ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap Terhadap Roda Genap

Konsep Dasar dan Tinjauan Pustaka

BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF BINTANG S n DAN GRAF RODA W m

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

I.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF GABUNGAN BINTANG. Oleh. Hasmawati NIM :

Bilangan Ramsey untuk Kombinasi Bintang dan Beberapa Graf Tertentu

Bilangan Ramsey untuk Graf Gabungan

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 )

Aplikasi Teori Ramsey dalam Teori Graf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

Kata Pengantar. Bandung, Januari 2004 Penulis, Hasmawati

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA. Baskoro, E. T., dan Surahmat (2005) : The Ramsey numbers of path with respect to wheels,discrete Math., 294,

Graf dan Operasi graf

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

GRAF-GRAF BERORDE n DENGANN BILANGAN KROMATIK LOKASI n - 1 SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH YOGI DARVIN AGUNG BP:

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL

BAB 2. Konsep Dasar. 2.1 Definisi graf

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP DENGAN GRAF LINTASAN

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Graf

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Definisi Graf

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF

BAB II LANDASAN TEORI

BILANGAN KROMATIK GRAF HASIL AMALGAMASI DUA BUAH GRAF TERHUBUNG

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n. Oleh : Yogi Sindy Prakoso ( ) JURUSAN MATEMATIKA. Company

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan V(G) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF DENGAN KONEKTIFITAS 1

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

3.1 Beberapa Nilai Dimensi Partisi pada Suatu Graf. Dalam dimensi partisi suatu graf, terdapat kelas graf yang nilai dimensi partisinya

BAB III PELABELAN KOMBINASI

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG

BAHAN AJAR TEORI GRAF. OLEH : PROF. HASMAWATI, M.Si

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

BAB II LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA

GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, aplikasi teori graf

Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T.

Bilangan Terhubung-Total Pelangi untuk Beberapa Graf Amalgamasi

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN NILAI TOTAL KETAKTERATURAN TOTAL DARI DUA COPY GRAF BINTANG. Rismawati Ramdani

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n

STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA

BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3

Dimensi Metrik dan Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga

BILANGAN DOMINASI LOKASI PERSEKITARAN TERBUKA PADA GRAF TREE

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

`BAB II LANDASAN TEORI

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

Digraph eksentris dari turnamen transitif dan regular (Eccentric digraph of transitive and regular tournaments)

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

PELABELAN GRACEFUL PADA GRAF HALIN G(2, n), UNTUK n 3

II.TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang definisi serta konsep-konsep yang mendukung

DIGRAF EKSENTRIK DARI GRAF STAR DAN GRAF WHEEL

BILANGAN AJAIB MAKSIMUM DAN MINIMUM PADA GRAF SIKLUS GANJIL

BAB II LANDASAN TEORI

BILANGAN RAINBOW CONNECTION DARI HASIL OPERASI PENJUMLAHAN DAN PERKALIAN KARTESIUS DUA GRAF

Digraf dengan perioda 2

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2

PEWARNAAN GRAF: POLINOMIAL KROMATIK DAN TEOREMA INVERSI MOBIUS

GRAF AMALGAMASI POHON BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT

BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF GABUNGAN BINTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

PENENTUAN DIMENSI METRIK GRAF HELM

DIMENSI METRIK PADA HASIL OPERASI KORONA DUA BUAH GRAF

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar dalam teori graf dan teknik

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF k-connected UNTUK k = 1 ATAU 2

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF TAK TERHUBUNG DARI GRAF BINTANG GANDA DAN SUBDIVISINYA. (Skripsi) Oleh SITI NURAZIZAH

EDGE-MAGIC TOTAL LABELING PADA BEBERAPA JENIS GRAPH

EKSENTRIK DIGRAF DARI GRAF-GRAF KHUSUS

PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA

. Nilai total ketakteraturan titik graf. Graf Hasil Kali Comb Dan C 5 Dengan Bilangan Ganjil

Pelabelan Product Cordial Graf Gabungan pada Beberapa Graf Sikel dan Shadow Graph Sikel

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF KEMBANG API F n,2 DAN F n,3 DENGAN n 2

DIMENSI METRIK PADA GRAF LINTASAN, GRAF KOMPLIT, GRAF SIKEL, GRAF BINTANG DAN GRAF BIPARTIT KOMPLIT

MENJAWAB TEKA-TEKI LANGKAH KUDA PADA BEBERAPA UKURAN PAPAN CATUR DENGAN TEORI GRAPH. Oleh Abdussakir

Transkripsi:

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH Hasmawati, Jusmawati Massalesse, Hendra, Muhamad Hasbi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanudin Abstrak Bilangan Ramsey adalah bilangan bulat terkecil n sedemikian sehingga pewarnaan dua warna pada graf lengkap K n akan memuat subgraf sewarna yang isomorph dengan graf G atau H. Penentuan batas bawah bilangan Ramsey R(G,H) menggunakan teorema Chv'atal dan Harary (1972), yaitu R(G,H) ( (H)-1)(C(G)-1)+1. Untuk penentuan batas atas bilangan Ramsey R(G,H), digunakan beberapa metode diantaranya, penerapan himpunan bebas terbesar, keterhubungan suatu graf, derajat terbesar dan terkecil suatu graf, dan penerapan Teorema Dirac. Teorema Dirac dapat digunakan untuk mencari batas atas bilangan Ramsey graf roda berorde besar. Namun untuk penetuan batas atas bilangan Ramsey graf roda orde sembarang, penggunaan teorema Dirac belum cukup. Selanjutnya, teorema Bondy menyajikan karakteristik graf yang memuat semua siklus sehingga teorema ini dapat digunakan dalam penentuan batas atas bilangan Ramsey untuk graf-graf siklus atau graf yang memuat siklus. Hanya saja teorema Bondy tersebut memberikan persyaratan yang sangat ketat. Akibatnya, masih banyak graf-graf yang merupakan graf pansiklis (memuat semua siklus) namun tidak memenuhi syarat yang diberikan oleh teorema Bondy. Dalam tulisan ini, disajikan suatu proposisi sebagai pengembangan teorema Dirac. Proposisi ini memberikan karakteristik graf pansiklis untuk orde tertentu namun tidak terlalu ketat seperti keketatan yang diberikan teorema Bondy. Kata Kunci : Bilangan Ramsey, Graf, Batas Bawah, Batas Atas, Siklus, Roda, Teorema Dirac, Teorema Bondy 1. Pendahuluan Beberapa metode yang digunakan pada penentuan bilangan Ramsey diantaranya penerapan konsep himpunan bebas suatu graf, keterhubungan suatu graf, derajat suatu graf, konsep multipartite, teorema Dirac dan lain-lain. Konsep himpunan bebas, keterhubungan suatu graf, derajat suatu graf, dan teorema Dirac pada umumnya digunakan pada penentuan bilangan Ramsey untuk graf-graf yang memuat siklus. Karena graf roda adalah graf yang memuat siklus, maka metode-metode yang disebutkan di atas juga dapat digunakan untuk mencari bilangan Ramsey graf roda khususnya untuk graf roda orde kecil. Lebih lanjut, Teorema Dirac adalah teorema tentang siklus dengan orde tertentu, yaitu graf yang memiliki siklus orde tertentu, sehingga Teorema Dirac dapat dipakai untuk mencari bilangan Ramsey graf roda orde tertentu. Namun, belum ditemukan suatu metode dalam pencarian bilangan Ramsey untuk graf graf yang memuat roda orde sembarang. 593

Mengubah syarat cukup suatu teorema, akan mengubah pulah syarat perlunya. Olehnya itu, dengan mengubah syarat cukup teorema Dirac yakni menambahkan karakteristik graf non bipartit dengan derajat tertentu diharapkan syarat perlunya juga berubah yaitu adanya jaminan keberadaan semua siklus pada suatu graf. Dalam makalah ini,akan diperlihatkan bahwa penambahan karakteristik pada graf-graf yang memenuhi teorema Dirac merupakan graf pansiklis. 2. Tinjauan Pustaka Membahas graf sebetulnya adalah membahas himpunan dan operasi-operasi yang ada padanya. Oleh karena itu, sebelum menyajikan pengertian graf terlebih dahulu menyajikan pengertian himpunan. Anggota dalam himpunan disyaratkan hanya muncul sekali saja. Misalkan S adalah himpunan hingga dan tak kosong. Didefinisikan Graf G(V,E) adalah suatu sistem yang terdiri dari himpunan berhingga tak kosong V = V(G) dan himpunan E = E(G) dengan E. Himpunan V disebut himpunan titik dari G dan himpunan E disebut himpunan sisi dari G. Setiap u dan v di V(G) disebut titik dan setiap e = {u,v} di E(G) disebut sisi. Selanjutnya, sisi e = {u,v} ditulis uv. Titik u disebut tetangga (neighbor) dari titik v jika e = uv. Lebih lanjut, titik u dan v dikatakan titik-titik bertetangga (adjacent), sedangkan sisi e dikatakan terkait (incident) dengan titik u dan v. Dua sisi e 1 dan e 2 pada G disebut sisi-sisi bertetangga jika e 1 dan e 2 terkait pada satu titik yang sama. Sisi dan dikatakan saling bebas jika dan tidak bertetangga. Secara serupa, dua titik pada G dikatakan saling bebas jika kedua titik tersebut tidak bertetangga. Himpunan titik-titik yang saling bebas disebut himpunan bebas. Kardinalitas himpunan S dinotasikan dengan, adalah banyaknya anggota dari S. Orde graf G adalah dan ukuran graf G adalah. Graf G berorde m dinotasikan dengan G m. Graf dikatakan graf lengkap, dinotasikan dengan jika setiap dua titik pada bertetangga. Misalkan adalah sebarang titik pada dan. Didefinisikan N S (v i ) = {w dan N S [v i ]=N s (v i ),, dan 594

. Derajat titik, dinotasikan dengan, adalah. Derajat maksimum dari adalah, dan derajat minimum dari adalah. Graf disebut graf r-reguler jika. Teorema 2.1. Misalkan G adalah sebarang graf berorde n dan berukuran q. Jika, maka Misalkan u dan v adalah dua titik pada graf yang tidak bertetangga. Graf adalah suatu graf baru dengan himpunan titik dan himpunan sisi. Contoh graf baru tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.(b). Gambar 1. (a) Graf dan (b) Graf Graf disebut subgraf dari jika dan. Selanjutnya, subgraf dari ditulis. Subgraf dikatakan subgraf maksimal dari jika memuat semua sisi untuk semua. Untuk sebarang himpunan, subgraf terinduksi oleh dari adalah subgraf maksimal dari dengan himpunan titik dan dinotasikan dengan. Subgraf dinotasikan dengan. Misalkan adalah sebarang graf. Misalkan pula dan. Didefinisikan dan. Graf adalah suatu subgraf dari dengan dan. Graf adalah suatu subgraf dari dengan dan. Khususnya untuk dan dengan, subgraf ditulis dan subgraf ditulis. Contoh subgraf-subgraf tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. 595

Gambar 2. (a) Graf, (b) subgraf, dan (c) subgraf Lintasan (path) dengan titik adalah graf yang titik-titiknya dapat diurutkan dalam suatu barisan sedemikian sehingga. Graf dikatakan terhubung jika untuk setiap dua titik dan pada graf tersebut terdapat suatu lintasan yang memuat dan. Jika adalah suatu lintasan berorde dan, maka graf disebut siklus berorde (Lihat Gambar 3). Panjang adalah, yaitu banyaknya sisi pada dan panjang siklus adalah. Gambar 3. (a) Lintasan P n dan (b) Siklus C n Panjang siklus terbesar pada suatu graf dinotasikan dengan, sedangkan panjang siklus terkecil dinotasikan dengan. Graf dengan orde disebut pansiklis (pancyclic) jika memuat semua siklus dengan, dan disebut pansiklis lemah (weakly pancyclic) jika memuat siklus untuk. Graf pada Gambar 4 adalah pansiklis lemah dengan dan adalah pansiklis karena memuat semua siklus untuk. Gambar 4 596

Teorema 2.2. Jika G adalah graf berorde n dan berukuran maka G memuat sebuah siklus ganjil atau Teorema 2.3. Misalkan G adalah sebarang graf berorde n. Jika maka G dalah graf hamilton. Roda W k adalah suatu graf yang dibentuk dari siklus C k dengan menambahkan satu titik, sebut x, dan menambahkan k sisi dari titik x ke semua titik di C k. Dalam hal ini, titik x disebut poros (hub) roda dan siklus C k disebut rim roda. Pada Gambar 5 adalah roda W 8 dengan poros x. Gambar 5 2.1 Teorema Dirac. Teorema Dirac adalah suatu teorema yang dapat memberikan gambaran tentang kaitan antara derajat titik dan panjang siklus terbesar pada suatu graf. Teorema 2.1.1 (Dirac, 1952). -, Sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada penelitian ini akan dikaji pengembagan teorema Dirac, yakni adanya dugaan bahwa graf dengan beberapa syarat tertentu akan memuat semua siklus atau pansiklis. Sebelum masalah ini diuraikan secara rinci terlebih dahulu disajikan beberapa graf khusus dan karakteristiknya. Misalkan V 1, V 2,... V k adalah beberapa himpunan bagian dari himpunan titik V(G) pada suatu graf G. Untuk setiap i, himpunan V i disebut partisi dari V(G) jika, dan serta dengan. Graf G disebut graf k-partit jika V(G) dapat dipartisi ke dalam k partisi himpunan bebas V 1, V 2,..., V k. Graf k-partit untuk dengan disebut graf multipartit, dinotasikan dengan. Khusus untuk, disebut graf bipartit. Graf multipartit disebut graf multipartit lengkap jika setiap titik di setiap partisi bertetangga dengan semua titik di 597

partisi-partisi lainnya. Graf multipartit lengkap dinotasikan dengan. Menurut pengertian ini, bintang merupakan graf bipartit lengkap dengan notasi. Misalkan adalah beberapa himpunan bagian dari himpunan titik pada suatu graf. Untuk setiap, himpunan disebut dari jika, dan serta dengan. Graf disebut graf - jika dapat dipartisi ke dalam partisi himpunan bebas. Graf untuk dengan disebut graf, dinotasikan dengan Khusus untuk, grafnya disebut graf. Graf multipartit disebut graf jika setiap titik disetiap partisi bertetangga dengan semua titik dipartisi-partisi lainnya. Graf multiparti lengkap dinotasikan dengan. Menurut pengertian ini, bintang merupakan graf bipartit lengkap dengan notasi. Graf disebut graf dinotasikan dengan, jika untuk setiap. Pada Gambar 6: Gambar (a) adalah graf multipartit, gambar (b) adalah graf multipartit lengkap, dan gambar (c) adalah graf multipartit lengkap seimbang. (a) (b) (c) Gambar 6. Beberapa Graf Multipartit. Berikut ini adalah proposisi yang terkait dengan bipartit atau non bipartit suatu graf. Lemma 2.1.1 Brandt dan Faudree, (1998). 598

Misalkan adalah graf dengan himpunan titik dan himpunan sisi,. Graf gabungan adalah suatu graf dengan himpunan titik dan himpunan sisi. Definisi graf jumlah secara umum belum ada. Namun untuk jumlah dua graf, telah didefinisikan seperti berikut: Graf Jumlah (join) adalah suatu graf dengan dan (Disertasi Hasmawati, 2007). Contoh graf jumlah dapat dilihat pada Gambar 7 (b). Dengan demikian, bintang dapat didefinisikan sebagai, roda dapat didefinisikan sebagai. Gambar 7. (a) graf dan (b) graf. 2.2 Pewarnaan dan Dekomposisi Secara umum pewarnaan graf terdiri atas pewarnaan titik dan pewarnaan sisi pada graf. Pewarnaan titik adalah pemberian warna pada himpunan titik dengan aturan setiap titik diberi hanya satu warna dan dua titik yang bertetangga diberi warna yang berbeda. Graf dikatakan berwarna k jika dapat diwarnai dengan k warna. Bilangan asli terkecil k sedemikian sehingga berwarna k disebut bilangan kromatik dari, dinotasikan. Sebagai contoh : Sedangkan pewarnaan sisi adalah memberi warna pada himpunan sisi sedemikian sehingga sisi-sisi yang bertetangga mempunyai warna yang berbeda. Selain kedua pewarnaan ini, juga terdapat bentuk pewarnaan lain yaitu pemberian dua atau lebih warna pada himpunan titik dan himpunan sisi sedemikian sehingga 599

memuat suatu subgraf yang monokromatik (subgraf yang memiliki satu warna). Bentuk pewarnaan ini digunakan pada penentuan bilangan Ramsey. Misalkan adalah graf dan untuk setiap. Dekomposisi graf adalah himpunan sedemikian sehingga dan untuk setiap dan Dekomposisi dari graf ditulis dengan notasi. Sebagai contoh dan. 3. Hasil Penelitian Pada penelitian ini akan dilakukan kajian pada teorema Dirac dan Lemma Brant. Hasil kajian dituliskan dalam bentuk proposisi seperti berikut. Proposisi 3.1 Misalkan dan terhubung-2, maka graf G adalah pansiklik. Verifikasi Proposisi 3.1 1. Diberikan graf G sembarang berorde 4 terhubung-2 dan non bipartit dengan. Bentuk graf G adalah graf lengkap atau graf seperti berikut: Gambar 8. Graf non bipartit dan terhubung-2 berorde 4 Mudah dilihat bahwa graf dengan karakteristik yang diberikan memuat siklus orde 3 dan 4. Jadi graf G pansiklik. 2. Diberikan graf G sembarang berorde 5 dan non bipartit dengan. Dalam hal ini graf G adalah graf dengan orde paling sedikit 3 dengan bentuk seperti pada Gambar 3.2. Mudah diketahui bahwa graf tersebut memuat siklus berorde 3,4, dan 5. 600

Gambar 9. Graf non bipartit dan terhubung-2 berorde 5 dengan derajat paling sedikit 3. 3. Misalkan graf G berorde 6, non bipartit dengan. Gambar 10. Graf non bipartit dan terhubung-2 berorde 6 dengan derajat paling sedikit 3. Seperti pada Gambar 9, graf G adalah graf berderajat paling sedikit 3. Perbedaannya adalah graf G pada Gambar 10 adalah graf berorde 6. Juga mudah dilihat bahwa graf G pada Gambar 10 memuat siklus berorde 3, 4, 5, dan 6 atau pansiklik. 4. Misalkan G adalah graf non bipartit, terhubung-2 dan berorde n, 10 n 7 dengan. Menurut Lemma 2.1.1, graf G adalah pansiklik lemah yaitu memuat C l dengan atau Karena G adalah graf non bipartit, maka. Jadi G memuat C 3. Menurut Teorema 2.1.1, Selanjutnya, akan dibagi atas 3 kasus: a. Untuk n = 7 maka dearajat terkecil pada G atau dan lingkaran terbesar pada G adalah paling sedikit 6 atau Berarti G memuat C 3, C 4, C 5, dan C 6. Misalkan C 6 :. Karena, maka titik bertetangga 601

dengan paling sedikit 3 titik di C 6. Jika maka membentuk Misalkan, berarti siklus C 3 pada G tidak memuat. Dengan demikian, siklus C 3 memuat titiktitik seperti pada ilustrasi berikut. Titik bertetangga dengan hanya 1 titik pada C 3. v 6 v 5 v 1 v 3 v 4 v 2 dapat dilihat bahwa graf G memuat C 7 : Kasus lain adalah titik bertetangga dengan 2 titik pada C 3, sebut. Titik diluar tetangga v 7 pada C 6 saling bebas. v 7 v 6 v 5 v 1 v 2 v 3 v 4 Perhatikan bahwa graf G tidak memuat C 7. Jadi Proposisi 3.1 tidak berlaku untuk n =7. b. Untuk n = 8, dearajat terkecil pada G adalah 4 atau dan lingkaran terbesar pada G adalah paling sedikit 2(3.3)=6.6 atau Berarti G memuat siklus terbesar dengan panjang 7. Dengan demikian, graf G memeuat C 3, C 4, C 5, C 6 dan C 7. Misalkan C 7 :. Karena, maka titik 602 v 7

bertetangga dengan paling sedikit 4 titik di C 7. Jika maka membentuk. Misalkan, hal ini tidak mungkin karena banyaknya titik pada C 7 adalah 7 atau ganjil sehingga pasti paling sedikit ada satu pasang titik di C 7 yang bertetangga dan terkait dengan Dengan demikian, sehingga graf G memuat C l dengan Jadi graf berorde 8 yang memenuhi syrat seperti pada Proposisi 3.1 merupakan graf pansiklis. 4. Kesimpulan Pada penelitian ini, dihasilkan suatu rumusan sebagai berikut: Graf serta terhubung-2, adalah graf G pansiklik. Rumusan ini juga berlaku untuk n =3 dan n =5, tetapi tidak berlaku untuk n = 7. DAFTAR PUSTAKA Chartrand, G., dan Lesniak, L., CRC (1996) : Graph and Digraph, 3 th, Chapman and Hall. Diestel, R. (1999):Graph Theory, 2 th, Springer-Verlag. Hasmawati. (2007) : Disertasi Bilangan Ramsey untuk Graf yang Memuat Bintang, Departemen Matematika ITB, Indonesia. Jusmawati M. dan Hasmawati, (2010-2011): Pengembangan metode penentuan bilangan Ramsey dan aplikasinya pada teori informasi, Hibah Bersaing DIPA Unhas tahun 2010 dan tahun 2011. Korolova, A., (2005): Ramsey numbers of stars versus wheels of similar sizes, Discrete Math., 292, 107-117. Rosta, V. (Des. 2004) : Ramsey theory application, The Electronic Journal of combinatorics # DS13. 603