Cacat seal Kemasan berkerut Terdapat gelembung udara Pengisian larutan jelly kurang penuh Terdapat kotoran di dalam jelly

dokumen-dokumen yang mirip
7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KONTROL KUALITAS KEDIKLATAN MENGGUNAKAN DIAGRAM PARETO

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB III DIAGRAM SEBAB AKKIBAT (ISHIKAWA DIAGRAM) Diagram sebab akibat dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang dan atau jasa sesuai

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan

Pengendalian Mutu Statistik

III. METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret. Pendahuluan Sistem Kualitas - 3

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain :

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB II LANDASAN TEORI

Statistical Process Control

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 3 METODOLOGI. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari

HISTOGRAM DAN DIAGRAM PARETO

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality

III. METODE PENELITIAN

Penyajian Data. Oleh: Ayundyah K., M.Si. PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2015

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur serta Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

Penyajian Data Bab 2 PENGANTAR. Tujuan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 LANDASAN TEORI

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

Distribusi Frekuensi

Berikut beberapa contoh orang yang menggunakan. perusahaannya, yang juga menunjukkan beberapa. bentuk manajemen proyek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

MATERI V TEKNIK KENDALI MUTU. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

STATISTIKA INDUSTRI I. Agustina Eunike, ST., MT., MBA.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

PENGENDALIAN PERSEDIAAN SUKU CADANG (SPARE PART) DENGAN KLASIFIKASI ABC BERDASARKAN NILAI INVESTASI DI BAGIAN POWER MAINTENANCE PT. X. Basuki.

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses

Penyajian Data. Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc

MATERI VI DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM PARETO. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

MANAJEMEN RUANG LINGKUP PROYEK PERTEMUAN 3.2

SEVEN (BASIC OLD ) TOOLS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENYAJIAN DATA. Firmansyah, S.Kom. MODUL 2

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Tipe Data. MENDESKRIPSIKAN DATA Secara Grafik. Bab II. Level Pengukuran. Presentasi Data secara Grafik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap:

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan. informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

Distribusi Frekuensi, Penyajian Data Histogram, Polygon dan Kurva Ogive

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

RANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CHAIR TYPE 4030 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PT MAITLAND SMITH INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

JUDUL IMPROVEMENT *mengacu pada prinsip SMART

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Hasil ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS KINERJA UNIT KEBERSIHAN DAN ADMINISTRASI AKADEMIK DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN METODE SIX SIGMA

Oleh : Dewi Taurusyanti 1) dan Anida Ovalia Kurniadewi 2) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

Definisi dan Konsep Pengendalian Kualitas

Distribusi Frekuensi LOGO

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENGURANGAN DEFECT

Statistika Bisnis. Penyajian Data. Ika Sari, SE, M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Akuntansi.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

SOAL LATIHAN UJIAN MID APB 1. Bagi Suprapto Adi Deputy Director Sales Marketing Otomotif PT ABC perbaikan kinerja dalam proses bisnis merupakan sesuatu yang sangat penting. Dalam sebuah pertemuan tahunan PT ABC melakukan tinjauan terhadap kinerja mereka dalam 3 tahun terakhir. Fakta yang cukup mengejutkan dalam pertemuan tersebut adalah ternyata perusahaan mengalami penurunan kinerja dibandingkan dengan kompetitor mereka. Penjualan menurun dan kondisi finansial perusahaan memburuk. Oleh karena itu, rapat memutuskan bahwa mereka perlu segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah-masalah ini. Tapi pertanyaan yang langsung mengemuka adalah, dari mana perusahaan harus mulai? Berikan gambaran secara umum, langkah-langkah apa yang harus dilakukan perusahaan ABC dalam melakukan proyek peningkatan kinerja? 2. You can t manage what you can t measure, ada 5 sistem pengukuran kinerja yaitu: waktu, kualitas, biaya, fleksibilitas dan reliabilitas. Berikan contoh ukuran kinerja seorang administrasi kantor yang memegang sistem informasi data perusahaan, mengacu pada 5 sistem pengukuran kinerja tersebut! 3. PT. Sumber Laras adalah perusahaan yang bergerak di bidang pangan, salah satunya adalah minuman jelly. Permasalahan yang terjadi adalah target produk tidak standar produk jelly sebesar 0.05 % dari produk total tiap bulannya sedangkan rata-rata produk tidak standar untuk tiap bulannya adalah sebesar 1.6 % dari produk total. Hal ini menunjukkan bahwa target produk tidak standar hampir tidak pernah terpenuhi. Data jenis cacat dapat dilihat pada Tabel berikut: No Jenis Cacat Jumlah Cacat 1 2 3 4 5 Cacat seal 4.373 Kemasan berkerut 3.475 Terdapat gelembung udara 3.157 Pengisian larutan jelly kurang penuh 2.105 Terdapat kotoran di dalam jelly 1.215 Jumlah 14.325 Berapa besar prosentase masing-masing jenis cacat? kemudian buatlah ke dalam bentuk diagram pareto! Dan bagaimana usaha yang bisa dilakukan agar cacat produk jelly tersebut dapat diminimalisasi?

Pareto Diagram: Pengertian, Tujuan, Manfaat, Prinsip, Cara Membuat, dan Contoh Pareto Diagram (Diagram Pareto) Pengertian dan Tujuan Diagram Pareto Diagram Pareto dikembangkan oleh Vilfredo Frederigo Samoso pada akhir abad ke-19 merupakan pendekatan logic dari tahap awal pada proses perbaikan suatu situasi yang digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal sebagai konsep vital few and the trivial many untuk mendapatkan menyebab utamanya. Diagram Pareto telah digunakan secara luas dalam kegiatan kendali mutu untuk menangani kerangka proyek; proses program; kombinasi pelatihan, proyek dan proses, sehingga sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi para pekerja dalam meningkatkan mutu pekerjaan. Manfaat Diagram Pareto Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu untuk mendapatkan hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan lagi pula dianggap sebagai suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja tidak terlalu terdidik, serta sebagai perangkat pemecahan dalam bidang yang cukup kompleks. Diagram Pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah). Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk mem bandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses Diagram Pareto dibuat berdasarkan data statistik dan prinsip bahwa 20% penyebab bertanggungjawab terhadap 80% masalah yang muncul atau sebaliknya. Kedua aksioma tersebut menegaskan bahwa lebih mudah mengurangi bagian lajur yang terletak di bagian kiri diagram Pareto daripada mencoba untuk menghilangkan secara sistematik lajur yang terletak di sebelah kanan diagram. Hal ini dapat diartikan bahwa diagram Pareto dapat menghasilkan sedikit sebab penting untuk meningkatkan mutu produk atau jasa. Keberhasilan penggunaan diagram Pareto sangat ditentukan oleh partisipasi personel terhadap situasi yang diamati, dampak keuangan yang terlihat pada proses perbaikan situasi dan penetapan tujuan secara tepat. Faktor lain yang perlu dihindari adalah jangan membuat persoalan terlalu kompleks dan juga jangan terlalu mencari penyederhanaan pemecahan. Tahapan penggunaan dari Diagram Pareto adalah mencari fakta dari data ciri gugus kendali mutu yang diukur, menentukan penyebab masalah dari tahapan sebelumnya dan mengelompokkan sesuai dengan periodenya, membentuk histogram evaluasi dari kondisi awal

permasalahan yang ditemui, melakukan rencana dan pelaksanaan perbaikan dari evaluasi awal permasalahan yang ditemui, melakukan standarisasi dari hasil perbaikan yang telah ditetapkan dan menentukan tema selanjutnya. Pareto chart sangat tepat digunakan jika menginginkan hal-hal berikut ini: 1. Menentukan prioritas karena keterbatasan sumberdaya 2. Menggunakan kearifan tim secara kolektif 3. Menghasilkan consensus atau keputusan akhir 4. Menempatkan keputusan pada data kuantitatif Prinsip Diagram Pareto Prinsip Pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dengan melakukan 20% dari pekerjaan bisa menghasilkan 80% manfaat dari pekerjaan itu. Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal, seperti: * 80% dari keluhan pelanggan timbul 20% dari produk atau jasa. * 80% dari keterlambatan jadwal timbul 20% dari kemungkinan penyebab penundaan. * 20% dari produk atau account untuk layanan, 80% dari keuntungan Anda. * 20% dari-tenaga penjualan menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan Anda. * 20% dari cacat sistem penyebab 80% masalah nya. Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah mengingatkan untuk fokus pada 20% hal-hal yang materi, tetapi tidak mengabaikan 80% masalah. Berikut Hukum Pareto dalam bentuk visual:

Umumnya Diagram Pareto merupakan diagram batang tempat batang tersebut diurutkan mulai dari yang terbanyak sampai terkecil. Diagram Pareto memiliki banyak aplikasi dalam bisnis dan pekerjaan. Demikian halnya Diagram Pareto dapat diaplikasikan dalam kontrol kualitas. Ini adalah dasar bagi diagram Pareto, dan salah satu alat utama yang digunakan dalam pengendalian kualitas total dan Six Sigma.Satu persatu masalah di breakdown berdasarkan kategori masing masing. item Diagram Pareto yaitu : Apa (what). Apa saja yang menjadi penyebab masalah tersebut? Kapan (when).kapan masalah tersebut paling sering muncul Di mana (where).dimana masalah tersebut paling sering muncul? Siapa (who).siapa orang atau kelompok yang mengalami paling banyak masalah? Mengapa (why). Mengapa masalah tersebut banyak terjadi? Bagaimana (how).bagaimana masalah tersebut bisa terjadi? Berapa biayanya (how much). Masalah mana yang biayanya paling besar? / atau berapa besar biasa yang sudah ditimbulkan? Cara Membuat Diagram Pareto Ada delapan tahap yang tercakup dalam pembuatan diagram Pareto, seperti :

a) Kumpulkanlah sebanyak mungkin data yang menunjukkan sifat dan frekuensi peristiwa tersebut. b) tentukan kategori yang akan digunakan untuk menganilisa data tersebut. c) alokasikan frekuensi peristiwa menjadi kategori yang berbeda. d) hitunglah frekuensi tersebut ke dalam prosentase. e) buatlah diagram batang. f) kemudian urutkanlah diagram batang tersebut mulai dari yang terbanyak. g) ceklah dampak pareto dalam diagram batang tersebut. h) apabila dampak pareto jelas, ambil tindakan pada item / fakto yang paling umum. Penyusunan Diagram Pareto dapat juga menggunakan enam langkah berikut ini: 1. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya. 2. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya. 3. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan. 4. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yaang terbesar hingga yang terkecil. 5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan. 6. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing- masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian. Contoh Diagram Pareto

Di atas adalah contoh sederhana dari sebuah diagram pareto dengan menggunakan sampel data frekuensi relatif dari penyebab IP rendah. Ini memungkinkan kita untuk melihat 20% dari kasus yang menyebabkan 80% dari masalah dan di mana upaya kita harus difokuskan untuk mencapai peningkatan terbesar.