PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 4 GORONTALO. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG

PENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURUSAN AKUNTANSI PADA SMK ST. BONAVENTURA 1 MADIUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menarik kesimpulan sebagai berikut: 2. Tingkat prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bantul Manunggal tahun

PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI DI SMP NEGERI 1 KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

Kata kunci: Perhatian Orang Tua, Kebiasaan Belajar, Nilai UAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMK NEGERI I GORONTALO. NELPIANIS Syarwani Canon Hj.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai t

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh: RIZKI DEWI SEPTIANI A PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH PENULISANKARYA ILMIAH (PKI) MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PG PAUD

Pengaruh Penerapan Metode Resitasi Terhadap Hasil Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Bagi Peserta Didik

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

HUBUNGAN MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata-1 Program studi Pendidikan Akuntansi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Teman Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Reza Oktiana Akbar, Sutinah Hanifah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data hubungan Lingkungan Keluarga,

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Pelaksanaan penerapan pendidikan agama Islam dalam keluarga dan. Umbulmartani tergolong sedang.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Pengaruh Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran LKS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Akuntansi.

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Andi H. Tegelon 1, Muh. Amir Arham 2, Ivan R. Santoso 3 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK

KORELASI KESULITAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN COMPUTER NUMERICAL CONTROL SISWA SMK

Pengaruh Penggunaan Keterampilan Variasi Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Teknik Mesin Otomotif

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasar hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. faktor psikis yang bersifat non intelektual.peranannya yang khas adalah dalam

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 02 KALISORO TAHUN AJARAN 2014/2015

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR (Suatu Penelitian di SMA Negeri I Tibawa)

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 142/1 SENGKATI KECIL. Oleh: SUHADA NIM A1D109190

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI TUGAS KERJA KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

ARTIKEL ILMIAH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Cara Belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK SISWA MTS GUPPI AMBAL KEBUMEN

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. Tugas ini disusun sebagaipengganti Tes Tengah Semester (TTS)

AJENG FIKA FATMA CANDRA WATI K

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PASURUAN PADA POKOK BAHASAN TEKNIK PENGINTEGRALAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan terkait penelitian ini, ketiga kesimpulan itu adalah:

BAB I PENDAHULUAN. giat. Bukan hanya di sekolah saja tetapi juga di rumah, masyarakat, lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diharapkan siswa akan mendapatkan hasil yang maksimal

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Ada hubungan positif antara Nilai Ujian Nasional (NUN) SLTP dengan

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS

Transkripsi:

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 4 GORONTALO Oleh Olvan Manginsihi Hamzah Yunus Herwin Mopangga S1 Pendidikan Ekonomi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh status sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuantitatif, yaitu metode secara sistematis menggambarkan pengaruh antara status sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik yang berkaitan dengan status sosial ekonomi keluarga dan prestasi belajar siswa dengan anggota populasi adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 90 orang dan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 45 siswa. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari status sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dengan dapat diterimanya hipotesis yang menyatakan bahwa status sosial ekonomi keluarga berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Bahwa status sosial ekonomi keluarga mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Dengan demikian diharapkan orang tua memberikan atau menyediakan fasilitas yang dibutuhkan anaknya untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan memperhatikan aktivitas belajar anaknya di rumah dan meningkatkan motivasi untuk mencapai prestasi. Kata Kunci : Status, Sosial, Ekonomi, Prestasi, Siswa. PENDAHULUAN Menurut konsep status sosial, di dalam sekelompok masyarakat tertentu pasti di dalamnya terdapat beberapa orang yang lebih dihormati daripada orang lainnya. Begitu pula dengan status ekonomi, biasanya juga ada beberapa orang yang memiliki faktor ekonomi yang lebih tinggi daripada yang lainnya, begitu seterusnya bagi status-status lain yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat.

Menurut Dimyati (1990), salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar ialah status sosial ekonomi orang tua, siswa yang status ekonomi orang tuanya baik, berkecukupan, mampu dan kaya menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, dalam tes hasil belajar dan lamanya bersekolah daripada mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah atau kurang menguntungkan, kurang berada, dan miskin. Senada dengan itu siswa yang orang tuanya berpendidikan tinggi lebih mungkin melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi daripada siswa yang orang tuanya tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Siswa yang orang tuanya berijasah sekolah lanjutan tingkat atas lebih mungkin melanjutkan studinya di perguruan tinggi daripada siswa yang orang tuanya tidak seperti itu. Tetapi perlu diingat bahwa tetap saja ada pengecualian, yaitu tidak semua siswa yang berasal dari keluarga berada menunjukkan prestasi belajar yang tinggi, jika dibandingkan dengan siswa yang berasal dari keluarga yang lebih miskin, dan banyak siswa yang datang dari keluarga yang kurang berkecukupan mampu berprestasi dan melanjutkan studi di perguruan tinggi. Masalah kemampuan ekonomi (biaya) menjadi sumber kekuatan dalam kegiatan belajar, seorang anak kadang-kadang memerlukan sarana-sarana yang cukup mahal, yang kadang-kadang tidak dapat terjangkau oleh keluarga. Jika keadaannya demikian, maka masalah demikian juga merupakan faktor penghambat dalam kegiatan belajar. Jika perekonomian cukup, lingkungan materil yang dihadapi siswa dalam keluarganya itu lebih luas, maka ia dapat kesempatan yang luas pula untuk mengembangkan berbagai kecakapannya. Termasuk didalamnya menu-menu makanan guna kesehatan yang baik, serta sikapnya terhadap lingkungan keluarga, hubungan dengan orang tua dan saudaranya yang dinamis dan wajar. Bagi siswa tertentu status sosial ekonomi keluarga dapat menyebabkan timbulnya rasa minder, ada juga yang hampir putus asa karena melihat kondisi keluarga yang lemah ekonominya sehingga ia harus ikut berfikir bagaimana sekolahnya dapat terlaksana dengan baik atau memilih bekerja daripada bersekolah, karena dalam proses pembelajaran memerlukan pembiayaan dan hal ini tidak dapat dilakukan oleh orang tua atau keluarganya. Hal ini disebabkan karena dalam proses belajar disekolah Status sosial ekonominya dapat mempengaruhi dorongan/prestasi belajarnya di sekolah. Status sosial ekonomi keluarga dapat memberikan pengaruh bagi siswa dalam belajar. Seorang siswa yang orang tua status sosial ekonominya lemah terkadang merasa minder bahkan tidak optimis dibandingkan siswa-siswi lain yang memiliki kelebihan materi. Jika siswa merasa memiliki masalah dalam segi materi

maupun status sosial ekonomi keluarganya, hal ini dapat menimbulkan hal-hal yang mungkin menjadi sekat dalam usaha menempatkan potensi dan kepribadian siswa. Menurut Noehi Nasution dkk (1983) Belajar bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri. Ada unsur-unsur lain yang ikut terlibat langsung di dalamnya, yaitu raw input, learning teaching process, output, enviromental input, dan instrumental input. Masukan mentah (raw input) merupakan bahan pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar (learning teaching process) dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran (output) dengan kualifikasi tertentu. Di dalam proses belajar mengajar ikut berpengaruh sejumlah faktor lingkungan, yang merupakan masukan dari lingkungan (enviromental input) dan sejumlah faktor instrumental (instrumental input) yang dengan sengaja dirancang dan dimanipulasikan guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki. Pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar yaitu bahwasanya siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya tinggi, baik berkecukupan dan mampu, menunjukkan nilai yang lebih baik dalam tes hasil belajar dan lamanya bersekolah daripada mereka yang berasal dari status sosial ekonominya rendah dan kurang menguntungkan, tetapi masih ada pengecualian yaitu tidak semua anak dari status sosial ekonomi yang tinggi mampu mendapatkan prestasi yang bagus, jika dibandingkan dengan mereka yang kurang beruntung dalam sosial ekonominya. SMK Negeri 4 Gorontalo merupakan salah satu sekolah yang berada dikawasan kota Gorontalo yang menyelenggarakan pendidikan gratis, dalam arti sekolah tidak memunggut biaya yang dibebankan kepada siswa dalam mengikuti proses pendidikan disekolah. Namun kenyataannya tidak seperti itu, dimana untuk meningkatkan kualitas pendidikan tentu saja membutuhkan partisipasi dalam segi materi. Meski biaya yang dimaksud termasuk rendah, namun pada kenyataannya disetiap tahunnya selalu ada masalah siswa yang drop out (DO) dan ironisnya masalah materi masih menjadi penyebab dibalik masalah ini. Selain itu juga, dalam proses pembelajaran terdapat pula siswa yang malas dan sering mengabaikan tugastugas sekolah dan setelah diadakan pendekatan terhadap siswa untuk mencari penyebab timbulnya hal ini, ternyata masalah status sosial ekonomi keluarga yang turut memberikan pengaruh didalamnya. Berdasarkan uraian di atas bahwa status sosial ekonomi keluarga, dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Status sosial ekonomi, merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di samping ada variabel-variabel lain diantaranya minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, dan lain-lain. Hanya saja

dalam penelitian ini tidak membahas variabel tersebut. Peneliti juga ingin mengetahui sejauh mana status sosial ekonomi keluarga, dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Berdasarkan latar belakang di atas, maka mendorong peneliti untuk meneliti masalahmasalah status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar dengan judul Pengaruh Status Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X di SMK Negeri 4 Gorontalo. TINJAUAN PUSTAKA Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mengamati adanya perbedaan status antarwarga baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas perbedaan tersebut mencakup berbagai aspek kehidupan, misalnya ada orang kaya dan orang miskin, ada orang yang berkuasa dan ada orang yang tidak berkuasa, serta ada orang yang dihormati dan ada orang yang tidak dihormati. Status cenderung merujuk pada kondisi ekonomi dan sosial seseorang dalam kaitannya dengan jabatan (kekuasaan) dan peranan yang dimiliki orang bersangkutan di dalam masyarakat. Status cenderung memperlihatkan tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya dengan status orang lain berdasarkan suatu ukuran tertentu. Ukuran atau tolok ukur yang dipakai didasarkan pada salah satu atau kombinasi yang mencakup penghasilan, pendidikan, pekerjaan. Kamus besar Bahasa Indonesia mencatat status adalah keadaan atau kedudukan seseorang, sedangkan sosial adalah sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Ekonomi adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang di dalam masyarakat yang ditinjau dari segi sosial dan ekonomi. Hal ini ditentukan oleh banyak hal yang mempengaruhi seperti tingkat penghasilan atau kekayaan, pekerjaan, dan pendidikan. Posisi seseorang dalam tatanan masyarakat akan selalu berbeda-beda. Kadang-kadang seseorang akan menempati kedudukan yang lebih tinggi dan yang lainnya menempati kedudukan yang rendah. Perbedaan yang mencolok inilah yang akan menimbulkan adanya stratifikasi dalam masyarakat. Menurut Sorokin, stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hierarkis). Status dan peranan sosial merupakan unsur baku dalam pelapisan sosial. Pelapisan sosial menempatkan seseorang atau sekelompok warga pada kedudukan tertentu. Kedudukan tertentu ini

tergambar dari hak dan kewajiban yang dimiliki, tingkat penghormatan yang diterima, dan kewenangan yang diakui. Sekurang-kurangnya ada dua unsur yang bisa menjadi faktor pembentukan suatu kelas, yaitu dilihat dari segi ekonomi dan ilmu pengetahuan, dari sumber ekonomi terbentuklah kelas sosial ekonomi seperti kaya miskin, ekonomi kuat dan ekonomi lemah, dari sumber ilmu pengetahuan terbentuklah kelas sosial seperti kaum terpelajar, guru, ulama, cendekiawan dan sebagainya. Secara sederhana stratifikasi sosial dapat terjadi karena ada sesuatu yang dibanggakan oleh setiap orang atau kelompok orang dalam kehidupan masyarakat. Menurut Horton ukuran atau kriteria yang bisa dipakai untuk membedakan anggota masyarakat ke dalam suatu kelas sosial ekonomi terbagi menjadi tiga bentuk yaitu penghasilan atau kekayaan, pekerjaan, dan pendidikan. Menurut Slameto (1995:2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah proses yang mengakibatkan perubahan diri individu, yakni perubahan tingkah laku, dengan demikian prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Menurut Kamus istilah Sosiologi, Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru, dalam masyarakat yang semakin maju dan rumit seperti dewasa ini prestasi seseorang dipandang amat penting. Lembaga-lembaga pendidikan menekankan pentingnya penampilan belajar yang baik, persaingan dan berhasil baik dalam menempuh tes baik tes pengetahuan maupun tes kemampuan, para siswapun menyadari benar akan hal itu dan mereka peka terhadap bagaimana cara guru memperlakukan murid-murid yang berprestasi dan murid yang kurang pandai, mereka mudah iri terhadap prestasi temantemannya dan mudah pula menjadi gugup dan cemas kalau-kalau mengalami kegagalan. Menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh sebab itu tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan penilaian prestasi belajar.

Kegiatan belajar mengajar tidak jarang terdapat kekurangan dan kelebihan. Maka dari itu perlu adanya evaluasi, Pelaksanaan evaluasi meliputi dua aspek yaitu aspek bagi guru dan aspek bagi siswa. a. Bagi guru Penilaian belajar dapat digunakan sebagai umpan balik untuk memperbaiki kelemahan dan kegagalan dalam proses belajar mengajar, dan sebagai pedoman untuk memperbaiki program bagi anak didik agar dapat mencapai prestasi belajar yang baik. b. Bagi siswa Dengan adanya penilaian, siswa dapat mengetahui kemampuan yang telah dicapai selama mengikuti pelajaran pada periode tertentu. Jika kemampuan kurang maka siswa dapat memperbaiki kekurangannya. Selain itu penilaian bagi siswa sebagai tolok ukur untuk menentukan siswa yang naik kelas atau tidak serta sebagai standar pelulusan siswa terhadap mata pelajaran yang ditempuhnya. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya, Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Selain faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis, adanya pengaruh dari dalam diri siswa merupakan hal yang logis dan wajar. Sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi, ia harus bisa mengarahkan segala daya dan upaya untuk dapat mencapainya. Hasil yang diraih siswa masih juga bergantung dari lingkungan. Artinya ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yaitu tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. TUJUAN PENULISAN Adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengukur Pengaruh Status Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas X di SMK Negeri 4 Gorontalo.

METODE PENULISAN Pada dasarnya penelitian menggambarkan prosedur-prosedur yang memungkinkan peneliti dapat menguji hipotesis penelitian tersebut untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik antara variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian tersebut. Pemilihan metode penelitian, peneliti menggunakan metode kuantitatif untuk melihat pengaruh Status Sosial Ekonomi Keluarga terhadap prestasi belajar siswa. Melalui kondisi ekonomi tersebut, dapat dilihat masalah yang akan diteliti pada masing-masing variabel baik variabel X (indevendent variable) maupaun variable Y (devendent variable). Dalam kaitan ini, Arikunto (2010:162) mengemukakan bahwa Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variabel (Y), sehingga dapat dirumuskan desain penelitian sebagai berikut: Gambar : Desain Penelitian X Y Ket: X = Status Sosial Ekonomi Keluarga/Orang tua Y = Prestasi belajar HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini diadakan Analisis Korelasi Uji hubungan dua variabel. Pengujian korelasi dimaksudkan untuk mengetahui beberapa kekuatan atau derajat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. (Yunus, 2010:90). Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan terutama untuk data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi (r). Sedang penentu derajat hubungan antara variabel dinamakan koefisien determinasi (r 2 ). Hasil pengujian koefisien korelasi dan determinasi, selanjutnya dapat diuji tingkat signifikansi atau keberartiannya. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga r = 0,9925 dan harga r 2 = 0,9851 (98,51%). Hal ini berarti bahwa derajat hubungan antara variabel X (status sosial ekonomi keluarga) dan variabel Y (prestasi belajar siswa) sebesar 98,51%. Dalam arti bahwa variabel status sosial ekonomi keluarga memberikan konstribusi terhadap variabel prestasi belajar siswa sebesar 98,51% dan sisanya 1,49% ditentukan oleh variabel lain.

Untuk uji signifikan diperoleh nilai t hitung = 54,16. Pada taraf ά = 0,05 dan n = 45 uji satu pihak, dk = n - 2 = 45 2 = 43 sehingga diperoleh t daftar = 2,02. Ternyata t hitung t daftar (54,16 2,02), maka H 0 ditolak, artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara status sosial ekonomi dan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara empirik terbukti variabel-variabel bebas yang diteliti ikut menentukan variabel terikat. Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah Status sosial ekonomi keluarga (X) dan variabel terikat adalah Prestasi belajar siswa (Y). Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa hipotesis (Ho) yang diuji ditolak, yang artinya signifikan dan hipotesis penelitian (H 1 ) yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari t hitung t tabel pada taraf signifikan α = 0,05. Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Status sosial ekonomi keluarga dengan Prestasi Belajar Siswa di SMK Negeri 4 Gorontalo. Variabel Status sosial ekonomi keluarga memberikan kontribusi (sumbangan) terhadap Prestasi belajar siswa sebesar 98,51%, dan sisanya 1,49% ditentukan oleh faktor-faktor lain baik dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. Dasar pemikiran yang mendukung temuan adalah bahwa jika orang tua dengan status sosial ekonomi tinggi memiliki harapan tinggi terhadap keberhasilan anak di sekolah dan mereka sering memberi penghargaan terhadap pengembangan intelektual anak. Orang tua sering membaca bersama anak, memberikan pujian kepada anak saat anak membaca buku atas inisiatif sendiri, membawa anak ke toko buku dan mengunjungi perpustakaan dan mereka menjadi model bagi anak dengan lebih sering memanfaatkan waktu luang untuk membaca. Orang tua dengan status sosial ekonomi rendah sering memberi contoh negatif dalam berbicara, terutama saat mereka bertengkar karena keterbatasan keuangan keluarga. Mereka juga jarang memuji anak ketika anak membaca, bahkan orang tua memiliki pengharapan rendah terhadap keberhasilan sekolah anak sehingga mereka tidak mau terlibat untuk membantu pekerjaan rumah anak atau tugas sekolah yang lain. Akibat selanjutnya anak menjadi tidak berprestasi di sekolah dan hal ini menambah tekanan keluarga ketika orang tua dipanggil ke sekolah untuk mempertanggungjawabkan kegagalan pendidikan anak. Nampak bahwa keluarga dengan status sosial ekonomi rendah mengalami stres yang tinggi. Hal di atas senada dengan apa yang diungkapkan oleh Dimyati, salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar ialah status sosial ekonomi orang tua, siswa yang status ekonomi orang tuanya baik, berkecukupan, mampu, kaya menunjukkan nilai yang lebih

tinggi dalam tes kemampuan akademik, tes hasil belajar dan lamanya bersekolah daripada mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah atau kurang menguntungkan, kurang berada, dan miskin. Senada dengan itu siswa yang orang tuanya berpendidikan tinggi lebih mungkin melanjutkan ke perguruan tinggi daripada siswa yang orang tuanya tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Siswa yang orang tuanya berijasah sekolah lanjutan tingkat atas lebih mungkin melanjutkan studinya ke perguruan tinggi daripada siswa yang orang tuanya tidak seperti itu. Masalah kemampuan ekonomi menjadi sumber kekuatan dalam kegiatan belajar. Seorang anak kadang-kadang memerlukan sarana prasarana yang cukup mahal, yang kadang-kadang tidak dapat terjangkau oleh keluarga. Jika keadaannya demikian maka masalah demikian juga merupakan faktor penghambat dalam kegiatan belajar. Keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi, mampu menggunakan tingkat pendidikannya yang tinggi untuk memperoleh informasi mengenai buku-buku yang perlu untuk perkembangan kognitif dan afektif anak. Didukung oleh penghasilan mereka yang cukup tinggi, maka orang tua dapat menyediakan buku-buku bacaan untuk anak dengan jenis yang beragam. Ada perbedaan aktivitas orang tua dalam membimbing anak antara keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi dengan status sosial ekonomi rendah. Orang tua dengan status sosial ekonomi tinggi memiliki harapan tinggi terhadap keberhasilan anak di sekolah dan mereka sering member penghargaan terhadap pengembangan intelektual anak. Mereka juga mampu menjadi model yang bagus dalam berbicara dan aktivitas membaca. Orang tua sering membaca bersama anak, memberikan pujian kepada anak saat anak membaca buku atas inisiatif sendiri, membawa anak ke toko buku dan mengunjungi perpustakaan dan mereka menjadi model bagi anak dengan lebih sering memanfaatkan waktu luang untuk membaca. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, yaitu diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Terdapat pengaruh yang sangat signifikan dari status sosial ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi harus didukung oleh status sosial ekonomi yang tinggi. SARAN 1. Bagi Siswa Meyakini dan berfikir positif bahwa semua pelajaran yang diajarkan di sekolah itu akan berguna dimasa yang akan datang. Jadi siswa harus lebih giat belajar dengan

sungguh-sungguh supaya prestasinya bagus, serta menumbuhkan motivasi dan lebih giat lagi berlatih mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. 2. Bagi Wali Murid/Orang Tua a. Hendaknya orang tua memberikan atau menyediakan fasilitas yang dibutuhkan anaknya untuk meningkatkan prestasi belajarnya. b. Hendaknya orang tua memperhatikan aktivitas belajar anaknya di rumah dan meningkatkan motivasinya untuk meningkatkan prestasinya. DAFTAR RUJUKAN Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta. Depdikbud, (2003). Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang. Aneka Ilmu. Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. PT Rineka Cipta, Jakarta. Mahmud, M, Dimyati. (1990). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: BPFE. Nasution. (1983). Sosiologi Pendidikan. Jemmars, Bandung. Shalahuddin, Mahfudh. (1990). Pengantar Psikologi Pendidikan. PT Bina, Surabaya,. Sudjana, Nana. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta. Sembiring. Andi. (2009). Pengaruh Pola Kehidupan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Suryabrata, Sumadi. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sugiono. (1997). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta. (2005). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:CV Alfabeta Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Guru Dan Dosen. (2007). Yogyakarta: Tim Pustaka Merah Putih. Yusuf, Muhammad Choirul. (2003). Pengaruh Status Sosial Dan Status Ekonomi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMU Diponegoro Tumpang Kabupaten Malang, Skripsi, UIN Malang. Yunus, Hamzah. (2001). Dasar-Dasar Statistik. Diktat