KI HADJAR DEWANTARA PERANNYA DALAM MEMPERJUANGKAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam (PAI) Perspektif Ki Hadjar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. dari hasil wawancara dengan informan, observasi di lapangan maupun datadata

BAB II SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. selaku Pimpinan Yayasan Persatuan Perguruan Tamansiswa mempunyai

PERJUANGAN EMANSIPASI ORGANISASI WANITA TAMAN SISWA DI YOGYAKARTA TAHUN

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

Aliran Pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN. Konsep Paguron Ki Hadjar Dewantara dalam Taman Siswa mengandalkan nasionalisme dan kultur khas Indonesia.

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa,

LATIHAN SOAL UUD 1945 ( waktu : 36 menit )

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. potensi sumber daya manusia dipandang sebagai industri jasa yang mempunyai

SEKOLAH KEREN, SEKOLAH RAMAH ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Een eereschuld adalah sebuah artikel yang ditulis Van Deventer pada 1899,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sejarah pendidikan Indonesia 1. Dyah Kumalasari

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMAHAMI HAKIKAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

SOAL CPNS PANCASILA. Petunjuk! Pilihlah jawaban yang paling tepat!

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ki Hadjar Dewantara. Mulai bersekolah dan menjadi wartawan

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

KISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

Kamis, 29 November 2012

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pers cetak atau surat kabar merupakan media komunikasi massa yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki

Tugas Kepala Sekolah Oleh : M. H. B. Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI SAMBUTAN MENTERI RISET DAN PERGURUAN TINGGI PADA ACARA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2016

Kumpulan Soal CPNS Pancasila

PERAN SERTA PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

PEMAHAMAN SISWA TERHADAP PEMIKIRAN PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA DI SMA TAMAN MADYA SE-KOTA YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

MAKNA PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

UU 8/1990, AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA. Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 8 TAHUN 1990 (8/1990) Tanggal : 13 OKTOBER 1990 (JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

V. PENUTUP SIMPULAN, FORMULASI, DAN REKOMENDASI

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014

Pendidikan Masa Kini Mengacu Pada Sejarah Pendidikan di Indonesia

BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

1.1 Latar Belakang Masalah

PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

BAB V KESIMPULAN. Perkembangan pendidikan rendah di Yogyakarta pada kurun. waktu dipengaruhi oleh berbagai kebijakan, terutama

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PEDOMAN PRAKTIKUM.

PERKEBUNAN TEH DAYEUHMANGGUNG DI GARUT

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1964 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN/TUNJANGAN KEPADA PENRINTIS PERGERAKAN KEBANGSAAN/KEMERDEKAAN

Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: Muhammadiyah, KH. Abdul Fatah, Lamongan. vii

PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI METODE PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF KEPEMIMPINAN GURU

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

Siaran Pers Kemendikbud: Hardiknas 2017, Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas Selasa, 02 Mei 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

Pendidik. Pengertian. Pendidik. Hakekat PAUD-KBK PAUD-SPN AKD-NON. Oleh: Dra. OCIH SETIASIH, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. moral dan juga nasionalisme. Hal tersebut melatarbelakangi pendirian Sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENGANTAR. tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu

Transkripsi:

KI HADJAR DEWANTARA PERANNYA DALAM MEMPERJUANGKAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 1922-1959 (KI HADJAR DEWANTARA ROLE IN THE STRUGGLE FOR NATIONAL EDUCATION IN 1922-1959) Taufiq Hari Setiono (taufiqharisetiono@yahoo.co.id) F.X. Wartoyo Widjijanto STKIP PGRI Sidoarjo Jl. Jenggala Kotak Pos 149 Kemiri Sidoarjo Abstrak Ki Hadjar Dewantara perannya dalam memperjuangkan pendidikan nasional tahun 1922-1959 ini diteliti karena pendidikan bagi rakyat Indonesia yang sangat kurangnya pengajaran yang diberikan oleh Belanda kepada bangsa Indonesia dan pendidikannya sangat tidak sesuai dengan kepentingan hidup bangsa Indonesia sendiri. Penelitian ini akan menjawab rumusan masalah bagaimana latar belakang perjuangan serta langkah-langkah yang dilakukan Ki Hadjar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan nasional dan bagaimana dampak Ki Hadjar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan nasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah mulai heuristic, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini adalah menerangkan latar belakang perjuangan serta langkah-langkah yang dilakukan Ki Hadjar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan nasional dan dampak dalam memperjuangkan pendidikan yaitu Perbedaan pendapat di kalangan taman siswa serta Kebijakan orde baru dengan mendirikan SD Inpres yang memundurkan peran perguruan taman siswa. Kata Kunci : Memperjuangkan, Pendidikan, Nasional. Abstract Ki Hadjar Dewantara role in the struggle for national education in 1922-1959 was studied for education for the people of Indonesia are very lack of instruction given by the Dutch to the Indonesian people and the education was incompatible with the interests of the Indonesian people living alone. This research will answer the question how the background of struggle as well as measures taken Ki Hadjar Dewantara to fight national education and how it impacts Ki Hadjar Dewantara in fighting national education. The method is used in this research using methods of historical research began heuristic, source criticism, interpretation and historiography. The results of this research is to explain the background of the struggle as well as measures taken Ki Hadjar Dewantara to fight national education and the impact of education in the fight for the differences of opinion within the student park as well as the policies of 1

2 the new order of students by establishing a presidential primary parks university students reverse roles. Keywords : Struggle, Education, National. Pendahuluan Yogyakarta merupakan tempat pertama diselenggarakannya pendidikan nasional yaitu perguruan taman siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922. Sejak didirikan perguruan tersebut, nama Ki Hadjar Dewantara disebut sebagai Bapak taman siswa, Bapak pendidikan nasional. Usaha Ki Hadjar Dewantara menyelenggarakan perguruan nasional merupakan perjuangan yang sangat berani, karena pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah Belanda adalah pendidikan kolonial. Melalui perguruan taman siswa Ki Hadjar Dewantara mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk kepentingan nusa dan bangsa. Taman siswa melaksanakan kerja duta dan kerja membantu. Tugas yang pertama dimaksudkan untuk mendidik rakyat agar berjiwa kebangsaan dan berjiwa merdeka, untuk menjadi kaderkader yang sanggup dan mampu mengangkat derajat nusa dan bangsanya sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang merdeka. Tugas yang kedua, kerja membantu dimaksudkan untuk membantu perluasan pendidikan dan pengajaran yang pada saat itu sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak, sedang jumlah sekolah yang disediakan oleh pemerintah Belanda sangat terbatas. Pada masa penjajahan, taman siswa dianggap sebagai gerombolan yang membahayakan kedudukan penguasa asing. Sebab itu sejak lahirnya perguruan tersebut terus menerus hidup dalam ancaman bahaya. Salah satu ancaman yang sangat berbahaya ialah peraturan pemerintah kolonial mengenai pengajaran yang dikenal sebagai undang undang sekolah liar. Sadar akan bahaya besar itu, Ki Hadjar Dewantara segera tampil ke depan untuk melawan peraturan tersebut. Perjuangannya didukung oleh segenap partai politik, pergerakan sosial, pergerakan wanita, golongan agama, semuanya berdiri serentak di sekeliling Ki Hadjar Dewantara. Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai bahan kajian sebagai berikut. Bagaimana latar belakang perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan nasional? Bagaimana langkah-langkah

3 yang dilakukan Ki Hadjar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan nasional? Bagaimana dampak Ki Hadjar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan nasional? Adapun dengan melihat rumusan masalah tersebut tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut. Mengetahui alasan Ki Hadjar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan nasional. Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan Ki Hadjar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan nasional. Mengetahui dampak Ki Hadjar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan nasional. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yaitu suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan sejarah masa lampau. 1 Dalam metode sejarah terbagi menjadi empat tahap yaitu : 1) Heuristik merupakan proses mencari dan menemukan sumber-sumber yang diperlukan. 2 2) Kritik Sumber merupakan suatu metode untuk menilai sumber yang dibutuhkan dalam penulisan sejarah. 3 3) Interpretasi sebagai tindakan menyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya mengenai bahan-bahan yang autentik. 4 Untuk menganalisis dan menafsir data dengan menggunakan metode perbandingan (komperatif) dengan beberapa sumber yang berkaitan dengan permasalahan. 4) Historiografi merupakan penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya menjadi kisah atau penyajian yang berarti. 5 Tinjauan Pustaka dalam penelitian ini, penulis menggunakan berbagai macam buku sebagai sumber penelitian. Buku pokok yang penulis gunakan, yaitu : 1) Buku Ki Hadjar Dewantara karangan Darsiti Soeratman, tahun terbit 1985, tebal 144 halaman, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini membantu dalam penelitian dan membahas mengenai sejarah kehidupan Ki Hadjar Dewantara mulai dari lingkungan dan suasana keluarga sampai perjuangannya dalam pendidikan. Selain itu buku ini juga membahas berdirinya hingga perkembangan taman siswa di Yogyakarta. Keunggulan buku ini adalah membahas secara terperinci sehingga memudahkan kita untuk mengetahui dan memahami perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam pendidikan. Kekurangan buku ini tidak menjelaskan azas-azas dan dasar-dasar 1 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah (Jakarta:Universitas Indonesia Press, 1985), hlm. 32. 2 Aminuddin Kasdi, Memahami Sejarah (Surabaya:UNESA University Press, 2005), hlm. 10. 3 Ibid., hlm. 27. 4 Luis Gottschalk, op. cit., hlm. 16. 5 Ibid., hlm. 32.

4 pendidikan taman siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara. 2) Buku Taman Siswa 30 Tahun, karangan Panitia Buku Peringatan Taman Siswa 30 Tahun, tahun terbit 1952, tebal 318 halaman. Buku ini membahas tentang sejarah taman siswa selama 30 tahun dari sejak berdirinya taman siswa sampai pertumbuhan taman siswa di tengahtengah masyarakat. Selain itu buku ini juga membahas azas-azas dan dasar-dasar pendidikan taman siswa di Yogyakarta. Kelebihan buku ini adalah cara penulisan yang kronologis sehingga mudah dipelajari dengan baik. Isi materi dalam buku juga lengkap sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembanding dengan buku yang lainnya sebelum digunakan sebagai bahan untuk penulisan skripsi. Kekurangan buku ini tidak menjelaskan kronologis perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam pendidikan nasional di taman siswa. Hasil dan Pembahasan A. Latar Belakang Perjuangan Ki Hadjar Dewantara Dalam Memperjuangkan Pendidikan Nasional Di Belanda, Ki Hadjar Dewantara mendalami masalah pendidikan dan pengajaran sehingga berhasil memperoleh Akte Guru. 6 Pada abad ke-17 Indonesia dikuasai oleh Belanda. Belanda semula datang ke Indonesia untuk berdagang dan mendirikan VOC. VOC adalah badan milik orang Belanda yang memeluk agama protestan. Untuk keperluan ekonomi dan perdagangan VOC, maka didirikan sekolahsekolah untuk rakyat Indonesia. Semua sekolah-sekolah VOC bertujuan mengisi kekurangan tenaga-tenaga pekerja, supaya dapat lebih memperkuat keuangan VOC dan pengajaran rakyat umum tidak diperhatikan. 7 Para pemimpin pergerakan nasional dengan sadar ingin mengubah keadaan yang kurang tepat, bahwa penyelenggaraan pendidikan yang bersifat nasional harus segera dimasukkan ke dalam program perjuangannya, maka lahirlah sekolah-sekolah partikelir atas usaha perintis-perintis kemerdekaan, diantaranya adalah perguruan taman siswa. 8 Didirikannya perguruan Taman siswa disebabkan karena keadaan pendidikan bagi rakyat Indonesia yang sangat 112. 6 Marlon Peranginangin dkk, Buku Pintar Pahlawan Nasional (Batam:Scientific Press, 2007), hlm. 111-7 I Djumhur dan Danasuparta, Sejarah Pendidikan (Bandung:CV. Ilmu), hlm. 118. 8 Ibid., hlm. 149.

5 kurangnya pengajaran yang diberikan oleh Belanda kepada bangsa Indonesia, pendidikannya sangat tidak sesuai dengan kepentingan hidup bangsa Indonesia sendiri, dan bahkan meracuni jiwa anak, menanamkan jiwa budak pengabdi kepentingan kolonial 9 sehingga sangat mengecewakan rakyat Indonesia. Seperti diketahui, ketika Pemerintah Kolonial melaksanakan politik etis, jumlah sekolah yang didirikan bertambah banyak. Walaupun jumlah sekolah dibandingkan dengan jumlah anak usia sekolah masih sangat jauh dari cukup. Sekolah-sekolah tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kepentingan kolonial, baik kepentingan dalam bidang politik, ekonomi maupun administrasi yang sama sekali tidak ditujukan untuk kepentingan rakyat Indonesia. 10 B. Langkah-langkah Yang Dilakukan Ki Hadjar Dewantara Dalam Memperjuangkan Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara mendirikan taman siswa pada tanggal 3 Juli 1922 di Jogyakarta. Taman siswa diciptakan sebagai perguruan tempat belajar hidup, tempat memperjuangkan dan mewujudkan cita-cita hidup. 11 Dalam pelaksanaan pendidikan taman siswa mengikuti garis kebudayaan nasional dan berusaha mendidik angkatan muda di dalam jiwa kebangsaan. 10 tahun sesudah berdiri taman siswa berkembang dengan pesat. Menurut catatan pada tahun 1933, jumlah cabang taman siswa sebanyak 125, jumlah perguruannya 294 buah, jumlah murid 1.764 anak dan jumlah guru 50 orang. 12 Cara melaksanakan pendidikan kebangsaan di dalam taman siswa adalah nasionalisme kultural yang selaras dengan kebutuhan masyarakat, maka cara memberikan pendidikan kebangsaan dilakukan melalui etika, sejarah kebudayaan, pelajaran bahasa, kesenian termasuk antara lain permainan, nyanyian, tarian dan musik. 13 Pemerintah kolonial mengarah kepada pergerakan sosial terutama dititik beratkan kegiatannya dalam bidang pendidikan, maka dibuatlah undang-undang sekolah liar pada 1 Oktober 1932. Taman siswa akan menghadapi bahaya jika undang-undang 9 Moch. Tauchid, Perdjuangan dan Adjaran Hidup Ki Hadjar Dewantara (Jogjakarta:Madjelis Luhur Taman Siswa, 1963), hlm. 29-30. 10 Darsiti Soeratman, Ki Hajar Dewantara (Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985), hlm. 72-73. 11 Moch. Tauchid, op. cit., hlm. 31 12 Darsiti Soeratman, op. cit., hlm. 120. 13 Ibid., hlm. 84.

6 sekolah liar dilaksanakan, maka akan membunuh taman siswa dan usaha kebudayaan bangsa karena sekolah-sekolah swasta tidak mendapatkan subsidi dari Pemerintah Kolonial. 14 Pada tahun 1935 sampai 1937, taman siswa dihadapkan masalah-masalah baru yaitu masalah tunjangan anak dan pajak upah. Dan para guru berpendapat bahwa tidak seharusnya membayar pajak upah dan hanya membayar pajak penghasilan saja, sebab taman siswa sebagai lembaga pendidikan bersifat kekeluargaan yang tidak mengenal buruh dan majikan. 15 Ki Hadjar Dewantara membawa masalah undang-undang sekolah liar ke Dewan Rakyat. Pada tanggal 10 Januari 1933 oleh Wiranatakusumah dan kawankawan mengusulkan untuk membuat undang-undang baru, usulan tersebut diterima dan dimufakati oleh Pemerintah, maka undang-undang sekolah liar ditunda selama satu tahun. 16 Ki Hadjar Dewantara mengirimkan telegram tantangan untuk menggerakkan seluruh tenaga bangsa dan bangkit serentak berdiri dibelakang Ki Hadjar Dewantara bersama-sama melawan undang-undang kolonial dengan gagah berani, akhirnya ordonansi sekolah liar dibekukan, delapan bulan kemudian dicabut dan dibatalkan. 17 C. Dampak Ki Hadjar Dewantara Dalam Memperjuangkan Pendidikan Nasional. Setelah Indonesia merdeka pada bulan Agustus 1946 organisasi taman siswa mengadakan rapat besar yang ke-9 di Yogyakarta untuk merundingkan beberapa masalah yang berhubungan dengan suasana baru dalam masa kemerdekaan ini tidak semua guru taman siswa menyadari akan datang juga masa baru untuk perguruan nasional mereka. Dalam rapat besar itu terdapat tiga pendapat di kalangan taman siswa dalam menghadapi kemerdekaan, diantaranya : 1) Berpendapat bahwa kita sudah merdeka, maksud kita sudah tercapai. Sekolah partikelir dan khususnya taman siswa sudah tidak perlu lagi ada, maksud-maksud kita akan dilakukan oleh sekolah-sekolah negeri kepunyaan pemerintah kita sendiri yang berdasarkan nasional juga. 2) Berpendapat untuk beberapa tahun ini taman siswa masih perlu ada, sebab : a) Pemerintah belum dapat mengadakan sekolah-sekolah sekaligus dengan begitu 14 Ibid., hlm. 96-97. 15 Ibid., hlm. 106-107. 16 Ibid., hlm. 102. 17 Moch. Tauchid, op. cit., hlm. 61.

7 banyaknya menuruti keperluan rakyat. b) Isi sekolah-sekolah negeripun belum dapat diubah sekaligus sebagaimana yang kita maksudkan. 3) Berpendapat walaupun jumlah sekolah sudah banyak dan isinya juga sudah nasional, taman siswa masih perlu ada, walaupun hanya satu dua cabang saja, akan tetapi yang sungguh-sungguh baik. Selain itu dalam Negara merdekapun tiada halangannya ada sekolah-sekolah partikelir, apa lagi yang memang mempunyai dasar sendiri seperti taman siswa. 18 Tujuan didirikannya taman siswa adalah untuk mendidik dan menggembleng golongan muda serta menanamkan rasa cinta tanah air dan semangat anti penjajahan. Taman siswa berperan dalam menumbuhkan rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Meskipun menggunakan sistem pendidikan modern Belanda, tetapi taman siswa tidak mengambil kepribadian Belanda. Dengan demikian, para guru taman siswa tetap melaksanakan proses pendidikan dengan tiga semboyan, yaitu : Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. 19 Di kalangan para pemimpin terdapat dua pendapat atau aliran. Aliran yang pertama menginginkan taman siswa terlepas dari sistem pendidikan pemerintah dan aliran pemikiran yang kedua berpendapat bahwa perkembangan masyarakat Indonesia baru sangat berbeda dengan keadaan zaman kolonial, oleh karena perubahan itu perlu di hadapi dengan pemikiran baru. Taman siswa dapat menyumbangkan pengalaman dan keahlian untuk Menteri Pendidikan dalam usahanya mengembangkan kebijaksanaan politik pendidikan nasional. 20 Kebijakan orde baru mendirikan SD Inpres secara aktif di semua daerah turut memundurkan peran perguruan taman siswa. Beberapa SD taman siswa yang berdekatan dengan SD Inpres tutup. Demikian pula kecenderungan masyarakat untuk memilih sekolah sesuai dengan agama yang dianutnya, berkontribusi pada tidak lakunya sekolah di lingkungan taman siswa karena muncul wacana bahwa sekolah di taman siswa itu sekuler. Reformasi politik di Indonesia pada tahun 1997 ternyata tidak membawa dampak perbaikan bagi perguruan taman siswa. Sebaliknya, kebijakan pendidikan nasional makin jauh dari ajaran taman siswa, seperti tercermin dalam 18 Panitia Buku Peringatan Taman Siswa 30 Tahun, Taman Siswa 30 Tahun (Jogjakarta:Panitia Buku Peringatan Taman Siswa 30 Tahun, 1952), hlm. 253. 19 Bambang Sokawati Dewantara, Ki Hadjar Dewantara Ayahku (Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 1989), hlm. 138. 20 http://ml.scribd.com/doc/78922047/ki-hajar-dewantara

8 UU Sisdiknas yang tidak memiliki roh kebangsaan. RUU Badan Hukum Pendidikan (BHP) dan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (RPP PPP) yang sangat kapitalistik juga ditolak majelis luhur taman siswa karena keduanya itu bertentangan dengan dasar taman siswa panca dharma, yaitu kodrat alam, kemerdekaan, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. 21 Simpulan Dari analisis di atas disimpulkan bahwa taman siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922. Taman siswa merupakan badan perjuangan yang berjiwa nasional dan suatu pergerakan sosial yang menggunakan kebudayaan sendiri sebagai dasar perjuangan untuk mencapai cita-citanya. Bagi taman siswa, pendidikan bukanlah tujuan tetapi media untuk mencapai tujuan perjuangan, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka lahir batin. Merdeka lahir mengenai penghidupannya, sedangkan batin mengenai dengan kehidupannya. 21 http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=10386&coid=1&caid=52&gid=2

9 DAFTAR RUJUKAN Dewantara, B.S. (1989). Ki Hadjar Dewantara Ayahku. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan. Djumhur, I dan Danasuparta. Sejarah Pendidikan. Bandung:CV. Ilmu. Gottschalk, L. (1985). Mengerti Sejarah. Terjemahan oleh Nugroho Notosusanto. Jakarta:Universitas Indonesia Press. Kasdi, A. (2005). Memahami Sejarah. Surabaya:UNESA University Press. Panitia. (1952). Taman Siswa 30 Tahun. Jogjakarta:Panitia Buku Peringatan Taman Siswa 30 Tahun. Peranginangin, M dkk. (2007). Buku Pintar Pahlawan Nasional. Batam:Scientific Press. Soeratman, D. (1985). Ki Hadjar Dewantara. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tauchid, M. (1963). Perdjuangan dan Adjaran Hidup Ki Hadjar Dewantara. Jogjakarta:Madjelis Luhur Taman Siswa. Putri. (2012). Ki Hajar Dewantara. http://ml.scribd.com/doc/78922047/ki-hajar- Dewantara. Diakses pada (05 September 2012, jam 18.30) Darmaningtyas. (2012). Pendidikan Kegelisahan Tamansiswa. http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=10386&coid=1&caid=52& gid=2. Diakses pada (31 Oktober 2012, jam 19.20)