a. Menyelesaikan Masalah Penugasan dengan Algoritma Hungaria

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III Transportasi

SOAL LATIHAN. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan singkat dan jelas!

2. Metode MODI (Modified Distribution) / Faktor Pengali (Multiplier)

BAB VI Program Linear Bilangan Bulat

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

Lampiran 1 Syntax Program LINGO 11.0 untuk Menyelesaikan Masalah Pemrograman Linear dengan Metode Branch-and-Bound beserta Hasil yang Diperoleh

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel

Dasar-dasar Optimasi

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Bab II Pengenalan Program Linear

Formulasi dengan Lindo. Dasar-dasar Optimasi. Hasil dengan Lindo 1. Hasil dengan Lindo 2. Interpretasi Hasil. Interpretasi Hasil.

Dwijanto. Program Linear. Berbantuan Komputer: Lindo, Lingo dan Solver. Pontianak Surabaya Balikpapan. Makasar 450. Manado 450.

LAMPIRAN A KUISIONER PEMBOBOTAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII METODE TRANSPORTASI

Masalah Penugasan. Tujuan : Memahami dan membuat formulasi model dari permasalahan alokasi sumber daya yang ada dan solusinya

BAB 2 LANDASAN TEORI

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Daerah fisibel untuk masalah IP di atas diberikan pada gambar berikut :

BAB V Analisis Jaringan

TRANSPORTASI & PENUGASAN

Dualitas Dalam Model Linear Programing

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) MENGGUNAKAN ALGORITMA RECURSIVE BEST FIRST SEARCH (RBFS)

Pemodelan Programasi Linier dan Solusi Manual Model Assignment

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

Tabel 1. Soal Lapres. Benang Pewarna Harga Jual Permasalahan tersebut dimodelkan sebagai berikut : X2 = Sarung Anak

PERSOALAN TRANSPORTASI

Lampiran 1 Gambar rancang bangun alat penangkap ikan tuna longline. Sumber: 30 Desember 2010

Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase

BAB I. MASALAH TRANSPORTASI KHUSUS

Model Transportasi 1

VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI

Model Transportasi /ZA 1

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dari UD. Wingko Babat Pak Moel sebagai berikut: a. Data permintaan wingko pada tahun 2016.

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

PERBANDINGAN ANALISIS SENSITIVITAS MENGGUNAKAN PARTISI OPTIMAL DAN BASIS OPTIMAL PADA OPTIMASI LINEAR MIRNA SARI DEWI

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN OPTIMASI PENGADAAN SAYURAN ORGANIK. : Optimasi Pengadaan Sayuran Organik

PROPOSAL PROGRAM BRANDING DAN PLACEMENT MUDIK LEBARAN 2013

MINIMALISASI KETERLAMBATAN KERETA API (STUDI KASUS PADA JADWAL KERETA API DI PT KERETA API INDONESIA DAOP IV SEMARANG)

UNNES Journal of Mathematics

#6 METODE TRANSPORTASI

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia

METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI

PERTEMUAN 12 KEMEROSOTAN (DEGENERACY)

Analisis Sensitifitas DALAM LINEAR PROGRAMING

UNIVERSITAS MERCU BUANA PROGRAM PASKA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

UJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

PENGANGKUTAN BARANG DI JALUR PANTURA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Hubungan Kluster Industri dengan Penentuan Lokasi Pelabuhan: Studi Kasus Pantai Utara Pulau Jawa

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) METODE TRANSPORTASI

BAB II LANDASAN TEORI

PENYELESAIAN PERMAINAN SUDOKU, CHALLENGER PUZZLE, DAN N-QUEENS PROBLEM MENGGUNAKAN INTEGER PROGRAMMING ALI VIKRI

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS)

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Ke - 10

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Penyelesaian Masalah Transportasi

MASALAH TRANSPORTASI

BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

METODE dan TABEL SIMPLEX

Dual Pada Masalah Maksimum Baku

C. BIAYA PERJALANAN DINAS. 1. Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut:

MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

Pertemuan ke-1 PENDAHULUAN

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI

Dualitas Dalam Model Linear Programing

penelitian, yaitu kontribusi margin dan kendala. Berikut adalah pengertian dari

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL TRANSPORTASI UNTUK MASALAH PENDISTRIBUSIAN AIR MINUM (STUDI KASUS PDAM SURAKARTA) Abstrak

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

Lampiran 1. Syntax Program LINGO 11.0 untuk Menyelesaikan Masalah Pemrograman Linear dengan Metode Branch and Bound beserta Hasil yang Diperoleh

METODE TRANSPORTASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Penentuan Lokasi Pangkalan Kapal Search and Rescue Studi Kasus : di Wilayah Indonesia Timur. Ferico Yofi Erlangga

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

Analisis Penggunaan Algoritma Greedy dalam Program Solusi Fisibel Basis Awal Transportasi

PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 2010 MODUL ALJABAR

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX

OPTIMALISASI MODEL TRANSSHIPMENT DI PT. PRIMATEXCO MENGGUNAKAN PROGRAM SOLVER. Info Artikel. Abstract. CandraHadiMuhammad,Dwijanto,ZaenalAbidin

Masalah Penugasan (Assigment Problem) Pertemuan kuliah Manajemen Pengambilan Keputusan

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM.

Transkripsi:

BAB IV Penugasan dan Transshipment 1. Penugasan Masalah penugasan bermula dari penempatan para pekerja pada bidang yang tersedia agar biaya yang ditanggung pemberi tugas/perusahaan dapat diminimalkan. Jika dalam hal ini, pekerja dianggap sebagai sumber dan pekerjaan dianggap sebagai tujuan, sehingga masalah penugasan akan sama dengan masalah transportasi, dimana banyaknya sumber dan banyaknya tujuan adalah sama, setiap sumber hanya menghasilkan satu demikian pula setiap tujuan hanya memerlukan satu. a. Menyelesaikan Masalah Penugasan dengan Algoritma Hungaria Untuk lebih mudah memahami, marilah kita perhatikan contoh masalah berikut: Sebuah perusahaan yang berada di tiga kota yaitu Banjarmasin, Solo, dan Denpasar memerlukan tenaga ahli untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Ketiga ahli itu berada di Jakarta, Surabaya, dan Ujung Pandang. Biaya ketiga orang ahli tersebut adalah seperti Tabel 2.6.a. Tabel 2.6.a. Asal Ahli Tujuan Banjarmasin Solo Denpasar Jakarta 30 36 40 Surabaya 20 25 29 Ujung Pandang 27 24 22 Untuk menyelesaikan masalah ini akan digunakan sebuah metode yang disebut dengan Metode Hongaria, Langkah-langkah menyelesaikan masalah penugasan dengan algoritma Hungaria adalah sebagai berikut: 108

109 Cara menentukan total biaya minimum adalah dengan mengurangkan setiap baris dengan bilangan terkecil dari baris itu sendiri, sehingga kita peroleh tabel berikut: 0 6 10 0 5 9 5 2 0 Selanjutnya dikurangi dengan bilangan terkecil menurut kolom-kolomnya, sehingga diperoleh tabel berikut: 0 4 10 0 3 9 5 0 0 Selanjutnya dibuat garis sesedikit mungkin menurut baris atau kolom sehingga menutup semua bilangan nol (0). Bilamana jumlah garis masih lebih kecil dari banyaknya baris atau kolom, maka belum dapat disusun tabel optimalnya. Dalam hal diatas diperlukan dua garis, sehingga harus dilakukan langkah berikutnya yaitu: Mengurangi semua bilangan yang tidak tertutup garis dengan bilangan terkecil, dan menambahkan bilangan tersebut kepada persilangan garis penutup. Pada masalah diatas, diperoleh tabel berikut: 0 1 7 0 0 6 8 0 0 Dari tabel di atas, bagaimanapun caranya mencoret bilangan nol, paling sedikit diperlukan tiga buah garis. Langkah selanjutnya memilih sel nol untuk setiap baris atau kolom. Caranya ialah ada dua yaitu menurut baris atau menurut kolom. Pilih sel yang baris/kolom yang bilangan nolnya hanya satu (paling sedikit) Buang baris dan kolom pada sel yang terpilih. Lakukan terus sampai selesai.

110 Dari tabel diatas misalnya kita lakukan pada baris, maka sel pada baris 1 kolom 1 adalah set pertama yang dipilih, jadi baris 1 dan kolom 1 dibuang (diabaikan) 0 * 1 7 0 0 * 6 8 0 0 * Setelah kita lakukan proses diatas, maka sel yang terpilih adalah sel (1,1), (2,2), dan (3,3). Sehingga total biaya minimal yang diperlukan adalah 30 + 25 + 22 = 77. Dimana Banjarmasin mendatangkan ahli dari Jakarta, Solo mendatangkan ahli dari Surabaya, dan Denpasar mendatangkan ahli dari Ujung Pandang. Masalah penugasan ini juga dapat digunakan untuk masalah maksimum, yaitu dengan mengubah sedikit masalah maksimum ke minimum. Untuk lebih mudahnya kita ambil contoh berikut: Sebuah Perusahaan akan memberi tugas kepada tiga orang ( A, B, C) untuk menduduki jabatan tertentu (X,Y, Z). Keuntungan dari ketiga orang pada ketiga jabatan tersebut sebagai berikut: Pekerja Jabatan X Y Z A 20 26 30 B 10 15 19 C 17 14 12 Langkah pertama adalah membuat tabel regrete, yaitu tabel karena tidak mengambil tindakan terbaik. Cara membuat adalah dengan mengurangkan setiap sel dengan bilangan terbesar tiap barisnya. Langkah ini menghasilkan tabel berikut: 10 4 0 9 4 0 0 3 5

111 Selanjutnya kita lakukan langkah-langkah seperti pekerjaan minimum, sehingga kita peroleh tabel berikut: 6 0 0 4 0 0 0 3 9 Penugasan optimal dicapai pada 6 0 0 * 4 0 * 0 0 * 3 9 Pekerja A pada jabatan Z, Pekerja B pada jabatan Y, Pekerja C pada jabatan X, dengan keuntungan = 30 + 15 + 17 = 62 Atau 6 0 * 0 4 0 0 * 0 * 3 9 Pekerja A pada jabatan Y, Pekerja B pada jabatan Z, Pekerja C pada jabatan X, dengan keuntungan = 26 + 19 + 17 = 62 Tabel Pekerja dan Jabatan Pekerja Jabatan X Y Z A 20 26 30 B 10 15 19 C 17 14 12 b. Menyelesaikan Masalah Penugasan dengan Program Komputer i. Program Lindo untuk Menyelesaikan Masalah Penugasan Dengan komputer (program Lindo) juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah penugasan ini yaitu seperti permasalahan pada transportasi. Program perhitungan dipersilahkan kepada pembaca sebagai latihan.

112 MAX 20 AX + 26 AY + 30 AZ + 10 BX + 15 BY + 19 BZ + 17 CX + 14 CY + 12 CZ SUBJECT TO 2) AX + AY + AZ = 1 3) BX + BY + BZ = 1 4) CX + CY + CZ = 1 5) AX + BX + CX = 1 6) AY + BY + CY = 1 7) AZ + BZ + CZ = 1 END Hasil perhitungan dengan Lindo diperoleh sebaga berikut: LP OPTIMUM FOUND AT STEP 7 OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) 62.00000 VARIABLE VALUE REDUCED COST AX 0.000000 9.000000 AY 0.000000 0.000000 AZ 1.000000 0.000000 BX 0.000000 8.000000 BY 1.000000 0.000000 BZ 0.000000 0.000000 CX 1.000000 0.000000 CY 0.000000 0.000000 CZ 0.000000 6.000000 ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) 0.000000 0.000000 3) 0.000000-11.000000 4) 0.000000-12.000000 5) 0.000000 29.000000 6) 0.000000 26.000000 7) 0.000000 30.000000 LP OPTIMUM FOUND AT STEP 3 OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) 62.00000 VARIABLE VALUE REDUCED COST BX 0.000000 0.000000 BY 0.000000 0.000000 BZ 1.000000 0.000000 CX 1.000000 0.000000 CY 0.000000 8.000000 CZ 0.000000 14.000000 AX 0.000000 1.000000 AY 1.000000 0.000000 AZ 0.000000 0.000000

113 ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) 0.000000 0.000000 3) 0.000000 5.000000 4) 0.000000 9.000000 5) 0.000000 21.000000 6) 0.000000 10.000000 7) 0.000000 17.000000 NO. ITERATIONS= 3 ii. Program Solver untuk Menyelesaikan Masalah Penugasan Diselesaikan dengan Solver, maka kita buat tabel dan hasilnya sebagai berikut. Seperti pada penyelesaian masalah transportasi, masalah Penugasan dikerjakan dengan memulai mengisi nilai awal = 0. sehingga tabel awalnya sebagai berikut Setelah solver dijalankan dengan mengisi / memilih seperti gambar berikut.

114 Selanjutnya dengan memilih Solve, maka akan diperoleh hasil seperti berikut. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa Pendapatan optimun terjadi apabila A ditempatkan pada jabatan Z, B pada jabatan Y dan C pada jabatan X. Dengan pendapatan sebesar 62. Soal-soal 1. Suatu perusahaan memerukan 4 orang untuk 4 pekerjaan, sebut saja pekerjaan P, Q, R, dan S. Pekerjaan-pekerjaan itu akan diisi oleh 4 calon, yaitu: A1, A2, A3, dan A4. Prediksi pendapatan tiap bulan yang diperoleh apabila pekerjaan diserahkan kepada pekerja tersebut adalah seperti Tabel 3 berikut: Tabel 3. Prediksi pendapatan dari Pekerjaan Pekerjaan Kode Pelamar A1 A2 A3 A4 P 100 120 85 100 Q 70 110 70 80 R 95 110 90 90 S 90 115 80 100

115 Gaji yang diminta tiap bulan dari pekerja tersebut adalah seperti Tabel 4 berikut: Tabel 4. Data permintaan gaji pelamar Pekerjaan Kode Pelamar A1 A2 A3 A4 Gaji 50 60 50 45 Berikan penyelesaian tentang posisi pekerjaan para pekerja tersebut agar pendapatan perusahaan maksimum. 2. Sebuah Kantor akan mengangkat empat Kepala SubBagian (Kasubag) dari empat orang, yaitu Keuangan, Rumah Tangga, Pelayanan Masyarakat, dan Kerja Sama. Keempat calon adalah A1, A1, A3, dan A4. Dari keempat orang tersebut mengajukan anggaran seperti terlihat pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Usulan dana berkenaan jabatan Jabatan Calon Pejabat Kasubag A1 A2 A3 A4 Keuangan 100 90 90 100 Rumah Tangga 70 65 85 90 Pelayanan Masyarakat 80 70 70 90 Kerja Sama 75 65 80 95 Tentukan posisi jabatan masing-masing agar biaya pengelolaan pekerjaan minimal. Adakah posisi lain yang sama-sama menguntungkan?. 3. Untuk melayani transportasi Anak Sekolah/Pegawai Kantor, sebuah perusahaan kereta api listrik akan membeli empat buah lokomotif yang akan ditempatkan pada tiga tempat yang menyebar dalam kota itu, yaitu tempat I, II, dan III, masing-masing sebuah lokomotif kecuali tempat III sebanyak dua buah lokomotif. Lokomotif-lokomotif itu akan melayani perjalanan dari kota asal menuju tempat tujuan di pagi hari, dan pulang di siang hari. Jarak antara tempat asal dan tempat tujuan terlihat pada Tabel 2 berikut:

116 Tabel 2. Jarak antara tempat asal dengan tempat tujuan. Tempat tujuan Tempat Asal A B C D I 13 35 42 9 II 6 61 18 30 III 15 10 5 9 Tentukan jaringan rel kereta api, agar total panjang rel minimum. 4. Suatu perusahaan memerlukan 5 orang untuk 5 pekerjaan, sebut saja pekerjaan P, pekerjaan Q, pekerjaan R, pekerjaan S, dan pekerjaan T. Untuk memenuhi pekerjaan itu, perusahaan membuka lowongan kerja, dan ternyata yang melamar ada 7 orang, kemudian diberi kode: A1, A2,..., A7. Prediksi pendapatan tiap bulan yang diperoleh apabila pekerjaan diserahkan kepada pelamar adalah seperti Tabel 2 berikut: Tabel 2. Prediksi pendapatan dari Pekerjaan Pekerjaan Kode Pelamar A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 P 100 120 85 100 90 130 90 Q 70 110 70 80 100 120 90 R 95 110 90 90 60 140 100 S 90 115 80 100 80 150 80 T 70 100 80 75 100 120 75 Para pelamar disuruh mengajukan gaji yang diminta setiap bulannya. Hasil permintaan gaji pelamar adalah seperti Tabel 3 berikut: Tabel 3. Data permintaan gaji pelamar Pekerjaan Kode Pelamar A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 Gaji 50 60 50 45 45 60 35 Tentukan 5 calon yang harus diterima agar keuntungan perusahaan maksimum.

117 2. Transshipment Transshipment adalah masalah transportasi tetapi untuk mengirim barang dari tempat produksi ke tempat permintaan tidak dapat dilakukan secara langsung. Barang yang diangkut harus mengalami dua atau lebih cara pengangkutan. Misalnya Seorang petani tidak dapat memperoleh pupuk dari Pabrik langsung, tetapi harus melalui agen daerah, bahkan agen daerah harus memalui agen pusat baru dari Pabrik. Jadi proses penangkutan barang dari tempat produksi ke tempat permintaan harus melalui semacam agen terlebih dahulu. Sebagai contoh perhatikan masalah transshipment berikut. Sebuah Perusahaan Alat Berat Arifin memiliki 14 alat berat yang berada di Jakarta sebanyak 6 buah dan di Surabaya 8 buah. Alat berat tersebut akan dipakai di 6 kota, yaitu Tasikmalaya 2 buah, Cirebon 1 buah, Jogja 4 buah, Solo 4 buah, Madiun 3 buah, dan Jember 2 buah. Karena kondisi jalan, pengangkutan tidak dapat langsung dari kota asal ke kota tujuan dan harus melalui kota Transit yaitu Kota Bandung, Kota Semarang, dan Kota Malang. Alur pengiriman barang dan Biaya pengangkutan sebuah alat berat terlihat pada Gambar 1 dan tabel berikut. Tabel Biaya Satuan Pengangkutan dari Kota Asal ke Kota Transit BDG SMG MALANG JKT 10 15 25 SBY 20 15 10 Tabel Biaya Satuan Pengangkutan Kota Transit ke Tempat Tujuan TASIK CRB JOGJA SOLO MADIUN JEMBER BDG 10 15 SMG 15 10 10 MALANG 20 15 10 10

118 Gambar 1. Alur Pengiriman Barang, Perasediaan Barang, Kebutuhan Barang, dan Biaya Satuan Pengangkutan Masalah. Tentukan sistem Transshipment agar biaya pengiriman barang minimum. Penyelesaian. Untuk menyelesaikan masalah transshipment ini, pada setiap kota transit harus dibuat atau disediakan barang (alat) dummy yang besarnya sama dengan jumlah semua kapasitas produk atau persediaan barang. Tabel Transportasi dibuat dengan menggabung kedua tabel tersebut dan memberikan biaya yang cukup besar (M) kepada semua yang tidak mempunyai jalur transportasi, sehingga pada masalah diatas diperoleh tabel transportasi sebagai berikut.

119 Tabel Transportasi Gabungan BDG SMG MALANG TASIK CRB JOGJA SOLO MADIUN JEMBER Kapasitas JKT 10 15 25 M M M M M M 6 SBY 20 15 10 M M M M M M 8 BDG 0 M M 10 15 M M M M 14 SMG M 0 M M 15 10 10 M M 14 MALANG M M 0 M M 20 15 10 10 14 Permintaan 14 14 14 2 1 3 4 2 2 14 Dari tabel ini, maka sistem transportasi dapat dicari, dan akhirnya sistem transshipment dapat ditentukan. i. Program Lingo untuk Menyelesaikan Masalah Transshipment Masalah transshipmen ini apabila diselesaikan dengan Lingo, maka kita memberikan nilai M yang cukup besar, misalnya 1000, maka program Lingo untuk masalah ini adalah sebagai berikut. Model: Sets: Kapasitas/JKT, SBY, BDG, SMG, MLG/:Asal; Permintaan/BDG1, SMG1, MLG1, TASIK, CRB, JOGJA, SOLO, MADIUN, JEMBER/:Demand; Links(Kapasitas,Permintaan):Ship, Cost; Endsets Min=@sum(Links:Ship*Cost); @for(permintaan(j):@sum(kapasitas(i):ship(i,j))>demand(j)); @for(kapasitas(i):@sum(permintaan(j):ship(i,j))<asal(i)); Data: Asal=6, 8, 14, 14, 14; Demand=14, 14, 14, 2, 1, 3, 4, 2, 2; Cost= 10, 15, 25, 1000, 1000, 1000, 1000, 1000, 1000, 20, 15, 10, 1000, 1000, 1000, 1000, 1000, 1000, 0, 1000, 1000, 10, 15, 1000, 1000, 1000, 1000, 1000, 0, 1000, 1000, 15, 10, 10, 1000, 1000, 1000, 1000, 0, 1000, 1000, 20, 15, 10, 10; Enddata End Setelah program kita jalankan dan kita ambil data yang diperlukan, maka akan kita peroleh.

120 Rows= 15 Vars= 45 No. integer vars= 0 ( all are linear) Nonzeros= 149 Constraint nonz= 90( 90 are +- 1) Density=0.216 Smallest and largest elements in absolute value= 1.00000 1000.00 No. < : 5 No. =: 0 No. > : 9, Obj=MIN, GUBs <= 9 Single cols= 0 Optimal solution found at step: 24 Objective value: 320.0000 Variable Value Reduced Cost SHIP( JKT, BDG1) 3.000000 0.0000000E+00 SHIP( JKT, SMG1) 3.000000 0.0000000E+00 SHIP( JKT, MLG1) 0.0000000E+00 15.00000 SHIP( JKT, TASIK) 0.0000000E+00 980.0000 SHIP( JKT, CRB) 0.0000000E+00 975.0000 SHIP( JKT, JOGJA) 0.0000000E+00 975.0000 SHIP( JKT, SOLO) 0.0000000E+00 975.0000 SHIP( JKT, MADIUN) 0.0000000E+00 980.0000 SHIP( JKT, JEMBER) 0.0000000E+00 980.0000 SHIP( SBY, BDG1) 0.0000000E+00 10.00000 SHIP( SBY, SMG1) 4.000000 0.0000000E+00 SHIP( SBY, MLG1) 4.000000 0.0000000E+00 SHIP( SBY, TASIK) 0.0000000E+00 980.0000 SHIP( SBY, CRB) 0.0000000E+00 975.0000 SHIP( SBY, JOGJA) 0.0000000E+00 975.0000 SHIP( SBY, SOLO) 0.0000000E+00 975.0000 SHIP( SBY, MADIUN) 0.0000000E+00 980.0000 SHIP( SBY, JEMBER) 0.0000000E+00 980.0000 SHIP( BDG, BDG1) 11.00000 0.0000000E+00 SHIP( BDG, SMG1) 0.0000000E+00 995.0000 SHIP( BDG, MLG1) 0.0000000E+00 1000.000 SHIP( BDG, TASIK) 2.000000 0.0000000E+00 SHIP( BDG, CRB) 1.000000 0.0000000E+00 SHIP( BDG, JOGJA) 0.0000000E+00 985.0000 SHIP( BDG, SOLO) 0.0000000E+00 985.0000 SHIP( BDG, MADIUN) 0.0000000E+00 990.0000 SHIP( BDG, JEMBER) 0.0000000E+00 990.0000 SHIP( SMG, BDG1) 0.0000000E+00 1005.000 SHIP( SMG, SMG1) 7.000000 0.0000000E+00 SHIP( SMG, MLG1) 0.0000000E+00 1005.000

121 SHIP( SMG, TASIK) 0.0000000E+00 995.0000 SHIP( SMG, CRB) 0.0000000E+00 5.000000 SHIP( SMG, JOGJA) 3.000000 0.0000000E+00 SHIP( SMG, SOLO) 4.000000 0.0000000E+00 SHIP( SMG, MADIUN) 0.0000000E+00 995.0000 SHIP( SMG, JEMBER) 0.0000000E+00 995.0000 SHIP( MLG, BDG1) 0.0000000E+00 1000.000 SHIP( MLG, SMG1) 0.0000000E+00 995.0000 SHIP( MLG, MLG1) 10.00000 0.0000000E+00 SHIP( MLG, TASIK) 0.0000000E+00 990.0000 SHIP( MLG, CRB) 0.0000000E+00 985.0000 SHIP( MLG, JOGJA) 0.0000000E+00 5.000000 SHIP( MLG, SOLO) 0.0000000E+00 0.0000000E+00 SHIP( MLG, MADIUN) 2.000000 0.0000000E+00 SHIP( MLG, JEMBER) 2.000000 0.0000000E+00 Hasil ini apabila kita pindah kedalam tabel, maka akan kita peroleh tabel berikut. Biaya Trashipment 320. BDG SMG MLNG TSIK CRB JGJA SOLO MDIUN JBER Kapasitas JKT 3 3 6 SBY 4 4 8 BDG 3 1 SMG 3 4 MALANG 2 2 Permintaan 2 1 3 4 2 2 14 Dari tabel ini, dapat disimpulkan bahwa, Dari Jakarta terdapat 6 buah alat berat, 3 buah dikirim ke Bandung, dan 3 buah ke Semarang. Dari Surabaya terdapat 8 buat alat berat, 4 buah dikirim ke Semarang, dan 4 buah dikirim ke Malang. Kota Bandung mendapat kiriman dari Jakarta 3 buah alat berat, dikirim ke Tasikmalaya 2 buah dan dikirim ke Cirebon 1 buah.

122 Kota Semarang mendapat kiriman dari Jakarta 3 buah dan dari Surabaya 4 buah alat berat, dikirim ke Jogja 3 buah dan dikirim ke Solo 4 buah. Kota Malang mendapat kiriman dari Surabaya 4 buah alat berat, dikirim ke Madiun 2 buah dan dikirim ke Jember 2 buah. ii. Program Solver untuk Menyelesaikan Masalah Transshipment Masalah Transshipment ini apabila dikerjakan dengan Solver, maka kita buat tabel awal sebagai berikut. Setelah Solver dijalankan dengan mengisi menu solver (Solver Parameter) berikut.

Maka akan kita peroleh hasil sebagai berikut. 123

124 Dari hasil ini, maka kesimpulan dapat diambil sama seperti kesimpulan pada penyelesaian dengan Lingo di atas. Soal-soal 1. Dua pabrik batu bara terletak di Pontianak dan Balikpapan masing-masing dapat menghasilkan 300 ton setiap bulannya. Sementara Perusahaan yang memerlukan batu bara berada di pulau Jawa, yaitu di 10 kota: Banten, Jakarta, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Kudus, Surabaya, Malang, dan Banyuwangi. Dari kota-kota tersebut berturut-turut memerlukan bata-bara (dalam ton): 50, 100, 50, 75, 60, 40,40, 50, 30, dan 30. Pengangkutan batu bara dilakukan dengan dua tahap, yaitu dari Pontianak dan Balikpapan ke pelabuhan di Jakarta, Semarang, dan Surabaya menggunakan kapal, Sedangkan dari Pelabuhan ke kota-kota tujuan menggunakan Truk. Biaya Pengangkutan tiap ton batu bara terlihat pada tabel berikut. Biaya Pengiriman batu bara Dengan Kapal Jakarta Semarang Surabaya Pontianak 50 60 70 Balikpapan 80 70 60 Dengan Truk Banten Jakarta Cirebon Tegal Pklongan Smrang Kdus Srbaya Mlang Bnywngi Jakarta 20 5 25 30 Semarang 25 20 15 5 10 20 Surabaya 20 15 5 15 20 Buatlah sistem transshipment agan biaya pengiriman batu bara minimum. 2. Bagaimana sistem transshipment pada soal no 1 ini bilamana kebutuhan batu bara di Tegal, Surabara, dan Banyuwangi masing-masing naik 25 ton sebulan, sementara kebutuhan di Jakarta turun 25 ton sebulannya.

125 3. Bagaimana sistem transshipment pada contoh soal di atas (tentang alat berat) bilamana jumlah alat berat di Jakarta ada 10 buah, dan di surabaya ada 6 buah.