begitu kuatnya pengaruh ajaran Luther dan Calvin tersebut, khususnya bagi gereja dan jemaat di Indonesia, maka gereja-gereja yang ada tidak mau jika dianggap sebagai gereja yang menyimpang dari ajaran Luther dan Calvin. Misalnya kalau yang dijadikan patokan ajaran adalah Alkitab, seperti semboyan bapa-bapa reformasi sola scriptura, maka semua gereja akan mengaku (bahkan paling) alkitabiah 6. 1.2 Pokok Permasalahan Seperti yang telah penyusun katakan di atas, bahwa pada umumnya jemaat Kristen di Indonesia mewarisi ajaran Luther dan Calvin, juga meyakini bahwa keselamatan manusia hanya karena iman. Perbuatan dianggap sebagai jawaban atau respon atas anugerah Allah. Memang, ada sebagian jemaat yang memiliki pemahaman akan pentingnya perbuatan, 3 scn. 1, hal. 171 4 Pdt. Drs. Henk ten Napel, Jalan Yang Lebih Utama Lagi, BPK Gunung Mulia, Jakarta,1987, hal.194 5 sda. hal. 194 6 Pdt. Dr..Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2000, hal. 6 9

tetapi masih banyak juga jemaat yang tetap memegang ajaran Luther dan Calvin, bahwa hanya karena iman manusia diselamatkan, sehingga perbuatan kurang mendapat tempat. Oleh karena itu, masih banyak pula jemaat sekarang ini yang mempunyai pemahaman seperti Luther dan Calvin, yang mempertentangkan antara Paulus dan Yakobus. Paulus mengajarkan bahwa keselamatan hanya karena iman, sementara Yakobus mengajarkan bahwa perbuatan juga penting selain iman. Memang, kalau kita membaca beberapa tulisan Paulus ada kesan bahwa Paulus sangat berbeda dengan Yakobus. Dalam Roma 3:27-28 dikatakan: Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan Perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia (Gal 3:1-14), juga mengatakan hal yang sama, bahwa imanlah yang menyelamatkan manusia. Seperti yang tertulis pada ayat 11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena orang benar akan hidup oleh iman. Sementara Yakobus dalam Yak 2:26 mengatakan bahwa Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. Sepintas lalu, Yakobus menekankan bahwa hanya iman bersama dengan perbuatanperbuatan saja yang dapat memberikan keselamatan pada manusia, sehingga jika tidak ada perbuatan maka iman itu akan menjadi sia-sia. Dalam Yak 2:14-26, tiga kali Yakobus mengatakan bahwa iman belumlah cukup jika tanpa diikuti dengan perbuatan (2:17,20,26). Pernyataan di atas memang memberikan kesan bahwa keduanya berbeda. Paulus mengajarkan hanya karena iman, sementara Yakobus menganggap penting keduanya. Pertanyaannya adalah benarkah keduanya berbeda? Benarkah Paulus hanya mementingkan iman dan mengabaikan perbuatan sehingga bertentangan dengan Yakobus yang menganggap iman dan perbuatan sama pentingnya? Bagaimana kita memahami perkataan Paulus dalam Roma 2:6 yang mengatakan Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya dan Roma 3:31 yang mengatakan: jika demikian apakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sekali-kali tidak! Sebaliknya kami meneguhkannya!. Dari pernyataan Paulus pada kedua ayat tersebut di atas memunculkan kesan bahwa Paulus juga 10

menganggap penting perbuatan. Dengan demikian, pertanyaannya sekarang adalah bagaimanakah sebenarnya konsep iman dan perbuatan menurut Paulus dan Yakobus? Demi kepentingan studi ini, penyusun memberi judul skripsi ini : Iman dan Perbuatan menurut Paulus dan Yakobus (Tafsir kritik literer baru atas Roma 2:1-16, 3:21-31 dan Yakobus 2:14-26) 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menyelidiki apakah memang benar Paulus hanya mementingkan iman saja sehingga mengabaikan perbuatan. Kemudian penyusun akan menyelidiki bagaimana sebenarnya pemahaman Paulus dan Yakobus mengenai iman dan perbuatan yang kesannya berbeda. 1.4 Metode Surat Roma adalah surat Paulus yang lain daripada yang lain. Ia menulis surat kepada jemaat yang tidak pernah ia kunjungi (Rom.1:13), tetapi ia menulis suratnya dengan baik, jelas dan utuh. Oleh karena itu, penyusun akan meneliti surat ini dengan pendekatan literer baru (New Literary Criticism), dimana ciri utamanya adalah menggali informasi dari dalam teks itu sendiri. Begitu juga dengan surat Yakobus. Surat yang tidak memberikan kejelasan mengenai siapa pengarangnya, kapan waktu penulisannya dan kepada siapa surat itu ditujukan. Oleh karena itu, kita hanya dapat mengandalkan informasi dari dalam teks itu sendiri. Kelebihan dari surat ini adalah ditulis dengan bahasa Yunani yang baik, yang isinya relatif padat dan singkat. 7 Oleh karena itu, penyusun juga akan menggali informasi dari dalam teks itu saja. Namun penyusun juga akan mencari informasi yang dibutuhkan di luar teks, dengan menggunakan bantuan pendekatan historis kristis. 7 lih. Bagian gambaran umum surat Yakobus, hal. 13-17. 11

1.5 Batasan bahan Penyusun menyadari bahwa dalam surat Roma, Paulus mengungkapkan banyak ide yang hendak disampaikan kepada jemaat di Roma. Oleh karena itu, penyusun membatasinya pada bagian tertentu, yang tentunya akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Perikop yang penyusun pilih adalah Roma pasal 2:1-16 dan 3:21-31. Sementara, dari surat Yakobus, penyusun memilih pasal 2:14-26 yang penyusun anggap sebagai titik berat dari surat Yakobus. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, penyusun akan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Pada bagian ini penyusun akan menuliskan : 1.1 Latar belakang Permasalahan 1.2 Pokok Permasalahan 1.3 Tujuan penulisan 1.4 Metode Penulisan 1.5 Batasan bahan 1.6 Sistematika Penulisan BAB II Gambaran Umum Surat Pada bab ini, penyusun akan menelusuri : 2.1 Gambaran umum Surat Roma 2.1.1 Tujuan surat 2.1.2 Sistematika Surat 2.2 Gambaran Umum surat Yakobus 2.2.1 Tujuan Surat 2.2.2 Sistematika Surat 12

BAB III Iman dan Perbuatan menurut Paulus dan Yakobus Pada bagian ini berisikan : 3.1 Iman dan Perbuatan menurut Paulus 3.1.1 Tafsir Roma 2:1-16 3.1.2 Kesimpulan hasil tafsir Roma 2:1-16 3.1.3 Tafsir Roma 3:21-31 3.1.4 Kesimpulan hasil tafsir Roma 3:21-31 3.1.5 Kesimpulan keseluruhan hasil Tafsir literer surat Roma 3.2 Iman dan Perbuatan menurut Yakobus 3.2.1 Tafsir literer Yakobus 2:14-26 3.2.2 Kesimpulan hasil Tafsir surat Yakobus 2:14-26 BAB IV Penutup Pada bagian ini penyusun akan memberikan : 4.3 Kesimpulan 4.4 Relevansi 13