KATA PENGANTAR. Dewan editor

dokumen-dokumen yang mirip
Luvi Selviatul Harfiyyah, Hj. Naniek Setiadi Radjab, Rahmah Elfiyani Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Jakarta

Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah

Nety Saptaning Purwantie, Naniek Setiadi Radjab, Ari Widayanti Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PEG 6000 SEBAGAI PENGIKAT TERHADAP KECEPATAN MELARUT GRANUL EFFREVSCENT EKSTRAK CIPLUKAN (Physsalis angulata L.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

FORMULASI DAN PENGUJIAN SEDIAAN GRANUL EFFERVESCENT SARI BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr.))

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

Keywords: Sodium Lauryl Sulphate, PEG 6000, Sodium Benzoate, Effervescent Tablet.

1. PROSPEK TEH HIJAU SEBAGAI INDUSTRI HILIR TEH

PENGARUH VARIASI ASAM SITRAT, ASAM TARTRAT DAN NATRIUM BIKARBONAT DALAM FORMULASI GRANUL EFFERVESCENT

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak. kering akar kucing dengan kadar 20% (Phytochemindo), laktosa

THE EFFECT OF INCREASING CONCENTRATION OF SWEET POTATO STARCH AS A BINDER ON PHYSICAL PROPERTIES OF WET GRANULATION LOZENGES OF GINGER EXTRACT

FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH SIRSAK

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. DAFTAR ISI...iii. DAFTAR GAMBAR...vi. DAFTAR TABEL...viii. INTISARI...x BAB I PENDAHULUAN...1

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

KULIT NASKAH. Oleh: K

FORMULASI GRANUL EFFERVESCENT SARI BUAH PALA (Myristica fragrans H.) FORMULATION OF NUTMEG (Myristica fragrans H.) FLESH EFFERVESCENT GRANULES

THE EFFECT OF ASPARTAME AND SUCROSE AS SWEETENER AND DURIAN SEED S STARCH AS A BINDING AGENT IN ETHANOL EXTRACT 95% BETLE LEAF LOZENGES

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

PEMBUATAN EGG INSTANT DRINK DARI PUTIH TELUR DENGAN PENAMBAHAN EFEK EFFERVESCENT DAN CITA RASA LEMON

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. dari daerah beriklim tropis. Pemanfaatan buah naga merah (Hylocereus

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan konsumsi yang berbeda-beda, antara lain untuk kesehatan,

FORMULASI GRANUL EFFERVESCENT ANTIOKSIDAN KOMBINASI EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum)

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

a. Pemeriksaan Organoleptis b. Uji Susut Pengeringan... 25

FORMULASI GRANUL EFERVESEN EKSTRAK KERING KULIT BUAH MANGGIS. (Garciniae mangostanae Cortex fructus) FORMULATION OF EFFERVECENT GRANULE

BAB III METODE PENELITIAN

FORMULASI GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

PENGARUH KONSENTRASI PATI BIJI DURIAN SEBAGAI PENGIKAT TERHADAP MUTU FISIK GRANUL EFFERVESCENT

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

AKTIVITAS GRANUL INSTAN KOMBINASI EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Escherichia coli

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFFERVESCENT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L)

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan

OPTIMASI FORMULA TABLET EKSTRAK ETANOL SALAM-SAMBILOTO MENGGUNAKAN PVP K-30 SEBAGAI PENGIKAT DAN CROSPOVIDONE SEBAGAI PENGHANCUR

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

FORMULASI TABLET DISPERSIBEL EKSTRAK KERING DAUN SUKUN DENGAN CROSCARMELLOSE SODIUM SEBAGAI PENGHANCUR SECARA METODE GRANULASI KERING

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

Penetapan Kadar Sari

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB III METODE PENELITIAN

Tablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HENY DWI ARINI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

UJI PENDAHULUAN FORMULA PELET EFFERVESCENT DENGAN VARIASI KONSENTRASI POLIVINIL PIROLIDON (PVP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT. Universitas Udayana

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN

PRAKTIKUM II PENGUJIAN TERHADAP GRANUL

OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) MENGGUNAKAN KOMBINASI PVP K-30 DENGAN GELATIN SEBAGAI PENGIKAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

III. METODE PENELITIAN

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi. Oleh : HENDRIKUS RIZKI PRATAMA M

3 METODE. Waktu dan Tempat Penelitian. Metode Penelitian. Ekstraksi Minyak Biji Kamandrah Metode Pengempaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB III METODE PENELITIAN

FARMAKOPE INDONESIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, Media Farmasi Vol. 11 No. 1 Tahun 2014 telah terbit. Pada edisi ini, Jurnal Media Farmasi menyajikan 11 artikel yang kesemuanya merupakan hasil penelitian. Sembilan artikel dari luar Fakultas Farmasi UAD membahas, (1) Uji aktivitas penangkapan radikal (2) Perbandingan penggunaan sumber asam terhadap sifat fisik granul effervescent (3) Optimasi formula tablet floating nifedipin (4) Formulasi gel menggunakan serbuk daging ikan haruan (Channa striatus) (5) Formulasi dan aktivitas antibakteri lotion minyak atsiri buah adas (Foeniculum vulgare Mill) (6) Efek hepatoprotektor fraksi etil asetat daun sangitan (Sambucus canadensis l.) (7) Kombinasi ekstrak etanol rimpang Zingiber officinale Roscoe dengan Zn (8) Konseling farmasis merubah perilaku pasien hipertensi rawat jalan (9) Evaluasi penggunaan antibiotika dengan metode DDD (defined daily dose). Dua artikel dari peneliti Fakultas Farmasi UAD yang membahas tentang : (1) Evaluasi toksisitas hematologi akibat penggunaan 6-merkaptopurin (2) Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien pediatri leukimia limfoblastik akut. Harapan kami, jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau menjadi referensi peneliti lain. Kritik dan saran membangun, senantiasa kami terima dengan tangan terbuka. Dewan editor

Perbandingan Penggunaan Asam Rahma Elfiyani, dkk 7 PERBANDINGAN PENGGUNAAN ASAM SITRAT DAN TARTRAT TERHADAP SIFAT FISIK GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK KERING KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) COMPARISON OF CITRIC ACID AND TATRIC ACID AS ACID SOURCE ON PHYSICAL CHARACTERIZATION OF THE PERICARP MANGOSTEEN (Garcinia mangostana L) EXTRACTS EFFERVESCENT GRANULES Rahmah Elfiyani, Naniek Setiadi Radjab, Luvi Selviatul Harfiyyah Fakultas Farmasi dan Sains, Univesitas Muhammadiyah Prof. Dr.Hamka, Jakarta Email : rahmaelfiyani@yahoo.com ABSTRAK Kulit buah manggis kaya akan xanthon yang bersifat antioksidan. Agar penggunaannya lebih praktis dibuatlah dalam sediaan granul effervescent.tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan penggunaan asam sitrat, asam tartrat, dan kombinasi keduanya terhadap sifat fisik granul effervescent ekstrak kulit buah manggis. Ekstrak kering kulit buah manggis dimaserasi dengan air, setelah itu dibuat serbuk dengan spray drying, kemudian serbuk kering yang dihasilkan dibuat granul effervescent secara granulasi basah menggunakan sumber asam berbeda-beda yaitu asam sitrat(fi), asam tartrat (FII), kombinasi asam sitrat : asam tartrat (1:2) (FIII) dalam konsentrasi 30%. Evaluasi granul meliputi uji organoleptis, susut pengeringan, sifat alir, distribusi ukuran partikel, waktu melarut, uji ph dan indeks kompresibilitas. Hasil evaluasi waktu melarut diperoleh: FI 3 2 ; FII 3 34 ; dan FIII 4 20.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan asam sitrat sebagai sumber asam meningkatkan sifat fisik granul yaitu waktu melarut granul effervescent ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) menjadi lebih cepat. Kata Kunci : Buah Manggis (Garcinia mangostana L.), Granul Effervescent, Asam Sitrat, Asam Tartrat ABSTRAK Pericarp Mangosteen (Garcinia mangostana L) contain xanthon which has antioxidant activity. To make a practical use, the extract pericarp was formulated to be a effervescent granules. This study aim to compare the citric acid to tatric acid or their combination on physical properties of the effervescent granules preparation. The dry extract was obtained by water maceration and continued by

8 Media Farmasi, Vol. 11 No.1Maret 2014 :7-17 powdering with spray drying for effervescent wet granulation in various formulation (F1=citric acid, FII=tatric acid and FIII= citric acid+tartric acid in 1:2 ratio in 30% by concenration). The granules then were evaluated its physical parameters (organoleptic, loss of drying, flowing moiety, particles size distribution, dissolution time, ph dan compressibility index. The results showed that the dissolution time were FI=3 2 ; FII=3 34 ; and FIII=4 20 respectively. It can be concluded that citric acid can increase the dissolution time of effervescent granules of Pericarp Mangosteen than tartric acid. Keywords: Mangosteen (Garcinia mangostana L.), effervescent granules, citric acid, tartric acid PENDAHULUAN Masyarakat dunia mengenal manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai Queen of fruits karena rasanya yang exotic yaitu manis, asam berpadu dengan sedikit sepat (Prihatma, 2000; Permana, 2010). Pada umumnya yang dikonsumsi adalah daging buahnya. Kurang lebih ¾ bagian dari buah manggis yaitu kulit buah dibuang sebagai limbah, sedangkan dalam kulit buahnya terdapat banyak manfaat yang luar biasa bagi kesehatan atau biasa disebut sebagai pangan fungsional (functional food) (Permana, 2010). Kandungan kulit buah manggis yang berkhasiat sebagai obat adalah golongan senyawa xanthon yang khasiat utamanya sebagai antioksidan (Jung et al., 2006). Sifat antioksidan kulit buah manggis lebih tinggi dibandingkan vitamin E dan C (Nugroho, 2007). Saat ini mengkonsumsi suplemen makanan telah menjadi trend masyarakat modern. Dengan demikian pemanfaatan kulit manggis sangat potensial untuk diolah menjadi produk kesehatan. Salah satu alternatif produk olahan manggis tersebut adalah bentuk granul effervescent karena akan cepat larut dalam air, menghasilkan larutan yang jernih, dan memberikan efek sparkle atau seperti pada rasa minuman bersoda sehingga sediaan effervescent banyak disukai masyarakat. Bahan tambahan dalam formulasi granul effervescent adalah sumber asam, sumber basa, dan bahan pengikat. Sumber asam yang biasa digunakan adalah asam sitrat dan asam tartrat. Asam sitrat adalah asam makanan yang paling umum digunakan dalam sediaan effervescent karena mudah didapat, relatif tidak mahal, sangat mudah larut, memiliki kekuatan asam yang tinggi, tersedia sebagai granul halus, dan mengalir bebas. Asam tartrat juga digunakan dalam banyak sediaan effervescent karena kelarutannya tinggi dan tersedia secara komersial (Siregar, 2007). Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan penggunaan sumber

Perbandingan Penggunaan Asam Rahmah Elfiyani 9 asam (asam sitrat, asam tartrat dan kombinasi keduanya) terhadap sifat fisik granul effervescent dari ekstrak kering kulit buah manggis. METODE PENELITIAN Bahan utama yang digunakan ekstrak kering kulit buah manggis dari PT. Borobudur Herbal, Semarang. Maltodekstrin, PVP, PEG 6000, asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat, etanol 96%, aspartam, laktosa, dan aqua destilata.neraca analitik, oven, mesin pengering semprot (Buchi 190), dehumidifier, moisture balance, pengayak No. 14 dan No. 16, granule flowtester, lumpang dan alu, pengayak bertingkat, stopwatch, ph meter,dan alat gelas lainnya. Jalannya Penelitian Evaluasi serbuk kering ekstrak kulit buah manggis 1. Pemeriksaan Organoleptis meliputi pemeriksaan warna, aroma dan rasa. 2. Identifikasi Flavonoid Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditambahkan 10 ml metanol P, dipanaskan di atas penangas air suhu 70-80 C selama 10 menit, kemudian disaring dan didinginkan. 0,1 g serbuk ditambahkan magnesium P dan 10 ml asam klorida pekat P, jika terjadi warna merah jingga sampai merah ungu menunjukkan adanya flavonol, flavon dan xanton (flavonoida) (Robinson, 1995). Jika warna kuning jingga menunjukkan adanya flavon, kalkon dan auron (DepKes RI., 1979). 3. Susut Pengeringan Digunakan alat moisture balance, yaitu dimasukkan 2,0 gram serbuk dalam pinggan berlapis aluminium foil yang telah ditara terlebih dahulu kemudian diukur kadar susut pengeringannya pada suhu 105 C hingga alat dengan sendirinya berbunyi dan muncul angka % MC pada display, maka akan didapat persen susut pengeringan (Agoes, 2012). 4. Uji Kelarutan Dilakukan sesuai dengan istilah kelarutan (DepkesRI., 1995). Pembuatan dan karakterisasi ekstrak air kulit buah manggis Ekstrak kering sebanyak 486 gram diayak dengan pengayak nomor 24, kemudian dimaserasi dengan air sampai negatif flavonoid. Hasil ekstrak air yang diperoleh masih dipisahkan secara sentrifugasi, karena dengan penyaringan saja masih terdapat endapan. Ekstrak air yang diperoleh dievaluasi meliputi pemeriksaan organoleptis, identifikasi flavonoid, dan uji ph.

10 Media Farmasi, Vol. 11 No.1Maret 2014 :7-17 Tabel I. Formula Granul Effervescent Ekstrak Air Kulit Buah Manggis Komposisi Formula I II III Serbuk Kering Ekstrak Air (%) 5,5 5,5 5,5 Asam Sitrat (%) 30-10 Asam Tartrat (%) - 30 20 Na. Bikarbonat (%) 36 34 35 PVP (%) 1 1 1 PEG 6000 (%) - - - Aspartam (%) 0,85 0,85 0,85 Laktosa ad (%) 100 100 100 Pembuatan serbuk kering ekstrak air kulit buah manggis dengan pengeringan semprot Ekstrak air yang diperoleh ditambahkan bahan pengisi maltodekstrin lalu dihomogenkan dengan homogenizer, kemudian dimasukkan ke dalam alat pengeringan semprot.pengeringan semprot dilakukan pada suhu inlet 170ºC, dan menggunakan maltodekstrin dengan konsentrasi 15%. Evaluasi serbuk kering ekstrak air kulit buah manggis 1. Pemeriksaan Organoleptis meliputi pemeriksaan warna, aroma dan rasa. 2. Identifikasi Flavonoid Sama seperti uji identifikasi flavonoid pada evaluasi serbuk kering ekstrak kulit buah manggis. 3. Susut Pengeringan Sama seperti uji susut pengeringan pada evaluasi serbuk kering ekstrak kulit buah manggis. 4. Waktu alir dan sudut diam Ditimbang sejumlah 50,0 g serbuk dimasukan ke dalam alat granul flow tester. Hitung waktu yang dibutuhkan granul untuk mengalir bebas setelah tutup corong dibuka. Sudut diam diukur berdasarkan hasil pengukuran jari-jari alas dan tinggi maksimum dari tumpukan granul yang berbentuk kerucut (Voigt, 1995). Formulasi granul effervescent Granul effervescent dibuat dalam 5 formula dengan bobot granul 5,0 gram, Formula selengkapnya dapat dilihat pada Tabel I. Pembuatan granul effervescent Dibuatgranul effervescent pada kondisi khusus kelembaban relatif 25% pada suhu 20-25 C (Siregar, 2007). Lalu bahan-bahan dikeringkan terlebih dahulu dalam oven selama 1 jam lalu ditimbang.ekstrak kering digerus lalu dicampur dengan campuran asam sitrat, asam tartrat, aspartam, sebagian laktosa dan sebagianpvp, diteteskan dengan etanol 96% hingga terbentuk massa yang dapat dikepal

Perbandingan Penggunaan Asam Rahmah Elfiyani 11 (banana breaking).kemudian massa yang telah berbentuk banana breaking diayak dengan ayakan mesh no. 14, kemudian granul basah yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 50 C selama ± 18 jam (Parrot & Saski, 1971).Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh no. 16(hasil ayakan ini disebut komponen asam).dalam wadah lain, dicampur natrium bikarbonat, sisa laktosa dan sisa PVP, kemudian diteteskan dengan etanol 96%hingga terbentuk massa yang dapat dikepal (banana breaking). Dilakukan sama seperti pada komponen asam.komponen asam dan komponen basa dicampur lalu diaduk hingga homogen. Dimasukkan sebanyak 5,0 gram granul ke dalam kemasan, ditutup rapat, dimasukkan ke dalam wadah yang kedap udara dan disimpan dalam ruangan pada suhu dengan kelembaban rendah. Hasil granul yang diperoleh dievaluasi. Evaluasi sediaan granul effervescent 1. Pemeriksaan Organoleptis meliputi pemeriksaan warna, aroma dan rasa 2. Waktu alir dan sudut diam Sama seperti uji waktu alir dan sudut diam pada evaluasi serbuk kering ekstrak air kulit buah manggis. 3. Indeks kompresibilitas Dilakukan uji indeks kompresibilitas dengan memasukkan granul ke dalam gelas ukur hingga volume 100 ml dan tentukan volume akhir yang dimampatkan sehingga dapat dihitung indeks kompresibilitasnya (%) (Agoes, 2012). 4. Waktu Melarut Granul effervescent ditimbang setara dengan 5,0 gram kemudian dimasukkan ke dalam 200 ml air. Catat waktu yang diperlukan sampai granul terlarut. Syarat waktu yang diperlukan granul untuk melarut kurang dari 5 menit (Siregar, 2007). 5. Susut Pengeringan Sama seperti uji susut pengeringan evaluasi serbuk kering ekstrak kulit buah manggis. Syarat kadar air granul effervescentantara 0,4-0,7 % (Fausett et al., 2000). 6. Distribusi Ukuran Partikel Ditimbang berat kosong satu seri ayakan bertingkat lalu sebanyak 100 gram granul yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam ayakan bertingkat dengan nomor mesh 18, 24, 30, 40, 60 dan penampung (pan) (nomer mesh disesuaikan dengan ukuran granul yang dihasilkan), digoyangkan secara mekanik pada frekuensi 30 Hz selama 25 menit, kemudian bobot granul yang tertinggal pada masing-masing ayakan ditimbang (Martin et al., 1993) 7. Uji ph Dilakukan kalibrasi ph meter terlebih dahulu dengan menggunakan larutan buffer ph

12 Media Farmasi, Vol. 11 No.1Maret 2014 :7-17 4,0 dan ph 7,0. Setelah dikalibrasi dicelupkan ph meter elektrik ke dalam larutan effervescent yang sudah netral atau tidak ada gelembung gas lagi. Dicatat nilai ph yang diperoleh. Analisa Data Data waktu melarutyang dihasilkan dianalisa dengan statistika menggunakan ANAVA satu arah. Kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey dengan taraf kepercayaan 95% ( = 0,05) untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar formula hasil pengujian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil karakterisasi ekstrak kering kulit buah manggis dapat dilihat pada Tabel II, hasil karakterisasi ekstrak air kulit buah manggis dapat dilihat pada Tabel III, dan evaluasi granul effervescent ekstrak kulit buah manggis dapat dilihat pada Tabel IV. Uji susut pengeringan (jika bahan tidak mengandung minyak atsiri dan sisa pelarut organik menguap) identik dengan kadar air (Depkes RI, 2002). Pengujian kadar air penting dilakukan karena berkaitan dengan reaksi effervescent, jika granul effervescent mempunyai kadar air yang tinggi akan memicu terjadinya reaksi effervescent sehingga diperlukan kadar air. serendah mungkin. Syarat kadar air granul effervescentantara 0,4-0,7%. (Fausett et al., 2000). Hasil evaluasi kadar air yang memenuhi syarat adalah formula II. Sedangkan pada formula I dan III tidak mencapai persyaratan walaupun mendekati persyaratan Uji waktu melarut merupakan hal yang paling penting pada sediaan granul effervescent. Uji waktu melarut ini dilihat dan dihitung dimulai pada saat masuknya granul effervescent sampai tidak adanya gelembung gas. Pada proses melarut, granul effervescent akan menghasilkan reaksi asam dan basa yang akan menghasilkan gas CO 2. Dengan adanya gas CO 2 proses pecahnya granul akan lebih cepat dan secara tidak langsung mempercepat proses melarutnya granul dalam air. Syarat waktu larut granul effervescent yang baik kurang dari 5 menit menghasilkan larutan yang jernih (Siregar, 2007). Berdasarkan hasil penelitian, ketiga formula memenuhi pesyaratan. Untuk perbedaan sumber asam terlihat bahwa granul effervescent dengan asam sitrat mempunyai waktu larut yang paling cepat dan menghasilkan larutan yang paling jernih, hal tersebut karena adanya asam tartrat pada formula granul effervescent yang lain yang diketahui membentuk gas CO 2 lebih banyak tetapi lambat waktu melarutnya (Agoes, 2012).

Perbandingan Penggunaan Sumber Rahmah Elfiyani 13 Tabel II. Hasil Karakterisasi Serbuk Kering Esktrak Kulit Buah Manggis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Bentuk Serbuk Warna Coklat muda Bau Aromatik Rasa Sedikit pahit Identifikasi Flavonoid (+) Merah ungu Susut Pengeringan (%MC) 4,77 % ± 0,16* Kelarutan Agak sukar larut Tabel III. Hasil Karakterisasi Ekstrak Air Kulit Buah Manggis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Bentuk Larutan Warna Coklat pekat Bau Khas kulit buah manggis Rasa Sedikit asam Identifikasi Flvonoid (+) Merah ungu ph 5,17 ± 0,3* No. 1. Uji Organoleptis Warna Rasa Aroma Tabel IV. Hasil Evaluasi Granul Effervescent Uji Parameter Formula I II III Putih kekuningan Putih kekuningan Asam Asam Bau khas kulit Bau khas kulit manggis manggis Putih kekuningan Asam Bau khas kulit manggis 2. Susut Pengeringan (%) 0,78 ± 0,24 0,69 ± 0,093 0,79 ± 0,205 3. Waktu Larut (menit) 3,03 ± 0,02 3,56 ± 0,06 4,32 ± 0,06 4. Uji ph 5,58 ± 0,12 5,91 ± 0,05 4,14 ± 0,21 5. Waktu Alir (dtk) Sudut Diam ( 0 ) 5,67 ± 0,58 23,27 ± 0,95 5 ± 0 22,46 ± 1,34 5,67 ± 0,58 22,42 ± 0,57 6. Indeks Kompresibilitas (%) 6 ± 1,0 9,3 ± 1,5 4,3 ± 0,6 *replikasi = 3 Uji sifat alir granul dilakukan dengan menguji sudut diam, waktu alir, dan indeks kompresibilitas. Granul yang dapat mengalir bebas jika sudut diamnya kurang dari sama dengan 35 yang menunjukkan mempunyai sifat alir yang baik (Agoes, 2012). Hasil evaluasi sudut diam ketiga formula memenuhi persyaratan mempunyai sifat alir yang baik sekali karena secara keseluruhan mempunyai sudut diam kurang dari 25. Uji waktu alir bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh granul untuk mengalir melalui corong aluminium. Hasil uji waktu alir ketiga formula memenuhi syarat yaitu kurang dari 10 detik (Voigt 1995). Hasil indeks kompresibilitas dari ketiga formula menunjukkan skala keteberaliran yang baik sekali karena nilai indeks kompresibilitas

14 Media Farmasi, Vol. 11 No.1Maret 2014 :7-17 yang diperoleh kurang dari 10% (Agoes, 2012). Evaluasi distribusi ukuran partikel bertujuan untuk mengetahui kisaran ukuran partikel granul, dan penyebaran ukuran partikelnya yang dapat diketahui dari berapa banyak fraksi yang tertinggal pada setiap nomor mesh, tersaji pada gambar 1-3. Dengan makin kecilnya ukuran granul akan memperbesar luas permukaan sehingga akan mempercepat granul untuk melarut. Grafik distribusi yang baik adalah grafik yang menunjukkan hasil persentase penyebaran granul tertinggal di nomor mesh kecil dan di nomor mesh besar harus seimbang, sedangkan persentase penyebaran granul tertinggal di nomor mesh tengah harus besar. Pada formula III terlihat persentase penyebaran granul tertinggal di nomor mesh 18 dan di nomor mesh 60 hampir sama, sedangkan persentase penyebaran granul tertinggal yang paling besar di nomor mesh 30. Hal tersebut disebabkan karena kombinasi asam sitrat dan asam tartrat sehingga granul yang dihasilkan lebih baik. Sedangkan penyebaran partikel yang tidak homogen adalah formula II karena sebagian besar granul tertinggal pada nomor ayakan mesh besar (ukuran lubang 0,25 mm) menunjukkan bahwa granul mudah rapuh, oleh sebab itu penggunaan bahan pengikat pada formula asam tartrat harus lebih besar. Gambar 1. Grafik Distribusi Ukuran Partikel Formula I

Perbandingan Penggunaan Sumber Rahmah Elfiyani 15 Gambar 2. Grafik Distribusi Ukuran Partikel Formula II Gambar 3. Grafik Distribusi Ukuran Partikel Formula III Berdasarkan analisa statistik dengan ANAVA satu arah, nilai signifikasi diperoleh 0,034 < 0,05, menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang bermakna pada tiaptiap formula. Pengujian dilanjutkan dengan uji Tukey HSD yang menunjukkan ada perbedaan bermakna antara formula I terhadap formula III dan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara formula I terhadap formula II dan formula II terhadap formula III. Hal tersebut menunjukkan penggunaan asam sitrat mempercepat waktu melarut dibandingkan penggunaan asam tartrat maupun kombinasi asam sitrat : asam tartrat (1:2). KESIMPULAN Penggunaan asam sitrat sebagai sumber asam meningkatkan sifat fisik granul yaitu dapat mempercepat waktu melarut granul effervescent ekstrak kulit buah

16 Media Farmasi, Vol.11 No.1Maret 2014 :7-17 manggis (Garcinia mangostana L.) dibandingkan dengan asam tartrat ataupun kombinasi asam sitrat : asam tartrat (1:2). DAFTAR PUSTAKA Agoes G., 2012, Sediaan Farmasi Padat (SFI-6). Penerbit ITB. Bandung. Hlm. 280, 282 Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; Hlm. XXXI Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; Hlm. l, 48, 53, 488, 601, 1033-1036, 1039, 1043 Departemen Kesehatan RI, 2002, Buku Panduan Teknologi Ekstrak. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Hal 13-14, 17-18 Fausett H, Gayser C. and Dash AK., 2000, Evaluation of Quick Disintegrating Calcium Carbonate Tablets. Dalam: Jurnal AAPS PharmScitech.http://www.ph armscitech.com. Diakses tanggal 05 Januari 2013 Jung HA, Su BN, Keller JW, Metha RG, Kinghorn AD, 2006, Antioxidant Xanthones from the Pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen). Dalam : Jurnal Agricultural and Food Chemistry. http://www.herbs777.com/arti cles/articles_sources/product %20Guide/Taigo/x_AntiOxid ants_agriculture_foodchemi stry_ohiostate.pdfdiakses tanggal 23 Desember 2012 Martin A, Swarbrick J, Cammarata A., 1993, Farmasi Fisik II. Edisi 3. Terjemahan : Yoshita. UI Press. Jakarta. Hlm. 1037 Nugroho AE, 2007, Manggis: Dari Kulit Buah Yang Terbuang Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat. Dalam: Jurnal Bahan Alam Indonesia. UGM. Yogyakarta. Hal 1-3. www.69manggis_agungbaru. com. Diakses tanggal 6 Desember 2012 Parrot EL, Saski W., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics. Edisi III. Mineapolis. Burgess Publishing Company. Hal 76 Permana AW., 2010, Kulit Buah Manggis Dapat Menjadi Minuman Instan Kaya Antioksidan. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Hlm. 5-6

Perbandingan Penggunaan Sumber Rahmah Elfiyani 17 Prihatma K., 2000, Manggis (Garcinia mangostana L.). Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BPP Teknologi. Jakarta. Hlm. 1-2/15, 12/15 Robinson T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Terjemahan: Kosasih Patmawinata. ITB Press. Bandung. Hal 191-216 Siregar CJP., 2007, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. Penerbit EGC. Bandung. Hlm. 275, 277-280 Voigt R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi 5. Terjemahan : S. Noerono. UGM Press. Yogyakarta. Hlm. 33-41, 161.