LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan V(G) menyatakan

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF TAK TERHUBUNG DARI GRAF BINTANG GANDA DAN SUBDIVISINYA. (Skripsi) Oleh SITI NURAZIZAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Graf

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar dalam teori graf dan teknik

BAB II LANDASAN TEORI

II.TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang definisi serta konsep-konsep yang mendukung

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

BAB II LANDASAN TEORI

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

Graf dan Operasi graf

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki banyak. terapan di berbagai bidang sampai saat ini.

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

BAB II LANDASAN TEORI

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

`BAB II LANDASAN TEORI

I. LANDASAN TEORI. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

Konsep Dasar dan Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. elemen-elemennya disebut dengan vertex (titik/node), sedangkan E yang mungkin kosong

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan

BILANGAN KROMATIK LOKASI PADA GRAF KNESER. ( Skripsi ) Oleh. Muhammad Haidir Alam

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

BAB II LANDASAN TEORI

KAITAN ANTARA DIMENSI METRIK DAN DIMENSI PARTISI PADA SUATU GRAF. (Skripsi) Oleh GIOVANNY THEOTISTA

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

BAB II Graf dan Pelabelan Total Sisi-Ajaib Super

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

LOGIKA DAN ALGORITMA

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF HUTAN LINIER H t

BAB 2 BEBERAPA ISTILAH DARI GRAPH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

BAB II LANDASAN TEORI

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n. Oleh : Yogi Sindy Prakoso ( ) JURUSAN MATEMATIKA. Company

Penerapan Teori Graf untuk Mencari Eksentrik Digraf dari Graf Star, Graf Double Star dan Graf Komplit Bipartit

Gambar 6. Graf lengkap K n

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

3.1 Beberapa Nilai Dimensi Partisi pada Suatu Graf. Dalam dimensi partisi suatu graf, terdapat kelas graf yang nilai dimensi partisinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kode MK/ Matematika Diskrit

BAB III PELABELAN KOMBINASI

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan

Bilangan Ramsey untuk Kombinasi Bintang dan Beberapa Graf Tertentu

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

BAB 2 GRAF PRIMITIF. Gambar 2.1. Contoh Graf

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

DIGRAF EKSENTRIK DARI GRAF STAR DAN GRAF WHEEL

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Dasar

EKSENTRIK DIGRAF DARI GRAF-GRAF KHUSUS

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

Matematik tika Di Disk i r t it 2

Mizan Ahmad, Tri Atmojo Kusmayadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret. 1.

BAB II TEORI GRAF DAN PELABELAN GRAF. Dalam bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dari

Transkripsi:

6 II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada sub bab ini akan diberikan beberapa definisi dan teorema tentang graf yang diambil dari Deo (1989). Suatu graf G adalah pasangan himpunan terurut ( ( ), ( ) ) dengan ( ) menyatakan himpunan titik (vertex) tak kosong dan ( ) menyatakan himpunan sisi (edge) yakni pasangan tak terurut dari ( ). Pada Gambar 3, terlihat ( ) = {,,,, } dan ( ) = {,,,, }. Gambar 3. Contoh Graf dengan 5 titik dan 5 sisi

7 Graf digunakan untuk mempresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Representasi visual dari graf adalah dengan menyatakan objek-objek sebagai bulatan atau titik, sedangkan hubungan antara objek dinyatakan dengan sisi. Banyak sekali struktur yang bisa direpresentasikan dengan graf, dan banyak masalah yang bisa diselesaikan dengan bantuan graf. Sebagai contoh representasi dari graf adalah perjalanan bus untuk menemukan rute paling ekonomis dari sebuah terminal ke halte-halte yang harus dilewati tepat satu kali tanpa ada yang terlewati dua kali dan harus kembali ke terminal asal, merupakan upaya untuk mengefisienkan biaya dan waktu pada sistem transportasi. Sistem transportasi perjalanan bus dapat dimodelkan dalam graf dengan halte sebagai titik dan jalur yang menghubungkan halte-halte tersebut sebagai sisi. Gambar 4. Contoh graf dengan 5 titik dan 8 sisi Loop adalah sisi yang memiliki titik awal dan titik akhir yang sama. Sisi paralel adalah sisi yang memiliki dua titik ujung yang sama. Pada Gambar 4, terdapat loop pada titik v 2 yaitu e 8, sedangkan e 3, e 6, e 5 dan e 7 disebut sisi paralel. Graf yang tidak mempunyai sisi ganda dan/atau loop disebut graf sederhana

8 (simple graph). Graf pada Gambar 4. bukan graf sederhana (simple graf) karena terdapat loop (e 9 ) dan sisi ganda (e 5 dan e 7 ). Suatu graf G dikatakan graf lengkap jika untuk setiap pasangan titik terdapat sisi yang menghubungkannya. Gambar 5. Contoh Graf Lengkap K 4 Misalkan adalah graf dengan himpunan titik ( ) dan sisi ( ), maka graf dikatakan subgraf dinotasikan dengan T G jika dan hanya jika ( ) himpunan bagian dari ( ) dan ( ) himpunan bagian dari ( ). Graf dikatakan subgraf sejati jika dan hanya jika subgraf dari dan. Contoh subgraf dapat dilihat pada gambar berikut : A e 2 c e 1 e 4 Graf G B e 3 Graf T D Gambar 6. T G Dua titik pada graf dikatakan bertetangga (adjacent) bila keduanya terhubung oleh suatu sisi. Suatu sisi dikatakan menempel (incident) dengan suatu titik u, jika titik u merupakan salah satu titik ujung dari sisi tersebut. Pada Gambar 4. dapat

9 dilihat bahwa sisi menempel ( incident) dengan titik dan dan titik menempel pada sisi dan. Titik bertetangga ( adjacent) dengan titik karena terdapat sisi-sisi yang menghubungkan dan. Demikian pula dengan titik bertetangga dengan titik, dan titik bertetangga dengan titik. Derajat (degree) dari suatu titik v ( ), dinotasikan dengan ( ) dari graf adalah banyaknya sisi yang menempel pada titik. Jika setiap titik pada graf mempunyai derajat yang sama, maka disebut graf reguler. Daun ( pendant vertex) adalah titik yang berderajat satu. Pada Gambar 4. d ( ) = 2, ( ) = 5, ( ) = 3, ( ) = 5 dan ( ) = 3. Graf tersebut tidak memiliki daun karena setiap titiknya memiliki derajat lebih dari satu. Jalan (walk) adalah barisan berhingga dari titik dan sisi dimulai dan diakhiri dengan titik sedemikian sehingga setiap sisi menempel dengan titik sebelum dan sesudahnya. Contoh walk dari graf pada gambar 7 adalah v 1 e 1 v 2 e 2 v 3 e 4 v 4 e 6 v 5 e 7 v 6 e 3. Gambar 7. Contoh Graf dengan 6 titik dan 7 sisi Lintasan (path) adalah jalan yang memiliki atau melewati titik yang berbeda-beda. Lintasan yang memiliki titik awal dan akhir yang sama disebut lintasan tertutup

10 atau siklus. Graf G pada Gambar 7. v 1 v 2 v 3 v 4 v 5 v 6 adalah salah satu lintasan tertutup. Siklus yang banyak titiknya genap disebut sirkuit genap, sedangkan jika banyak titiknya ganjil, maka disebut siklus ganjil. Graf G dikatakan terhubung jika terdapat lintasan yang menghubungkan setiap dua titik yang berbeda 2.2. Kelas Graf Pohon Pohon ( tree) adalah graf terhubung yang tidak memuat siklus. Suatu Graf adalah pohon jika dan hanya jika terdapat tepat satu lintasan untuk setiap pasangan titik di Graf (Deo,1989). Berikut ini akan diberikan beberapa kelas graf pohon yang berkaitan dengan penelitian ini. Misalkan adalah graf terhubung, disebut pohon jika dan hanya jika tidak memuat sirkuit. Gabungan dari pohon disebut hutan (forest) (Deo, 1989). Gambar 8. T adalah contoh pohon dan H adalah contoh hutan Graf, adalah graf yang diperoleh dari graf, dan setiap titik nya dihubungkan oleh suatu lintasan.

11 Gambar 9. Graf S 4,k Gambar 10. Graf 3S 4,5 Graf bintang K 1,n (star) adalah suatu graf terhubung yang mempunyai satu titik berderajat n yang disebut pusat dan titik lainya berderajat satu (Chartrand dkk., 1998). Graf bintang dengan k titik juga dapat dinotasikan dengan.

12 Gambar 11. Graf bintang K 1,6 Suatu graf pohon disebut graf bintang ganda ( double star) jika graf pohon tersebut mempunyai tepat dua titik x dan y berderajat lebih dari satu. Jika x dan y berturut-turut berderajat a + 1 dan b + 1, dinotasikan dengan S a,b (Chartrand dkk., 1998). Gambar 12. Graf bintang ganda S 3,2 Graf ulat ( caterpillar graf) adalah graf pohon yang memiliki sifat apabila dihapus semua daunnya akan menghasilkan lintasan (Chartrand dkk., 1998). Gambar 13. Contoh graf ulat Graf pohon pisang, adalah graf yang diperoleh dari n buah kegraf bintang dengan cara menghubungkan sebuah daun dari setiap graf bintang, suatu titik baru. Titik baru itu disebut titik root, dinotasikan dengan x (Asmiati dkk., 2011).

13 Gambar 14. Contoh Graf Pohon Pisang 2.3 Bilangan Kromatik Lokasi Bilangan kromatik lokasi diperkenalkan oleh Chartrand dkk. (2002). Bilangan kromatik lokasi didefinisikan sebagai berikut. Misalkan c suatu pewarnaan sejati di dengan ( ) ( ) untuk dan yang bertetangga di. Misalkan adalah himpunan titik-titik yang diberi warna, yang selanjutnya disebut kelas warna, maka П = {,,.. } adalah himpunan yang terdiri dari kelas-kelas warna dari ( ). Kode warna, П( ) dari adalah k-pasang terurut ( (, ), (, ),., (, )) dengan (, ) = min (, ) untuk 1. Jika setiap titik di mempunyai kode warna yang berbeda, maka c disebut pewarnaan lokasi dari. Banyaknya warna minimum yang digunakan pada pewarnaan lokasi disebut bilangan kromatik lokasi dari, dan dinotasikan dengan χ ( ).

14 Berikut ini diberikan teorema dasar tentang bilangan kromatik lokasi yang telah dibuktikan oleh Chartrand dkk. (2002). Lingkungan dari, dinotasikan dengan N(u) adalah himpunan titik-titik yang bertetangga dengan. Teorema 2.1. Misalkan c adalah pewarnaan lokasi pada graf. Jika u dan v adalah dua titik yang berbeda di sedemikian sehingga d(u,w) = d (v,w) untuk semua w ϵ V(G) {u,v}, maka c(u) c(v). Secara khusus, jika u dan v titik-titik yang tidak bertetangga di sedemikian sehingga N(u) = N(v), maka c(u) c(v). Bukti: Misalkan c adalah suatu pewarnaan lokasi pada graf terhubung dan misalkan П = { C 1, C 2,..., C k } adalah partisi dari titik-titik kedalam kelas warna C i. Untuk suatu titik u,v V(G), andaikan ( ) = ( ) sedemikian sehingga titik u dan v berada dalam kelas warna yang sama, misal C i dari П. Akibatnya, (, ) = (, ) = 0. Karena (, ) = (, ) untuk setiap ( ) {, } maka d(u,c j ) = d(v, ) untuk setiap j i, 1 j k. Akibatnya, c П (u) = c П (v) sehingga c bukan pewarnaan lokasi. Jadi, ( ) ( ). Akibat 2.1. Jika adalah graf terhubung dengan suatu titik yang bertetangga dengan k daun, maka χ ( ) k+1. Bukti: Misalkan v adalah suatu titik yang bertetangga dengan k daun, yaitu x 1, x 2,...,x k di. Berdasarkan Teorema 2.1, setiap pewarnaan lokasi dari mempunyai warna yang berbeda untuk setiap x i, i = 1,2,..., k. Karena v bertetangga

15 dengan semua x i, maka v harus mempunyai warna yang berbeda dengan semua daun x i. Akibatnya, χ L (G) k+1. Berikut ini diberikan graf graf tersebut. dan akan ditentukan bilangan kromatik lokasi dari G Gambar 15. Pewarnaan lokasi minimum dari graf Diberikan graf seperti yang terlihat pada Gambar 15. Akan ditentukan terlebih dahulu batas bawah bilangan kromatik lokasi dari graf. Karena terdapat titik v 3 yang mempunyai 3 daun, maka berdasarkan Akibat 2.1, χ L ( ) 4. (2.1) Misalkan c adalah pewarnaan titik menggunakan empat warna. Pada graf diberikan kelas warna sedemikian sehingga diperoleh П = {,,, } dengan = {, }, = {,, }, = {, } dan = {, }. Oleh karena itu, didapatkan kode warna sebagai berikut : П( ) = (0,1,2,3) ; П( ) = (1,0,1,2); П( ) = (0,1,1,1); П( ) = (1,0,2,2); П( ) = (1,2,0,2); П( ) = (1,2,2,0); П( ) = (2,1,0,1); П( ) =(3,0,1,1); П( ) = (4,1,2,0); П( ) = (3,2,1,0)

16 Karena kode warna dari semua titik di berbeda, maka c adalah pewarnaan lokasi. Jadi, χ L ( ) 4 (2.2) Berdasarkan (2.1) dan (2.2), maka П adalah pewarnaan lokasi dari dan χ L ( ) = 4. Selanjutnya akan didiskusikan bilangan kromatik lokasi dari beberapa kelas graf pohon. Teorema 2.2. Bilangan kromatik lokasi graf lintasan P n (n 3) adalah 3. Bukti: Perhatikan bahwa χ L (P 1 ) = 1 dan χ L (P 2 ) = 2. Berdasarkan Akibat 2.1, diperoleh χ L (P n ) 2. Misalkan c adalah 2-pewarnaan lokasi pada P n, n 3 akibatnya akan terdapat dua titik yang memiliki kode warna yang sama, kontradiksi. Maka χ L (P n ) 3; n 3. Selanjutnya konstruksi batas atas pada P n ; n 3 sebagai berikut. Misalkan c adalah 3-pewarnaan titik, c(v 1 )= 1; c(v i )= 2 untuk i genap; dan c(v i )= 3 untuk i 3 ganjil. Diperoleh kode warna П( ) = (0,1,2) ; П( ) = ( 1,0,1) untuk i genap; П( ) = ( 1,1,0) untuk i 3 ganjil. Karena semua titik mempunyai kode warna berbeda, maka c adalah pewarnaan lokasi. Akibatnya, χ L (P n ) 3; n 3. Jadi, χ L (P n ) = 3; n 3

17 1 2 3 1 2 v 1 v 2 v 3 v 4 v 5 v 6 1 u n-1 u n Gambar 16. Pewarnaan lokasi minimum pada graf lintasan P n Teorema 2.3. Untuk bilangan bulat a dan b dengan 1 a b dan b 2 χ L (S a,b ) = b+1 Bukti : Berdasarkan Akibat 2.1, diperoleh batas bawah yaitu χ L (S a,b ) b+1. Selanjutnya, akan ditentukan batas atasnya, yaitu χ L (S a,b ) b+1. Misalkan c adalah pewarnaan titik menggunakan ( b+1) warna sebagaimana terlihat pada Gambar 17. Perhatikan bahwa kode warna dari setiap titik S a,b berbeda, akibatnya c adalah pewarnaan lokasi. Jadi χ L (S a,b ) b+1. Gambar 17. Pewarnaan lokasi minimum pada S a,b. Chartrand dkk. (2003) telah mendapatkan bentuk graf pohon berorde n 5 yang memiliki bilangan kromatik lokasi dari 3 sampai n, kecuali n-1, sebagaimana teorema berikut ini.

18 Teorema 2.4. Terdapat pohon dengan berorde n 5 yang mempunyai bilangan kromatik k jika dan hanya jika k (3,4,..,n-2,n). Pewarnaan pada Teorema 2.4 dapat diberikan sebagai berikut: 2 1 u 2 u 1 k 1 2 1 2 k- 1 u k-1 v 1 v 2 v 3 v 4 v 5 v n-k+1 Gambar 18. Pohon T berorde n dengan χ L (T)= k Teorema 2.5. Misalkan K 1,n graf bintang berode n 1, maka χ L (K 1,n ) = n+1. Bukti : Gambar 19. Pewarnaan lokasi minimum graf bintang K 1,n Karena terdapat daun sebanyak n,maka berdasarkan Akibat 2.1, χ L ( ) n+1. Misalkan c adalah pewarnaan pada graf K 1,n, dengan c(v 1 )= 1; c(v i )= i; i 2. Kode warna titik bernilai 0 untuk komponen warna ke-1 dan bernilai 1 untuk

19 komponen warna lainnya. Sedangkan kode warna titik ; 2, akan bernilai 1 untuk komponen warna ke-1, 0 untuk warna ke-i, dan 2 untuk lainnya. Karena kode warna dari semua titik adalah berbeda, maka c merupakan pewarnaan lokasi. Jadi χ L ( ) n+1.