Konseling & VCT. Dr. Alix Muljani Budi

dokumen-dokumen yang mirip
Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL

HIV AIDS. 1. Singkatan dan Arti Kata WINDOW PERIOD DISKRIMINASI. 2. Mulai Ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR VCT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BEROBAT PADA PASIEN HIV DI RSUD KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia,

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Informan (Inform Concent)

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna

Strengthening Knowledge as Control Strategy on Sexual Behaviour of Employees

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

Lampiran 1. Informed Consent. Penjelasan prosedur

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Berikut adalah analisis dari hasil penelitian yang didapat dari wawancara dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BEKASI

PEMERINTAH PROPINSI JAWATIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWATIMUR NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS Dl JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 6

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

Peranan Bidan dalam Mendukung Program PMTCT Dra Ropina Tarigan, Am-Keb, MM

PEMERINTAH KABUPATEN WAJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEDOMAN PELAYANAN KONSELING DAN TESTING HIV SECARA SUKARELA (VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2008

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2014 di dunia didapatkan. samasehingga dapat menekan peningkatan HIV/AIDS.

MANAJEMEN KASUS HIV/AIDS. Sebagai Pelayanan Terpadu Bagi Orang dengan HIV/AIDS (Odha)

BUPATI BONDOWOSO TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROMES DI BONDOWOSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Persoalan dan strategi penting

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

KERENTANAN PENULARAN HIV DAN AIDS DI LINGKARAN MIGRASI. Baby Rivona

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMUNODEFICIENCY VIRUS/ ACQUIRED IMUNODEFICIENCY SYNDROME

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 5 ayat 1, yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, salah satunya HIV/AIDS. Laporan kementerian kesehatan, sejak

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab hasil penelitian dan pembahasan ini penulis akan membahas strategi

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB IV METODE PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

PROSEDUR WAWANCARA PERAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DALAM PELAKSANAAN PERDA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA SEMARANG

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masalah dunia karena melanda di seluruh negara di dunia (Widoyono, 2005).

Penanganan Medis dan Non Medis untuk korban kekerasan. Ova Emilia 3 Juli 2015

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

SURVEI SUVEILANS PERILAKU (SSP) 2007

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di berbagai belahan bumi mengalami masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terjadi 5,6 juta kasus HIV baru dan 2,6 juta kematian karena AIDS serta

BAB I Pendahuluan. Grafik 1 Jumlah Kasus AIDS Di Indonesia. Sumber : (Dokumen Unit Pelayanan HIV Terpadu RSUPN-CM, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. fisik seksual. Kondisi seksualitas yang sehat juga menunjukkan gambaran

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 16 SERI E

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

PENANGGULANGAN HIV / AIDS

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

Konseling & VCT Dr. Alix Muljani Budi

Konseling merupakan proses interaksi antara konselor dan klien utk memberikan dukungan mentalemosinal kepada klien mencakup upaya-upaya yang spesifik, terjangkau dan realistik serta dapat dilaksanakan Konseling dilakukan oleh konselor terlatih yang memiliki keterampilan konseling dan pemahaman akan seluk beluk HIV / AIDS

Konselor adalah mereka yang dengan tulus dan tujuan jelas, menyediakan ruang dan waktunya, perhatian dan keahliannya bagi ODHA, mempunyai keterampilan konseling, untuk membantu klien mempelajari keadaan dirinya, mengenali dan melakukan pemecahan masalah terhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan (stigmatisasi & diskriminasi)

VCT (Voluntary Counseling and Testing) = Konseling dan Tes Sukarela (KTS), atau VCCT (voluntary and confidential counseling and testing) merupakan kegiatan konseling yang bersifat sukarela dan rahasia, yang dilakukan sebelum dan sesudah tes darah untuk HIV Tes HIV dilakukan setelah klien terlebih dahulu memahami dan menandatangani informed consent

Tujuan Umum VCT Untuk mempromosikan perubahan perilaku sehingga risiko infeksi dan penyebaran infeksi HIV dapat diturunkan Tujuan Khusus VCT bagi ODHA 1. Meningkatkan jumlah ODHA yang mengetahui bahwa dirinya terinfeksi HIV (< 2,5% orang yg mengetahui bahwa dirinya telah terinfeksi HIV) 2. Diagnosis dini HIV

VCT penting karena : Merupakan pintu masuk (entry point) ke seluruh layanan HIV/ AIDS (akses ke berbagai pelayanan) Dukungan, baik yang hasil testnya positif/negatif, dengan berfokus pada dukungan atas kebutuhan klien : perubahan perilaku, dukungan mental, pemahaman faktual dan terkini atas HIV/ AIDS, dukungan terapi ARV & perawatan (CST) Mengurangi stigma & diskriminasi di masyarakat Pendekatan menyeluruh : kesehatan fisik dan mental Pemberdayaan ODHA melalui training, KDS (meningkatkan kualitas hidup ODHA)

Tahapan Pelayanan VCT Konseling Pra-testing : Informasi Dasar HIV Alasan dilakukannya VCT Komunikasi Perubahan Perilaku Penilaian Risiko Testing HIV Konseling Pasca-testing Konseling Berkelanjutan Perencanaan Rawatan Psikososial Lanjutan

Pendekatan VCT Terfokus pada klien satu per satu (melalui tatap muka) Melakukan penilaian risiko personal dan menurunkan risiko Meneguhkan keputusan tes Menggali kemampuan diri dan mengarahkan rencana ke depan (Hak azasi manusia) Menindaklanjuti dukungan atas kebutuhan

Penerapan Konseling Tak ada satu formula yang tepat bagi semua klien, sangat bersifat individu Perlu belajar sambil menerapkan dan kemudian mengembangkannya Perlu respon efektif dan inovatif akan kebutuhan psikososial klien Pengembangan kemampuan konseling dari para petugas perlu terus ditingkatkan Penguatan kemampuan kerja dapat dihimpun melalui jejaring pelayanan, kebijakan tempat kerja, kebijakan nasional serta dukungan para stake holders

Keterampilan yang diperlukan dalam memberikan konseling adalah : 1. Mendengarkan aktif & mengamati (penuh perhatian) 2. Mengajukan pertanyaan & menghayati (empati) 3. Merangkum & menyimpulkan 4. Membaca & merefleksikan perasaan 5. Membangun relasi & persetujuan pelayanan 6. Menggali dan memahami masalah, penyebab & kebutuhan 7. Mengenal alternatif penyelesaian masalah 8. Penyelesaian masalah, dapat memberikan solusi & penguatan 9.Penyelesaian masalah, konsekuensi logis dan mengakhiri

Konselor : Ramah Berempati Sopan Mampu berkomunikasi dg baik Dapat mengenali gangguan umum kejiwaan (depresi berat, cemas, ingin bunuh diri) & gangguan otak organik

Selama konseling usahakan : Suasana nyaman, Rilex Terjaga kerahasiaannya Saling percaya Tidak terburu-buru (jangan dipaksakan) Konseling berkelanjutan, tergantung kebutuhan klien

Mereka yang memerlukan konseling : Mereka yg sudah terinfeksi HIV/AIDS,& keluarganya Mereka yang ingin mengetahui status HIVnya (merasa telah melakukan tindakan berisiko) Utk kepentingan dinas/pekerjaan Kelompok berisiko tinggi

Isi Konseling Informasi faktual tentang infeksi HIV dan penyakit yang terkait, cara penularan,dampak, cara pencegahan Penilaian tingkat risiko infeksi HIV Mengkaji kemungkinan sumber infeksi klien Informasi untuk menurunkan risiko (harm reduction) dgn perubahan perilaku berisiko

FORMULIR PERSETUJUAN UNTUK TESTING HIV (INFORMED CONSENT) Sebelum menanda tangani formulir persetujuan ini, harap mengetahui bahwa : Anda mempunyai hak utk berpartisipasi didalam pemeriksaan dg dasar kerahasiaan Anda mempunyai hak utk menarik persetujuan testing sebelum pemeriksaan tersebut. Saya telah menerima informasi dan konseling menyangkut hal-hal berikut ini: Keberadaan dan kegunaan dari tesing HIV Tujuan dan kegunaan dari testing HIV Apa yang dapat dan tidak dapat diberitahukan dari testing HIV Keuntungan serta resiko dari testing HIV dan dari mengetahui hasil testing saya Pemahaman dari positif, negatif, false negatif, false positif, intermediate dan dampak dari masa jendela Pengukuran untuk pencegahan dari pemaparan dan penularan HIV Saya dg sukarela menyetujui utk menjalani testing HIV dg ketentuan bahwa hasil test tsb akan tetap rahasia dan terbuka hanya kepada saya. Saya menyetujui untuk menerima pelayanan konseling setelah menjalani testing pemeriksaan untuk mendiskusikan hasil testing HIV saya dan cara-cara untuk mengurangi resiko untuk terkena HIV atau menyebarluaskan HIV kepada orang lain untuk waktu kedepannya. Saya mengerti bahwa pelayanan kesehatan saya pada klinik ini tidak akan mempengaruhi keputusan saya secara negatif terhadap testing atau tidak menjalani testing atau hasil dari testing HIV saya. Saya telah diberikan kesempatan untuk bertanya dan pertanyaan saya ini telah diberikan jawaban yang memuaskan saya. Saya, dg ini mengizinkan testing/pemeriksaan HIV utk dilaksanakan pada tanggal: Tanda tangan atau Cap Jempol Klien Tanda tangan Konselor

FORM VCT PRA TESTING HIV Nomer Rekam Medis Klien - FIE - 1. Data Demografi a) Jenis klien I b) Status hubungan c) Jumlah anak 1 = laki-laki, 2 = perempuan, 1 = tidak pernah kawin, 2 = kawin, 3 = cerai/pisah, 4= janda, 1 = 1, 2 = 2, 3 = 3, 4 = 4, 5 = 5, 6=6, 7 = > 4, 8 = 0 d) Umur klien e) Pendidikan f) Pekerjaan sekarang 1 = <15, 2 = 15-24, 3 = 25-34, 4 = 35 44, 5 = > 45 d) 2. Penilaian risiko individu 1 = tidak ada, 2 = SD, 3 = SLTP/sederajat, 4 = SLTA/sederajat 5 = Akademi/PT 0 = tak bekerja 1 = bekerja, 2 = pelajar/mahasiswa, 3 = petani 4 = profesional, 5 = polisi/abri/satpam 6 = pekerja tambang, 7 = transportasi, 8 = lain-lain (sebutkan) Klien punya pasangan tetap Status pasangan tetap Tanggal Tes Terakhir 1 = ya, 2 = tidak 1 = - H IV (+) Jika Ya, isi kolom b) 2 = HIV 3 = tidak diketahui

Tulislah kode clan tanggal potensi pajanan yang paling akhir Pajanan Tanggal paling berisiko 1 = Ya, 2 = Tidak Pajanan okupasional Tato, goresan Produk darah Hubungan seks vaginal Oral seks Anal seks Riwayat kekerasan seksual Bergantian peralatan suntik F1 Masa Jendela (Window Periode) 1 = Ya, 2 Tidak Klien membutuhkan tes ulang HIV karena masa jendela YA / TIDAK (harap dilingkari) jika Ya, tanggal tes ulang Klien berisiko dengan orang HIV positif yang dikenal Jika YA, masa kehamilan : Trimester Klien hamil 1/2/3 Klien menggunakan KB secara teratur Klien mempunyai riwayat infeksi menular seksual Klien melaporkan gejala TB Diperlukan rujukan untuk pengobatan (1 = Ya, 2 = Tidak) Klien sangat terindikasi bunuh diri jika hasil tes HIV Klien mempunyai riwayat melukai diri atau usaha bunuh diri Klien sangat terindikasi mencederai orang lain jika hasil tes HIV (+) Klien mempunyai potensi risiko melakukan kekerasan jika hasilnya diberitahu kepada pasangan Klien mempunyai dukungan personal yang cukup

Hasil Pemeriksaan : ( beri tanda) antibody HIV negatif antibody HIV positif indeterminate Nama konselor Tanda tangan konselor Tanggal

FORM VCT PASCA TESTING HIV Jika hasil HIV positif : Memeriksa hasil untuk kepentingan klien Menilai kesiapan klien terhadap hasil tes Menjelaskan hasil kepada klien Menyediakan informasi singkat mengenai bentuk dukungan dan tindak lanjut Penilaian terhadap resiko kecenderungan bunuh diri Mendiskusikan strategi pemberitaan kepada pasangan (open status) Pemberitaan kepada (siapa, kapan, bagaimana, mengapa) Meninggalkan klinik - pastikan apakah klien tiba dengan selamat Mendiskusikan strategi untuk merencanakan bagaimana cara terbaik untuk masa depan Mendiskusikan strategi untuk pencegahan penularan kepada orang lain

Formulir Rujukan Jika Ya, persetujuan atau izin untuk memberikan informasi dari klien Ya/Tidak (tolong dilingkari) Keterangan dari rujukan : NOTES: Nama Konselor Tanda tangan Konselor Tanggal

Stigma dan Diskriminasi Stigma atau cap buruk adalah tindakan memvonis seseorang buruk moral /perilakunya sehingga mendapatkan infeksi HIV, dan sebagai akibatnya mereka mengalami Diskriminasi ; ditolak, dikucilkan, dihindari, dijauhi, didiskreditkan ( ingat penularannya!) Stigma & Diskriminasi melawan HAM

Prinsip Etika dalam menangani HIV/AIDS Empati Solidaritas Tanggung Jawab