REALISASI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
REALISASI INVESTASI DAN REALISASI PENERBITAN IZIN PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2013

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2016

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN III TAHUN 2016

REALISASI INVESTASI PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN I TAHUN 2014

L A P O R A N REALISASI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2014

RENCANA & REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 DI KALIMANTAN TIMUR

BERITA PERS Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur

PERS RELEASE REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE JANUARI - DESEMBER TAHUN 2016

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2017

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2018

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

L A P O R A N REALISASI PERSETUJUAN IZIN PENANAMAN MODAL TRIWULAN III PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

REALISASI PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TAHUN 2015

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II TAHUN 2017

2013, No.1531

Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

2012, No

Jakarta, 29 Juli 2016 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

RINGKASAN DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 KONDISI S.D. 30 JUNI 2017

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

SIARAN PERS. Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2017 Mencapai Rp 170,9 Triliun

DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT KONDISI JANUARI S.D. 31 MEI 2017

Siaran Pers. Realisasi Investasi Januari-September 2016 Mencapai Rp 453 Triliun

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

CAPAIAN Februari 2016 KOMITMEN INVESTASI

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Analisis Perkembangan Industri

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI PROVINSI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1997, 2014 BKPM. Dekonsentrasi. Penanaman Modal. Pedoman. Pelimpahan. Pencabutan.

FORUM PEMBANGUNAN DAERAH MENUJU PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI SELATAN YANG LEBIH INKLUSIF

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II Tahun 2016

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur*) Triwulan IV Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

Analisis Perkembangan Industri

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

Kalimantan Timur. Lembuswana

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

invest in Jakarta 19 Maret, 2015 indonesia remarkable indonesia able indonesia Invest Invest in remarkable indonesia Invest in

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

Penyerapan dan Efek-vitas Anggaran di Daerah

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur *) Triwulan IV 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I Tahun 2015

sektor investasi dalam negeri, namun peningkatan dari sisi penanaman modal asing mampu menutupi angka negatif tersebut dan menghasilkan akumulasi

di kota tetap Balikpapan menjanjikan. Era ini (tahun milik setara Produksi ton atau Segar) ton CPO (Crude skala cukup luas saat Paser

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian perusahaan ini melibatkan peranan manajer keuangan, dimana. mengambil keputusan merupakan kegiatan para manajer.

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Timur No.14/02/64 Th.XIX 1 Februari

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Triwulan III Tahun 2015

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I Tahun 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI PROVINSI SUMATERA UTARA

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II Tahun 2015

TEPRA KALIMANTAN TIMUR TIM EVALUASI DAN PENGAWASAN REALISASI ANGGARAN TIM EVALUASI DAN PENGAWASAN REALISASI ANGGARAN (TEPRA) SAMARINDA, JULI

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.445, 2014 BKPM. Pelimpahan Wewenang. Izin Usaha Kepala Administrator. KEK Sei Mangkei.

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

VII. STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN KAJIAN TABEL I-O ANTAR WILAYAH

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

BERITA RESMI STATISTIK

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

BAB IV GAMBARAN UMUM Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat fluktuatif (Gambar 4.1).

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Transkripsi:

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BADAN PERIZINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH (BPPMD) Website : http://bppmd.kaltimprov.go.id Email : humas@bppmd.kaltimprov.go.id / humas.bppmdkaltim@gmail.com Jalan Basuki Rahmad. 56 Telepon (0541) 743235, 743487, Fax (0541) 736446 S A M A R I N D A 7 5 1 1 7 REALISASI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2013 Samarinda, 24 Januari 2014; Pada hari ini Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur mengumumkan pencapaian realisasi investasi, yang menggunakan fasilitas PMDN maupun PMA untuk triwulan ke-iv tahun 2013. Realisasi investasi dimaksud didasarkan atas penyampaian Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang diterima oleh BPPMD dan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota Penanaman Modal (PDKPM) se-provinsi Kalimantan Timur, yang selanjutnya diakumulasi dan diolah oleh BKPM. Memasuki triwulan IV ini (Oktober Desember 2013), tambahan (incremental) realisasi investasi yang dicapai sebesar Rp 10,36 triliyun, sehingga terdapat kenaikan berarti, yaitu sebesar 31,14 % dibandingkan dengan realisasi investasi yang dicapai pada triwulan yang sama di tahun 2012 lalu yang mencapai Rp 7,9 triliyun. A. Realisasi Investasi Triwulan IV Tahun 2013 Sebagaimana telah disebutkan diatas, bahwa pada triwulan ke-iv, tambahan realisasi investasi yang dicapai sebesar Rp 10,36 triliyun, yang terdiri dari realisasi PMDN sebesar Rp 8,53 triliyun dan PMA sebesar US $ 191 juta atau setara Rp 1,83 triliyun (dikonversikan dengan kurs Rp 9.600,-/$ US). Khususnya untuk PMDN sendiri, dibandingkan dengan pencapaian triwulan yang sama di tahun 2012 lalu, yang mencapai Rp 1,05 triliyun, maka terdapat kenaikan sebesar 12,30 %. Sedangkan PMA, pada triwulan ke- IV tahun 2012 adalah sebesar US $ 456,66 juta, sehingga dibandingkan hasil yang telah dicapai pada tahun 2013 ini, terdapat penurunan hingga mencapai 40,83 %. Berikut ini dijelaskan beberapa hal penting terkait dengan hasil dari pencapaian tambahan realisasi investasi triwulan ke-iv tahun 2013, sebagai berikut : 1. Realisasi PMDN Berdasarkan sebarannya menurut lokasi menempatkan Kabupaten Berau sebagai daerah yang tambahan realisasi investasinya terbesar, yaitu 73,92 % dari keseluruhan realisasi PMDN, kemudian diikuti oleh Kota Bontang dan Balikpapan, masing-masing 10,62 % dan 6,72 % (lihat Tabel 1). Namun dilihat sebarannya secara sektoral menempatkan sektor tersier (sub sektor jasa lainnya) sebagai sektor paling dominan hingga mencapai 73,92 % (lihat Tabel 2), dimana sub sektor ini sepenuhnya berada di Kabupaten Berau. Adapun jumlah proyek PMDN yang menjadi penggerak tambahan investasi adalah 31 paket; dan berdasarkan sebarannya menurut lokasi, maka Kota Samarinda terdapat 9 paket, diikuti oleh Kota Balikpapan 8 dan Kabupaten Berau 7 paket, sedangkan berdasarkan sebarannya menurut sektor usaha, maka sub sektor perdagangan dan reparasi yang dominan terhadap lainnya, mencapai 17 paket. Hal 1 dari 7

Tabel 1 Berdasarkan Lokasi Pada Triwulan IV Tahun 2013 1) Kota/Kabupaten PMDN Nilai (Rp) % PMA Nilai (US $) % 1 Samarinda 573.500.200.000 6,72 9 5.703.700 2,99 4 2 Balikpapan 573.500.200.000 6,72 8 28.986.700 15,18 12 3 Bontang 906.294.700.000 10,62 2 - - - 4 Kutai Kartanegara 16.700.000 0,00 1 42.024.200 22,00 24 5 Paser - - 1 23.566.000 12,34 1 6 Berau 6.307.148.500.000 73,92 7 12.194.100 6,38 5 7 Kutai Timur 171.853.700.000 2,01 3 75.982.400 39,78 13 8 Kutai Barat - - - 2.543.500 1,33 2 9 P P U - - - - - - 10 Mahakam Hulu - - - - - - T o t a l 8.532.314.000.000 100,00 31 191.000.600 100,00 61 Keterangan : 1) Kota/Kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara sudah tidak dimasukkan lagi. 2. Realisasi PMA Untuk tambahan realisasi PMA ini berdasarkan sebarannya menurut lokasi, menempatkan Kabupaten Kutai Timur pada urutan pertama, yaitu mencapai 39,78 %, kemudian diikuti Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 22 % dan Kota Balikpapan sebesar 15,18 % (lihat Tabel 1). Sementara berdasarkan sebarannya menurut sektoral yang ada (lihat Tabel 2), maka sektor primer berupa sub sektor tanaman pangan dan perkebunan yang relatif dominan dibandingkan lainnya, mampu mencapai 67,03 %. Tabel 2 Berdasarkan Sektor Usaha Pada Triwulan IV Tahun 2013 I 1 Sektor / Sub Sektor Sektor Primer Tanaman Pangan & Perkebunan PMDN Nilai (Rp) % PMA Nilai (US $) % 124.654.100.000 1,46 3 128.033.000 67,03 27 2 Pertambangan - - - 5.880.200 3,08 8 II Sektor Sekunder 3 Industri Makanan - - - 77.400 0,04 1 4 III Industri Kimia Dasar, Barang Kimia & Farmasi Sektor Tersier 953.494.300.000 11,18 3 21.826.100 11,43 3 5 Listrik, Gas & Air 16.700.000 0,00 1 - - - 6 Perdagangan & Reparasi 1.147.000.400.000 13,44 17 2.513.600 1,32 4 7 Hotel & Restoran - - - 212.900 0,11 2 8 Transportasi, Gudang & Komunikasi - - - 25.404.200 13,30 2 Hal 2 dari 7

9 Perumahan, Kawasan Industri & Perkantoran - - - - - 1 10 Jasa Lainnya 6.307.148.500.000 73,92 7 7.053.200 3,69 13 T o t a l 8.532.314.000.000 100,00 31 191.000.600 100,00 61 Selanjutnya diikuti oleh sektor tersier, khususnya sub sektor transportasi, gudang dan komunikasi; dan sektor sekunder, berasal dari industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi, masing-masing sebesar 13,30 % dan 11,43 %. Berdasarkan jumlah proyek PMA yang ada sebagai penggerak tambahan realisasi menurut lokasi, menempatkan Kabupaten Kutai Kartanegara relatif dominan dibandingkan lainnya, mencapai 24 paket proyek, kemudian diikuti Kabupaten Kutai Timur dan Kota Balikpapan, masing-masing 13 dan 12 paket proyek, sedangkan berdasarkan sektor usaha, menjadikan sub sektor tanaman pangan dan perkebunan serta jasa lainnya relatif lebih besar terhadap sub sektor yang ada, yaitu masingmasing berjumlah 27 paket dan 13 paket, 3. Penyerapan Tenaga Kerja Implikasi positif dari tambahan realisasi investasi triwulan IV tahun 2013 adalah terserapnya tenaga kerja formal, yang berhubungan dengan beroperasinya perusahaan (badan usaha) PMDN dan PMA, sehingga berdampak terhadap upaya menekan angka pengangguran. Apalagi dikaitkan dengan tingginya tingkat imigrasi penduduk dalam mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Kalimantan Timur yang mencapai rata-rata 3,8 %/tahun selama kurun waktu 2010-2012. Tabel 3 Penyerapan Tenaga Kerja PMDN dan PMA Di Provinsi Kalimantan Timur Pada Triwulan IV Tahun 2013 Fasilitas Penanaman Modal Indonesia Asing Jumllah Tenaga Kerja (org) 1 PMDN 2.453-2.453 2 PMA 4.230 61 4.291 T o t a l 6.683 61 6.744 Sumber : BKPM Pada triwulan IV jumlah tenaga kerja formal yang terserap dari keseluruhan tambahan proyek PMDN dan PMA adalah sebanyak 6.744 orang, dimana penyerapan PMDN sendiri mencapai 6.683 orang (99,09), sedangkan PMA dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 61 orang (0,81 %). B. Akumulasi Realisasi Investasi s/d Triwulan IV Tahun 2013 Implikasi dari pencapaian tambahan realisasi investasi triwulan IV, maka secara akumulatif, yaitu diperhitungkan dari triwulan I s/d IV tahun 2013, maka dapat dicapai realisasi investasi secara keseluruhan sebesar Rp 31,71 triliyun, dengan rincian : PMDN Rp 18.411.377.300.000,- PMA (US $ 1.385.409.000 dikonversikan dalam Rp, dengan kurs Rp 9.600,-/US $) Rp 13.299.926.400.000,- Rp 31.711.303.700.000,- Hal 3 dari 7

Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar Rp 34,5 triliyun, maka pencapaian realisasi tersebut adalah sebesar 91,92 %, dimana sejak triwulan ke-ii sudah tidak memperhitungkan realisasi investasi 5 (lima) Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Utara, sementara target tadi pada awalnya sudah mencakup ke-5 Kabupaten/Kota dimaksud, sehingga ini merupakan salah faktor penyebab tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Namun demikian dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2012 lalu, yang mencapai Rp 30,48 triliyun, maka realisasi tahun 2013 ini mengalami peningkatan 4,03 %, sejalan dengan pelampauan pencapaian target realisasi investasi secara nasional. Khususnya mengenai PMDN ini sendiri, pada tahun 2012 lalu mencapai Rp 7,71 triliyun, sehingga dibandingkan pencapaian realisasi tahun 2013, terdapat kenaikan 138,82 %. Sementara untuk PMA terjadi kondisi sebaliknya, dimana tahun 2012 mencapai US $ 2,53 juta; berarti pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 45,24 %. Hal yang cukup membanggakan adalah; Pertama, porsi realisasi PMDN lebih besar dibandingkan PMA, sehingga ini mengindikasikan bahwa investasi dari kalangan dunia usaha berupa BUMN, BUMD dan badan usaha swasta nasional (BUSN) sudah mulai bergairah dalam memanfaatkan kekuatan daya beli masyarakat, khususnya penduduk kelas menengah yang porsinya cukup besar di Indonesia, disamping mengindiksikan adanya peluang usaha yang prospektif di Kalimantan Timur yang mampu dikelola oleh badan usaha nasional. Kedua, realisasi PMDN di Provinsi Kalimantan Timur menempati posisi terbesar ke-2 setalah Provinsi Jawa Timur, sementara posisi PMA berada pada posisi ke-11. Selanjutnya beberapa hal penting terkait dengan akumulasi realisasi investasi sampai dengan triwulan ke-iv (akhir tahun) 2013 adalah sebagai berikut : 1. Realisasi PMDN Realisasi investasi PMDN sampai dengan akhir triwulan ke-iv tahun 2013 sebesar Rp 18,41 triliyun ini, berdasarkan lokasinya (lihat Tabel 4) menempatkan Kabupaten Kutai Timur, Berau dan Paser relatif dominan dibandingkan lainnya, yaitu secara berurutan 36,36 % (13 proyek), 20,06 % (27 proyek) dan 11,88 % (6 proyek). Tabel 4 Berdasarkan Lokasi s/d Triwulan IV Tahun 2013 PMDN PMA Kota/Kabupaten 1) Nilai (Rp) % Nilai (US $) % 1 Samarinda 634,361,500,000 3.45 10 47,420,320 3.42 30 2 Balikpapan 573,500,200,000 3.11 8 847,206,000 61.15 52 3 Bontang 1,765,064,600,000 9.59 14 40,350 0.00 8 4 Kutai Kartanegara 1,713,895,700,000 9.31 10 131,701,310 9.51 122 5 Paser 2,187,513,900,000 11.88 6 67,533,400 4.87 18 6 Berau 6,693,990,800,000 36.36 13 31,931,510 2.30 17 7 Kutai Timur 3,694,128,500,000 20.06 27 174,553,730 12.60 54 8 Kutai Barat 913,799,400,000 4.96 2 23,434,070 1.69 23 9 P P U 3,811,000,000 0.02 2 376,730 0.03 7 10 Mahakam Hulu - 0.00-0.00 11 Bulungan 22,323,100,000 0.12 3 33,992,360 2.45 8 12 Tarakan 80,000,000 0.00 4 100 0.00 3 13 Nunukan 208,908,600,000 1.13 4 27,219,120 1.96 9 14 Malinau - 0.00 - - 0.00 - Hal 4 dari 7

15 Tanah Tidung - 0.00 - - 0.00 - T o t a l 18,411,377,300,00 100.0 1,385,409,00 100.0 103 0 0 0 0 Keterangan : 1) Masih dicantumkannya Kota/Kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara, karena masih diperhitungkannya realisasi investasi triwulan I tahun 2013. Kondisi demikian terkait dengan potensi ekonomi sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5, dimana terdapat 3 sub sektor yang cukup mendominasi, yaitu sub sektor jasa lainnya (69,23 %) yang berhubungan dengan usaha penunjang pertambangan, dimana ke-3 Kabupaten yang telah disebutkan diatas memiliki potensi pertambangan batu bara; terdapat 17 paket proyek pada sub sektor ini, sehingga berimplikasi terhadap akumulasi nilai realisasi investasi. Melambatnya perkembangan usaha pertambangan batu bara pada tahun 2013, lebi diakibatkan gejolak harga di pasaran dunia, maka dampaknya adalah melambatnya realisasi di sub sektor pertambangan, yaitu hanya 0,05 %. Sebaliknya sub sektor tanaman pangan dan perkebunan memberikan kontribusi hingga mencapai 6,18 %, dengan jumlah proyek sebanyak 35 paket, walaupun masih kalah dibandingkan sub sektor industri kimia dasar, barang kimia & farmasi, yang mencapai 9,91 % (16 proyek). Namun sudah memberikan indikasi bahwa ke-3 Kabupaten tersebut tetap memberikan kontribusi berarti. 351 2. Realisasi PMA Berdasarkan penyajian data Tabel 5, realisasi investasi PMDN pada sub sektor pertambangan cukup rendah, namun kondisi sebaliknya terjadi pada realisasi investasi PMA di sub sektor ini, yang mampu mencapai 59,90 % (61 proyek). Ini umumnya terkait dengan usaha pertambangan berdasarkan kontrak kerjasama (PKP2B), dimana harganya relatif stabil, karena berdasarkan harga kontrak jangka panjang dengan pihak pembeli di dalam dan luar negari. Selanjutnya, sub sektor tanaman pangan dan perkebunan mencapai realisasi 29,33 % (120 proyek), dimana realisasi dimaksud bersifat perluasan usaha maupun pembangunan pabrik CPO dan turunannya. Tabel 5 Berdasarkan Sekto Usahal s/d Triwulan IV Tahun 2013 I 1 Sektor / Sub Sektor Sektor Primer Tanaman. Pangan & Perkebunan PMDN Nilai (Rp) % PMA Nilai (US $) % 1,138,136,700,000 6.18 35 406,404,800 29.33 120 2 Perikanan - - - - - 1 3 Pertambangan 8,596,100,000 0.05 4 824,313,750 59.50 61 II Sektor Sekunder 4 Industri Makanan 4,346,900,000 0.02 2 14,006,110 1.01 10 5 Industri Kayu 197,684,900,000 1.07 2 - - 1 6 7 Industri Kertas & Pencetakan Industri Kimia Dasar, Barang Kimia & Farmasi 10,000,000 0.00 2 - - - 1,824,619,000,000 9.91 16 21,826,100 1.58 7 8 Industri Karet & Plastik - - - 146,350 0.01 3 9 Industri Mineral n Logam - - - 18,160 0.00 5 10 Industri Logam, Mesin & Elektronik - - 1 - - - Hal 5 dari 7

11 Industri Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain - - - 12 Industri Lainnya - - - 2,200 III Sektor Tersier 400,000 0.03 2 0.00 3 13 Listrik, Gas dan Air 1,283,401,400,000 6.97 3 5,808,600 0.42 6 14 Perdagangan & Reparasi 1,147,080,400,000 6.23 19 8,349,180 0.60 20 15 Hotel & Restoran - - 1 212,900 0.02 4 16 17 Transportasi, Gudang & Komunikasi Perumahan, Kawasan Industri & Perkantoran 60,861,300,000 0.33 1 50,998,080 3.68 10 - - - 672,490 0.05 4 18 Jasa Lainnya 12,746,640,600,000 69.23 17 52,250,280 3.77 94 T o t a l 18,411,377,300,000 100.00 103 1,385,409,000 100.00 351 Berdasarkan lokasinya (lihat Tabel 4) Kota Balikpapan tingkat realisasi investasi PMA-nya mencapai 61,15 %, yang terdiri dari 52 proyek. Selanjutnya, diikuti Kabupaten Kutai Timur, dengan realisasi sebesar 12,6 % (54 proyek). 3. Penyerapan Tenaga Kerja Sampai dengan akhir triwulan ke-iv tahun 2013 keseluruhan proyek PMDN dan PMA dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 107.565 orang, yang terdiri tenaga kerja Indonesia sebanyak 106.998 orang (99,47 %), tenaga kerja asing sebanyak 567 orang (0,53 %). Tabel 6 Penyerapan Tenaga Kerja PMDN dan PMA di Provinsi Kalimantan Timur s/d Triwulan IV Tahun 2013 Fasilitas Penana- Tenaga Kerja (org) man Modal Indonesia Asing Jumllah 1 PMDN 36.552 6 36.558 2 PMA 70.446 561 71.007 T o t a l 106.998 567 107.565 Sumber : BKPM C. Prospek Investasi di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 Pada tahun 2014 mendatang diprediksikan bahwa realisasi investasi di Provinsi Kalimantan Timur akan mengalami peningkatan, yang disebabkan oleh beberapa kebijakan pada tingkat nasional yang telah diambil Pemerintah, baik kebijakan yang terkait dengan; Pertama, upaya perbaikan transaksi berjalan, nilai tukar dan inflasi; Di Provinsi Kalimantan Timur sendiri diperkirakan tingkat inflasinya sebesar 5,85 % (proyeksi BI Perwakilan Kaltim), walaupun masih berada diatas perkiraan tingkat rata-rata nasional sebesar 5,5 % (asumsi APBN Tahun 2014), namun masih dapat dikendalikan. Kedua, upaya menjaga pertumbuhan ekonomi, dimana target Pemerintah pada tahun 2014 ini sebesar 6 %, disamping menjaga daya beli masyarakat. Ketiga, upaya mempercepat investasi (Bisnis Indonesia, Tahun XXIX. 9664 Rabu 22 Januari 2014), dimana salah satu langkah yang akan dilakukan adalah merevisi PERPRES. 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Uaaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal (Daftar Negatif Industri), yang nantinya diharapkan akan membuka peluang investasi asing ke Indonesia, termasuk ke Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, beberapa potensi ekonomi yang dimiliki Provinsi Kalimantan Timur tetap memberikan prospektif dalam mendukung peningkatan investasi, terutama sub sektor Hal 6 dari 7

perkebunan; sejalan dengan mandatori Pemerintah untuk mengolah 10 % produksi CPO nasional menjadi biodiesel (Kompas,. 200 Tahun ke-49 Rabu, 22 Januari 2014), yang akan dimanfaatkan oleh Pertamina dan PLN. Ini sudah sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, dimana dalam periode waktu 2014-2018 merencanakan perluasan perkebunan kelapa sawit hingga mencapai 2,5 juta ha. Pembenahan infrastruktur dalam rangka meningkatkan daya saing investasi tetap menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur; ini dibuktikan dengan relatif besarnya alokasi dana untuk pembangunan inftrastruktur dasar. Disamping mendorong pembangunan KEK, dengan prioritas utama menjadikan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy sebagai industri berbasis pengolahan oleochemical. Demikian pula penetapan UMP masih dalam batas kewajaran mengantisipasi tingkat kemahalan kebutuhan pokok pekerja. Kesemuanya ini akan berkorelasi positif terhadap peningkatan investasi. Dari aspek birokratis, Gubernur Kalimantan Timur telah mencanangkan upaya pembenahan pelayanan publik, khususnya upaya pembenahan terhadap sistem pelayanan satu pintu secara menyeluruh, baik terhadap aspek kelembagaan, sistem maupun SDM-nya, sejalan dengan upaya mengantisipasi terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN di tahun 2015 mendatang, dan sekaligus meningkatkan kemampaun daya saing (competitiveness) daerah. Berdasarkan atas beberapa pertimbangan diatas, maka memasuki tahun berjalan 2014 diprediksikan bahwa realisasi investasi di Provinsi Kalimantan Timur akan mencapai Rp 32,4 triliyun atau meningkat dari pencapaian realisasi investasi tahun 2013 sebesar 2,17 %; dan target tersebut belum termasuk realisasi investasi yang tidak memanfaatkan fasilitas fiskal/non fiskal (PMDN/PMA), yang ditargetkan sebesar Rp 10 trilliyun. Demikian pers release ini disampaikan, sebagai bagian dari wujud keterbukan informasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. K e p a l a, TTD Diddy Rusdiansyah A.D, SE, MM Pembina Tingkat I NIP. 19640627 199003 1 006 Informasi lebih lanjut : Bidang Pengendalian dan Pengawasan BPPMD Provinsi Kaltim Jl. Basuki Rahmad. 56 Samarinda 75117 Telp (0541) 743235 743487 fax (0541) 736446 Website : http://bppmd.kaltimprov.go.id Email : humas@bppmd.kaltimprov.go.id dan humas.bppmdkaltim@gmail.com Hal 7 dari 7