METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

dokumen-dokumen yang mirip
Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

LAMPIRAN. Lampiran 1 Kandungan dan Dosis Pupuk

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

Lampiran 1. Prosedur Analisis

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

INSTRUKSI KERJA PENGUKURAN PH, BAHAN ORGANIK, KTK DAN KB

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lima pasar tradisonal yang terdapat di Bandar

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

Lampiran 1 Lay out penelitian I

Lampiran 2. Metode Analisa Sifat Fisika Tanah

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. MATERI DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Metodologi Penelitian

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Topik B1 - Penilaian Sifat fisik, kimia, dan biologi tanah gambut

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

III. BAHAN DAN METODE

Pupuk dolomit SNI

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Pupuk super fosfat tunggal

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

III. METODE PENELITIAN. Tengah. Sedangkan analisis dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil

Lampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Bab III Metodologi Penelitian

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

III. METODE PENELITIAN

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Transkripsi:

METODE ANALISIS ph H 2 O (1:5) Alat - Alat penumbuk - Ayakan 0,5 mm - Timbangan - Mesin pengocok - ph meter - Botol kocok Bahan - Air aquades Metode - Haluskan bahan dan ayak dengan ayakan 0,5 mm - Timbang bahan 5 gr - Masukan ke botol kocok - Tambahkan aquades 25 ml - Kocok selama 30 menit - Ukur dengan ph meter Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity) Alat - Ayakan 2 mm - Gelas piala 500 ml - Pipa gelas - Plastik - Karet gelang - Sprayer Bahan - Pasir kuarsa - Media tanam/tanah Metode - Masukkan pasir kuarsa pada gelas piala 500 ml ± setinggi 2 cm

- Letakkan pipa gelas (pinjam di lab biotek) secara tegak lurus; kemudian masukkan media tanam/tanah - Basahi dengan menggunakan sprayer; diusahakan air jangan sampai menyentuh pasir kuarsa - Tutup dengan menggunakan plastik; diamkan selama ± 24 jam Pipa gelas - Setelah ± 24 jam ambil contoh media untuk diukur kadar airnya - Kadar air diukur dengan menggunakan metode Gravimetrik; berikut langkahlangkahnya: a. Timbang cawan kosong b. Timbang cawan+media c. Masukkan ke dalam oven 105 o C; biarkan selama ± 24 jam

d. Setelah ± 24 jam, timbang kembali; kadar air didapatkan dengan rumus: %KA= BKU BKM BKM x 100%; dimana: BKU= Bobot kering utuh; didapatkan dengan: (bobot cawan+media) bobot cawan kosong BKM= Bobot kering mutlak, didapatkan dengan: (bobot cawan+media 105 o C) bobot cawan kosong KA= kadar air (% b/b) C-organik metode Pengabuan 700 o C Alat - Cawan - Oven 105 o C - Oven 700 o C Bahan - Media tanam Metode - Ukur kadar air bahan (langkah kerja sama dengan cara mengukur kadar air di atas) - Masukkan ke dalam oven 700 o C - Timbang kembali

- Kadar C-org dapat diketahui dengan cara: - Misal : A= berat cawan B= cawan+media C= cawan+media (1050C) D= cawan+media (7000C) Maka: Kadar air= [B-C/C-A]x100% C-org= [C-D/C-A/1.724] 1.724 merupakan rumus baku dari 100/58, dimana 58% C-org mudah teroksidasi C-org metode Walkley & Black Berdasarkan jumlah bahan organik yang mudah teroksidasi 2+ Prinsip: bahan organik yang mudah teroksidasi dalam tanah mereduksi Cr 2 O 7 yang berlebihan. Reaksi ini berjalan dengan energi yang dihasilkan dari pencampuran dua bagian H 2 SO 4 pa (pekat) dengan satu bagian K 2 Cr 2 O 7 N. Sisa Cr 2 O 7 dapat diketahui dari hasil titrasi dengan FeSO 4 yang diketahui Normalitasnya. Feroin 0,025 M sebagai penunjuk titik akhir merah anggur. Alat bad bahan Pipet Erlenmeyer H 2 SO 4 pa FeSO 4 0,5 N K 2 Cr 2 O 7 1N

Cara kerja: - Timbang media yang telah lolos saringan 0,5mm sebanyak 0,5 gram - Dengan pipet tambahkan 10 ml K 2 Cr 2 O 7 1N - Tambahkan 20 ml H 2 SO 4 pa sambil digoyang - Dibiarkan hingga dingin - Encerkan sampai 250 ml dengan air bebas ion/aquades - Tambahkan 6-7 tetes feroin 0,025 M

- Titrasi dengan FeSO 4 0,5 N hingga larutan berwarna merah anggur; catat volume FeSO 4 yang terpakai. Sesudah titrasi Sebelum titrasi Perhitungan: (me K2Cr 2O7 me FeSO 4) x 0,003 x f % C-org = BKM x 100% Keterangan: f = 1,33> C yang teroksidasi 77% = 100/77 = 1,30 me = N x V N = Normalitas V = Volume BKM = bobot kering mutlak 105 o C 0,003 = valensi Cr yang teroksidasi = 3 x 0,001 (mg ke gram)

N-Total (%) Analisis N terbagi menjadi beberapa tahap, diantaranya adalah: destruksi, destilasi, dan titrasi; namun sebelumnya dilakukan penyiapan bahan seperti membuat larutan Asam Borat 4% untuk penampung destilasi dan HCl 0,05 N untuk titrasi. Pembuatan larutan Asam borat 4 % Aquades Gelas piala 1 L Asam borat - Timbang Asam borat sebanyak 4 gram - Masukkan ke dalam gelas piala 1; lalu tambahkan aquades sampai ± 800 ml - Panaskan di atas penangas sambil diaduk sampai larut - Setelah larut dan dingin, masukkan ke dalam labu ukur 1 L, tera sampai 1 L

Pembuatan larutan HCl 0,05 N - Larutan HCl 0,05 N dibuat dari HCl 12 N. Untuk membuat 1 liter (1000 ml) HCl 0,05 N maka HCl 12 N yang diperlukan didapat dengan rumus: V 1 M 1 =V 2 M 2 V 1 x12 = 1000x0,05 12 V 1 = 50 V 1 = 50/12 = 4,166 = 4,2 ml HCl 12 N - Masukkan 4,2 ml HCl 12 N ke dalam labu ukur 1 L, tera sampai 1 liter a. Destruksi Labu destruksi H 2 SO 4 pa Bahan/Media Selenium mix - Timbang bahan 0,5 g - Masukkan ke dalam labu destruksi

- Tambahkan selenium mix satu canting kecil - Tambahkan H 2 SO 4 pa sebanyak 5 ml - Tambahkan parafin cair sebanyak 5 tetes

- Masukkan ke alat destruksi, destruksi dilakukan selam 1,5 jam - Angkat dan dinginkan b. Destilasi - Pindahkan ekstrak hasil destruksi ke labu destilasi; namun jika destilasi dilakukan keesokan harinya/tidak langsung pada hari itu maka ekstrak dipindahkan ke botol, dengan menambahkan aquades sampai ekstrak di labu destruksi terpindahkan semua. - Siapkan penampung destilat berupa asam borat 4% sebanyak 10ml ditambah indikator conway 5 tetes pada erlenmeyer (berwarna merah) - Ekstrak dipindahkan ke labu destilasi, tambahkan aquades sampai 1/3 labu; lalu tambahkan NaOH 50% sebanyak 20 ml - Pasang penampung destilat dan labu destilasi pada alat. Pada prosesnya penampung destilat akan berubah menjadi warna hijau muda. Proses destilasi dihentikan jika destilat yang tertampung mencapai 75 ml. c. Titrasi - Titrasi dengan menggunakan HCl 0,05 N (namun sebenarnya tidak tepat 0,05; untuk memastikannya maka dilakukan standarisasi HCl, akan datang penjelasannya)

- Catat volume HCl awal, titrasi sampai larutan berubah warna dari hijau muda menjadi merah muda. Catat volume akhir; volume HCl yang terpakai didapat dengan mengurangkan volume akhir-volume awal. Sebelum titrasi Sesudah titrasi - Nilai % N-total didapat dengan rimis: ml HCl conto h ml HCl blanko xn HClx 14x100 N-total (%) = BKM d. Standarisasi Standarisasi dilakukan untuk memastikan nilai Normalitas HCl yang akan digunakan dalam perhitungan, karena banyak kemungkinan misalkan HCl 12 N yang diencerkan menjadi 0,05 N melekat pada gelas ukur dsb. Bahan-bahannya diantaranya sebagai berikut: Larutan aquades+borax+mm Aquades Indikator merah metil (MM) Langkah kerja: - Timbang 50 mg Borax (Na 2 B 4 O 7 ) dan masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml - Tambahkan indikator merah metil sebanyak 6-7 tetes - Titrasi dengan HCl 0,05 N yang dibuat sampai warna berubah dari kuning menjadi sindur. Catat volume awal dan akhir; hitung volume HCl yang terpakai.

Perhitungan: N HCl= mg Borax Bst Borax x ml HCl ; Bst Borax = 190,6 Warna setelah titrasi Kapasitas Tukar Kation - Timbang bahan 5 gram, masukkan ke dalam labu sentrifuse, lalu tambahkan 20 ml NH 4 OAc - Kocok selama 1 jam - Keesokan harinya, kocok kembali selama 1 jam, sentifuse. - Tuangkan larutan ke dalam labu ukur 100 ml. - Tambahkan kembali 20 ml NH 4 Oac ph 7, aduk lalu sentrifuse. Ulangi langkah kerja ini sampai 5 kali sentrifuse, sehingga total NH 4 OAc yang ditambahkan 100 ml - Tera sampai 100 ml; ekstrak ini dapat digunakan untuk mengukur basa-basa untuk tanah. K da Na diukur dengan menggunakan flame fotometer, sedangkan Ca dan Mg dengan menggunakan AAS. - Bahan kemudian diberi alkohol 20% sebanyak 20 ml. Kocok sebentar, sentrifuse. Ulangi 6-7 kali sampai larutan tidak keruh lagi. - Masukkan bahan padat ke labu destilasi, tambahkan aquades sampai ±1/3 labu, taambahkan NaOH 50% sebanyak 20 ml dan 5 tetes parafin cair. - Sebangai penampung digunakan H 2 SO 4 0,1 N sebanyak 25 ml dan ditambahkan indikator conway 5 tetes. - Destilasi sampai destilat ± 150 ml

- Titrasi dengan HCl yang telah diketahui normalitasnya (HCl 0,1 N). Warna akan berubah dari hijau menjadi merah. - KTK dapat diketahui dengan rumus: ml blanko ml conto h x N NaOH KTK (me/100g) = x 100 BKM - Kejenuhan Basa (KB) dapat diketahui dengan rumus: (K+Na +Ca +Mg ) KB = x 100% KTK Pengabuan Basah Kompos - Timbang kompos 50 mg - Masukkan ke dalam labu destruksi - Tambahkan pengestrak pengabuan basah, yaitu menggunakan perklorat dan asam nitrat dengan perbandingan 1:2 - Diamkan selama semalam - Destruksi dilakuakn selama 1,5 jam. 1 jam pertama diagkat dan didinginkan lalu ditambahkan HCl 6 N sebanyak 1 ml. Destruksi dilanjutkan selama 30 menit. Dinginkan - Ekstrak hasil destruksi dipindahkan ke labu ukur 50 ml. Bilas sedikit demi sedikit sampai semua ekstrak dipindahkan - Hasil yang telah diencerkan ini digunakan untuk pengukuran P, K, Na, Ca, Mg, Fe, Zn, Cu Pengukuran P Kompos Pewarna yang digunakan dalam pengukuran P kompos adalah vanado. Untuk membuatnya dilakukan dengan langkah kerja: - 1 gr amonium metavonadat dilarutkan menjadi 120 ml pada suhu 60-70 o C, dinginkan. - 20 gr amonium molibdat dilarutkan menjadi 200 ml pada suhu 60-70 o C, dinginkan. - Setelah kedua larutan dingin, campurkan. Kemudian ditambahkan 140 ml HNO 3, tera sampai 1L - 5 ml ekstrak kompos ditambah 10 ml vanado, tera sampai 50 ml

- Buatlah standar vanado, tambahkan 1, 2, 3, 4, dan 5 ml pada 20 ml vanado untuk standar 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm. Tera sampai 100 ml. - Ukur kadar P dengan menggunaka spectrophotometer pada panjang gelombang 600 Tanah Pewarna dalam yang digunakan dalam pengukuran P adalah Bray. - Buat larutan standar 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm dengan memipet 1, 2, 3, 4, dan 5 ml larutan baku 100 ppm P - Timbang 1,5 gram tanah lolos saringan 0,5 mm. Tambahkan 15 ml larutan Bray-I, kocok selama 30 menit. Kemudian disaring. - Ambil ekstrak sebanyak 5 ml, kemudian tambahkan 5 ml PB, kocok. Tambahkan 5 tetes PC, kocok. Ukur dengan menggunakan spectrophotometre. Pengukuran K dan Na Kompos - Buat larutan standar 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm. Kemudian buatlah kurva standar yang akan menghasilka persamaan y = ax + b - Ekstrak hasil destruksi dalam 50 ml labu takar dapat langsung diukur dengan menggunakan alat flamephotometer. Hasil pengukuran merupakan y. - ppm K dan Na dalam larutan (x) dapat dihitung dengan memasukan ke dalam rumus x = (y-b)/a - Setelah x didapatkan maka dikalikan faktor pengenceran dengan rumus: ppm K = x*(50/0,5) - 50 merupakan faktor pengenceran ekstrak pada 50 ml labu takar. Tanah - Buat larutan standar 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm. Kemudian buatlah kurva standar yang akan menghasilka persamaan y = ax + b - Ekstrak tanah hasil penjenuhan dan pencucian NH4OAc ph 7 diukur dengan menggunakan flamephotometre. Hasil pengukuran merupakan y - ppm K dan Na dalam larutan (x) dapat dihitung dengan memasukan ke dalam rumus x = (y-b)/a - setelah x didapatkan maka dikalikan faktor pengenceran dengan rumus:

x*( 50 0,5 ); keterangan: 50 merupakan faktor pengenceran karena ekstrak hasil destruksi diencerkan ke dalam labu takar 50 ml 0,5 gram merupakan berat kompos yang ditimbang (500 mg) Untuk merubahnya ke dalam bentuk %, maka masukkan ke dalam rumus: K (me/100 gr) = K dlm larutan (ppm)x Na (me/100 gr) =Na dlm larutan (ppm)x 100 5 x100 50 x 1 1000 39 1 100 5 x100 50 x 1 1000 40 1 Pengukuran Ca, Mg, Fe, Mg, Mn, Zn - ekstrak hasil destruksi dapat langsung diukur dengan menggunakan AAS. Hasil pengukuran merupakan ppm unsure dalam larutan. Untuk mengetahui ppm unsure dalam kompos, masukkan ke dalam rumus: x*( 50 0,5 ); keterangan: 50 merupakan factor pengenceran karena ekstrak hasil destruksi diencerkan ke dalam labu takar 50 ml 0,5 gram merupakan berat kompos yang ditimbang (500 mg) @Hak Cipta Hanya milik Allah Silahkan pergunakan sebaik-baiknya Semoga Bermanfaat Jika ada masukan, silahkan disampaikan. Syukron. Baarokallu fiikum (Semoga Allah memberkahi kalian semua ^^)