MODUL 6 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA (COST VOLUME PROFIT ANALYSIS)

dokumen-dokumen yang mirip
perencanaan laba: COST-VOLUME- PROFIT ANALYSIS

04FEB. Akuntansi Manajemen. Analisa Break Event Point (BEP) Diah Iskandar SE., M.Si & Lawe Anasta.,S.E.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas

ANALISA BREAK EVENT POINT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan.

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

Department of Business Adminstration Brawijaya University

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BREAK EVEN POINT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

HUBUNGAN BIAYA VOLUME & LABA

BREAK EVEN POINT & ANALISIS SENSIVITAS EKOTEK - 08

VARIABLE COSTING. Penentuan Harga Pokok Variabel

AKUNTANSI BIAYA MODUL 3 HARGA POKOK PENJUALAN & IKHTISAR RUGI LABA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISA BIAYA PRODUKSI

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

Manajemen Keuangan. Break-Even Point

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB VI ANALISIS BEP. Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY

Analisis Biaya Volume Laba

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI. Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana EB34

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya dunia usaha dewasa ini, sejalan dengan kebijakan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Andri Helmi M, SE., MM.

PEMILIHAN LOKASI PABRIK BAIK PABRIK BARU MAUPUN PERLUASAN (EKSPANSI) DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPEROLEH LOKASI YANG MAMPU MEMBERIKAN UNIT COST DARI PROSES

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh:

Perencanaan Kapasitas MANAJEMEN OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. produk yang dijual, maka laba yang ditargetkan akan dapat tercapai. menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan.

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

COST VOLUME - PROFIT ANALYSIS (CVP ANALYSIS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Break Even Point. Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract

ANALISA Cost Volume Profit DRS. DEVIE., AK., RFC., CFP., AEPP., CMA., CBA

Analisis Biaya Volume Laba Sebagai Alat Bantu Dalam Perencanaan. Bun-Bun Homemade Cakes. Nama : Sulastri Syarinastiti Kelas : 3EA07 NPM :

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

COST VOLUME PROVIT (CVP) ANALYSIS

Defined: Break-Even Point (BEP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Perusahaan Kerupuk Idaman. Nia Nopita Suryani

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BREAK EVEN POINT. introduction

BREAK EVEN POINT. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si.

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya globalisasi yang sedang berlangsung saat ini sangat

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

Akuntansi Biaya. Factory Overhead: Planned, Actual and Applied. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

: Reza Muslim Ansori NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

MATEMATIKA BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN/AKUNTANSI UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Pemicu Biaya(Cost Drivers) Pengertian Tujuan Contoh

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba, namun tetap memperhatikan pelayanan yang lebih baik

Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani

Analisis Keuangan agar Bisnis Sukses*

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4

Novi Riana Dewi ( ) Dewi Ismia Desi ( ) Sukma Istantia ( )

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada

[Type the document title]

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB I PENDAHULUAN. Mendirikan suatu usaha pada dasarnya memiliki beberapa tujuan, untuk

ANALISIS LEVERAGE DAN BEP

BREAK EVENT POINT (BEP)

Transkripsi:

MODUL 6 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA (COST VOLUME PROFIT ANALYSIS) Ir. Betrianis MSi Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia DEPOK 2006

PENDAHULUAN Manajemen dituntut untuk menjalankan perusahaan agar kekayaan yang menjadi tanggung jawabnya digunakan secara efektif dan efisien. Menghasilkan laba yang optimal merupakan salah satu cara untuk memenuhi tuntutan tersebut, mengingat peranannya untuk bisa memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan Pihak-pihak yang berkepentingan antara lain : 1. Para Pemegang Saham Mereka menghendaki pembagian dividen yang memuaskan 2. Manajemen Mereka berkepentingan atas kesinambungan dan perkembangan perusahaan 3. Konsumen Mereka menghendaki dihasilkannya produk yg bermutu baik dengan harga layak 4. Karyawan Mereka menghendaki balas jasa dan kemudahan kerja yang memuaskan 5. Pemerintah Berkepentingan atas pajak perseroan yang diperhitungkan dari laba perusahaan 2

KONSEP LABA Laba adalah selisih antara pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan dengan biaya-biaya pengadaan dan pemasarannya. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, tidak saja dilihat dari laba atas penjualannya saja, akan tetapi juga ditekankan pada laba atas dana operasi dan laba atas dana sendiri. 1. Laba Atas Dana Operasi Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dihubungkan dgn seluruh dana yg dipercayakan oleh para pemegang saham maupun investor lainnya. Laba Atas Dana Operasi = Laba Operasi Dana Operasi 2. Laba Atas Dana Sendiri Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dihubungkan dengan dana yang berasal dari para pemegang saham saja. Laba Atas Dana Sendiri = Laba Bersih Dana Sendiri Salah satu ukuran keberhasilan tugas manajemen adalah laba atas dana operasi 3

Contoh Perhitungan Laba Atas Dana Operasi Kalau melihat laba atas penjualan saja, maka perusahaan B lebih baik dari pada A dan C, tetapi dengan memperhatikan jumlah dana dan perputarannya maka perusahaan C dengan laba atas penjualan terkecil yaitu 5%, tetapi dengan perputaran dana sebesar 5X, maka laba atas dana operasinya menjadi 25%. KETERANGAN PERUSAHAAN (Dalam Ribuan Rupiah) A B C Penjualan 125.000 100.000 200.000 Biaya-Biaya 115.000 90.000 190.000 L a b a 10.000 10.000 10.000 Dana Operasi 62.500 100.000 40.000 Laba atas penjualan (%) 8% 10% 5% Perputaran Dana 2X 1X 5X Laba atas D. Operasi (%) 16% 10% 25% 4

Untuk Meningkatkan Kemampuan Menghasilkan Laba Dapat Ditempuh Cara-Cara Sebagai Berikut I.Meningkatkan besarnya laba a. Menekan biaya b. Memperbesar volume penjualan II.Mengurangi jumlah dana yang tertanam Yang dimaksud adalah meniadakan sejumlah dana yang menganggur, tidak produktif atau tidak langsung menunjang kebutuhan operasi perusahaan. Dengan cara ini, perputaran dana operasi akan meningkat 5

Perlunya Merencanakan Laba Jalannya perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada dalam kekuasaan perusahaan yang dapat dikendalikan dan faktor-faktor yang berada di luar kekuasaan perusahaan yang sulit dikendalikan. Adanya faktor-faktor yang sulit dikendalikan menimbulkan unsur ketidakpastian, sehingga laba hanya dapat dicapai melalui perencanaan. Dalam menetapkan besarnya laba, perlu diperhatikan adanya keterbatasn misalnya saja : - kapasitas mesin - jumlah tenaga kerja - penyediaan bahan baku, dsbnya Dengan adanya keterbatasn tersebut perlu direncanakan kombinasi jenis barang yang akan dibuat dan dijual sehingga diperoleh laba yang optimal 6

Cara Merencanakan Laba Dalam merencanakan laba perusahaan, di samping informasi sumber daya yang terbatas juga diperlukan informasi biaya yang dapat diperoleh dari bagian akunting. Dari informasi biaya dapat dilakukan dua cara analisis yaitu : - Analisis Biaya Total - Analisis Biaya Marjinal 1. Analisis Biaya Total Dalam Analisis Biaya Total, biaya disajikan dalam suatu ikhtisar yang menunjukkan alokasi dari semua biaya menurut tempat atau bagian dimana biaya-biaya itu telah dikeluarkan. Perenancaan Laba yang didasarkan atas biaya total dapat terjadi kekeliruan. Dengan adanya informasi yang keliru, maka akan dihasilkan keputusan manajemen yang tidak tepat. 7

Cara Merencanakan Laba Tabel : Analisis Biaya Total (dalam ribuan rupiah) Penjualan 120.000 Biaya Bahan 50.000 Biaya Buruh 15.000 Biaya Umum Pabrik 10.000 (+) Total 75.000 Biaya Pemasaran 20.000 Biaya Umum & Adm. 15.000 (+) Total Seluruh Biaya 110.000 (-) LABA 10.000 8

9 Cara Merencanakan Laba Sebagai gambaran, yaitu jika dari tabel diatas dibuat analisis biaya per satuan sebagai berikut : Misalnya satuan barang yang terjual = 100.000 Unit Harga penjualan per satuan = Rp 1.200 Harga per satuan = Rp 1.100 (-) Laba per satuan = Rp 100 Jika satuan barang yang terjual adalah 80.000 Unit, maka : Penjualan = 80.000 X Rp 1.200 = Rp 96.000.000 Biaya = 80.000 X Rp 1.100 = Rp 88.000.000 (-) Laba Rp 8.000.000 Kesalahan yang terlihat adalah pada besarnya laba, dimana biaya total dianggap sebagai biaya yang berubah secara proporsional dengan banyaknya barang yang dijual. Oleh karena itu analisis biaya total tidak tepat untuk perencanaan laba

Cara Merencanakan Laba 2. Analisis Biaya Marjinal Dengan cara ini, biaya dipisahkan menurut sifatnya yaitu : Biaya Variabel yaitu : Biaya yang berubah-ubah menurut besarnya produksi atau penjualannya Biaya Tetap yaitu : Biaya yang tidak tergantung dari besarnya produksi atau penjualan sampai pada tingkat tertentu. Berdasarkan analisis biaya marjinal, perhitungan pada tabel diatas dapat disusun sebagai berikut : 10

Cara Merencanakan Laba Tabel : Analisis Biaya Marjinal (dalam ribuan rupiah) Penjualan 120.000 Biaya Bahan 50.000 Biaya Buruh 15.000 Biaya Umum Pabrik Variabel 4.000 Biaya Adm. Variabel 6.000 Biaya Penj. Variabel 8.000 (+) Total Biaya Variabel 83.000 (-) Kontribusi 37.000 Biaya Tetap 27.000 (-) LABA 10.000 11

Cara Merencanakan Laba Misalnya satuan barang yang terjual = 100.000 unit Maka perincian biaya per satuan adalah sbb: Harga penjualan per satuan= Rp 1.200 Biaya variabel per satuan = Rp 830 (-) Kontribusi = Rp 370 Biaya tetap = Rp 270 (-) LABA Rp 100 Jika satuan barang yang terjual adalah 80.000 unit, maka Penjualan = 80.000 X Rp 1.200 = Rp 96.000.000 Biaya variabel = 80.000 X Rp 830 = Rp 66.400.000 (-) Kontribusi = Rp 29.600.000 Biaya tetap = Rp 27.000.000 (-) LABA Rp 2.600.000 12

Cara Merencanakan Laba Berdasarkan Analisis Biaya Total ; laba yang dicapai sebesar Rp 8.000.000,- Jelas bahwa analisis biaya total untuk perencanaan laba dapat menyesatkan manajemen Analisis Biaya Marjinal, dapat digunakan untuk merencanakan laba melalui dua cara pendekatan yaitu : - Cara Pendekatan Impas - Cara Pendekatan Kontribusi 13

Cara Pendekatan Impas (Break Even Point) Impas menunjukkan keadaan dimana jumlah penjualan = jumlah biaya untuk memperoleh hasil tersebut. Laba akan diperoleh jika produksi dan penjualannya melampaui titik impas. Cara ini digunakan jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam barang atau beberapa macam barang dengan bauran penjualan yang konstan. Ada 2 rumusan untuk menentukan titik impas : B I A Y A T E T A P I. TITIK IMPAS = 1 - Biaya Variabel 14 Hasil Penjualan

Cara Pendekatan Impas (Break Even Point) Contoh : Produksi dan penjualan = 100.000 unit Biaya yang dikeluarkan : - Biaya variabel = Rp 40.000.000 - Biaya tetap = Rp 24.000.000 Harga penjualan per satuan Rp 1.000,- Rp 24.000.000,- TITIK IMPAS = 1 - Rp 40.000.000 Rp 100.000.000 = Rp 24.000.000 1-0,4 = Rp 40.000.000 atau 40.000 unit 15

Cara Pendekatan Impas (Break Even Point) II. TITIK IMPAS = B I A Y A T E T A P KONTRIBUSI per satuan Dari contoh di atas dapat dihitung sebagai berikut : Harga penjualan per satuan = Rp 1.000 Biaya variabel per satuan = Rp 400 (-) Kontribusi per satuan = Rp 600 TITIK IMPAS = Rp 24.000.000= 40.000 unit Rp 600 16

17 Asumsi yang perlu diperhatikan pada perhitungan dan pemetaan impas Biaya tetap, tidak berubah-ubah Biaya variabel, bervariasi dalam perbandingan yang konstan Harga Penjualan per satuan, konstan Hanya untuk satu macam barang, jika lebih maka bauran penjualannya harus konstan Hubungan antara biaya tetap dengan biaya variabel tidak bervariasi Ada kesesuaian antara produksi dan penjualan

Grafik Cost Volume Profit (Rp.1000) 100.000 80.000 Penjualan 60.000 40.000 BEP Total Biaya B. Variabel 20.000 B. Tetap 18 10 20 30 40 50 60 70 (ribu unit)

Cara Pendekatan Kontribusi Kontribusi adalah selisih antara hasil penjualan dengan seluruh biaya variabel Contoh perhitungan kontribusi per satuan barang sbb : Harga jual = Rp 500,- Biaya variabel = Rp 300,- (-) Kontribusi = Rp 200,- Untuk menghitung besarnya tingkat penjualan agar dapat menutup seluruh biaya dan laba yang diinginkan, dapat digunakan rumusan sebagai berikut : 19

Cara Pendekatan Kontribusi Jumlah satuan barang = Biaya tetap + laba yang diinginkan yang harus dibuat/dijual Kontribusi per satuan Jika biaya tetap adalah = Rp 7.500.000 Laba yang diinginkan = Rp 4.500.000 Jumlah satuan barang = 7.500.000 + 4.500.000 yang harus dibuat/dijual 200 = 60.000 unit 20

Kelebihan Penggunaan Cara Pendekatan Kontribusi Titik impas dapat dihitung Dapat digunakan untuk mencari kombinasi penjualan yang menghasilkan laba terbesar Memperhitungkan faktor pembatas Kelebihan penggunaan cara pendekatan kontribusi dapat dilihat pada contoh berikut. 21

Contoh Perusahaan KIKI membuat barang X, Y dan Z Tabel berikut menunjukkan barang yang mana memberikan kontribusi terbesar. KETERANGAN B AR A N G X Y Z Harga jual per satuan (Rp.) 10.000 12.000 16.000 Biaya variabel per satuan (Rp.) 5.500 7.500 8.000 Kontribusi per satuan (Rp.) 4.500 4.500 8.000 Lama pengolahan (jam) 2 3 4 Kontribusi/satuan/jampengolahan (Rp.) 2.250 1.500 2.000 Maksimal penjualan (satuan) 5.000 4.000 2.500 Biaya Tetap Rp 30 Juta per kuartal 22

Contoh Jika hanya memperhatikan kontribusi maka barang Z dipilih sebagai barang prioritas, karena kontribusi per satuannya terbesar yaitu Rp 8.000 Akan tetapi selama satu kuartal perusahaan hanya mempunyai 24.000 jam pengolahan, yang dalam hal ini merupakan faktor pembatas sehingga manajemen dihadapkan pada pertanyaan : Bagaimana kombinasi penjualan diputuskan, agar diperoleh laba yang paling besar? Dengan cara pendekatan Kontribusi maka prioritas adalah barang yang kontribusi per faktor pembatasnya adalah terbesar, sehingga dalam contoh ini urutan prioritasnya menjadi : 23

Contoh Prioritas I : Barang X (Rp 2.250) Prioritas II : Barang Z (Rp 2.000) Prioritas III : Barang Y (Rp 1.500) Berdasarkan urutan prioritas tersebut, maka jam pengolahan sebesar 24.000 jam dialokasikan sebagai berikut : Jam pengolahan yang tersedia Menghasilkan barang X sebanyak 5.000 = 10.000 jam Menghasilkan barang Z sebanyak 2.500 = 10.000 jam (+) SISA Digunakan untuk menghasilkan barang Y sebanyak : 4.000 jam/3jam = 1.333 satuan 24.000 jam 20.000 jam 4.000 jam 24

Contoh Dengan keputusan tersebut, diperoleh gambaran laba sbb : Prioritas Barang Satuan Kontribusi Keterangan 1 X 5.000 22.500.000 5.000 X Rp 4.500 2 Z 2.000 20.000.000 2.500 X Rp 8.000 3 Y 1.333 5.998.500 1.333 X Rp 4.500 Jumlah Kontribusi 48.498.500 Biaya Tetap 30.000.000 (-) L A B A 18.498.500 25

Pengendalian Laba Laba yang telah direncanakan, harus diikuti dengan pengendalian. Tanpa pengendalian, ren-cana menjadi tidak berarti. Sebagai alat analisis dapat digunakan Analisis Rasio, sehingga memerlukan laporan keuangan yang diselenggarakan dengan baik dan teratur. Sasaran pengendalian adalah biaya, tingkat pen-jualan dan perputaran dana sebagai faktor- faktor yang mempengaruhi kemampuan menghasil-kan laba. 26

Pengendalian Laba Jika penjualan semakin kecil, maka laba akan turun. Hubungan ini dapat dianalisis dari 2 segi yaitu : I. Segi Kontribusi Tingkat penjualan berpengaruh langsung terhadap kontribusi yang merupakan unsur bagian biaya tetap dan bagian laba. Karena biaya tetap tidak berubah, maka penurunan penjualan langsung berpengaruh terhadap laba. Kejadian ini dapat dilihat pada contoh berikut (dalam ribuan rupiah): Keterangan Keadaan I Keadaan II Penjualan (satuan) 100.000 80.000 Penjualan (uang) 120.000 96.000 Biaya variabel 83.000 (-) 66.400 (-) KONTRIBUSI 37.000 29.600 Biaya tetap 27.000 (-) 27.000 (-) LABA 10.000 2.600 27

Pengendalian Laba II. Segi Perputaran Dana Operasi Perputaran Dana Operasi merupakan perbandingan antara penjualan terhadap jumlah dana yang beroperasi. Menurunnya tingkat penjualan menyebabkan perputaran dana semakin kecil. Berdasarkan tabel diatas, jika perusahaan memiliki dana operasi sebesar Rp 60 Juta, maka dapat dilakukan analisis sebagai berikut : Keterangan Keadaan I Keadaan II Laba Atas Penjualan (%) 10.000/120.000 = 8,3 2.600/96.000 = 2,7 Perputaran Dana Operasi 120.000/60.000 = 2 X 96.000/60.000 = 1,6 X Laba Atas Dana Operasi (%) 16,6 % 4,3 % 28

Pengendalian Laba Penurunan laba dapat juga disebabkan oleh meningkatnya biaya, misalnya pemborosan, kenaikan harga (bahan baku, upah dsbnya). Pengendalian terhadap biaya dilakukan dengan cara menetapkan anggaran, standar atau rasio-rasio biaya. Penyimpangan terhadap standar dapat segera diketahui pada proses pengendalian yang terus menerus. Sedangkan rendahnya perputaran dana operasi dapat juga disebabkan karena meningkatnya dana operasi yang tidak sebanding dengan peningkatan penjualan. 29

Kesimpulan Untuk lebih memastikan tercapainya sasaran perusahaan, laba harus direncanakan dan dikendalikan. Pengendalian laba berarti pengendalian terhadap penjualan, biaya dan perputaran dana operasi. Merencanakan dan mengendalikan laba merupakan tindakan integritas dari seluruh manajemen, sehingga memerlukan kesadaran dan harus menjadi sikap mental seluruh manajemen. 30

SOAL SOAL PERENCANAAN & PENGENDALIAN LABA SOAL 1 Diketahui hasil perhitungan Rugi Laba PT ANDA MAJU sebagai berikut : Hasil penjualan : 12.000 unit x Rp. 625,- = Rp. 7.500.000,- Biaya Bahan Baku Rp. 1.200.000 Biaya Tenaga Kerja Rp. 1.800.000 Variabel Overhead Rp. 900.000 Fixed Overhead Rp. 1.500.000 Harga Pokok Penjualan Rp. 5.400.000,- Laba Kotor Atas penjualan Rp. 2.100.000,- Biaya Operasi : Fixed Rp. 1.000.000 Var. Rp. 600.000 Rp. 1.600.000,- LABA BERSIH SEBELUM BUNGA & PAJAK Rp. 500.000,- PERTANYAAN : 1. Buatlah analisis biaya total dan marjinal untuk perhitungan rugi laba diatas! 2. Pada analisis marjinal, berapa kontribusi yang diperoleh? 3. Jika terjadi penjualan 10.000 unit, berapa laba yang diperoleh dengan metode analisis biaya total & marjinal? 4. Hitunglah 31 Titik Impas (BEP) dalam unit dan rupiah!

SOAL SOAL PERENCANAAN & PENGENDALIAN LABA SOAL 2 Catatan anggaran penjualan dan biaya produksi PT ANDA MAJU sebagai berikut : Hasil penjualan : 12.500 unit @ Rp. 1500,- TETAP VARIABEL/UNIT Biaya Bahan Baku - Rp. 200 Biaya Tenaga Kerja - Rp. 100 Biaya Overhead Rp. 2.750.000 Rp. 40 Biaya Penjualan : Rp. 1.550.000 Rp. 30 Biaya umum & adm. Rp. 1.200.000 Rp. 30 PERTANYAAN : 1. Buatlah analisis biaya total dan marjinal untuk perhitungan rugi laba diatas! 2. Pada analisis marjinal, berapa kontribusi yang diperoleh? 3. Jika terjadi penjualan 10.000 unit, berapa laba yang diperoleh dengan metode analisis biaya total & marjinal? 32 4. Hitunglah Titik Impas (BEP) dalam unit dan rupiah!

SOAL SOAL PERENCANAAN & PENGENDALIAN LABA SOAL 3 PT ANDA MAJU memiliki data sebagai berikut : Kapasitas / tahun (unit) : 10.000 unit Biaya tetap Rp. 30 juta,- Harga jual /unit Rp. 10.000,- Profit sebelum Pajak per unit jika menjual sesuai kapasitas Rp 2.000,- PERTANYAAN : 1. Berapakah biaya variabel / unit? 2. Hitunglah Titik Impas (BEP) dalam unit dan rupiah! SOAL 4 Sebuah perusahaan manufaktur memproduksi 2 jenis barang A, B dan C. Berikut ini perenca naan untuk tahun depan (dalam Rp. 000) : Barang A Barang B Barang C Harga Jual/unit 10 12,5 16 Varibel/unit : produksi 4 4,5 5 Pemasaran 2 3 4 Biaya Tetap : produksi Rp. 60 juta dan pemasaran Rp. 40 juta,- PERTANYAAN : 1. Jika perusahaan berhasil menjual 10.000 unit A, 15.000 unit B dan 8.000 unit C, berapa total kontribusi yang diperoleh? 332. Jika perusahaan berhasil menjual 10.000 unit A, 15.000 unit B, berapa unit C harus Terjual agar mendapat laba sebelum bunga dan pajak Rp. 85 juta,-?

SOAL SOAL PERENCANAAN & PENGENDALIAN LABA Sebuah perusahaan Manufaktur memproduksi 3 jenis barang X, Y dan Z. Data berikut ini adalah data keuangan (Rp. Juta) sesuai dengan maksimum penjualan yang terjadi : Barang X Barang Y Barang Z Maksimum penjualan (unit) 12.000 16.000 20.000 Penjualan 288 512 720 Biaya Bahan Baku 120 240 300 Biaya Tenaga Kerja Langsung 48 96 160 Biaya Overhead 60 120 200 Catatan : 1. Biaya tenaga kerja langsung diperoleh dari total JBL dikali upah/jbl Rp. 8.000,- 2. Biaya overhead terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel overhead berasal dari Total JBL x Rp. 4.000,- Sedangkan sisanya merupakan biaya tetap. PERTANYAAN : 1. Berapakah biaya tetap overhead untuk ketiga barang? 2. Jika pada perode tersebut ada faktor pembatas JBL sebesar 30.000 JBL. Bagaimana Prioritas penjualan barang dan berapa total kontribusi ketiga barang? 34

PENGARUH PAJAK PADA ANALISIS TITIK IMPAS Laba sebelum pajak (100%) Rp. 24.000.000 Pajak (40%) Rp. 9.600.000 Laba setelah pajak (Laba Bersih) (60%) Rp. 14.400.000 Maka Laba Bersih = Laba sebelum Pajak Pajak Dengan Pajak = Laba sebelum pajak x Rate pajak Sehingga Laba Bersih = Laba sebelum Pajak (Laba sebelum Pajak x Rate pajak ) = Laba sebelum Pajak (1 Rate pajak) Laba sebelum pajak = Laba Bersih : (1 Rate pajak) Untuk contoh diatas : 14.400.000 : (1 0,4) = 24.000.000 35

PENGARUH PAJAK PADA ANALISIS TITIK IMPAS PT ANDA MAJU memproduksi dan menjual tas. Kapasitas per tahun adalah 10.000 unit. Biaya tetap pertahun Rp. 30 juta,- Harga jual tas per unit Rp. 10.000,- Laba bersih setelah pajak 20% jika terjual sesuai kapasitas Rp. 24 juta,- PERTANYAAN : Hitunglah BEP dalam unit dan Rp.! Laba sebelum pajak = Laba setelah pajak : (1 0,2) = 24 juta : 0,8 = Rp. 30 juta,- Penjualan = (biaya tetap + Laba sebelum pajak) / (kontribusi/unit) 10000 = (30 juta + 30 juta) / (10.000 X) 100 juta 60 juta = 10.000 X 40 juta = 10.000 X X = Rp. 4.000,- Biaya variabel / unit = Rp. 4.000,- BEP dalam unit = 30 juta / (10.000 4.000) = 5.000 unit BEP dalam Rp. = 30 juta / (1 4000/10000) = Rp. 50 juta,- 36

ANALISIS TITIK IMPAS (BEP) PADA PRODUK JAMAK Produk Jamak (Multiple Product) Lebih dari satu jenis produk Yang harus diketahui untuk analisis TPP : 1. Biaya tetap 2. Biaya variabel/unit setiap jenis produk 3. Harga jual/unit setiap jenis produk 4. Sales Mix (Campuran penjualan) Istilah : Hypotthetical Package : Sebuah nilai yang mewakili keseluruhan produk (harga jual/penj. atau biaya variabel) Persamaan Titik Pulang Pokok (BEP) : Dalam Rupiah : V = HP biaya variabel / HP pendapatan penj. BEP(Rp.) = F/(1-V) Dalam Unit : BEP(unit) = BEP(Rp.)/HP pendapatan Penj. Contoh : NorthStar Company mengharapkan product mix dibawah ini untuk dijual pada periode mendatang Produk Harga jual/unit B.Var/unit A Rp. 180 Rp. 100 B Rp. 110 Rp. 70 Selain itu diketahui pula Sales Mix yang diharapkan 1 produk A = 2 produk B Biaya tetap Rp. 1.600.000,- 37

Pertanyaan : 1. Berapa BEP setiap produk dalam unit dan rupiah! 2. Berapa penjualan yang terjadi jika profit Rp. 400.000,- 1. Mencari V seluruh produk : (1 x Rp. 100) + (2 x Rp. 70) 240 V = = (1 x Rp. 180) + (2 x Rp. 110) 400 = Rp. 0,60 = 10.000 HP. BEP Produk A = 10.000 x 1 unit A = 10.000 BEP Produk B = 10.000 x 2 unit B = 20.000 2. Mencari BEP (Rp.) : Biaya tetap 1.600.000 BEP = = 1 - V 1-0,6 = Rp. 4.000.000,- 3. Mencari BEP (unit) : BEP (Rp.) 4.000.000 BEP = = HP harga jual (1x180)+(2x110) Cara yang sama untuk profit 400.000 : 1600.000 + 400.000 Penjualan = = 5 juta 1-0,6 Dalam unit : 5 juta/400 = 12.500 HP (12.500 produk A dan 25.000 produk B) 38

SOAL SOAL ANALISIS BIAYA - VOLUME - PROFIT (BEP PRODUK TUNGGAL & BEP PRODUK JAMAK) 1. Byrum Company memproduksi 2 jenis produk Whistles & Bells dengan data berikut ini : Whistles Bells Unit Jml.(Rp.) Unit Jml.(Rp.) Tota (Rp.)l Penjualan 10.000 10.000.000 8.000 10.000.000 20.000.000 Biaya tetap 2.000.000 5.600.000 7.600.000 Biaya variabel 6.000.000 3.000.000 9.000.000 Total biaya 8.000.000 8.600.000 16.600.000 Operating Income 2.000.000 1.400.000 3.400.000 HITUNGLAH : 1. BEP dalam unit dan rupiah untuk produk Whistles sebagai produk tunggal! 2. BEP dalam unit dan rupiah untuk produk Bells sebagai produk tunggal! 3. BEP dalam unit dan rupiah untuk produk Whistles dan Bells jika sales mix 4 : 3! 39

SOAL SOAL ANALISIS BIAYA - VOLUME - PROFIT (BEP PRODUK TUNGGAL & BEP PRODUK JAMAK) 2. PUMA Company membuat 2 buah produk L dan M. Harga jual/unit L Rp. 20.000 dan M Rp. 15.000 Biaya variabel/unit masing-masing Rp. 12.000 dan Rp. 10.000 untuk L dan M Biaya tetap Rp. 372 juta. Manajemen Puma memiliki target keuntungan dimasa yang akan datang Rp. 93 juta. Diharapkan setiap penjualan 2 unit L akan terjual 3 unit M selama periode tersebut. Hitunglah : 1. BEP dalam unit masing-masing produk! 2. Tingkat penjualan masing-masing produk untuk target keuntungan tsb.! 40