Analisis Beberapa Parameter Kimia Dan Kandungan Logam Pada Sumber Air Tanah Di Sekitar Pemukiman Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dokumen-dokumen yang mirip
PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

Bab III Metodologi Penelitian

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH


III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Pembuatan Nikel DMG. dalam range konsentrasi yang lebar.

ANALISIS SAMPEL AIR BERSIH PDAM DI KELURAHAN BEREBAS TENGAH, BONTANG. Analysis Of Clean Water Samples From Pdam In Kelurahan Berebas Tengah, Bontang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. METODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

PENENTUAN KADAR KLORIDA. Abstak

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun

TITRASI ARGENTOMETRI dengan CARA MOHR. Abstak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

MAKALAH REVIEW KONSENTRASI INDIKATOR TERKONTROL PADA ARGENTOMETRI MOHR CONTROLLED INDICATOR CONCENTRATION ON ARGENTOMETRY MOHR

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Menentukan Kadar Ion Br- dan KSCN dengan Metode Argentometri-Volhard (METODE VOLHARD) Menentukan molaritas KSCN dengan metode titrasi balik

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Gambar 3.1 Desain Penelitian Sumber : Dokumen Pribadi

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dalam penelitian ini diambil di Instalasi PDAM dan di rumah

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

BAB III METODE PENELITIAN

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III BAHAN DAN METODE

Metodologi Penelitian

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

PENENTUAN KUALITAS AIR

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

PERBANDINGAN PENGGUNAAN NAOH-NAH DENGAN NAOH-NA 2 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT IMPURITIES PADA PEMURNIAN GARAM DAPUR

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

BAB III METODE PENELITIAN

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan. Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

Transkripsi:

Analisis Beberapa Parameter Kimia Dan Kandungan Logam Pada Sumber Air Tanah Di Sekitar Pemukiman Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hendrawati Program Studi Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hendrageulis@yahoo.co.id Abstrak Penelitian tentang Analisis Beberapa Parameter Kimia dan Kandungan Logam Pada Sumber Air Tanah di Sekitar Pemukiman Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah dilakukan di Laboratorium Kimia dan Laboratorium Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling purposif dengan memperhatikan pertimbangan kondisi serta keadaan dari daerah penelitian. Titik yang diambil sebanyak 12 titik dengan jarak antara satu titik dengan titik lain yang berdekatan yaitu 200 m. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisa kualitas air tanah/sumur di daerah pemukiman mahasiswa sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Untuk analisis parameter suhu berkisar antara 27,00-28,50 o C, dan berada dibawah standar baku mutu Depkes 2) Untuk analisis parameter ph berkisar antara 5,7 sampai 7,8; 3) Untuk analisis parameter kadar amoniak<0,01-0,34 mg/l, dan berada dibawah standar baku mutu Depkes 4) Untuk analisis parameter kadar klorida 22,33-64,7mg/L dan berada dibawah standar baku mutu Depkes 5) Untuk analisis parameter kadar besi secara umum berada dibawah ambang batas kecuali lokasi 2 dan 3. Dari data yang diperoleh diharapkan menjadi informasi yang berharga bagi penduduk di sekitar lokasi penelitian. Terutama pada beberapa lokasi yang nilai parameternya melebihi standar baku mutu Depkes, untuk mengantisipasi tidak mengkonsumsi air sumber secara langsung, tapi harus mengalami serangkaian pengolahan terlebih dahulu. Kata kunci : kualitas air, parameter kimia, kandungan logam Abstract Research about "analysis some chemical parameters in water around campus of Islamic Stated University Syarif Hidayatullah Jakarta" has been done. Sampling method is done by the way of sampling purposif, that is done by paying attention to consideration of condition of and situation from research area. Where point taken counted 12 point intervally 1 point with nearby other point that is 200 m. Result of water quality analysis in water territory around Campus of Islamic Stated University Syarif Hidayatullah Jakarta, temperature ranges from 27-28,5 o C. Chemical parameter is obtained ph ranges from 5,7-7,8; Condition of water territory region around Campus of Islamic Stated University Syarif Hidayatullah Jakarta within measure enabled by government based on Kep02/MENKLH/1988 about standard quality of sea-water. Key words : water quality, physics and chemical parameter 1. PENDAHULUAN Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seluruh proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup berlangsung dalam media air. Air dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk berbagai keperluan seperti keperluan rumah tangga, pertanian, transportasi bahkan sampai industri. Air sebagai pelarut universal, memiliki kemampuan untuk melarutkan berbagai zat, mulai fasa gas dari udara, fasa cair dari berbagai larutan, fasa padat dan juga mikroorganisme. Oleh karena itu air banyak sekali mengandung berbagai zat terlarut maupun tidak terlarut, sehingga air sangat sukar diperoleh dalam keadaan murni. Apabila kandungan berbagai zat tersebut tidak 14

mengganggu kesehatan manusia, maka air dianggap bersih. Air dikatakan tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kualitas air, dimana kandungan berbagai zat sudah melebihi ambang batas. Ambang batas kadar zat dalam air berbeda-beda untuk jenis air sesuai peruntukannya. Misalnya kadar zat untuk air minum berbeda ambang batasnya dengan kadar suatu zat untuk industri. Hal ini telah diatur oleh pemerintah atau pihak berwenang yang telah dibakukan dalam sebuah surat keputusan. Secara geografis, kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terletak di daerah pemukiman padat penduduk. Hal ini tentu saja berdampak terhadap ketersediaan sumber air yang bersih. Penduduk/mahasiswa yang berada di lingkungan kampus umumnya menggunakan sumber air tanah/air sumur untuk keperluan sehari-hari. Oleh karena itu penelitian mengenai kualitas air tanah/air sumur di sekitar kampus menjadi hal yang menarik untuk dilakukan terutama bila dikaitkan dengan standar baku mutu air yang sesuai keputusan dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini meliputi dua kegiatan yaitu kegiatan di lapangan dan di laboratorium. pengambilan sampel terletak di daerah pemukiman sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang digunakan sebagai lokasi penginapan Mahasiswa (Kost Mahasiswa). Analisis parameter kimia dilakukan di Laboratorium Kimia dan Laboratorium Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2007. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) Analis 700 Perkin Elmer, Spektrofotometer UV-Vis Winlab Perkin Elmer, botol BOD, erlenmeyer, ph meter, buret, labu ukur, gelas piala, termometer, pipet gondok, neraca analitik, hot plate, labu semprot, pipet tetes dan magnetik stirer. Sampel air tanah (air sumur) diambil di sekitar pemukiman/kost mahasiswa, buffer ph 4, 7 dan 10 untuk standarisasi ph meter, H 2 O 2 30% NaOH dan pereaksi Nessler untuk analisa ammonia, H 2 SO 4 & HNO 3 untuk destruksi logam, sedangkan penetapan kadar klorida dilakukan dengan metode titrasi argentometri (AgNO 3 ) Prosedur Sampling Dalam penelitian ini, titik pengambilan sampel ditetapkan berdasarkan lokasi pemukiman yang mengelilingi kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling purposif, yaitu dilakukan dengan memperhatikan pertimbangan kondisi serta keadaan dari daerah penelitian, dimana titik yang diambil sebanyak 10 titik dengan jarak antara 1 titik dengan titik lain yang berdekatan yaitu 200 m. Tabel 1. Parameter yang diukur No Parameter yang diukur Metode Acuan 1 Suhu SNI 2 ph SNI 3 Amonia SNI 4 Klorida SNI 5 Besi (Fe) SNI 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Tabel 2 dicantumkan data-data hasil pengukuran pada setiap lokasi. Tabel 2. Hasil Pengukuran Kualitas Air KODE LOKASI Analisis Suhu Suhu ( o C) 1 2 ph NH 3 Klorida besi 1 27.00 27.00 7.46 0.02 33.30 <0.05 2 27.50 27.50 7.80 0.21 29.60 2.50 3 28.00 27.50 5.80 <0.1 36.90 0.42 4 28.50 27.00 6.10 0.01 22.20 <0.05 5 28.00 27.00 5.70 <0.1 40.70 <0.05 6 28.00 27.00 6.50 0.21 32.60 <0.05 7 27.00 27.50 7.00 0.16 27.10 <0.05 8 27.00 27.50 7.00 0.34 34.50 <0.05 9 27.00 27.00 6.60 0.24 51.70 <0.05 10 28.00 27.00 6.60 0.02 64.70 <0.05 11 28.00 27.00 6.00 0.03 36.90 <0.05 12 28.00 27.00 5.90 0.04 38.20 <0.05 Gambar 1 menunjukkan hubungan lokasi pengambilan sample terhadap parameter suhu yang dilakukan saat pengambilan sample di lokasi (pengukuran 1) dan pada saat pengukuran di laboratorium (pengukuran 2). 15

s u h u ( o C ) 29.00 28.50 28.00 27.50 27.00 26.50 26.00 pengukuran 1 pengukuran 2 Gambar 1. Grafik hubungan lokasi pengambilan sampel terhadap parameter suhu Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa nilai suhu dari masing-masing lokasi bervariasi. Pengukuran I (saat pengambilan sampel di lokasi), nilai suhu berkisar 27,00-28,50 o C. Sedangkan untuk pengambilan II (saat pengukuran di laboratorium) adalah 27,00-27,50 o C. Pengukuran I, Nilai suhu bervariasi, hal tersebut terjadi karena pada saat pengambilan sampel, cuaca tidak dapat dipastikan (kadang-kadang cerah, kadangkadang mendung). Sedangkan jarak waktu pengambilan sampel dari satu lokasi ke lokasi berikutnya dapat mencapai 15 sampai 30 menit, sehingga dapat memungkinkan terjadinya perubahan cuaca dan mengakibatkan suhu terkadang naik dan terkadang turun. Pengukuran 2, nilai suhu cenderung konstan, hal ini disebabkan tempat dan waktu pengukuran hampir serentak pada tempat yang sama. Pengaruh suhu tidak begitu besar terhadap tingkat pencemaran, penggunaan sumber air untuk dikonsumsi, untuk mandi./mencuci ataupun untuk keperluan lainnya. Biasanya penduduk/mahasiswa mengolah air sumber terlebih dahulu (dimasak), jika akan dikonsumsi. Tetapi untuk kepentingan analisis di laboratorium (pengukuran 2), kondisi suhu air sumber, diperlukan keseragaman. Sehingga dibuat kondisi yang sama. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, menyatakan bahwa suhu air yang layak untuk dikonsumsi adalah suhu udara ± 3 o C, maksudnya adalah suhu air harus lebih besar dari suhu udara sekitar 1-3 o C. Suhu udara air sampel yang diuji sekitar 27-28 o C, sedangkan suhu udara saat pengukuran sekitar 25-26 o C. Nilai suhu tersebut, sesuai dengan standar baku mutu Menteri Kesehatan. Analisis ph Gambar 2 menunjukkan hubungan antara lokasi pengambilan sample terhadap parameter ph yang dilakukan segera saat sample air diambil. Pengukuran di lakukan di laboratorium menggunakan ph meter. ph 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 7.46 7.80 Gambar 2. Grafik hubungan lokasi pengambilan sampel terhadap parameter ph Nilai ph air sampel bervariasi berkisar antara 5,7 sampai 7,8. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang syaratsyarat dan pengawasan kualitas air minum, menyatakan bahwa ph air yang layak untuk dikonsumsi adalah sekitar ph 6,5-8,5. 1,2,6,7,8,9,dan 10, memiliki nilai ph 6,6-7,8. Nilai ini masih berada di dalam range yang diputuskan Menteri Kesehatan. Jadi dari nilai ph, air sumber dari lokasi tersebut layak untuk dikonsumsi. 3,4,5,11 dan 12, ph kurang dari 6,5. Nilai ini lebih rendah dari standar baku mutu Menteri Kesehatan, sehingga dari nilai ph, air sumber dari lokasi ini tidak layak untuk dikonsumsi. Berdasarkan Uji ph sebelumnya, yang sering dilakukan pada saat praktikum di laboratorium, secara umum ph air sampel di dalam kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memang bersifat sedikit asam, dengan nilai ph 6,00-7,30 (Hendrawati,2006). Nilai ph yang sedikit asam ini bisa disebabkan jenis tanah dan batuan di lokasi banyak mengandung kapur dan batuan karbonat, sehingga akan menyebabkan terbentuknya asam karbonat sehingga ph tanah dan air sumber bersifat asam. Analisis Amoniak 5.80 6.10 6.50 7.00 7.00 6.60 6.60 5.70 6.00 5.90 Berdasarkan hasil pengujian kadar 16

senyawa amoniak di sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, didapatkan sebagian besar berada pada kisaran 0,1-0,34 mg/l (Gambar 3). Sedangkan lokasi 3 dan lokasi 5 kadar amoniaknya <0,01mg/L. Nilainilai ini masih dibawah ambang batas Standar Baku Mutu yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan, yaitu sebesar 1,5mg/L. Kadar Amoniak 0.40 0.35 0.30 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 Gambar 3. Grafik hubungan lokasi pengambilan sampel terhadap parameter Kadar Amoniak Berdasarkan standar baku mutu Departemen Kesehatan tersebut, maka air tanah dari semua lokasi pengambilan sampel mempunyai kadar amoniak yang rendah, sehingga layak dikonsumsi. Kadar Klorida Pengukuran kadar klorida pada sampel air menggunakan metode argentometri, yaitu titrasi menggunakan larutan AgNO 3 sebagai titrant. Pada metode ini, sampel terlebih dahulu dikondisikan suasana netral dengan cara menambahkan asam sulfat dan natrium hidroksida, hal ini disebabkan karena metode argentometri merupakan metode Mohr yang bereaksi dalam keadaan netral. Sampel kemudian ditambahkan larutan hidroksida yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor selain klorida. Data nilai kadar klorida pada masingmasing lokasi dapat dilihat pada gambar 4. Hasil pengukuran kadar klorida pada air tanah di lokasi pengambilan sampel antara 22,33-64,7mg/L. Nilai ini masih berada dibawah ambang batas Standar Baku Mutu Departemen Kesehatan, yaitu 250mg/L. Sehngga jika dilihat dari kadar kloridanya, semua air tanah di semua lokasi pengambilan sampel layak untuk dikonsumsi. Kadar Klorida 7 6 5 4 3 2 1 Gambar 4. Grafik hubungan lokasi pengambilan sampel terhadap parameter kadar klorida Kadar Besi Penentuan kadar logam berat dalam hal ini kadar besi (Fe) dalam sample air tanah/air sumur dapat dilakukan dengan menggunakan instrument Spektrofotometrik Serapan Atom (SSA) yang didasarkan pada Hukum Lambert- Beer, yaitu banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi zat. Apabila kadar besi dalam sample melebihi ambang batas yang telah ditentukan oleh dinas kesehatan, maka air tersebut dinyatakan telah tercemar. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/Menkes/SK/VII/2002, kadar besi yang diperbolehkan adalah 0,3mg/L. Tabel 3. Data hasil pengukuran kadar besi Kode Kadar besi (mg/l) 1 <0.05 2 2,50 3 0,42 4 <0.05 5 <0.05 6 <0.05 7 <0.05 8 <0.05 9 <0.05 10 <0.05 11 <0.05 12 <0.05 Dari tabel di atas terlihat nilai kadar besi pada lokasi 2 dan 3 masing-masing 2,50ppm dan 0,42ppm. Nilai ini lebih tinggi dari 0,3mg/L, sehingga berdasarkan parameter kadar besi, air dari lokasi 2 dan 3 ini tidak layak untuk dikonsumsi. Sedangkan air sumber dari lokasi lainnya kurang dari 0,05ppm. Nilai ini 17

lebih rendah dari baku mutu yang ditetapkan oleh departemen kesehatan, sehingga dari parameter kadar besi, air sumber dari lokasi tersebut layak untuk dikonsumsi. 4. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisa kualitas air tanah/sumur di daerah pemukiman mahasiswa sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat disimpulkan bahwa hasil analisis parameter suhu berkisar antara 27,00-28,50 o C, ph berkisar antara 5,7 sampai 7,8; amoniak antara 0,01-0,34 mg/l, sedangkan untuk klorida 22,33-64,7mg/L. Untuk analisis parameter kadar besi secara umum berada dibawah ambang batas kecuali pada lokasi 2 dan 3. Dari hasil analisa tersebut diharapkan dapat menjadi informasi yang berharga bagi penduduk di sekitar lokasi penelitian, terutama pada beberapa lokasi yang nilai parameternya melebihi standar baku mutu Depkes, untuk mengantisipasi tidak mengkonsumsi air sumber secara langsung, tapi harus mengalami serangkaian pengolahan terlebih dahulu. DAFTAR PUSTAKA 1. Achmad, Rukesih. 2004.Kimia Lingkungan. Yogyakarta, Andi Yogyakarta. 2. Asbar, Konsep Bioegion Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir : Suatu Tinjauan Filosofi. Makalah Falsafah Sains, Program Pasca Sarjana/S3, IPB, 2002. 3. Day R. A., JR and A. L. Underwood, Analisis Kimia Kuantitaif, ed 5, Erlangga, Jakarta, 1990. 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 907/Menkes/SK/VII/2002. Tentang Estándar Baku Mutu Air Minum. 5. Khopkar S. M., Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta, 1990. 6. Periodic Table, Los Alamos National Laboratory,2003. www.pearl1.lanl.gov/periodic/elements.htm l. 7. Vogel, A.I., A Text Book of Quantitative Inorganic Analysis, 3 rd ed. 18