RENCANA UMUM JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM JALAN DI JABODETABEK

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Republik Indonesia Nomor 5229); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lntas dan Angkutan Jalan (Lembaran N

1. BPTJ DAN KONDISI JABODETABEK 2. INDIKATOR KINERJA 3. RENCANA INDUK TRANSPORTASI JABODETABEK

Penyusunan Pelayanan Angkutan Bandara. Tedy Murtejo ST, MT Focus Group Disscussion 8 Juni 2016

KAJIAN PELAYANAN ANGKUTAN BANDAR UDARA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT USULAN MASTERPLAN ANGKUTAN MASSAL JABODETABEK

KONSEP PENGEMBANGAN ANGKUTAN PERMUKIMAN DI JABODETEBAK. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek

Saat ini sudah beroperasi 12 koridor

2016, No Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Angkutan Umum Masal Perkotaan. Jabodetabek. Jaringan. Rencana Umum.

1. Kerangka Peraturan Perundangan 2. Dasar Hukum 3. Uji Publik Rencana Kerjasama KPBU Di BPTJ 2018

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYESUAIAN JARINGAN TRAYEK DALAM WILAYAH KOTA KABUPATEN JEMBER

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk terutama di kota besar

BAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) yang semakin berkembang.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

NILAI WAKTU PENGGUNA TRANSJAKARTA

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG ANGKUTAN ORANG DENGAN SEPEDA MOTOR

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

MATRIKS PENJABARAN PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

Referensi Transportasi ke Gedung Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Darmaga

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 23 TAHUN TENTANG JARINGAN TRAYEK PERKOTAAN REGULER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM (Rute, Terminal, Tempat Henti)

Sumber: Automology.com. Ir. BAMBANG PRIHARTONO,MSCE JAKARTA, 10 JANUARI 2018

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 40 Tahun 2016 Seri E Nomor 29 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi dan sosial politik di suatu tempat dan kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

OPTIMASI JUMLAH ARMADA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODA PERTUKARAN TRAYEK: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengevaluasi travel time dan headway, tidak akan terlepas dari

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

Penyusunan Rencana Umum Jaringan Lintas Angkutan Barang di Wilayah Jabodetabek

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG DAN BEKASI NOMOR : SK.57/AJ.206/BPTJ-2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kertas Kerja Audit Auditee : BLU Transjakarta

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tenta

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK

LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

Kendaraan Pribadi. Cawang. Cawang > Mayjend Sutoyo > Akses Tol Jagorawi > Tol Jagorawi > Exit Bogor > Pajajaran >

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan pada suatu daerah, baik berupa transportasi barang maupun transportasi orang.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

I. Busway: Halte RS.Sumber Waras Terminal Kalideres

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran N

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

2018, No Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara R

JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan satu kesatuan yang utuh baik intra maupun antar moda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 15 SERI E

Pertemuan Kelima Prodi S1 TS DTSL FT UGM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 17 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN MASSAL

Dampak Perkembangan Permukiman Skala Besar terhadap Transportasi. Yayat Supriatna Univ. Trisakti - Jakarta

Transkripsi:

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK RENCANA UMUM JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM JALAN DI JABODETABEK Jakarta, 18 Mei 2016 1

Outline: 1. Dasar Hukum 2. Jenis Angkutan Perkotaan 3. Land Use di Jabodetabek 4. Kondisi Existing Jaringan Trayek Angkutan Umum di Jabodetabek 5. Rencana Pengembangan 6. Kesimpulan 7. Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum 2

Dasar Hukum Undang Undang No 22 tahun 2009 Tetang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 145: Jaringan trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 144 disusun dalam bentuk rencana umum jaringan trayek. PP 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan. Pasal 25: Jaringan Trayek dan Kebutuhan Kendaraan Bermotor Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 disusun dalam bentuk Rencana Umum Jaringan Trayek PM 54 Tahun 2013 Tentang Rencana Umum Jaringan Angkutan Massal Pada Kawasan Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi. 3

Jenis Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Pelayanan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum terdiri atas: a. Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek; dan b. Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam Trayek. (PP 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan Pasal 25) 4

Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek Jenis pelayanan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek terdiri atas: a. Angkutan lintas batas negara; b. Angkutan antarkota antar provinsi; c. Angkutan antarkota dalam provinsi; d. Angkutan perkotaan; atau e. Angkutan perdesaan. Wilayah Jabodetabek sebagian besar merupakan wilayah perkotaan (PP 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan Pasal 26) 5

Keriteria Yang Harus Dipenuhi Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek: a. Memiliki rute tetap dan teratur; b. Terjadwal, berawal, berakhir, dan menaikkan atau menurunkan Penumpang di Terminal untuk Angkutan antarkota dan lintas batas negara; dan c. Menaikkan dan menurunkan Penumpang pada tempat yang ditentukan untuk Angkutan perkotaan dan perdesaan. Dapat Berupa Terminal, Halte dan atau Rambu Pemberhentian Kendaraan Bermotor (PP 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan Pasal 23) 6

Apa-Apa Saja Dasar Penyusunan Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Jalan? a. Rencana tata ruang; b. Tingkat permintaan jasa Angkutan; c. Kemampuan penyediaan jasa Angkutan; d. Ketersediaan jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; e. Kesesuaian dengan kelas jalan; f. Keterpaduan intramoda Angkutan; dan g. Keterpaduan antarmoda Angkutan. (PP 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan Pasal 24) 7

Penyusunan Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Jalan Jabodetabek CAPAIAN TINDAK LANJUT 8

Land Use Jabodetabek Sumber: Paparan Yayat Supriatna, 2016

Matriks Asal Tujuan Perjalanan ZONA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Total 2010 Total 2020 1 4,571,043 38,313 154,387 276,707 411,235 193,362 346,576 278,555 113,022 135,900 198,659 107,640 29,905 35,479 27,501 34,096 22,781 6,975,161 6,931,791 2 35,222 846,199 10,776 57,965 4,732 4,070 145,960 4,732 2,897 5,380 17,211 1,997 2,077 8,441 2,045 2,356 2,159 1,154,219 1,008,212 3 152,529 11,561 380,721 31,607 4,799 3,601 15,608 56,981 4,485 4,604 6,606 2,281 3,478 1,973 1,229 1,174 720 683,957 642,772 4 247,655 59,539 30,288 807,053 14,821 12,935 141,079 10,379 5,493 11,748 32,419 4,800 2,424 10,268 1,621 3,169 3,455 1,399,146 1,180,105 5 401,571 5,223 4,677 15,455 1,894,170 48,105 34,551 58,918 102,698 129,895 31,421 94,086 5,695 8,672 9,092 15,804 10,289 2,870,322 2,924,358 6 193,584 4,548 4,436 14,354 41,610 1,521,160 43,131 10,940 9,269 62,034 58,234 6,083 3,106 11,230 3,841 10,153 10,884 2,008,597 1,894,873 7 344,579 151,964 14,572 127,990 34,983 39,558 2,688,788 17,413 13,634 24,876 208,636 11,425 5,456 41,973 4,057 5,026 8,547 3,743,477 4,010,669 8 274,873 5,094 60,401 11,029 57,767 11,482 19,693 2,420,308 108,827 15,022 15,336 15,794 27,941 5,467 2,190 3,117 2,456 3,056,797 2,705,444 9 112,506 2,953 4,546 6,065 101,271 9,278 14,213 116,553 2,640,690 13,210 17,046 57,667 159,335 4,979 2,211 2,909 1,646 3,267,078 4,609,747 10 139,415 5,528 4,269 13,355 127,671 62,603 25,873 15,137 15,381 2,042,436 21,291 21,392 2,599 5,384 14,353 42,262 50,158 2,609,107 3,767,405 11 205,818 17,103 6,663 34,201 28,170 59,030 200,747 16,175 17,496 20,389 3,170,670 6,222 2,877 158,032 2,767 4,306 15,646 3,966,312 5,955,697 12 105,432 2,422 2,569 4,768 96,205 8,792 11,064 16,566 55,410 21,343 7,684 1,112,344 18,634 1,563 2,543 10,093 1,594 1,479,026 1,962,898 13 30,587 2,451 3,354 2,313 5,974 3,004 5,495 29,173 161,463 2,555 2,929 18,326 2,357,188 2,230 1,445 27,076 1,761 2,657,324 2,944,928 14 36,226 7,992 2,209 10,625 9,215 10,866 43,275 5,526 5,416 5,612 155,956 1,625 558 2,692,267 848 775 13,592 3,002,583 3,288,198 15 26,242 1,951 1,324 1,787 9,304 3,759 4,197 2,463 2,116 14,385 2,225 2,871 612 1,257 894,588 156,242 109,869 1,235,192 1,449,464 16 36,117 2,657 1,471 3,069 15,870 10,966 4,807 3,559 3,509 43,335 4,493 10,444 28,181 1,640 164,099 1,928,569 73,837 2,336,623 2,268,508 17 22,302 2,635 643 3,065 10,303 11,028 7,993 2,277 1,894 49,301 15,902 1,555 751 16,749 109,693 73,507 2,456,343 2,785,941 2,848,788 Total 2010 6,935,701 1,168,133 687,306 1,421,408 2,868,100 2,013,599 3,753,050 3,065,655 3,263,700 2,602,025 3,966,718 1,476,552 2,650,817 3,007,604 1,244,123 2,320,634 2,785,737 45,230,862 50,393,857 Total 2020 6,840,085 1,019,025 644,680 1,192,170 2,912,724 1,901,610 4,018,178 2,729,732 4,605,630 3,775,615 5,996,224 1,961,201 2,930,462 3,289,665 1,460,382 2,258,932 2,857,542 Total perjalanantotal perjalanan di Jabodetabek 2010: 45,2 juta/hari Total perjalanantotal perjalanan di Jabodetabek 2020 : 50,3 juta/hari 10

MATRIKS ASAL TUJUAN PERJALANAN 2015 ZONA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Total 2015 1 4,514,137 36,678 151,060 259,766 409,221 189,447 352,430 269,431 124,242 152,088 225,107 116,415 30,450 36,254 29,099 34,076 23,176 6,953,078 2 33,525 780,004 10,158 52,377 4,540 3,842 143,153 4,408 3,078 5,821 18,862 2,087 2,040 8,320 2,089 2,269 2,118 1,078,692 3 148,636 10,917 367,522 29,263 4,713 3,481 15,666 54,366 4,871 5,091 7,397 2,437 3,496 1,990 1,284 1,158 722.8868 663,010 4 232,566 54,131 28,166 719,203 14,029 12,045 136,540 9,536 5,763 12,553 35,088 4,952 2,350 9,988 1,634 3,011 3,344 1,284,899 5 397,448 5,012 4,587 14,544 1,888,969 47,238 35,208 57,123 113,082 145,605 35,660 101,936 5,811 8,880 9,639 15,830 10,490 2,897,062 6 187,253 4,263 4,251 13,192 40,561 1,459,584 42,972 10,361 9,992 68,088 64,726 6,450 3,099 11,244 3,983 9,939 10,847 1,950,804 7 346,843 148,368 14,536 122,564 35,477 39,512 2,785,760 17,175 15,250 28,323 240,476 12,576 5,659 43,695 4,372 5,120 8,861 3,874,568 8 261,313 4,690 56,872 9,955 55,349 10,826 19,290 2,251,927 115,466 16,230 16,781 16,480 27,411 5,382 2,234 2,999 2,406 2,875,609 9 122,807 3,133 4,922 6,316 111,318 10,057 15,946 124,888 3,183,221 16,201 21,149 68,483 178,878 5,611 2,576 3,214 1,849 3,880,570 10 152,300 5,871 4,626 13,922 140,442 67,918 29,047 16,235 18,546 2,505,458 26,420 25,413 2,920 6,071 16,730 46,736 56,393 3,135,049 11 226,972 18,342 7,289 36,006 31,279 64,656 227,466 17,517 21,277 25,225 3,967,599 7,456 3,262 179,845 3,254 4,807 17,756 4,860,008 12 113,042 2,523 2,731 4,874 103,883 9,360 12,196 17,429 65,698 25,749 9,379 1,299,005 20,557 1,731 2,912 10,954 1,759 1,703,782 13 31,125 2,420 3,383 2,240 6,124 3,034 5,755 29,096 182,445 2,939 3,410 20,382 2,471,282 2,346 1,574 27,886 1,846 2,797,286 14 36,490 7,810 2,205 10,184 9,352 10,862 44,863 5,455 6,060 6,391 179,786 1,789 579.1357 2,804,351 914.2318 790.0932 14,101 3,141,982 15 26,902 1,941 1,345 1,745 9,608 3,825 4,426 2,476 2,406 16,643 2,605 3,213 646.1143 1,332 980,764 162,117 115,981 1,337,976 16 34,901 2,488 1,408 2,818 15,453 10,512 4,784 3,368 3,776 47,482 4,985 11,058 28,083 1,640 169,946 1,885,981 73,508 2,302,193 17 21,827 2,501 623.5696 2,852 10,160 10,709 8,054 2,183 2,062 54,642 17,844 1,666 757.6981 16,959 114,991 72,808 2,476,402 2,817,042 Total 2015 6,888,088 1,091,092 665,687 1,301,821 2,890,477 1,956,906 3,883,556 2,892,973 3,877,237 3,134,529 4,877,276 1,701,799 2,787,281 3,145,639 1,347,993 2,289,695 2,821,559 47,553,609 Total perjalanantotal perjalanan di Jabodetabek 2015: 47,5 juta/hari 11

Rute dengan potensi perjalanan tertinggi No Asal Zona Tujuan Zona Jumlah perjalanan Rangking 1 9 Kota Tangerang 1 Jakarta Pusat 122,807 4 2 9 Kota Tengerang 5 Jakarta Selatan 111,318 6 3 12 Bintaro, Ciputat, Serpong 1 Jakarta Pusat 113,042 5 4 12 Bintaro, Ciputat, Serpong 5 Jakarta Selatan 103,883 7 5 10 Kota Depok 5 Jakarta Selatan 140,442 3 6 10 Kota Depok 1 Jakarta Pusat 152,300 2 7 11 Kota Bekasi 1 Jakarta Pusat 226,972 1 12

Data Angkutan Umum Berdasarkan Jenis Pelayanan NO JENIS LAYANAN DKI JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JUMLAH KENDARAAN ANGKUTAN UMUM KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA BOGOR KAB. BEKASI KOTA TANGERANG KOTA TANGSEL KAB. TANGERANG 1 AKAP 365 598 169 145 105 341 79 169 130 25 2 APTB 131 98 48 40 0 30 0 33 15 0 3 4 5 AKAP KOMUTER 1082 540 516 284 155 12 81 388 138 0 ANGK. PEMUKIMAN 0 0 0 11 0 0 0 0 0 40 ANGK. PERBATASAN 0 4898 3714 4972 3620 581 179 1353 1976 317 6 BUSWAY 565 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 BUS KOTA 1527 0 0 0 0 3442 0 0 0 0 JUMLAH 3670 6134 4447 5452 3880 4406 339 1943 2259 382 13

Kondisi Existing Trayek Angkutan Umum di Jabodetabek TBD (saat ini masih dalam pengerjaan ke dalam petagoogle earth semua jaringan angkutan umum di Jabodetabek) 14

RENCANA UMUM JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN PERKOTAAN Jaringan Trayek Utama Jalan yang dilalui Jalan Arteri Primer dan Kolektor Primer Rencana Umum Jaringan Trayek Jaringan Trayek Pengumpan Diluar Jaringan Arteri Primer tetapi dapat melintasi jaringan Kolektor Primer Express Reguler

RENCANA PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM DALAM TRAYEK 16

Pengembangan Trans Jabodetabek Pelayanan Reguler Trans Jabodetabek (Trans Jakarta + 5 Ekstensi) Ekstensi Kalideres BRT Track/Lane, Shelter, Passing Lane E-Money 17 Apps

36 Rute Pelayanan Express Trans Jabodetabek NO ASAL TUJUAN 1 TERMINAL BARANANG SIANG TERMINAL PASAR SENEN 2 TERMINAL BARANANG SIANG TERMINAL CILILITAN 3 TERMINAL BARANANG SIANG TERMINAL RAWAMANGUN 4 CILEUNGSI TERMINAL BLOK M 5 TERMINAL CIBINONG GROGOL 6 TERMINAL KETAN BUNDARAN HI/TANAH ABANG 7 TERMINAL DEPOK TERMINAL BLOK M 8 TERMINAL DEPOK TERMINAL PASAR SENEN 9 TERMINAL DEPOK TERMINLA TANAH ABANG 10 TERMINAL DEPOK TERMINAL MANGGARAI 11 TERMINAL DEPOK TERMINAL CILILITAN 12 TERMINAL PORIS PLAWAD TERMINAL BLOK M 13 TERMINAL PORIS PLAWAD TERMINAL PASAR SENEN 14 TERMINAL PORIS PLAWAD TERMINAL TANAH ABANG 15 TERMINAL PORIS PLAWAD ANCOL 16 TERMINAL PORIS PLAWAD TOMANG 17 TERMINAL KALIDERES TERMINAL PORIS PLAWAD 18 TERMINAL PORIS PLAWAD GROGOL NO ASAL TUJUAN 19 TERMINAL CIPUTAT TERMINAL PASAR SENEN 20 TERMINAL BSD CITY TERMINAL PASAR SENEN 21 TERMINAL BSD CITY TERMINAL TANAH ABANG 22 TERMINAL PONDOK CABE TERMINAL TANAH ABANG 23 TERMINAL BEKASI TERMINAL PASAR SENEN 24 TERMINAL BEKASI TERMINAL TANAH ABANG 25 TERMINAL BEKASI TERMINAL KAMPUNG MELAYU 26 TERMINAL BEKASI SETU 27 HARAPAN INDAH TERMINAL CIKARANG 28 TERMINAL PULOGADUNG HARAPAN INDAH 29 TERMINAL PULOGADUNG TERMINAL BEKASI 30 TERMINAL PULOGADUNG SUMARECON BEKASI 31 TERMINAL PULOGADUNG HARAPAN INDAH 32 TERMINAL CIKARANG TERMINAL BLOK M 33 TERMINAL CIKARANG SEMANGGI 34 TERMINAL CILEDUG KAPTEN TANDEAN 35 TERMINAL CILEDUG BUNDARAN HI/TANAH ABANG 36 TERMINAL CILEDUG TERMINAL CILILITAN 18

36 Rute Pelayanan Ekspres Trans Jabodetabek (6 rute prioritas) HOV Lane Passing Lane 19

6 rute prioritas Trans Jabodetabek Ekspres 1. Terminal Bekasi Terminal Pasar Senen 2. Terminal Depok Terminal Blok M 3. Terminal Baranangsiang Terminal Pasar Senen 4. Terminal Poris Plawad Terminal Blok M 5. Terminal Cikarang Terminal Blok M 6. Terminal Cibinong Terminal Grogol HOV Lane Passing Lane 20

Peningkatan Pelayanan Angkutan Bandara/ Pemadu moda 28 Rute pemadu Moda (25 DAMRI + 3 OPERATOR LAIN) Pengembangan ITS Proses Perijinan Bus Schedulling 21

Pengembangan Rute Pemadu moda Rute 1: SOETTA Sentra Kuningan JW Marriott Hotel Manhattan Hotel Park Lane Jakarta Hotel Grand Melia Jakarta Rute 2: SOETTA Semanggi Hotel Mulia Jakarta Riz Carlton Hotel Crowne Plaza Rute 3: SOETTA Dukuh Atas Intercontinental Mid Plaza Sahid Jaya Jakarta Le Meridien Hotel Four Seasons Hotel Hotel Shangri-La Jakarta Rute 4: SOETTA HI Grand Hyatt Jakarta Hotel Kempinski Jakarta Hotel Sari Pan Pacific Hotel Milenium Rute 5: SOETTA HI Hotel Borobudur Hotel Arya Duta Tugu Tani 22 Hotel Alila

Perhitungan Kebutuhan Jumlah Angkutan Supply Side Demand Side n= RTT/h n=total Perjalanan/Kapasitas Ket: n= Jumlah Armada Angkutan RTT=Round Trip Time (Min) Headway= (Min) Dalam hal ini perlu dilakukan : - Survei Total Perjalanan - Load Factor Kendaraan 23

Kesimpulan 1. Penyusunan Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum di Jabodetabek Sangat Perlu Disusun Sesegera Mungkin 2. Saat ini sudah disiapkan PM mengenai Rencana Umum Jaringan Traye Angkutan Umum di Jabodetabek dan Mohon Pihak Terkait Ikut Serta Dalam Penyusunan ini. 24

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR :... TENTANG RENCANA UMUM JARINGAN TRAYEK PERKOTAAN WILAYAH JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG DAN BEKASI YANG MELEWATI BATAS WILAYAH PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung dan memenuhi kebutuhan interaksi sosial dan kegiatan sehari-hari masyarakat kawasan perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) perlu didukung sistem angkutan umum massal perkotaan yang efektif, efisien, dan terintegrasi di kawasan perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek); b. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32 dan Pasal 33, telah diatur ketentuan mengenai jaringan trayek perkotaan. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Rencana Umum Jaringan Trayek Perkotaan Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Dan Bekasi Yang Melewati Batas Wilayah Provinsi. 25

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5026); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 260, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5594); 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8). 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75). 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 216). 6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1844). 26

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Menetapkan Memutuskan PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG RENCANA UMUM JARINGAN TRAYEK PERKOTAAN WILAYAH JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG DAN BEKASI YANG MELEWATI BATAS WILAYAH PROVINSI. 27

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Pasal 1 1. Untuk mewujudkan penyediaan pelayanan angkutan orang dalam trayek dengan kendaraan bermotor umum di kawasan perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi disusun Rencana Umum Jaringan Trayek Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Kawasan perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; b. Wilayah Provinsi Jawa Barat, yaitu Kota Depok, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi; dan c. Wilayah Provinsi Banten, yaitu Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang. 2. Rencana Umum Jaringan Trayek Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pedoman pemberian izin penyelenggaraan Angkutan orang dalam Trayek di kawasan perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. 3. Rencana Umum Jaringan Trayek Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pedoman pemberian izin penyelenggaraan Angkutan orang dalam Trayek di kawasan perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. 28

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Pasal 2 1. Rencana Umum Jaringan Trayek Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) merupakan kumpulan trayek yang telah ada sebelum ditetapkan Peraturan Menteri ini dan trayek-trayek yang akan dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat. 2. Rencana Umum Jaringan Trayek Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 3. Rencana Umum Jaringan Trayek Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dievaluasi paling lama setiap 3 (tiga) tahun atau jika terjadi perubahan kebijakan yang bersifat strategis 29

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Pasal 3 1. Rencana Umum Jaringan Trayek Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) terdiri dari : a. Jaringan Trayek Utama; dan b. Jaringan Trayek Pengumpan. 2. Jaringan Trayek Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan jaringan trayek yang lintasan berada pada jaringan jalan arteri primer dan arteri kolektor. 3. Jaringan Trayek pengumpan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan jaringan trayek yang lintasan berada di luar jaringan jalan arteri primer. 30

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Pasal 4 1. Jenis pelayanan pada jaringan trayek utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, terdiri dari: a. Pelayanan cepat; dan b. Pelayanan regular. 2. Pelayanan cepat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, memiliki ciri-ciri: a. Disediakan lajur khusus bus; b. Hanya boleh berhenti di halte/tempat pemberhentian yang ditentukan; c. Tarif lebih tinggi dari tarif pelayanan regular. d. Menggunakan mobil bus umum ukuran besar yang dilengkapi dengan alat pengatur udara. 3. Pelayanan reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, memiliki ciri-ciri: a. Tidak harus disediakan lajur khusus bus; b. Boleh berhenti di setiap halte; c. Menggunakan mobil bus umum ukuran besar yang dilengkapi dengan alat pengatur udara 31

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Pasal 5 Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum pada jaringan trayek pengumpan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum. 32

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Pasal 6 1. Perhitungan jumlah kebutuhan bus pada setiap trayek perkotaan Jabodetabek yang melampaui batas provinsi dilakukan oleh Kepala Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. 2. Penentuan jumlah kebutuhan bus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan: a. frekuensi pelayanan per satuan waktu yang diharapkan; atau b. potensi permintaan jasa angkutan pada setiap rute. 33

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Pasal 7 1. Untuk mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum pada setiap trayek di kawasan perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, dilakukan penilaian paling sedikit setiap 2 (dua) tahun. Pasal 8 1. Pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek yang melampaui batas wilayah provinsi di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dilakukan berdasarkan kebutuhan jumlah bus pada masing-masing trayek. 2. Pemberian izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Kepala Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 34

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Pasal 9 1. Perusahaan angkutan umum yang telah memiliki izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan umum di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi wajib memenuhi Standar Pelayanan Minimal yang ditentukan. 2. Standar Pelayanan Minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Menteri tersendiri. 35

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Pasal 9 1. Perusahaan angkutan umum yang telah memiliki izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan umum di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi wajib memenuhi Standar Pelayanan Minimal yang ditentukan. 2. Standar Pelayanan Minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Menteri tersendiri. Pasal 10 1. Pelanggaran terhadap pemenuhan Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dapat diberikan sanksi administrasi berupa pencabutan izin. 2. Prosedur dan tata cara pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 36

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Pasal 11 Kepala Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan Menteri ini. Pasal 12 Izin penyelenggaraan Angkutan Umum yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini dinyatakan tetap berlaku dan wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak diberlakukannya Peraturan Menteri ini. 37

Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Pasal 13 Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, ketentuan mengenai angkutan orang dalam trayek perkotaan di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Bermotor Umum dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 14 Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengtahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan menempatkannya Peraturan Menteri ini dalam Berita NegaraRepublik Indonesia. 38

Lampiran Draft RPM Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum No Trayek Kode Lintasan Jlh. Kendaraan Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 39