PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA SEJAHTERA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. empiris yang mendasari perubahan kurikulum adalah fakta di lapangan. menunjukkan bahwa tingkat daya saing manusia Indonesia kurang

BAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memilki tanggung jawab utama atas sosialisasi anak-anaknya dan pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan

BAB VIII KELUARGA 8.1 Pengantar 8.2 Pengertian Keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

DEFENISI Keluarga : Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di b

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN. remaja ini terbagi di SMKN 1, SMKN 2, SMKN 5, SMA Mataram, SMA

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI KELUARGA

Asuhan Kebidanan Komunitas I. Mata Kuliah DODIET ADITYA SETYAWAN NIP

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL DAN KEMANDIRIAN ANAK. Dwi Retno Setiati Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN. Bermain berasal dari kata dasar main, yakni merupakan sebuah hiburan atau

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan. dan Warren, masyarakat pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan sampai merinding serta menggetarkan bahu ketika mendengarkan kata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP AGRESIFITAS ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK KARTIKA 1-61 PADANG

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian perkawinan menurut para ahli sbb : santun-menyantuni, kasih-mengasihi, tenteram dan bahagia.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN DISIPLIN ANAK DI KOMPLEK MENDAWAI KOTA PALANGKA RAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ).

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasannya sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan

BAB II KEUTAMAAN SEDEKAH

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. tantangan pembangunan dimasa yang akan datang. Pembentukan sumber daya. yang saling berhubungan dalam pembentukan kualitas manusia.

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, sumber daya manusia yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sesuatu yang bersifat biologis dan fisik, tetapi semata juga merupakan suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

Materi kuliah e-learning HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA oleh : Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

HUBUNGAN PERANAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK USIA DINI. Cut Venny Luciana TK ANNISA MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah ( Menurut UU No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

FENOMENA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial, individu di dalam menjalin hubungan dengan individu lain perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antropolog, telah mengembangkan Teori Peran. Teori Peran menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang primer dan fundamental. Pengertian keluarga disini berarti nuclear family

2015 POLA ASUH KELUARGA PEDAGANG IKAN DI PASAR CIROYOM KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

TINJAUAN PUSTAKA Interaksi Ayah-Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuju masa dewasa. Pada masa remaja banyak sekali permasalahan yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Santrock menyebutkan bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa. perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

BAB II LANDASAN TEORI. oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

S A N T I E. P U R N A M A S A R I U M B Y

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemandirian yang dimiliki oleh setiap manusia berawal dari masa anak anak. Proses

PENGARUH POLA ASUH OTORITER PADA PERILAKU BELAJAR SISWA SD MENJELANG UJIAN NASIONAL

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP TINGKAT AGRESIVITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidupnya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Pola Asuh Orang Tua Anak Usia Dini Di Kampung Adat Benda Kerep

Transkripsi:

BAB II PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA SEJAHTERA 2.1 Keluarga Sejahtera Secara tradisional, keluarga diartikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama. Sedang Morgan dalam Sitorus (1988;45) (dikutip dari Moch. Shochib, 2000) menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan perkawinan (hubungan suami-istri) dan ikatan kekerabatan (hubungan antar generasi, orang tua anak) sekaligus. Namun secara dinamis individu yang membentuk sebuah keluarga dapat digambarkan sebagai anggota dari grup masyarakat yang paling dasar yang tinggal bersama dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan individu maupun antar individu mereka. Bila ditinjau berdasarkan Undang-undang no.10 tahun 1972, keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak karena ikatan darah maupun hukum. Hal ini sejalan dengan pemahaman keluarga di negara barat, keluarga mengacu pada sekelompok individu yang berhubungan darah dan adopsi yang diturunkan dari nenek moyang yang sama. Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikkan sebagai tempat atau lembaga pengasuhan yang paling dapat memberi kasih sayang. Di dalam keluarga kali pertama anak-anak mendapat pengalaman dini langsung yang akan digunakan sebagai bekal hidupnya dikemudian hari melalui latihan fisik, sosial, mental, emosional dan spritual. Karena anak ketika baru lahir tidak memiliki tata cara dan kebiasaan (budaya) yang begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke 7

generasi lain, oleh karena itu harus dikondisikan ke dalam suatu hubungan kebergantungan antara anak dengan orang tua dan anggota keluarga lain dan lingkungan yang mendukungnya baik dalam keluarga atau lingkungan yang lebih luas (masyarakat). Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa peran orang tua adalah fungsi yang dimainkan oleh orang tua yang berada pada posisi atau situasi tertentu dengan karakteristik atau kekhasan tertentu. 2.2 Peranan Orang Tua 2.2.1 Pengertian Peran Orang tua Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Menurut Gunarsa ( dikutip dari Soerjono Soekanto, 2004) dalam keluarga yang ideal (lengkap) maka ada dua individu yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan peran ibu, secara umum peran kedua individu tersebut adalah : a. Peran ibu adalah : Memenuhi kebutuhan biologis dan fisik Merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, kasih sayang dan konsisten Mendidik, mengatur dan mengendalikan anak menjadi contoh dan teladan bagi anak b. Peran ayah adalah : Ayah sebagai pencari nafkah 8

Ayah sebagai suami yang penuh pengertian dan memberi rasa aman Ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi keluarga Pada proses sosialisasi peranan ibu dapat dikatakan lebih besar daripada seorang ayah. Sebagaimana ibu harus mengambil keputusan-keputusan yang cepat dan tepat. Bahkan sebagai ayah berfungsi untuk mengambil keputusan-keputusan penting, sedangkan seorang istri mengambil keputusan yang kurang penting. Walaupun demikian, terdapat suatu kecenderungan bahwa peranan orang tua mulai berubah, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Kesempatan untuk kerja bagi wanita semakin banyak, tersedianya lembaga-lembaga pendidikan lanjutan yang terbuka untuk wanita serta dibentuknya organisasi-organisasi wanita yang ada kaitannya dari tempat suami bekerja. Hal-hal tersebut mengakibatkan terjadinya kesulitan-kesulitan di dalam melaksanakan proses sosialisasi kepada anak. 2.2.2 Pola asuh Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak dapat berinteraksi. Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian sangatlah besar artinya. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian adalah cara pengasuhan anak. Orang tua mempunyai berbagai macam fungsi yang salah satu di antaranya ialah mengasuh 9

putra-putrinya. Dalam mengasuh anaknya orang tua dipengaruhi oleh budaya yang ada di lingkungannya. Di samping itu, orang tua juga diwarnai oleh sikap-sikap tertentu dalam memelihara, membimbing, dan mengarahkan anak-anak. Sikap tersebut tercermin dalam pola pengasuhan kepada anak yang berbedabeda, karena orang tua mempunyai pola pengasuhan tertentu. Menurut Diana Baumrind (dikutip dari Bunda Lucy, 2009), ada empat jenis pola pengasuhan, yaitu otoriter, authoritative, neglectful dan indulgent yaitu: a. Pola asuh otoriter Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri sebagai berikut: Kaku Tegas Adanya penerapan hukuman Kurang kasih sayang serta simpatik Orang tua memaksa anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai mereka serta mencoba membentuk lingkah laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak Orang tua tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian Hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa b. Pola asuh authoritative (Memberikan pilihan) Diana Baumrind menyatakan ciri-cirinya adalah: Secara bertahap orang tua memberikan tanggung jawab bagi anak-anaknya terhadap segala sesuatu yang diperbuatnya sampai mereka menjadi dewasa. 10

Mereka selalu berdialog dengan anak-anaknya, saling memberi dan menerima, selalu mendengarkan keluhankeluhan dan pendapat anak-anaknya. Dalam bertindak, mereka selalu memberikan alasannya kepada anak, mendorong anak saling membantu dan bertindak secara objektif, tegas tetapi hangat dan penuh pengertian. Mendorong anak untuk mandiri, tapi orang tua tetap menetapkan batas dan kontrol. c. Pola asuh permisif/ neglectful menyatakan bahwa : Orang tua cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama sekali. Bimbingan terhadap anak kurang dan sedikit sekali dituntut untuk suatu tangung jawab, tetapi mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa. Anak diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri dan orangtua tidak banyak mengatur anaknya. d. Pola asuh Indulgent Pola indulgent sebenarnya menjadi istilah bagi pola asuh orang tua yang selalu terlibat dalam semua aspek kehidupan anak. Namun tidak adanya tuntutan dan kontrol dari orang tua terhadap anak. Mereka cenderung membiarkan anaknya melakukan sesuai dengan keinginan mereka. Dalam bahasa sederhananya, orang tua akan selalu menuruti keinginan anak, apa pun keinginan tersebut. Sehingga orang tua tidak mempunyai posisi tawar di depan anak karena semua keinginannya akan dituruti, tanpa mempertimbangkan apakah itu baik atau buruk bagi anak. 11

Sebagai pendidik dan pembimbing dalam keluarga, orang tua sangat berperan dalam meletakan dasar-dasar perilaku bagi anak-anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tak sadar ditanamkan dan kemudian menjadi kebiasaan bagi anak-anaknya. Faktor lingkungan sosial memiliki sumbangannya terhadap perkembangan tingkah laku anak ialah keluarga khususnya orang tua terutama pada masa awal (kanak-kanak) sampai masa remaja. Dalam mengasuh anaknya orang tua cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. 2.2.3 Sosialisasi Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Jenis sosialisasi Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: 1. Sosialisasi primer (dalam keluarga) Sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat. Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. (Peter L. Berger dan Luckmann, 1980) 12

Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. 2. Sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama. 2.3 Analisa permasalahan Kegiatan melalui sosialisasi peranan orang tua dalam mendidik anak melalui pola asuh untuk mewujudkan keluarga sejahtera. Secara garis besar informasi sosialisasi ini menjelaskan mengenai peran orang tua dalam mendidik anak, menyadarkan bahwa telah terjadi pergeseran nilai dikalangan remaja, pengarahan yang tepat dalam membimbing keluarga menuju keluarga yang sejahtera dan menjalankan pola pengasuhan yang tepat. Sosialisasi ini diselenggarakan oleh Departemen Sosial dan bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional serta Departemen Kesehatan dan BKKBN. Berdasarkan hasil analisis di atas maka penulis akan merancang dan memilih media-media yang tepat untuk melakukan sosialisasi. Dengan 13

ini penulis akan menjelaskan mengenai strategi yang akan dipakai dalam mengatasi masalah ini. 2.4 Tinjauan event 2.4.1 Pengertian event Event menurut kamus Umum Bahasa Indonesia karangan WJS. Poerwadarminta, event adalah kejadian atau acara yang diselenggarakan untuk menarik khalayak untuk memberikan materi atau informasi, dengan tujuan mendapatkan apresiasi masyarakat yang dapat membuat masyarakat melakukan suatu tindakan sehingga terjadi umpan balik dari masyarakat sasaran. 2.4.2 Jenis-jenis event Jenis event dibedakan menjadi public event dan private event. Yang termasuk dalam public event adalah: Perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis atau perdagangan, kompetisi olahraga, pendidikan dan ilmu pengetahuan, rekreasi, serta politik atau kenegaraan. Sedangkan private event meliputi perayaan pribadi, seperti peringatan hari jadi atau anniversaries, liburan keluarga, pesta, pernikahan, dan pesta ulang tahun, serta event-event sosial seperti pesta-pesta, gala, dan acara reuni. (Getz, 1997) 2.5 Kegiatan sosialisasi Kegiatan dalam sosialisasi ini menggunakan 1 program, yaitu dengan menyelenggarakan event keluarga yang di dalamnya terdapat berbagai acara kegiatan seperti jalan santai/jalan sehat bersama keluarga, lomba masak keluarga, kontes keluarga cerdas, seminar, festival jajanan murah. Kegiatan yang bertema Ceria Bersama Keluarga. Secara garis besar kegiatan ini menjelaskan mengenai peran orangtua, dan menjelaskan pola pengasuhan pada anak. 14

2.6 Khalayak sasaran Untuk memilih masyarakat yang menjadi khalayak sasaran. Khalayak sasaran terdiri dari target utama (primer) dan target kedua (sekunder), dimana yang utama adalah keluarga (orangtua) yang memiliki anak usia 3-15 tahun didaerah perkotaan terutama kota Bandung dan target yang kedua adalah orang tua yang memiliki anak usia 3-15 tahun didaerah suburban. Berikut penjabarannya: - Primer Demografis Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan Usia : 23 sampai 40 tahun Pekerjaan : Semua bidang pekerjaan Sosial ekonomi : Menengah kebawah Psikografis Orangtua dengan sifat agresif, aktif, perhatian, dan yang memperlakukan anak-anak dengan kasih sayang, melindungi mereka merupakan sifat yang dicari sebagai sasaran objek dalam sosialisasi. Komunikasi timbal balik yang dilakukan, dialog yang dibangun dalam interaksi dengan anggota keluarga. Geografis Letak geografis diadakannya event sosialisasi ini adalah di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Secara geografis masyarakat umum yang ingin dicapai adalah mereka yang berada di Kota Bandung pada khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya. - Sekunder Demografis Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan Usia : Pasangan usia subur, pasangan yang baru menikah, anak-anak. Pekerjaan : Semua bidang pekerjaan 15

Sosial ekonomi : Semua kalangan Psikografis Pasangan yang akan merencanakan atau membentuk sebuah keluarga, orang tua yang kurang memperlakukan anak-anak dengan kasih sayang dan perhatian, melindungi mereka, dan kuarang memberi contoh yang baik. Komunikasi timbal balik yang jarang dilakukan, dialog tidak pernah dibangun dalam interaksi dengan anggota keluarga. Geografis Secara geografis masyarakat umum yang ingin dicapai adalah mereka yang berada di Kota Bandung pada khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya 16