PENGARUH PENDELEGASIAN WEWENANG DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) CABANG LAMPUNG Hazairin Habe Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai ABSTRAK Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya. Alat-alat canggih yang dimiliki tidak ada manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan. Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks, karena mereka mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi. Karyawan tidak dapat diatur sepenuhnya seperti mengatur mesin, modal, material dan sebagainya. Mengarahkan kegiatan perusahaan tidak terlepas dari peran pimpinan dan karyawan yang secara berkesinambungan menuju tujuan bersama. PT. Cabang Lampung. Perusahaan ini merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum dalam negeri. Perusahaan yang pada awalnya berdirinya bernama Post En Telegraaf & Telefoon Dienst. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini berupa pulsa dan sistem pelayanan dalam penyediaan fasilitas komunikasi. Sebagai perusahaan jasa yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka selain dituntut untuk memberikan p elayanan umum dibidang telekomunikasi juga dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien dalam upaya meningkatkan efektivitas kerja karyawan. Dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendelegasian wewenang dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan pada PT. Cabang Lampung Keywords : Pengaruh Pendelegasian Wewenang PENDAHULUAN Manusia sebagai bagian dari manajemen memfokuskan pembahasannya mengenai pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang optimal. Pengaturan tersebut meliputi masalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan maupun pemberhentian karyawan. Posisi atau kedudukan seorang karyawan pada dasarnya ditentukan oleh wewenang ( authority) yang dimilikinya. Semakin banyak wewenang ( authority) yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi kedudukannya dalam organisasi dan sebaliknya. Kendala-kendala yang sering dihadapi di lapangan menyangkut pelaksanaan pendelegasian atas wewenang yang dimiliki. Pekerjaan akan menjadi terhambat dan lama penyelesaiannya apabila seorang atasan tidak mau atau enggan mendelegaikan wewenangnya kepada bawahan. Tanpa pendelegasian wewenang, maka seorang bawahan juga akan ragu-ragu bahkan tidak berani melaksanakan pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan. Jika pimpinan sedang sibuk atau ditugaskan keluar daerah, maka secara otomatis pekerjaan bawahan
128 menjadi terhambat karena bawahan tidak berani mengambil keputusan. Dampak dari tidak adanya pendelegasian wewenang kepada bawahan, maka efektivitas kerja karyawan tidak dapat diwujudkan. Menilai efektivitas kerja karyawan merupakan landasan untuk fungsi penilaian kualitas Sumber Daya Manusia. Melalui peningkatan efektivitas kerja karyawan inilah diharapkan akan dapat dicapai tujuan perusahaan. Memperhatikan lebih mendalam upaya peningkatan efektivitas kerja pada hakekatnya bukan hanya tugas pimpinan saja, akan tetapi tanggungjawab semua pihak yang terlibat didalamnya. Demikian halnya pada PT. Cabang Lampung. Perusahaan ini merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum dalam negeri. Perusahaan yang pada awalnya berdirinya bernama Post En Telegraaf & Telefoon Dienst. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini berupa pulsa dan sistem pelayanan dalam penyediaan fasilitas komunikasi. Sebagai perusahaan jasa yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka selain dituntut untuk memberikan pelayanan umum dibidang telekomunikasi juga dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien dalam upaya meningkatkan efektivitas kerja karyawan. Sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan yang berlaku sejak tahun 2002 untuk memberikan arah gerak dan tujuan, perusahaan menerapkan sistim budaya perusahaan yang dikenal dengan The Telkom Way 135 yaitu : Committed 2 U : Perusahaan dan jajarannya memberikan komitmen pelayanan dan hasil serta citra yang terbaik kepada steakholder yaitu : pelanggan, pemegang saham, pemerintah, antar bisnis. Nilai-nilai Inti : 1. Customer Value = manfaat yang diperoleh pelanggan dari jasa dengan tingkat pengorbanan biaya. 2. Service Excellence = mengedepankan pelayanan dengan mutu yang diharapkan pelanggan. 3. Compelent People = perusahaan menghargai tinggi setiap insan Telkom yang memiliki kemampuan. - Perilaku/Langkah : 1. Stretching The Goals tentukan target penjualan dan peningkatan kepedulian terhadap informasi pelayanan. 2. Simplity = semangat dan enerjik terhadap pelanggan, rekan kerja dan pihak lain. 3. Involve Everyone = berperilaku ramah terhadap pelanggan dan tanggap terhadap perubahan. 4. Quality is may job = skala prioritas didalam menetapkan segala kegiatan. 5. Rewards for the winners = penghargaan diberikan kepada karyawan yang terbaik dan
129 diberikan sesuai dengan prestasi. Budaya perusahaan tersebut bertujuan untuk : 1. Sumber identitas bagi para insan Telkom didalam menghadapi perubahan pasar. 2. Merangsang inspirasi untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan. 3. Memberikan kekuatan untuk meraih keunggulan bersaing. Satu tujuan akhir dari PT. adalah kepuasan pelanggan, karyawan dan masyarakat. Manusia adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur manajemen sumber daya manusia adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan. Dengan demikian, fokus yang dipelajari manajemen sumber daya manusia ini hanyalah masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja. Efektif tidaknya tenaga kerja dipengaruhi oleh pembinaan, pengaturan, pengurusan, pendayagunaan, dan pengembangan dilakukan oleh manajemen personalia, karena manajemen manajemen sumber daya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap pembinaan tenaga kerja yang menjadi bawahannya. Sehingga manajemen sumber daya manusia mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap efektifitas tenaga kerja, seorang manajer personalia diperlukan suatu keahlian dalam mengarahkan keinginan karyawan yang menjadi bawahan dan tanggung jawabnya. Ancangan psikologis sangat diperlukan oleh manajemen personalia dalam meningkatkan output produktifitas hasil kerja yang sebesar-besarnya. Keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia. Tujuannya adalah untuk memperoleh satuan kerja yang efektif. Manajemen personalia adalah suatu fungsi administrasi yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Pemerimaan dan pemilihan calon pegawai 2. Pembinaan tenaga kerja dan organisasi 3. Menganalisis dan menilai prestasi kerja 4. Pemeliharaan hubungan industri secara serasi Terdapat enam fungsi operatif manajemen sumber daya manusia, yaitu sebagai berikut : 1. Pengadaan tenaga kerja terdiri dari : a. Perencanaan sumber daya manusia b. Analisa jabatan c. Penarikan pegawai d. Penempatan kerja e. Orientasi kerja (job orientation) 2. Pengembangan tenaga kerja mencakup : a. Pendidikan dan pelatihan (training and development) b. Pengembanan (karier) c. Penilaian prestasi kerja
130 3. Pemberian balas jasa mencakup : a. Balas jasa langsung terdiri dari : - Gaji / upah - Insentif b. Balas jasa tak langsung terdiri dari : - Keuntungan (benefit) - Pelayanan / kesejahteraan (service) 4. Integrasi mencakup : a. Kebutuhan karyawan b. Motivasi kerja c. Disiplin kerja d. Partisipasi kerja 5. Pemeliharaan tenaga kerja mencakup: a. Komunikasi kerja b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja c. Pengendalian Konflik Kerja d. Konseling kerja 6. Pemisahan tenaga kerja mencakup : Pemberhentian karyawan. (Mangkunegara, 2001 : 2). Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudkan hasil tertentu melalui kegiatan orang-orang. Hal ini berarti bahwa sumber daya manusia berperan penting dan dominan dalam manajemen. Fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengen-dalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliha-raan, kedisiplinan dan pemberhantian. Malayu Hasibuan mendefinisikan pendelegasian wewenang ( delegation of authority) adalah memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator kepada delegate untuk dikerjakannya atas nama delegator. (Hasibuan, 2004 : 72). Dalam pendelegasian wewenang delegator perlu memperhatikan beberapa asas, yaitu : a. Asas Kepercayaan b. Asas Delegasi atas Hasil yang Diharapkan c. Asas Penentuan fungsi atau Kejelasan Tugas d. Asas Rantai Berkala e. Asas Tingkat Wewenang ( The Authority Level Principle) f. Asas Kesatuan Komando (Principle Unity of Command) g. Asas Keseimbangan Wewenang dan Tanggung Jawab ( Parity of Authority and Responsibility). h. Asas Pembagian Kerja ( Division of Work) i. Asas Efisiensi j. Asas Kemutlakan Tanggung Jawab (Principle of Absoluteness of Responsibility) Efektifitas kerja haruslah dapat diukur untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan yang telah kita capai. Untuk mengukur efektifitas kerja terdapat kriteria-kriteria penilaian yang dapat dilihat dari prestasi kerja individu dan kelompok serta instansi, selain itu dapat pula dilihat pada pendekatan sistem. Untuk mengukur efektifitas kerja dapat digunakan pendekatan tujuan yang dapat diukur dengan : 1. Kemampuan dan pertanggungjawaban, menyusun dan
131 menetapkan rencana kebijaksanaan. 2. Kemampuan pegawai tentang pekerjaan yang menjadi tugas dan pekerjaannya. 3. Pengetahuan pegawai tentang pekerjaan yang menjadi tugas dan pekerjaannya. 4. Pengetahuan dan mengatasi hambatan dan rintangan dalam melaksanakan tugas. 5. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas dan pembuatan laporan. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas kerja karyawan adalah sebagai berikut : a. Faktor manusia sebagai pelaksana pekerjaan b. Produktivitas kerja c. Efektifitas dan hubungannya dengan tenaga kerja METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif yaitu dengan cara mendepenelitiankan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Kaitannya dengan penelitian ini adalah mengenai masalah pendelegasian wewenang terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT. Cabang Lampung. Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Kualitatif dan Analisis Kuantitatif HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui pengaruh pendelegasian wewenang dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Cabang Lampung, maka digunakan alat analisis kualitatif dan kuantitatif. Pada analisis kualitatif ini peneliti akan analisis berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan pendelegasian wewenang dan efektifitas kerja. Dari data dalam bentuk kuantitatif yang diperoleh dari mentabulasikan hasil kuisioner yang peneliti sebarkan kepada responden dalam bentuk angka-angka sesuai dengan skor jawaban yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Dari hasil tabulasi dalam bentuk angka-angka tersebut sebagaimana terlampir selanjutnya akan diolah melalui rumus statistik yaitu Korelasi Product Moment, sehingga dapat dilihat pengaruh antara variabel pendelegasian wewenang (X), maupun yang berhubungan dengan efektifitas kerja (Y). Berdasarkan rekapitulasi hasil kuisioner diperoleh data : n = 60 y = 1.503 y 2 = 38.581 x = 1.548 x 2 = 40.872 xy = 39.688 Selanjutnya dari angkaangka tersebut di atas akan dianalisis menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan cara sebagai berikut :
132 r xy r xy 60 r n x. 40.872 n xy - ( x) ( y) 2 x) 2 (n y 2 y) 2 60. (39.688) - (1.548 ) - (1.548) 53.436 55.933,43916 r xy = 0,955 xy 2 (1.503). 60. 38.581 - (1.503) Dari perhitungan tersebut di atas diketahui bahwa r hitung = 0,955, kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel Product Moment pada n = 60 menggunakan taraf signifikan 5 % = 0,254 dan taraf signifikan 1 % = 0,330, ternyata perbandingan tersebut menunjukkan r hitung = 0,955 > r tabel ; 0,254 dan 0,330. Atas dasar hasil analisis kuantitatif tersebut di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis yaitu : Pendelegasian Wewenang Berpengaruh Positif Dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT. Cabang Lampung dapat diterima. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menggunakan analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a. Dari hasil analisis kuantitatif menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden penelitian diperoleh hasil jawaban 2 sebagai berikut : bahwa rata-rata jawaban responden dari kuesioner yang berkaitan dengan pendelegasian wewenang maupun efektifitas kerja karyawan diperoleh hasil : rata-rata 46 (76,67 %) responden menyatakan pengaruh pendelegasian wewenang dalam meningkatkan efektiftas kerja karyawan sangat baik/tinggi, 12,5 (20,83 %) menyatakan baik/sedang dan 1,5 (2,5 %) menyatakan tidak baik/rendah. b. Hasil analisis kuantitatif menggunakan rumus korelasi Produkct Moment diperoleh r hitung = 0,955, kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel Product Moment pada n = 60 menggunakan taraf signifikan 5 % = 0,254 dan taraf signifikan 1 % = 0,330, ternyata perbandingan tersebut menunjukkan r hitung = 0,955 > r tabel ; 0,254 dan 0,330 maka hipotesis yang peneliti ajukan dapat diterima. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka peneliti mencoba untuk memberikan saransaran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang mungkin akan berguna bagi pihak manajemen PT. Cabang Lampung. Adapun saransaran tersebut adalah sebagai berikut : a. Hendaknya pihak pimpinan atau atasan masing-masing unit kerja dapat mendelegasikan wewenangnya lebih luas lagi bila berhalangan atau keluar daerah
133 guna memperlancar pekerjaan dan untuk memberikan pelayanan yang cepat kepada pihak pengguna telekomunikasi. b. Karena pendelegasian wewenang merupakan pembagian tugas kepada bawahan, maka hendaknya didelegasikan kepada bawahan yang betul-betul ahli dalam bidangnya untuk menghindari terjadinya kesalahan dan penyimpangan. DAFTAR PUSTAKA Hasibuan, Malayu SP, 2001. Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Handoko T. Hani, 2000. Manajemen. Yogyakarta : BPFE dan LMP2MAMP-YKPN. Hadi, Sutrisno, 1996. Metode Penelitian. Yogykarta : BPFE. Irianto, Jusuf, 2001. Tema-tema Pokok Manusia. Surabaya : Insan Cendikia. Ranupandojo, Heidjrachman, 2002. Teori dan Konsep Manajemen. Yogyakarta : BPFE-UGM