SUMMARY PERHITUNGAN NILAI KOMPOSIT PERSIAPAN SELF ASESSMENT GCG DESEMBER 2012 PT. BANK NTT. Nilai (a)x(b) Bobot (a) Peringkat (b)

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE COVERNANCE FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG

ASPEK PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

PERINGKAT Bobot Skor ANALISIS SELF ASSESMENT 2.000% 0.027

% % % % 0.002

ANALISIS SELF ASSESMENT. KRITERIA/INDIKATOR I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai:

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

LAPORAN GABUNGAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE

KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

LAMPIRAN II SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 15/15/DPNP TANGGAL 29 April 2013 PERIHAL PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance) bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance)

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PROSEDUR PENETAPAN CALON ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI DAN KOMITE LEVEL KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/4/PBI/2006 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/4/PBI/2006 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PEDOMAN DAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN .. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance)

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance)

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan pelaksanaan GCG tahun 2012 PT. Bank Dinar Indonesia, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

No. 9/12/DPNP Jakarta, 30 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NATIONALNOBU PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI (NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTE) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA

PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

No Selaku Komisaris Independen dan Pihak Independen, anggota komite harus dapat terlepas dari benturan kepentingan.untuk mencegah adanya bentur

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

PEDOMAN KERJA DIREKSI

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Good Corporate Governance

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara Tahun 2007

Transkripsi:

Lampiran 1. No Aspek Yang Dinilai 1. Pelaksanaan Tugas dan TanggungJawab Dewan Komisaris 2. Pelaksanaan Tugas Dan TanggungJawab Direksi 3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 4. Penanganan Benturan Kepentingan 5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 6. Penerapan Fungsi Audit Intern SUMMARY PERHITUNGAN NILAI KOMPOSIT PERSIAPAN SELF ASESSMENT GCG DESEMBER 2012 PT. BANK NTT Bobot (a) Peringkat (b) Nilai (a)x(b) 10 % 1 0,10 20 % 2 0,40 10 % 2 0,20 10% 3 0,30 5% 2 0,10 5% 2 0,10 Catatan Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tangggung jawabnya sesuai dengan prinsip GCG terlihat dari fungsi pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris terhadap Kebijakan Direksi Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah memenuhi prinsip-prinsip GCG, dan memiliki aspek transparansi yang cukup. Pelaksanaan tugas Komite telah berjalan cukup efektif, telah terlaksananya program kerja komite melalui rapat komite, adanya rekomendasi komite kepada Dewan Komisaris yang disampaikan melalui surat Dewan Komisaris kepada Direksi atas perkembangan usaha bank. Benturan Kepentingan yang terjadi dalam hal adanya Kebijakan Direksi yang menyebutkan bahwa sedang dilakukan proses perubahan Peraturan Badan Kesejahteraan Pegawai, dan akan segera dicabut setelah penyempurnaan Peraturan Badan Kesejahteraan Pegawai ditetapkan. Penerapan fungsi kepatuhan bank telah berjalan secara efektif. Satuan Kerja Kepatuhan (Divisi Kepatuhan) telah melakukan pengujian atas setiap kebijakan internal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan fungsi Audit Intern bank telah berjalan efektif, pedoman intern sebagai acuan pemeriksaan telah memenuhi standar minimum yang ditetapkan SPFAIB. SKAI menjalankan fungsinya secara independen. 7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern 5% 2 0,10 Kantor Akuntan Publik telah melaksanakan Audit secara independen dan memenuhi kriteria yang ditetapkan 8. Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern 9. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large Eksposure) 10. Tranparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan GCG dan Laporan Internal 7,50% 3 0,225 Penerapan Manajemen Risiko telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, telah dilakukannya penetapan limit credit, namun pemantauan profil risiko belum didukung dengan SIM yang memadai. 7,50% 2 0,15 Tidak terdapat pelanggaran dan pelampauan BMPK, namun Kebijakan mengenai Penyediaan Dana Besar sedang dalam penyempurnaan. 15% 2 0,3 Informasi keuangan dan non keuangan telah disampaikan dan dipublikasikan secara transparan kepada pihak-pihak yang ditetapkan, namun dengan adanya home page Bank NTT, bank belum membuat ketentuan yang mengatur penggunaannya, sehingga terjadi kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan tertentu pada home page bank. 11. Rencana Strategis Bank 5% 3 0,15 Rencana Bisnis Bank telah disiapkan sesuai dengan ketentuan dan telah memperhatikan rencana kedepan serta Realisasi Rencana Bisnis cukup sesuai dengan Rencana Bisnis bank NILAI KOMPOSIT 100% 2,125 BAIK

Lampiran 2. SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTT PERIODE DESEMBER 2012 FAKTOR PENILAIAN : PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DEWAN KOMISARIS I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS Untuk Menilai : Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan Komisaris dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank, kriteria minimum dan tingkat independensi anggota Dewan Komisaris ; Efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris ; Efektivitas penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris ; Kecukupan aspek pengungkapan kepemilikan saham dan berbagai hubungan Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank ; Kepatuhan anggota Dewan Komisaris terhadap larangan-larangan yang ditetapkan dalam ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. SUB FAKTOR A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Dewan Komisaris 1. Jumlah anggota Dewan Komisaris sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan tidak melampaui jumlah anggota Direksi. 2. Sekurang-kurangnya 1 (satu) anggota Dewan komisaris berdomisili di Indonesia. 1. Jumlah anggota Komisaris selama 2 (dua) bulan pertama di Semester II 2012 (Juli dan pertengahan Agustus) berjumlah 2 (dua) orang, namun pada akhir Agustus 2012 dilaknakan 1 (satu) orang Komisaris Independen untuk melengkapi kekurangan anggota Dewan Komisaris. 3. Paling kurang 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah anggota Dewan Komisaris Independen. 4. Penggantian dan atau pengangkatan Komisaris telah memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi atau Komite Remunerasi dan memperoleh persetujuan dari RUPS. 5. Komisaris Independen tidak merangkap jabatan kecuali terhadap hal-hal yang telah ditetapkan dalam PBI tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, yakni hanya merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif. a. Pada 1 (satu) lembaga / perusahaan bukan lembaga keuangan; atau b. Yang melaksanakan fungsi pengawasan pada 1 (satu) perusahaan anak bukan Bank yang dikendalikan Bank; dan rangkap jabatan Komisaris Independen sebagai Ketua Komite paling banyak pada 2 (dua) Ketua Komite pada Bank yang sama. 6. Mayoritas Komisaris tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi B. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 1. Dewan Komisaris telah memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. 2. Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas & tanggung jawab Direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu, dan memberikan nasihat ke Direksi 3. Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris telah mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank. 4. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional bank, kecuali dalam hal : penyediaan dana kepada pihak terkait, dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan/atau peraturan perundangan yang 2. Semua Anggota Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia. 3. Saat ini anggota Dewan Komisaris terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama dan 2 (dua) orang Komisaris Independen. 4. Penggantian dan atau pengangkatan Dewan Komisaris berdasarkan K eputusan RUPS dan menggunakan Rekomendasi Komite Nominasi se bagaimana pada RUPS LB Tahun 2012. Pada RUPS luar biasa tahun 2012 terjadi penggantian dan atau pengangkatan Dewan Komisaris, yang dituangkan dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Nomor: 86 Tahun 2012 tanggal 24 Agutus 2012 yang dibuat Silvester Joseph Mambaitfeto, S.H Notaris di Kupang. 5. a. Komisaris Independen tidak merangkap jabatan sesuai ketentuan yang berlaku sebagaimana Surat Pernyataan Dewan Komisaris yang menyatakan tidak merangkap jabatan pada 1 lembaga perusahaan bukan lembaga keuangan b. Saat ini Komisaris Independen Bank berjumlah 2 (dua) orang jadi tidak ada yang merangkap jabatan melebihi ketentuan yaitu hanya 2 (dua) komite saja, namun pada awal semester II, Komisaris Independen hanya 1 (satu) orang dan merangkap dalam 3 (tiga) komite 6. Dewan komisaris tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan sesa ma anggota komisaris dan/atau Direksi lainnya sesuai dengan surat pernyataan yangditandatangani pada saat mengikuti Fit dand proper Test 1. Dewan Komisaris telah memastikan kegiatan usaha Bank sebagaimana yang diwajibkan oleh Anggaran Dasar dan Peraturan Bank Indonesia dengan memperhatikan prinsip - prinsip GCG. 2. Dewan Komisaris baik setiap saat maupun secara berkala melakukan pengawasan Bank dan memberikan nasihat kepada Direksi yang terlihat dari surat- surat rekomendasi dan usulan kepada Direksi terkait pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. Untuk semester II tahun 2012 yaitu sebanyak 25 surat rekomendasi dan usul saran. 3. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dibuat secara komprehensif dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP) GCG tentang Pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi Bank NTT. Dewan Komisaris baik setiap saat maupun secara berkala melakukan pengawasan Bank dan memberikan nasihat kepada Direksi yang

berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan. 5. Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan otoritas lainnya. 6. Dewan Komisaris memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank. 7. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen. 8. Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi. 9. Pengangkatan anggota Komite, telah dilakukan Direksi berdasarkan keputusan Rapat Dewan Komisaris. 10. Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Komite yang dibentuk telah menjalankan tugasnya secara efektif. 11. Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. 12. Dewan Komisaris telah menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal. terlihat dari surat-surat rekomendasi dan usulan kepada Direksi terkait pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. Untuk semester II tahun 2012 yaitu sebanyak 25 surat rekomendasi dan usul saran. 4. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan operasional Bank sesuai dengan yang dimuat dalam BPP GCG. 5. Dewan Komisaris telah memastikan Direksi telah menindaklanjuti temuan Audit dan rekomendasi dari Divisi Pengawasan, Auditor Eksternal dan hasil pengawasan otoritas lainnya. Hal ini tercermin dari adanya Rapat Komite Audit sebanyak 3 (tiga) kali rapat komite dan surat rekomendasi kepada Direksi terkait pemeriksaan internal maupun eksternal sebanyak 7 (tujuh) kali. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat temuan Audit tahun- tahun sebelumnya yang belum selesai ditindaklanjuti. 6. Sepanjang tahun 2012 tidak pernah terjadi pelanggaran peraturan perundang undangan di bidang keuangan dan perbankan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank. 7. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sacara independen 8. Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, sertakomite Nominasi dan Remunerasi pada Juni 2008 sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.. 9. Pengangkatan anggota Komite dilakukan oleh Direksi berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris. 10. Dewan Komisaris telah memaskan bahwa bahwa komite yang dibentuk telah menjalankan tugasnya secara cukup efektif dilihat dari frekuensi pelaksanaan Rapat Komite(selama semester II 2012 dilaksanakan Rapat Komite sebanyak 6 kali). 11. Dalam BPP GCG juga diatur tentang pedoman pedoman dan tata tertib kerja Dewan Komisaris, termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat, namun ketentuan internal GCG belum ada. C. Efektivitas Rapat Dewan Komisaris 1. Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan secara berkala, paling kurang 4 (empat) kali dalam setahun, dan dihadiri secara fisik atau melalui teknologi telekonferensi oleh seluruh anggota Dewan Komisaris paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun. 2. Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat. 3. Hasil rapat Dewan Komisaris telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk dissenting opinions yang terjadi secara jelas. 12. Dewan Komisaris telah menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung- jawabnya secara maksimal, hal ini terlihat dari frekuensi rapat Dewan Komisaris, selama semester II 2012 telah diadakan Rapat Dewan Komisaris dan pengurus sebanyak 4 kali. 1. Rapat Dewan Komisaris telah dilaksanakan secara berkala antara lain Rapat Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun 2012 dilaksanakan sebanyak 6 kali. 2. Pengambilan Keputusan berdasarkan musyawarah mufakat sesuai dengan pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam BPP GCG. 3. Hasil rapat Dewan Komisaris telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik termasuk dissenting opinion yang terjadi secara jelas. 4. Hasil rapat Dewan Komisaris telah dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan pihak yang terkait. 5. Hasil rapat Dewan Komisaris merupakan rekomendasi dan /atau nasihat yang dapat diimplementasikan oleh RUPS dan/atau Direksi. 4. Hasil rapat telah dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris 5. Sesuai dengan pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam BPP GCG telah dimuat tentang hasil rapat Dewan Komisaris merupakan rekomendasi yang dapat diimplementasikan oleh RUPS dan/atau Direksi. D. Transparansi, Hubungan Keuangan, Kepengurusan dan Keluarga serta Larangan Dewan Komisaris 1. Anggota Dewan Komisaris telah mengungkapkan : 1. Anggota Dewan Komisaris telah mengungkapkan: a. Kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% (lima perseratus) a. Tidak terdapat setoran saham Dewan Komisaris. atau lebih pada Bank yang bersangkutan maupun pada Bank b. Tidak terdapat hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan dan Perusahaan lain sesame anggota Komisaris, anggota Direksi, dan/atau Pemegang b. Hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Saham Pengendali. Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau Pemegang c. Kepemilikan saham Dewan Komisaris, hubungan keuangan, hubungan Saham Pengendali. kepengurusan serta hubungan keluarga, penerimaan remunerasi c. Remunerasi dan fasilitas lain. Pada laporan pelaksanaan

GCG. 2. Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan Bank. 3. Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan atau menerima keuntungan pribadi dari Bank selain Remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. E. Informasi Fit and Proper Test (F&P Test) 1. Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai. 2. Seluruh anggota Dewan Komisaris yang berasal dari mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif Bank atau pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen, dan tidak melakukan fungsi pengawasan serta berasal dari Bank sendiri, telah menjalani masa tunggu (cooling off) paling kurang selama 1 (satu) tahun. 3. Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan, dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. telah diungkapkan pada Laporan Pelaksanaan GCG Bank NTT yang disampaikan untuk periode Desember 2011, bersamaan dengan Laporan Tahunan Bank NTT Tahun 2011. 2. Tidak terdapat Anggota Dewan Komisaris yang memanfaatkan Bank untuk kepentingan individu, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan Bank. 3. Tidak terdapat Anggota Dewan Komisaris yang mengambil atau menerima keuntungan pribadi dari Bank selain yang telah ditetapkan Bank yang merugikan atau mengurangi keuntungan Bank. 1. Seluruh anggota Dewan Komisaris memenuhi persyaratan dengan integritas, dan kompetensi yang memadai. 2. Tidak terdapat Anggota Dewan Komisairis yang berasal/mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif Bank pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independent. 3. Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan, dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. 4. Setiap anggota Dewan Komisaris telah lulus Fit and Proper Test dan telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. 4. Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus F&P Test dan memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. KRITERIA PERINGKAT1 - FAKTOR PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS Peringkat 1 Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan Komisaris sangat sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku. Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG, telah berjalan sangat efektif dan tidak ada kelemahan minor. Rapat Dewan Komisaris terselenggara sangat efektif dan efisien Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris sangat baik dan tidak melanggar ketentuan / peraturan yang berlaku. Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan Komisaris sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku. Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan efektif namun masih terdapat kelemahan minor. Rapat Dewan Komisaris terselenggara secara efektif dan efisien. Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris baik dan tidak pernah melanggar ketentuan / perundangan yang berlaku. Peringakat 3 Jumlah, komposisi, integritas, dan kompetensi anggota Dewan Komisaris cukup sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta memenuhi ketentuan yang berlaku. Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris cukup memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan cukup efektif dan terdapat kelemahan-kelemahan yang apabila tidak segera diperbaiki dapat mengakibatkan penurunan peringkat faktor. Rapat Dewan Komisaris terselenggara secara cukup efektif dan cukup efisien Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris cukup baik dan tidak pernah melanggar ketentuan / perundangan yang berlaku. Peringkat 4 Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi Dewan Komisaris kurang sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta kurang memenuhi ketentuan yang berlaku. Anggota Dewan Komisaris bertindak dan mengambil keputusan secara kurang independen. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris kurang memenuhi prinsip-prinsip GCG dan terdapat kelemahan penerapan yang cukup signifikan yang dapat mengakibatkan penurunan peringkat faktor dan Komposit GCG. Rapat Dewan Komisaris terselenggara secara kurang efektif dan kurang efisien. Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris kurang baik dan pernah melanggar ketentuan / perundangan yang berlaku. Peringkat 5 Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan Komisaris tidak sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta pemenuhan terhadap ketentuan yang berlaku. Anggota Dewan Komisaris bertindak dan mengambil keputusan tidak independen. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris tidak memenuhi prinsip-prinsip GCG, tidak efisien dan terdapat kelemahan yang signifikan yang akan mengakibatkan penurunan aspek dan peringkat komposit GCG Bank. Rapat Dewan Komisaris terselenggara tidak efektif dan efisien. Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris tidak baik dan sering melakukan pelanggaran terhadap ketentuan / perundangan yang berlaku. KESIMPULAN : IDENTIFIKASI MASALAH, RENCANA TINDAK DAN WAKTU PENYELESAIAN 2 Peringkat : 1 - Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan Komisaris sangat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. - Seluruh anggota Dewan Komisairis dapat bertindak dan mengambil keputusan secara independen.

- Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah berjalan sangat efektif sesuai dengan anggaran dasar perseroan. - Dewan Komisaris telah menyelenggarakan rapat dengan sangat efektif dan efisien dan telah dituang di dalam dokumen rapat. - Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris sangat baik dan tidak melanggar ketentuan / peraturan yang berlaku. II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DIREKSI Untuk menilai : Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank, kriteria minimum,dan tingkat independensi anggota Direksi ; Efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi ; Efektivitas penyelenggaraan rapat Direksi ; Kecukupan aspek pengungkapan mengenai kepemilikan saham dan berbagai hubungan anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan /atau Pemegang Saham Pengendali Bank ; Kepatuhan Direksi terhadap larangan-larangan yang ditetapkan dalam ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. SUB FAKTOR A. Komposisi, Kriteria dan independensi Direksi KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF ASSESMENT 1. Jumlah anggota Direksi paling kurang 3 (tiga) orang. 2. Seluruh anggota Direksi telah berdomisili di Indonesia 3. Penggantian dan / atau pengangkatan anggota Direksi telah memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi atau Komite Remunerasi dan Nominasi. 4. Mayoritas anggota Direksi telah memiliki pengalaman paling kurang 5 (lima) tahun di bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif Bank, kecuali untuk Bank Syariah (minimal 2 tahun). 5. Direksi tidak memiliki rangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau pejabat Eksekutif pada Bank, perusahaan dan atau lembaga lain kecuali terhadap hal yang telah ditetapkan dalam PBI tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank yakni menjadi Dewan Komisaris dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan atas penyertaan pada perusahaan anak bukan Bank yang dikendalikan oleh Bank. 6. Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama tidak memiliki saham melebihi 25% (dua puluh lima perseratus) dari modal disetor pada suatu perusahaan lain. 7. Direksi telah mengangkat anggota Komite, didasarkan pada keputusan rapat Dewan Komisaris. 8. Mayoritas anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan sesama anggota Direksi, dan/atau dengan anggota Dewan Komisaris. 9. Anggota Direksi tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. 1. Direksi Bank NTT berjumlah 4 (empat) orang, terdiri dari: Direktur Utama, Direktur, Kepatuhan, Direktur Pemasaran, dan Direktur Umum. Direktur Pemasaran yang baru dilantik pada tanggal 23 Agustus 2012, sehingga selama awal semester II terjadi kekosongan jabatan Direktur Pemasaran Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia 2. Seluruh anggota Direksi telah berdomisili di Indonesia. 3. Penggantian dan/atau pengangkatan anggota Direksi telah memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi atau Komite Remunerasi dan Nominasi. Pada Pada RUPS luar biasa tahun 2012 terjadi penggantian dan atau pengangkatan Direktur Pemasaran, yang dituangkan dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Nomor: 86 Tahun 2012 tanggal 24 Agutus 2012 yang dibuat Silvester Joseph Mambaitfeto, S.H Notaris di Kupang. 4. Seluruh Direksi Bank NTT memiliki pengalaman minimal 5 (lima) tahun dibidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif Bank. 5. Direksi tidak merangkap jabatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sebagaimana Surat Pernyataan Direksi yang menyatakan tidak merangkap jabatan pada 1 (satu) lembaga / perusahaan bukan lembaga keuangan 6. Anggota Direksi tidak memiliki saham di perusahaan lain sebagaimana Surat Pernyataan Direksi pada saat pencalonan dan pada saat fit & proper test yang menyatakan Direksi tidak memiliki saham di perusahaan lain. 7. Direksi telah mengangkat anggota Komite Dewan Komisaris sesuai dengan Surat Keputusan Direksi, berdasarkan pada keputusan rapat Dewan Komisaris 8. Seluruh Direksi tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan sesame anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris sebagaimana Surat Pernyataan Direksi pada saat pencalonan dan pada saat fit & proper test yang menyatakan Direksi tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan sesama anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris 9. Anggota Direksi tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. B. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi KRITERIA/INDIKATOR 1. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank. 2. Direksi mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Direksi telah melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. 4. Direksi telah membentuk SKAI, SKMR, dan Komite ANALISIS SELF ASSESMENT 1. Direksi telah bertanggung jawab atas pelaksanaan kepengurusan Bank. 2. Direksi telah melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan Anggaran Dasar maupun Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 3. Prinsip-prinsip GCG sudah diterapkan dalam setiap kegiatan usaha bank namun belum secara menyeluruh. 4. Direksi telah membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), Satuan Kerja Kepatuhan dengan nama Divisi Kepatuhan, Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dengan nama Divisi Manajemen Risiko

Manajemen Risiko serta Satuan Kerja Kepatuhan. 5. Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal, dan hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. 6. Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS. 7. Direksi telah mengungkapkan kebijakan-kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai dengan media yang mudah diakses pegawai. 8. Direksi tidak menggunakan penasehat perorangan dan/atau jasa profesional sebagai konsultan kecuali untuk proyek yang bersifat khusus, telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup kerja, tanggung jawab, jangka waktu pekerjaan, dan biaya, serta konsultan merupakan Pihak Independen yang memiliki kualifikasi untuk mengerjakan proyek yang bersifat khusus. 9. Direksi telah menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, kini dan tepat waktu kepada Komisaris. 10. Direksi memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang telah mencantumkan pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. serta Komite Manajemen Risiko. 5. Direksi meminta Divisi terkait untuk menindaklanjuti segala temuan audit dari SKAI, auditor eksternal, Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. Masih terdapat temuan Tahun 2011 yang belum ditindaklanjuti. 6. Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS tahun 2012. 7. Direksi telah mengungkapkan kebijakan-kebijakan Bank yang bersifat strategis kepada Pegawai dengan media yang mudah diakses yaitu antara lain dalam BPP Kepegawaian, yang dapat di akses dalam Portal Corporate University Bank NTT namun dalam pelaksanaannya belum dilakukan secara menyeluruh hal ini tercermin dari adanya opini Direktur Kepatuhan terkait keputusan strategis di bidang kepagawaian yang tidak transparan dan seharusnya diungkapkan kepada pegawai yaitu: a. Opini Kepatuhan atas Usulan SDM No. 135/DSM/VII/212. b. Opini Kepatuhan Atas Tunjangan RI. c. Opini Kepatuhan Atas Tunjangan Pegawai Bank NTT Tahun Buku 2013-2015. d. Opini Kepatuhan Atas Usulan Kenaikan Penghasilan Kepala Divisi. 8. Direksi telah menggunakan tenaga konsultan yang didasari kontrak yang jelas dan konsultan yang ditunjuk memiliki kualifikasi atas pekerjaannya. Saat ini Bank sedang menggunakan konsultan untuk program Balance Score Card, namun kontrak konsultan Balance Score Card dikatakan menyalahi ketentuan sesuai surat Direktur Kepatuhan nomor 1355/Dirkep/X/2012 tanggal 3 Oktober 2012 perihal Pelanggaran Terhadap ketentuan. 9. Direksi telah menyediakan data dan informasi yang cukup lengkap, akurat, kini dan tepat waktu kepada Komisaris melalui laporan bulanan Direksi ke Komisaris, namun masih terdapat kendala yang disebabkan SIM yang belum berjalan efektif. 10. Direksi memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang telah mencantumkan pengaturan etika kerja, waktu kerja dan rapat dalam BPP GCG Buku II mengenai Pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi serta SK Dewan Komisaris No. 11 Tahun 2009 tentang Peraturan Tata Tertib dan Tata Cara Menjalankan Pekerjaan Direksi PT. BPD. NTT, serta SK Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 123 Tahun 2012 tentang Pembagian Tugas, Wewenang dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur. C. Efektifitas Rapat Direksi KRITERIA/INDIKATOR 1. Direksi telah menetapkan kebijakan dan keputusan strategis melalui mekanisme rapat Direksi 2. Pengambilan keputusan Direksi telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat. 3. Hasil Rapat Direksi telah dituangkan dalam risalah dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinion yg terjadi dlm rapat Direksi 4. Setiap keputusan rapat yang diambil Direksi dapat diimplementasikan dan sesuai dengan kebijakan, pedoman serta tata tertib kerja yang berlaku. ANALISIS SELF ASSESMENT 1. Direksi telah menetapkan kebijakan dan keputusan strategis melalui mekanisme rapat Direksi, namun belum seluruhnya, hal tersebut tercermin dari Opini Direktur Kepatuhan yaitu: a. Opini Kepatuhan atas Pem berhentian Pegawai Tanpa Prosedur. b. Opini Kepatuhan Rencana Penggabungan KCK dengan Kantor Pusat. c. Opini Kepatuhan atas Pertimbangan Rekruitment Pegawai Teller. d. Opini Kepatuhan atas Usulan Kenaikan Penghasilan Kepala Divisi. e. Opini Kepatuhan atas Pemberhentian dengan Tidak Hormat Pegawai Bank NTT (SK Direksi No. 71 tahun 2012). f. Opini Kepatuhan Atas Pengangkatan & Pelantikan Pejabat Struktural Tanpa Disertai dengan Ketersediaan Fisik (Kantor). g. Opini Kepatuhan Atas Penyelesaian Saham Seri B yang Belum Mendapatkan Persetujuan Bank Indonesia. h. Opini Kepatuhan Atas Penetapan Pejabat Untuk Kantor Capem yang Dinaikkan Menjadi Cabang. 2. Pengambilan keputusan rapat Direksi telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat. Namun keputusan strategis belum seluruhnya dibawa dalam rapat Direksi. 3. Sesuai surat BI No.14/52/APBU/Kpa tanggal 03 Juli 2012 bahwa dissenting opinions Belum didokumentasikan secara baik dan rapat Direksi yang terdokumentasi berupa notulen rapat selama semester II

D. Transparansi, Hubungan Keuangan, Kepengurusan dan Keluarga serta Larangan Direksi KRITERIA/INDIKATOR ANALISIS SELF ASSESMENT 2012 sebanyak 3 notulen yang terdiri dari 2 notulen rapat Direksi dan 1 notulen rapat Komite Manajemen Risiko. 4. Setiap keputusan rapat yang diambil Direksi dapat diimplementasikan dan cukup sesuai dengan kebijakan, pedoman serta tata tertib kerja yang berlaku. 1. Seluruh anggota Direksi telah mengungkapkan : a. Kepemilikan saham yang mencapai 5% (lima perseratus) atau lebih pada bank yang bersangkutan maupun pada Bank dan perusahaan lain ( didalam dan di luar negeri) b. Hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank. c. Remunerasi dan fasilitas lain. pada Laporan Pelaksanaan GCG. 2. Direksi tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan Bank. 3. Direksi tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari bank selain Remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. 4. Anggota Direksi baik sendiri-sendiri atau bersama-sama tidak memiliki saham melebihi 25% (dua puluh lima perseratus) dari modal disetor pada suatu perusahaan lain. E. Informasi Fit and Proper Test (F & P Test) KRITERIA/INDIKATOR 1. Seluruh anggota Direksi memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai. 2. Presiden Direktur atau Direktur Utama, berasal dari pihak yang independen terhadap Pemegang Saham Pengendali, yakni tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan hubungan keluarga. 3. Seluruh anggota Direksi telah lulus F&P Test dan telah memperoleh surat persetujuan dari Bank Indonesia. 1. Seluruh Anggota Direksi telah mengungkapkan: a. Anggota Direksi tidak memiliki saham pada Bank NTT, Bank lain, lembaga keuangan bukan Bank dan perusahaan lainnya. b. Tidak terdapat Hubungan Keuangan maupun Hubungan Keluarga sampai dengan derajat keduaantara sesame anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi maupun Pemegang Saham Pengendali. c. Direksi telah mengungkapkan Remunerasi dan fasilitas lain pada Laporan Pelaksanaan GCG. 2. Direksi tidak memanfaatkan bank untuk kepentingan pribadi, mengambil dan/atau menerima keuntungan dari bank yang merugikan atau mengurangi keuntungan bank. 3. Hal tersebut telah ditegaskan kembali dalam BPP GCG tentang Pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi Bank NTT dan implementasinya cukup jelas. 4. Anggota Direksi tidak memiliki saham pada perusahaan lain. 1. Seluruh Anggota Direksi melaksanakan tugasnya dengan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang cukup memadai. 2. Direktur Utama berasal dari pihak independen. 3. Seluruh Direksi telah lulus Fit and Proper Test dan telah memperoleh Surat Persetujuan dari Bank Indonesia. FAKTOR KRITERIA PERINGKAT1 PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Peringkat 1 Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi sangat sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku. Seluruh anggota Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan sangat efektif dan tidak ada kelemahan minor. Rapat Direksi terselenggara secara sangat efektif dan efisien. Aspek transparansi anggota Direksi sangat baik dan tidak pernah melanggar ketentuan / perundangan yang berlaku. Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta memenuhi ketentuan yang berlaku. Seluruh Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan efektif namun masih terdapat kelemahan minor. Rapat Direksi terselenggara secara efektif dan efisien. Aspek transparansi anggota Direksi baik dan tidak pernah melanggar ketentuan / perundangan yang berlaku. Jumlah, komposisi, integritas, dan kompetensi anggota Direksi cukup sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta memenuhi ketentuan yang berlaku. Seluruh anggota Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi cukup memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan cukup efektif dan terdapat kelemahan-kelemahan yang apabila tidak segera diperbaiki dapat mengakibatkan penurunan peringkat faktor. Rapat Direksi terselenggara secara cukup efektif dan cukup efisien Aspek transparansi anggota Direksi cukup baik dan tidak pernah melanggar ketentuan / perundangan yang berlaku. Peringkat 4 Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi Direksi kurang sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta kurang memenuhi ketentuan yang berlaku. Direksi bertindak dan mengambil keputusan secara kurang independen. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi kurang memenuhi prinsip-prinsip GCG dan terdapat kelemahan penerapan yang cukup signifikan yang dapat mengakibatkan penurunan peringkat faktor dan Komposit GCG. Rapat Direksi terselenggara secara kurang efektif dan kurang efisien. Aspek transparansi anggota Direksi kurang baik dan pernah melanggar ketentuan / perundangan yang berlaku. Peringkat 5 Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi Direksi tidak sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompelksitas usaha Bank serta tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.

Direksi bertindak dan mengambil keputusan secara tidak independen. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi tidak memenuhi prinsip-prinsip GCG yang dapat berakibat pada penurunan kualitas GCG atau penurunan Peringkat Komposit GCG Bank, aspek Manajemen dalam CAMELS, serta Peringkat Komposit CAMELS. Rapat Direksi terselenggara secara tidak efektif dan tidak efisien Aspek transparansi anggota Direksi tidak baik dan sering melakukan pelanggaran terhadap ketentuan / perundangan yang berlaku. KESIMPULAN : IDENTIFIKASI MASALAH, RENCANA TINDAK DAN WAKTU PENYELESAIAN 2 Peringkat : 2 - Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Direksi sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku. - Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan efektif dan masih terdapat kelemahankelemahan yang perlu diperbaiki. - Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah berjalan efektif sesuai dengan anggaran dasar perseroan. - Direksi telah menyelenggarakan rapat (internal dan koordinasi) dengan efektif dan efisien dan hasil risalah rapat dituang di dalam dokumen rapat. - Anggota Direksi mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen serta melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif. - Aspek transparansi anggota Direksi baik dan tidak pernah melanggar ketentuan/perundangan yang berlaku. III. KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS KOMITE Untuk Menilai : Kecukupan struktur, kualifikasi, independensi dan kompetensi Komite ; Efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite ; Efektivitas dan efisiensi pelaksanaan rapat Komite. SUB FAKTOR A. Struktur, Komposisi, Rangkap Jabatan dan Independensi Anggota Komite 1. Komite Audit a. Anggota Komite Audit paling kurang terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang Pihak Independen ahli dibidang keuangan atau akuntansi dan seorang Pihak Independen yang ahli dibidang hukum atau perbankan. b. Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen c. Paling kurang 51% (lima puluh perseratus) anggota Komite Audit adalah Komisaris Independen dan Pihak Independen. d. Anggota Komite Audit memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik. 2. Komite Pemantau Risiko a. Anggota Komite Pemantau Risiko paling kurang terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang Pihak Independen ahli dibidang keuangan dan seorang Pihak Independen yang ahli dibidang Manajemen Risiko. b. Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris Independen. c. Paling kurang 51% (lima puluh satu perseratus) anggota Komite Pemantau Risiko adalah Komisaris Independen dan Pihak Independen. d. Anggota Komite Pemantauan Risiko memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik. 3. Komite Remunerasi dan Nominasi a. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi paling kurang terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang Komisaris dan seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi Sumber Daya Manusia atau seorang perwakilan pegawai. b. Pejabat Eksekutif atau perwakilan pegawai anggota Komite harus memiliki pengetahuan dan mengetahui ketentuan sistem remunerasi dan/atau nominasi serta succession plan Bank. c. Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh Komisaris Independen. d. Apabila jumlah anggota Komite Remunerasi dan Nominasi ditetapkan lebih dari 3 (tiga) orang maka anggota Komisaris Independen paling kurang berjumlah 2 (dua) orang. e. Apabila Bank membentuk Komite tersebut, secara terpisah maka: (1) Pejabat Eksekutif atau perwakilan pegawai anggota Komite Remunerasi harus memiliki pengetahuan mengenai sistem remunerasi Bank ; maka (2) Pejabat Eksekutif anggota Komite Nominasi harus memiliki pengetahuan tentang sistem nominasi dan 1. Komite Audit a. Komite Audit telah dibentuk pada Juni 2008 sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, dengan komposisi Seorang Komisaris Independen sebagai ketua merangkap anggota, 2 (dua) orang Pihak Independen ahli di bidang keuangan & akuntansi, yang ahli di bidang Hukum tidak ada. Ketua Komite Audit juga merangkap sebagai ketua Komite Remunerasi dan Nominasi. b. Komite Audit Diketuai oleh seorang Komisaris Independen dan juga merangkap sebagai anggota. c. Anggota Komite Audit seluruhnya berasal dari Komisaris Independen dan Pihak Independen. d. Anggota Komite Audit memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik 2. Komite Pemantau Risiko a. Komite Pemantau Risiko telah dibentuk pada Juni 2008 sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, dengan komposisi Seorang Komisaris Independen sebagai ketua merangkap anggota, 1 orang Pihak Independen ahli di bidang keuangan dan hukum sedangkan 1 orang anggota Komite Manajemen Risiko masih dalam proses usulan untuk diangkat sebagai anggota Komite. b. Komite Pemantau Risiko Diketuai oleh seorang Komisaris Independen dan juga merangkap sebagai anggota. c. Anggota Komite Pemantau Risiko adalah pihak independen, namunm asih ada kekosongan jabatan komite Pemantau Risiko (masih 1 orang yang belum dilantik). d. Anggota Komite Pemantau Risiko memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik 3. Komite Remunerasi dan Nominasi a. Komite Nominasi dan Remunerasi telah dibentuk pada Juni 2008 sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, dengan komposisi dua orang Komisaris Independen sebagai ketua merangkap anggota, dan seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi Sumber Daya Manusia. b. Pejabat Eksekutif atau perwakilan pegawai anggota Komite memiliki cukup pengetahuan dan cukup mengetahui ketentuan sistem remunerasi dan/atau nominasi serta succession plan Bank. c. Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh seorang Komisaris Independen dan juga merangkap sebagai anggota dan juga sebagai ketua Komite Audit. d. Jumlah anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sebanyak 3 (tiga) orang dengan anggota Komisaris Independen sebanyak 1 (satu) orang. e. Bank membentuk Komite, secara terpisah, maka (1) Pejabat Eksekutif atau perwakilan pegawai anggota Komite Remunerasi memiliki pengetahuan yang cukup mengenai sistem

succession plan Bank. 4. Rangkap Jabatan Anggota Komite a. Anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko, tidak berasal dari Direksi dari Bank yang sama maupun Bank lain. b. Rangkap jabatan Pihak Independen pada Bank yang sama, Bank lain dan/atau perusahaan lain telah memperhatikan kompetensi, kriteria independensi, kerahasiaan, kode etik dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. 5. Independensi Anggota Komite a. Seluruh Pihak Independen anggota Komite tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. b. Seluruh Pihak Independen yang berasal dari mantan Anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif yang berasal dari Bank yang sama dan tidak melakukan fungsi pengawas pihak-pihak lain yang mempunyai hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk bertindak independen telah menjalani masa tunggu (cooling off) selama 6 (enam) bulan. B. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Komite 1. Komite Audit Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris: a. Komite Audit telah memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaa audit serta memantau tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. b. Komite Audit telah mereview: (1) Pelaksanaan tugas SKAI; (2) Kesesuaian pelaksanan audit oleh oleh KAP dengan standar audit yang berlaku; (3) Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku; dan (4) Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia. (5) Komite Audit telah memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) sesuai ketentuan yang berlaku kepada RUPS melalui Dewan Komisaris. c. Komite Audit telah memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) sesuai ketentuan yang berlaku kepada RUPS melalui Dewan Komisaris 2. Komite Pemantau Risiko Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, Komite Pemantau Risiko: a. Mengevaluasi kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko; b. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. 3. Komite Remunerasi dan Nominasi Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris : a. Komite Remunerasi telah mengevaluasi kebijakan remunerasi bagi : (1) Dewan Komisaris dan Direksi dan telah disampaikan kepada RUPS ; dan (2) Pejabat Eksekutif dan pegawai dan telah disampaikan kepada Direksi. b. Terkait dengan kebijakan remunerasi, Komite telah mempertimbangkan kinerja keuangan, prestasi kerja individual, kewajaran dengan peer group, dan sasaran dan strategi jangka panjang Bank. c. Terkait dengan kebijakan nominasi, komite telah menyusun sistem, serta prosedur pemilihan dan / atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan remunerasi Bank. (2) Pejabat Eksekutif anggota Komite Nominasi memiliki pengetahuan yang cukup tentang sistem nominasi dan succession plan Bank. 4. Rangkap Jabatan Anggota Komite a. Anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko, tidak berasal dari Direksi dari Bankyang sama maupun Bank lain. b. Rangkap jabatan Pihak Independen pada Bank yang sama, Bank lain dan/atau perusahaan lain telah memperha kan kompetensi, kriteria independensi, kerahasiaan, kode etik dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. 5. Independensi Anggota Komite a. Seluruh anggota Komite tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali. b. Tidak terdapat pihak independen anggota Komite yang berasal dari mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif yang berasal dari bank yang sama, tidak melakukan fungsi pengawasan yang mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. 1. Komite Audit a. Komite Audit telah cukup memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan audit serta memantau tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Hal ini tercermin dari frekuensi rapat Komite Audit berdasarkan notulen rapat selama semester II tahun 2012 sebanyak 3 (tiga) kali rapat, namun masih terdapat temuan audit tahun sebelumnya yang belum selesai ditindaklanjuti. b. Komite Audit telah mereview: (1) Pelaksanaan tugas SKAI (2) Kesesuaian pelaksanan audit oleh KAP dengan standar audit yang berlaku; (3) Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku ; dan (4) Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, Akuntan Publik (5) dan hasil pengawasan Bank Indonesia. c. Komite Audit telah memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) sesuai ketentuan yang berlaku kepada RUPS melalui Dewan Komisaris. 2. Komite Pemantau Risiko Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko telah diatur dalam BPP GCG Bank NTT. a. Komite Pemantau Risiko telah mengevaluasi kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko secara cukup memadai. b. Komite Pemantau Risiko cukup sering melakukan pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, terlihat dari frekuensi rapat yang diadakan oleh Komite Pemantau Risiko selama semester II tahun 2012 adalah sebanyak 4 (empat) kali. 3. Komite Remunerasi dan Nominasi a. Komite Remunerasi telah mengevaluasi kebijakan remunerasi bagi: (1) Cukup memadai melakukan evaluasi. (2) Cukup memadai melakukan evaluasi. b. Terkait dengan kebijakan remunerasi, Komite belum cukup mempertimbangkan kinerja keuangan, prestasi kerja individual, kewajaran dengan peer group, dan sasaran dan strategi jangka panjang Bank. c. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris untuk mengusulkan kepada RUPS penggantian salah seorang Komisaris yang akan berakhir pada tahun 2012. d. Komisaris ditunjuk sebagai Komisaris Utama e. Merekomendasikan calon Pihak Independen yang dapat menjadi anggota Komite kepada Dewan Komisaris.

kepada RUPS. d. Komite Nominasi, telah memberikan rekomendasi calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi untuk disampaikan kepada RUPS. e. Komite Nominasi, telah memberikan rekomendasi calon Pihak Independen yang dapat menjadi anggota Komite kepada Dewan Komisaris. C. Efektivitas Rapat Komite 1. Rapat Komite diselenggarakan sesuai kebutuhan Bank. 2. Rapat Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko paling kurang dihadiri 51% (lima puluh satu perseratus) dari jumlah anggota termasuk Komisaris Independen dan Pihak Independen. 3. Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi, paling kurang dihadiri 51% (lima puluh satu perseratus) dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris Independen dan Pejabat Eksekutif atau perwakilan pegawai. 4. Keputusan rapat diambil berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat. 5. Hasil risalah rapat wajib dibuat, termasuk pengungkapan perbedaan pendapat (dissenting opinions) secara jelas dan wajib didokumentasikan dengan baik. 6. Hasil rapat Komite merupakan rekomendasi yang dapat dimanfaatkan secara optimal oleh Dewan Komisaris 1. Rapat Komite cukup sering diselenggarakan sesuai kebutuhan Bank, selama smester II tahun 2012 telah dilaksanakan Rapat Komite sebanyak 6 kali. 2. Kehadiran anggota Komite dalam Rapat Komite telah sesuai dengan ketentuan. 3. Kehadiran anggota Komite dalam Rapat Komite cukup sesuai dengan ketentuan. 4. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah mufakat. 5. Komite-komite telah melakukan rapat membahas rencana kerja sesuai jadwal / agenda Rapat yang telah ditetapkan, dan hasil rapat telah didokumentasikan dengan baik serta dapat dimanfaatkan secara optimal oleh anggota Dewan Komisaris. 6. Komite-komite telah melakukan rapat membahas rencana kerja sesuai jadwal / agenda Rapat yang telah ditetapkan, dan hasil rapat telah didokumentasikan dengan baik serta dapat dimanfaatkan secara optimal oleh anggota Dewan Komisaris. KRITERIA PERINGKAT1 FAKTOR EFEKTIVITAS DAN KELENGKAPAN KOMITE Peringkat 1 Komposisi dan kompetensi anggota Komite-komite sangat sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank. Pelaksanaan tugas Komite-komite, sangat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan Komisaris. Penyelenggaraan rapat Komite-komite berjalan sesuai dengan pedoman intern dan terselenggara secara efektif dan efisien. Komposisi dan kompetensi anggota Komite-komite sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank. Pelaksanaan tugas Komite-komite telah berjalan efektif namun masih terdapat kelemahan minor. Rekomendasi Komite-komite, bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan Komisaris. Penyelenggaraan rapat Komite-komite berjalan sesuai dengan pedoman intern dan terselenggara secara efektif dan efisien. Komposisi dan kompetensi anggota Komite-komite cukup sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank. Pelaksanaan tugas Komite-komite telah berjalan cukup efektif namun terdapat kelemahan-kelemahan yang apabila tidak segera diperbaiki dapat mengakibatkan penurunan Peringkat faktor. Rekomendasi Komite-komite, cukup bermanfaat dan cukup dapat dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan Komisaris. Penyelenggaraan rapat Komite-Komite berjalan sesuai dengan Pedoman intern dan terselenggara secara cukup efektif dan cukup efisien. Peringkat 4 Komposisi dan kompetensi anggota Komite-komite kurang sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank. Pelaksanaan tugas Komite-komite berjalan kurang efektif dan terdapat kelemahan penerapan yang cukup signifikan yang dapat mengakibatkan penurunan Peringkat Faktor dan Komposit GCG. Rekomendasi Komite-komite, kurang bermanfaat dan kurang dapat dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan Komisaris. a. Penyelenggaraan rapat Komite-komite berjalan kurang sesuai dengan pedoman intern dan terselenggara secara kurang efektif dan efisien. Peringkat 5 b. Komposisi dan kompetensi anggota Komite-komite tidak sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank. c. Pelaksanaan tugas Komite-komite berjalan tidak efektif dan terdapat kelemahan penerapan yang signifikan yang dapat mengakibatkan penurunan peringkat faktor dan peringkat komposit GCG. d. Rekomendasi Komite-komite, tidak bermanfaat dan tidak dapat dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan Komisaris. e. Penyelenggaraan rapat Komite-komite berjalan tidak sesuai dengan pedoman intern dan terselenggara secara tidak efektif dan efisien. KESIMPULAN : IDENTIFIKASI MASALAH, RENCANA TINDAK DAN WAKTU PENYELESAIAN2 - Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi telah menjalankan fungsinya dengan efektif. - Tugas dan Tanggung Jawab Komite telah diatur dalam BPP GCG, dan secara keseluruhan berjalan efektif meskipun masih terdapat kelemahan minor.