MANAJEMEN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR HARAPAN NUSANTARA DENPASAR-BALI

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS SEKOLAH

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

MANAJEMEN PESERTA DIDIK MANAJEMEN / ADMINISTRASI PENDIDIKAN/SEKOLAH MANAJEMEN PENDIDIKAN PENGERTIAN MPD. Manajemen Kesiswaan (Peserta Didik)

Priadi Surya, M.Pd. Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas NegeriYogyakarta

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN PESERTA DIDIK (Studi Pada SD di Kota Makassar)

EFEKTIVITAS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MELALUI SISTEM PENERIMAAN PESERTA DIDIK ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MERANCANG ANALISIS KEBUTUHAN (NEEDS ASSESSMENT)

Kata-kata kunci: Sumber daya sekolah Sumber daya manusia Sumber daya fisik Sumber daya keuangan

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

Silabus Bimbingan dan Konseling (01)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. jawab untuk kepentingan masa depan (Badrudin, 2014:2) tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa UUD 1945

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

ALASAN : Mengapaa harus dirancang?

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TERHADAP MUTU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN EDUCATION FINANCING MANAGEMENT ON QUALITY OF VOCATIONAL SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

Manajemen Pembinaan Kemahasiswaan (Studi Kasus Pembinaan UKKI di Politeknik Negeri Madiun) MANAJEMEN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Sistem Informasi Kesiswaan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

HUBUNGAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK DENGANKELANCARAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia haruslah memberi landasan dan penguatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan sebagai suatu gejala budaya dalam masyarakat telah berlangsung baik

meningkatkan hasil belajar. Pengertian belajar itu sendiri menurut Morgan

PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Peranan Psikologi Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian. Tidak bisa kita sangkal lagi bahwa telah sejak lama bidang psikologi, terutama psikologi

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI)

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

STRATEGI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN DASAR KEJURUAN

Manajemen program akselerasi belajar: studi kasus di SMA Negeri 3 Jombang / Iva Faradiana

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16

Transkripsi:

MANAJEMEN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR HARAPAN NUSANTARA DENPASAR-BALI Retno Indah Rahayu Prodi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana (S2) Universitas Gresik ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Mengetahui analisis kebutuhan peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (2) Mengetahui rekruitmen peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (3) Mengetahui seleksi peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (4) Mengetahui orientasi peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (5) Mengetahui penempatan peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (6) Mengetahui pembinaan dan pengembangan peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (7) Mengetahui pencatatan dan pelaporan peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (8) Mengetahui kelulusan dan alumni peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar. Data yang dikumpulkan bersifat kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus observasi. Kriteria yang digunakan untuk menentukan keabsahan data adalah dengan membicarakan dengan teman sejawat, dan menggunakan bahan referensi. Hasil penelitian adalah (1) SD Harapan Nusantara masih belum mengadakan analisis sesuai dengan prosedur yang ada. Adapun kebutuhan jumlah peserta didikpun mengikuti pagu yang ada di pemerintah., (2) Langkah-langkah rekruitmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut: 1) Pembentukan panitia penerimaan siswa baru, 2) Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka oleh pihak SD Harapan Nusantara Denpasar Bali sudah dilakukan, sesuai dengan apa yang disampaikan Bapak Made dan Ibu Nopy selaku kepala sekolah dasar, bahwa ada proses rekruitmen peserta didik yang sebelumnya diadakan pembentukan panitia PPDB, (3) Pada saat seleksi, SD Harapan Nusantara Denpasar melakukan dua cara, yaitu: 1. Seleksi administrasi dan, 2. Observasi.Setelah persyaratan administrasi lengkap dan dinyatakan sesuai syarat, baru peserta didik mengikuti observasi. Yang mana observasi ini tidak untuk menentukan diterima dan tidaknya calon peserta didik sebagaimana teori, karena tidak diperbolehkannya menolak peserta didik yang mempunyai kemauan belajar kecuali jika kuota terpenuhi. Observasi di SD hanya untuk mengetahui kompetensi yang sudah dimiliki peserta didik supaya lebih mudah guru dalam mendidik dan mendampingi belajar peserta didik untuk selanjutnya., (4) Orientasi peserta didik SD Harapan Nusantara dilakukan pada saat awal masuk sekolah bagi peserta didik baru dengan mengenalkan kondisi lingkungan sekolah kepada mereka. Hal ini sesuai dengan apa yang diteorikan, (5) SD Harapan Nusantara Denpasar mengelompokkan peserta didiknya di kelas satu, dua, tiga, empat, dan 1

lima sesuai dengan kelas masing-masing. untuk kelas enam masih kosong karena peserta didiknya belum ada yang duduk di bangku kelas enam, (6) Pembinaan peserta didik yang dilakukan di SD Harapan Nusantara dalam bidang akademik dan ekstrakurikuler, bahkan ada dalam pembinaan spiritual dan psikologis, (7) SD Harapan Nusantara Denpasar melakukan pencatatan tentang kondisi peserta didik secara komprehensif. Selain ada pencatatan juga ada pelaporan kepada pihakpihak yang berwenang sebagai bukti akuntabilitas pengelolaan pendidikan di SD Harapan Nusantara Denpasar Bali, (8) Mengenai kelulusan belum ada alumni karena SD Harapan Nusantara kelas tertinggi, masih kelas lima. Kata Kunci: manajemen, peserta didik. Peserta didik tak ubahnya seperti anak sendiri bagi pendidik. Hal ini yang menjadikan pendidik harus memperhatikan peserta didik dalam segala hal, karena anak merupakan amanah dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (At-Tahrim: 6). Ayat ini menunjukkan bahwa sebagai orang tua/pendidik harus menjaga keluarganya dari api neraka dengan berbagai cara pendidikan yang bagus sehingga dapat menghindarkan anak/peserta didiknya dari api neraka. Pada pendidikan antara pendidik dan peserta didik memang tidak dapat dipisahkan dan keduanya saling ada keterkaitan, karena keduanya merupakan manusia yang saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidik selaku orang tua kedua bagi peserta didik di sekolah tentunya sangat mengharapkan kepada peserta didiknya untuk menjadi manusia yang berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa. Cita-cita luhur ini tidak mudah untuk mencapainya, oleh karena itu sangat diperlukan pengorbanan dan perjuangan yang tulus dan ikhlas dari para pendidik. Selain itu, perlu adanya manajemen peserta didik yang efektif dan efisien, sehingga peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Berdasarkan penjelasan di atas sehingga peneliti memfokuskan penelitian pada (1) Bagaimana analisis kebutuhan peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar? (2) Bagaimana rekruitmen peserta 2

didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar? (3) Bagaimana seleksi peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar? (4) Bagaimana orientasi peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar? (5) Bagaimana penempatan peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar? (6) Bagaimana pembinaan dan pengembangan peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar? (7) Bagaimana pencatatan dan pelaporan peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar? (8) Bagaimana kelulusan dan alumni peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar? Fokus di atas bertujuan untuk (1) Mengetahui analisis kebutuhan peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (2) Mengetahui rekruitmen peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (3) Mengetahui seleksi peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (4) Mengetahui orientasi peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (5) Mengetahui penempatan peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (6) Mengetahui pembinaan dan pengembangan peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (7) Mengetahui pencatatan dan pelaporan peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar, (8) Mengetahui kelulusan dan alumni peserta didik di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar. Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan menambah wawasan tentang manajemen peserta didik dan dapat memberi konstribusi Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar tentang manajemen peserta didik. Manajemen Peserta Didik Menurut Hendayat Soetopo dan Wasty Soemanto (1982), pengelolaan peserta didik adalah merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah atau suatu lembaga. Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau 3

pupil personnel administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Jadi, Manajemen peserta didik adalah suatu pengaturan terhadap peserta didik di sekolah, sejak peserta didik masuk sampai dengan peserta didik lulus, bahkan menjadi alumni. Bidang kajian manajemen peserta didik, sebenarnya meliputi; perencanaan kebutuhan peserta didik, rekruitmen peserta didik, seleksi peserta didik, orientasi, penempatan peserta didik, pembinaan dan pengembangan peserta didik, pencatatan dan pelaporan, serta kelulusan dan alumni. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Manajemen Peserta Didik Tujuan Manajemen Peserta Didik secara umum adalah mengatur kegiatan- kegiatan peserta didik agar kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut proses pembelajaran tersebut dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Adapun tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik, 2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik, 3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik. Fungsi Manajemen Peserta Didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi potensi peserta didik lainnya. Sedangkan fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut: 1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, 2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik, 3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan 4

harapan peserta didik, 4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik. Prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manajemen peserta didik harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan, 2. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik harus mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik, 3. Kegiatankegiatan manajemen peserta didik harus diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan, 4. Kegiatan manajemen peserta didik harus dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik, 5. Kegiatan manajemen peserta didik harus mendorong dan memacu kemandirian peserta didik, 6. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen peserta didik harus fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik Manajemen peserta didik itu bukan dalam bentuk pencatatan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik itu meliputi: a. Analisis Kebutuhan Peserta Didik, b. Rekruitmen Peserta Didik, c. Seleksi Peserta Didik, d. Orientasi peserta didik, e. Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas), f. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik, g. Pencatatan dan Pelaporan, dan h. Kelulusan dan Alumni Metode Penelitian Fokus penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang manajemen peserta didik di sekolah dasar Harapan Nusantara Denpasar Bali. Adapun pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, karena data yang dikumpulkan bersifat kualitatif. Sebagaimana pendapat Bogdan dan Taylor 5

(1975) yang mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus observasi. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan temuan observasi terhadap berbagai fenomena yang ada maupun wawancara yang dilakukan peneliti sebagai instrumen penelitian (key instrumen) pada latar penelitian yang alami secara langsung. Hal ini merupakan alasan penting kehadiran peneliti sangat diharuskan. Kehadiran peneliti mulai tanggal 11 Mei 2015 di Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar Bali betul-betul sangat memanfaatkan waktu seoptimal mungkin untuk menggali data, baik dengan wawancara, dokumentasi, mengamati dan banyak hal yang lain yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data. Hasil dan Pembahasan Analisis kebutuhan peserta didik Analisis kebutuhan peserta didik ada dua, yaitu:1. Analisis kebutuhan peserta didik berdasarkan jumlah peserta didik yang dibutuhkan, 2. Analisis kebutuhan peserta didik berdasarkan kegiatan yang dibutuhkan peserta didik. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis kebutuhan peserta didik adalah: 1. Pengumpulan informasi, Witkin (1984) mendefinisikan analisis kebutuhan, sebagai proses membuat keputusan dengan memanfaatkan informasi yang dikumpulkan. Tiga hal yang dapat diingat dalam proses perencanaan pengumpulan data; a. Apa yang anda ingin ketahui?, b. Bagaimana yang anda dapat lakukan dalam proses pengumpulan data tersebut?, c. Siapa yang dapat dijadikan sumber informasi dalam proses pengumpulan data tersebut?, 2. Identifikasi kesenjagan, Langkah-langkah kesenjagan terdari dari: a. Input; kondisi yang tersedia pada saat ini, misalnya tentang keuangan, waktu, bangunan, guru, pelajar, problem, tujuan, materi kurikulum, b. Proses; meliputi pelaksanaan pendidikan yang berjalan yang terdiri atas pola pembentukan 6

staf, pendidikan yang berlangsung sesuai dengan kompentensi, perencanaan, metode, pembelajaran individu, dan kurikulum yang berlaku, c. Produk; meliputi penyelesaian pendidikan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dimiliki, serta kelulusan tes kompetensi, d. Output; meliputi ijazah kelulusan, keterampilan prasyarat, lisensi, e. Outcome; hasil akhir yang diperoleh, 3. Analisi performance, Analisis performance terdiri dari; a. Mengidentifikasi guru, b. Mengidentifikasi sarana dan kelengkapan penunjang, c. Mengidentifikasi berbagai kebijakan sekolah, d. Mengidentifikasi iklim sosial dan iklim psikologis, 4. Identifikasi hambatan dan sumber. e. Mengidentifikasi hambatan dan sumber yang terkait dengan peserta didik yang menjadi masalah dalam perkembangan pembelajaran, 5. Identifikasi krakteristik siswa, Menyangkut keadaan pribadi individu seperti sikap, minat, kondisi jasmaniah, hubungan sosial kejiwaan, kondisi rumah serta keluarga, dll, 6. Identifikasi prioritas dan tujuan, 7. Merumuskan masalah. Berdasarkan teori di atas dan penjelasan dari dua informan SD Harapan Nusantara Denpasar, bahwa SD tersebut masih belum mengadakan analisis sesuai dengan prosedur yang ada. Adapun kebutuhan jumlah peserta didikpun mengikuti pagu yang ada di pemerintah. Rekruitmen peserta didik Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakikatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan. Langkah-langkah rekruitmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut: 1) Pembentukan panitia penerimaan siswa baru, 2) Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka. Hal tersebut oleh pihak SD Harapan Nusantara Denpasar Bali sudah dilakukan, sesuai dengan apa yang disampaikan Bapak Made dan Ibu Nopy selaku kepala sekolah dasar, bahwa ada prosess rekruitmen peserta didik yang sebelumnya diadakan pembentukan panitia PPDB. Seleksi Peserta Didik 7

Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan untuk peserta didik SD adalah: 1) Melalui seleksi administrasi, 2) Melalui Observasi. Pada saat seleksi, SD Harapan Nusantara Denpasar melakukan dua cara, yaitu: 1. Seleksi administrasi dan, 2. Observasi. Setelah persyaratan administrasi lengkap dan dinyatakan sesuai syarat, baru peserta didik mengikuti observasi. Yang mana observasi ini tidak untuk menentukan diterima dan tidaknya calon peserta didik sebagaimana teori, karena tidak diperbolehkannya menolak peserta didik yang mempunyai kemauan belajar kecuali jika kuota terpenuhi. Observasi di SD hanya untuk mengetahui kompetensi yang sudah dimiliki peserta didik supaya lebih mudah guru dalam mendidik dan mendampingi belajar peserta didik untuk selanjutnya. Orientasi Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain: 1) Agar peserta didik dapat mengerti, memahami dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah, 2) Agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatankegiatan yang diselenggarakan sekolah, 3) Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah. Orientasi peserta didik SD Harapan Nusantara dilakukan pada saat awal masuk sekolah bagi peserta didik baru dengan mengenalkan kondisi lingkungan sekolah kepada mereka. Hal ini sesuai dengan apa yang diteorikan. Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas) Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. 8

Pengelompokan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas. SD Harapan Nusantara Denpasar mengelompokkan peserta didiknya di kelas satu, dua, tiga, empat, dan lima sesuai dengan kelas masing-masing. untuk kelas enam masih kosong karena peserta didiknya belum ada yang duduk di bangku kelas enam. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang. Pembinaan peserta didik yang dilakukan di SD Harapan Nusantara dalam bidang akademik dan ekstrakurikuler, bahkan ada dalam pembinaan spiritual dan psikologis. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik. Sebagaimana teori yang ada, SD Harapan Nusantara Denpasar melakukan pencatatan tentang kondisi peserta didik secara komprehensif. Selain ada pencatatan juga ada pelaporan kepada pihak-pihak yang berwenang sebagai bukti akuntabilitas pengelolaan pendidikan di SD Harapan Nusantara Denpasar Bali. Penutup Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah di paparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Kegitatan manajemen peserta didik merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolah. Program-program kegiatan manajemen ke peserta didik yang diselenggarakan harus didasarkan pada kepentingan dan perkembangan serta peningkatan kemampuan peserta didik dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik dan sesuai dengan keinginan, bakat dan minat peserta didik. 9

Pengadaan program kegiatan manajemen peserta didik diharpkan dapat menghasilkan keluaran yang bermutu. Penyelenggaraan sekolah yang bermutu perlu didukung oleh ketersediaan layanan kepada peserta didik yang layak dan memadahi dalam kuantitas maupun kualitasnya. Mengingat penyelenggaraan sekolah harus mengalami perubahan dan perkembangan, maka manajemen peserta didik yang ada di sekolah tersebut perlu melakukan inovasi yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang ada, agar kegiatan manajemen peserta didik bisa mendukung terlaksananya program sekolah dan tercapainya tujuan pendidikan secara umum sebagaimana yang tercantum dalam UU sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003. SD Harapan Nusantara Denpasar Bali dalam melaksanakan manajemen peserta didik belum maksimal, mungkin karena masih baru berdiri dan berusia masih muda, namun dalam perkembangan sekolah cukup bagus karena selalu ada peningkatan. Saran Manajemen sekolah harus memberi pelayanan terbagus bagi peserta didik agar tercapai tujuan pendidikan nasional yang diharapkan. Manajemen peserta didik harus lebih ditingkatkan lagi supaya menghasilkan output dan outcome yang berkualitas. Daftar Rujukan Arikunto, S. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: Rajawali Pers. Campbell, Linda, Campbell, B., & Dickinson, D. 2003. Teaching and Learning Through Multiple Intelligences (Third edition). Boston: Allyn and Bacon. Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah. Gorton, Richard.A.1976. School Administration: Challenge and Opportunity. DuBuque Iowa: Wm. C. Brown Co. Hoy, W., K. 2001. Education Administration: Theory, Research and Practice.Sixth Edition. New York: McGraw Hill Companies. Imron, A. 2004. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: DP3M Depdiknas. Sutopo, Hendyat. 1999. manajemen Dan Organisasi Sekolah. Malang:IKIP Malang 10