KARAKTERISTIK SPEKTRUM KEBISINGAN KENDARAAN SAAT BERHENTI. Dewi Muliana¹, Juandi², Sugianto²

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988).

PENENTUAN TINGKAT REDUKSI KEBISINGAN OLEH PAGAR BUATAN DI SEKITAR BANGUNAN RUMAH PENDUDUK DI KOTA PEKANBARU

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN TUANKU TAMBUSAI PEKANBARU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum memulai penelitian perlu dibuat langkah-langkah penelitian, dimana langkah- langkah penelitian tersebut adalah:

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

EFEK PARTISI TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN KEBISINGAN

DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No. 2

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penguasaan pemahaman mereka terhadap setiap materi yang diajarkan.

PENENTUAN FREKUENSI FUNDAMENTAL DAN FORMANT SUARA MANUSIA DEWASA BERDASARKAN PERBEDAAN SUKU DAN GENDER MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: 180 cm (as as) atau 150 cm (tepi tepi) Gambar IV.1. Penampang Melintang Jalan 3,5 M 3,5 M. Median Kerb. Perkerasan Jalan 2 M 1 M 7 M 7 M

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prasarana dan sarana perkotaan, misalnya peningkatan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari senin, hari kamis dan hari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

PENENTUAN PENGURANGAN KEBISINGAN OLEH KARPET PADA RUANG TERTUTUP

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN OLEH MESIN PENGOLAH KELAPA SAWIT DI PT. TASMA PUJA, KABUPATEN KAMPAR-RIAU

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (2014), Hal ISSN : TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

TUGAS AKHIR PREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS HETEROGEN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

POTENSI MATERIAL LANTAI HALAMAN DALAM MEREDUKSI KEBISINGAN LALU LINTAS

PERSEPSIMASYARAKAT TERHADAP KEBISINGAN PENANGKARAN BURUNG WALET (Collacalia fuciphaga) DI KELURAHAN RIMBA SEKAMPUNG KOTA DUMAI, RIAU ABSTRAK

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

TARAF INTENSITAS BUNYI KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN RAYA PADA AKTIVITAS PENGUKURAN SIANG HARI. Jumingin

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. ketika pemberian pakan. Berikut adalah ilustrasi posisi ikan sebelum dan saat

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

Sound Topography Pola Kebisingan Suara di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung

ANALISA PENGARUH KEBERADAAN BANGUNAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN DI SEPANJANG JALAN RAYA PEKANBARU-BANGKINANG. Sandra Septiana*, Erwin, Defrianto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengamatan Daerah Studi. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Transportasi merupakan bagian terpenting dari kehidupan sehari-hari, namun masih mengalami berbagai

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH PENYEMPITAN BADAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN GATOT SOEBROTO BANDUNG

MENENTUKAN POLA RADIASI BUNYI DARI SUMBER BERBENTUK CORONG. Robi ullia Zarni 1, Defrianto 2, Erwin 3

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

ANALISIS SPEKTRUM SUARA MANUSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN (GENDER) DAN KELOMPOK UMUR MENGGUNAKAN KOMPUTER. Widia Rahim*, Erwin, Usman Malik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD

BAB I PENDAHULUAN. Bising didefinisikan sebagai bunyi tidak dikehendaki yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. harus tepat (dapat mengukur variabel yang diinginkan) dan dengan validitas

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

- BUNYI DAN KEBISINGAN -

IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA

ARDHINA NUR HIDAYAT ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kelayakan kendaraan angkutan barang dalam pelaksanaan pengangkutan di

PENGKAJIAN KEBISINGAN DI SEKITAR BANDARA DI BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA (AIRPORT NOISE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VOLUME LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN AHMAD YANI KOTA SORONG

BAB III METODE PENELITIAN. Inti dari metodologi penelitian adalah menguraikan cara penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI LINGKUNGAN PERUMAHAN DALUNG PERMAI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya (Suratmo, 2002). Suara tersebut

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

Transkripsi:

KARAKTERISTIK SPEKTRUM KEBISINGAN KENDARAAN SAAT BERHENTI Dewi Muliana¹, Juandi², Sugianto² ¹Mahasiswi Program S1 Fisika FMIPA-UR ²Dosen JurusanFisika FMIPA-UR JurusanFisika FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam, Universitas Riau KampusBinawidyaPekanbaru, 28293, Indonesia. dewi.mul91@gmail.com ABSTRACT The Characteristics of Noise Spectrum for Vechicle at Rest condition at Jalan Soekarno Hatta, Pekanbaru, Indonesia. The research methodology uses Digital Voice Recorder experimentally and a GoldWave Software computes by a recorder. The measurement of noise is detected at rest vehicle in four position having densed noise. First position has high peak and amplitude at Jalan Tuanku Tambusai 1. The other positions have low peak and amplitude at Jalan Soekarno Hatta 1, Jalan Tuanku Tambusai 2 and Jalan Soekarno Hatta 2 respectively. Noise signal is then evaluated at frequency 20 Hz - 20,000 Hz for all position. The intensity at position I has -85.0584 db until -29.4942 db, position II has -47.7043 db until -84.5914 db, position III has -74.7860 db until -46.7704 db and position IVhas -74.7860 db until - 46.3035 db. The average noise spectrum intensity of vehicle against frequency y=ax+b, where y is avarege spectrum intensity and x is frequency. The details is at position I (y=- 0.002x-35.93), at position II (y=-0.001x-52.01), at position III (y=-0.000x-54.81) and at position IV (y=-0.001x-50.24). In conclution, the spectrum of vehicle stop condition has low intensity. Keywords: Signal Noise,GoldWave Software,Spectrum ABSTRAK Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk Menganalisa Karakteristik Kebisingan Kendaraan saat Berhenti di Jalan Soekarno Hatta, Pekanbaru, Indonesia. Penelitian ini menggunakan alat Perekam Suara Digital. Hasil rekaman diolah menggunakan Software Goldwave. Pengukuran kebisingan kendaraan saat berhenti diempat titik lokasi menghasilkan sinyal yang rapat. Lokasi pertama di jalan Tuanku Tambusai 1, menghasilkan puncak puncak dan amplitude besar. Di Lokasi kedua di Jalan Sokarno Hatta 1, lokasi ketiga di Jalan Tuanku Tambusai 2 dan lokasi keempat di Jalan Soekarno Hatta 2 memiliki puncak puncak dan amplitudo yang kecil. Sinyal kebisingan pada empat titik lokasi diolah menghasilkan frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Intensitas di Lokasi I-29.4942 db sampai -85.0584 db, lokasi II- JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 244

47.7043 db sampai -84.5914 db, lokasi III 2-46.7704 db sampai -74.7860 db dan lokasi IV -46.3035 db sampai -74.7860 db. Hubungan antara intensitas spektrum rata-rata kebisingan terhadap frekuensi memiliki persamaan y=ax+b, dimana y adalah Spektrum intensitas rata rata dan x adalah frekuensi. Lokasi I (y=-0,002x 35,93), lokasi II (y=-0,001x-52,01), lokasi III (y=-0,000x 54,81) dan lokasi IV (y=- 0,001x-50,24). Dapat dilihat bahwa spectrum kebisingan kendaraan saat berhenti memiliki intensitas yang kecil. Kata kunci :Sinyal Kebisingan,Sofware Goldwave,Spektrum PENDAHULUAN Aktivitas yang terjadi di kota Pekanbaru dapat menimbulkan kebisingan. Kebisingan aktivitas lalu lintas jalan menjadi sumber dominan kebisingan lingkungan di perkotaaan. Sumber kebisingan yang terkait dengan transportasi berasal dari mobil pribadi, mobil penumpang, sepeda motor, bus dan kendaraan berat. Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas jalan raya berdampak lansung dimasyarakat (Martono,2008). Lampu lalu lintas dalam keadaan merah akan mengakibatkan kendaraan berhenti dan terjadi antrian yang panjang, sehingga mengakibatkan tingkat kebisingan yang tinggi dikarenakan keadaan jalan yang macet, timbulnya suara kalkson, gas kendaraan yang berlebihan dan yang lainnya. Keadaan ini sangat berpengaruh pada kesehatan pendengaran manusia. Upaya untuk mengurangi kebisingan adalah dengan mengetahui karakteristik kebisingan. Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisa karakteristik spektrum kendaraan saat berhenti di jalan raya. Sumber kebisingan yang sering didengar adalah kebisingan dari kendaraan bermotor. Bising yang ditimbulkan bukan hanya bunyi knalpot kendaraan bermotor yang melintas tetapi juga disebabkan oleh gesekan antara jalan dan ban kendaraan bahkan bunyi klakson kendaraan. Kebisingan adalah masalah yang komplek, melibatkan aspek teknis, ekonomis dan psikologis yang semuanya bervariasi terhadap waktu (Sasongkodkk. 2000). Adapun dampak dari kebisingan yaitu: 1. Gangguan psikologis yaitu dapat berupa gangguan emosional, menimbulkan kejengkelan, kebingungan, mengganggu tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja, merintangi kemampuan mendengarkan TV, radio, percakapan, telpon dan sebagainya, 2. Akibat fisiologis yaitu menimbulkan rasa tidak nyaman atau stress meningkat, sakit kepala dan tekanan darah meningkat, 3. Gangguan lahiriah yaitu membuat manusia dapat kehilangan pendengaran, karena perubahan ambang batas pendengaran sementara maupun permanen akibat kebisingan. Angkutan berat dan angkutan umum biasanya batas kecepatan yang diperbolehkan lebih rendah dari batasan tersebut (Tahir, 2009). METODE PENELITIAN Metode penelitian yang akan digunakan adalah melalui pengukuran tingkat kebisingan menggunakan alat perekam suara. Pengukuran tingkat JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 245

kebisingan dilakukan pada lokasi di Sukarno Hatta (depan Mall SKA) yang terpengaruh langsung dari kebisingan akibat aktifitas yang berlangsung disekitarnya. Cara memperoleh data yaitu dengan memilih 4 titik lokasi di Sukarno Hatta (depan Mall SKA). Pemilihan lokasi dikategorikan dalam 4 kelompok, yaitu lokasi (I). Tuanku Tambusai 1 (II). Sukarno Hatta 1 (III). Tuanku Tambusai 2 (IV). Soekarno Hatta 2, dengan kendaraan dalam kedaan berhenti akibat lampu lalu lintas merah dan lokasi tersebut berada pada tempattempat keramaian. Alat Perekam Suara diletakkan pada pinggir jalan di lokasi yang dipilih, dan diarahkan ke jalan. Alat Perekam Suara akan menangkap bunyi atau bising pada jalan tersebut. Pengukuran dilakukan tanpa interval waktu 150 detik saat terjadi lampu merah selama 1 jam. Kemudian data yang telah didapat akan disampaikan ke personal computer untuk dianalisa menggunakan software GoldWave. Adapun diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar 1. Pra Survey LokasiPenelitian PenentuanLokasidanTitikL okasipenelitian Lokasi I TuankuTambusai 1 Lokasi II SoekarnoHatta 1 Lokasi III TuankuTambusai 2 Lokasi IV SoekarnoHatta 2 Pengambilan data /rekamansinyalkebisinganuntuksetiapkendaraanberhentiketika Data HasilPenelitian PenentuanSinyaldanSpektrumKe bisingankendaraanberhenti Intensitas Frekuensi KarakteristikKebisingan Gambar 1. Diagram AlirPenelitian Peta lokasi diberi kode untuk memudahkan pembacaan lokasi sampel sebagai berikut; JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 246

Tabel 3.1. Kode Titik Lokasi Penelitian No Kode Lokasi Sampel Lokasi 1. I JalanTuankuTambusai 1 2. II JalanSoekarnoHatta 1 3. III JalanTuankuTambusai 2 4. IV JalanSoekarnoHatta 2 Peta lokasi dan sketsa lokasi dapat dilihat pada gambar 2 dan proses pengolahan data dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 2. Titik lokasi penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil rekaman kebisingan jalan raya yang diperoleh yaitu berupa sinyal kebisingan kendaraan saat berhenti dan rekaman sinyal diolah menggunakan software GoldWave untuk menghasilkan nilai intensitas dan frekuensi kebisingan kendaraan saat berhenti, sehingga mengetahui bentuk spektrum yang dihasilkan. Berdasarkan pengukuran ini Gambar 3. Proses pengolahan data menggunakan Sofware Goldwave menghasilkan 4 data untuk masing-masing jalan. Perekaman suara kebisingan kendaraan saat berhenti dilakukan dengan interval waktu 150 detik setiap lampu merah selama satu jam dan selama satu jam terjadi 16 kali lampu merah. Total waktu selama 1 jam terjadi lampu merah adalah 44 menit 29 detik pada setiap titik lokasi kendaraan. Adapun hasil rekaman dapat dilihat pada Gambar 4 sampai dengan Gambar 7. Gambar 4. Sinyal kebisingan kendaraan saat berhenti di Jalan Tuanku Tambusai 1 (Lokasi I) JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 247

Gambar5. Sinyal kebisingan kendaraan saat berhenti di Jalan Soekarno Hatta 1 (Lokasi II) Gambar 6. Sinyal kebisingan kendaraan saat berhenti di Jalan Tuanku Tambusai 2 (Lokasi III). Gambar7. Sinyal kebisingan kendaraan saat berhenti di Jalan Soekarno Hatta 2 (Lokasi IV) Sinyal pada Gambar 4 adalah sinyal yang memilki puncak-puncak dan amplitudo besar karena saat melakukan perekeman suara selain kendaraan yang direkam lebih tinggi dari suara kendaraan saat berhenti, sehingga suara kendaraan saat berhenti bersuperposoisi dengan suara luar. Sinyal pada Gambar 5 adalah sinyal yang memiliki puncak-puncak dan amplitudo kecil karena saat merekam jumlah kendaraan tidak banyak, sehingga memiliki puncak-puncak dan amplitudo kecil. Sinyal pada Gambar 6 adalah sinyal yang memiliki puncak dan amplitudo kecil, tetapi pada lampu merah ketiga tampak bahwa sinyal yang dihasilkan memiliki puncak-puncak dan amplitudo besar karena saat itu terjadi klakson pada salah satu kendaraan yg sangat keras. Sinyal pada Gambar 7 menunjukkan sinyal yang memiliki puncak puncak dan amplitudo yang kecil. Saat perekaman lampu merah kelima belas tampak bahwa sinyal yg dihasilkan memiliki puncakpuncak dan amplitudo besar karena saat itu terjadi klakson salah satu kendaraan yang sangat keras. JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 248

Keseluruhan sinyal dari pengukuran di empat titik lokasi jalan Soekarno Hatta (depan Mall SKA), karakteristik kebisingan kendaraan saat berhenti memiliki bentuk sinyal yang rapat, puncak-puncak dan amplitudonya besar yang merupakan superposisi sinyal kebisingan yang direkam alat dari kendaraan semua kendaraan saat berhenti. Pembahasan Sinyal dalam fungsi waktu dianalisa dengan software GoldWave untuk mendapatkan nilai spektrum yang lebih detail antara intensitas dan frekuensi, untuk mengetahui karakteristik kebisingan kendaraan berhenti saat lampu lalu lintas merah di jalan Soekarno Hatta (depan Mall SKA) kota Pekanbaru. Gambar 8 sampaidengangambar11 menunjukkan spectrum kebisingan kendaraan saat berhenti. Data yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan pengolahan data. Gambar 8. Spektrum Kebisingan Kendaraan saat Berhenti di Jalan Tuanku Tambusai 1 (Lokasi I) Gambar 8 menunjukkan spektrum yangberfluktuasi pada titik lokasi I di jalan Tuanku Tambusai 1. Frekuensi yang terjadi berkisar dari 200 Hz sampai 20000 Hz dengan intensitas -29,4942 db sampai -85,0584 db. Gambar 9. Spektrum Kebisingan Kendaraan saat Berhenti di jalan Soekano Hatta 1 (Lokasi II) Gambar 9 adalah hasil pengukuran untuk kebisingan kendaraan berhenti pada titik lokasi II di jalan Soekarno Hatta I. Spektrumnyaberfluktuasi besar pada frekuensi yang berkisar dari 200 Hz sampai 20000 Hz dengan intensitas - 47,7043 db sampai -84,5914 db. JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 249

Gambar 10. Spektrum Kebisingan Kendaran saat Berhenti di jalan Tuanku Tambusai 2 ( Lokasi III) Gambar 10 menunjukkan hasil pengukuran untuk kebisingan kendaraan berhenti pada titik lokasi III di jalan Tuanku Tambusai II. Spektrumnya berfluktuasi besar pada frekuensi yang berkisar dari 200 Hz sampai 20000 Hz dengan intensitas -46,7704 db sampai - 74,7860 db. Gambar 11 menunjukkan hasil pengukuran untuk kebisingan kendaraan berhenti pada titik lokasi IV di jalan Sokarno HattaII. Spektrumnya berfluktuasi besar pada frekuensi yang berkisar dari 200 Hz sampai 20000 Hz dengan intensitas -46,3035 db sampai - 74,7860 db.lokasi I dan II memiliki kesamaan intensitas rendah yaitu -85 Db dengan nilai frekuensi sebesar 20.000 Hz dan pada lokasi III dan IV memiliki kesamaan intensitas rendah yaitu -75 db dengan nilai frekuensi sebesar 10.000 Hz. Gambar 11. Spektrum Kebisingan saat Kendaraan Berhenti di jalan Soekarno Hatta 2 (Lokasi IV) Sinyal dalam fungsi waktu yang diperoleh merupakan hasil pengukuran kebisingan jalan raya di empat lokasi, kemudian dilakukan FFT untuk mendapatkan spectrum dalam fungsi frekuensi. Spektrum dari kebisingan memiliki karakteristik yang terdiri dari intensitas dan frekuensi. Adapun data intensitas dan frekuensi dari kebisingan kendaraan saat berhenti ditunjukkan pada tabel 4.2. JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 250

Spektrum Intensitas (db) FREKUENSI (Hz) Tabel 4.2. Data intensitas spektrum rata-rata kebisingan di jalan raya. TuankuTambusai 1 SPEKTRUM RATA - RATA (db) SoekarnoHatta TuankuTambusai 1 2 SoekarnoHatta 2 200-52.8405-47.7043-66.3813-48.1712 500-47.2374-53.3074-55.1751-46.3035 1000-34.1634-56.5759-46.7704-53.3074 2000-30.8949-54.7082-56.1089-49.1051 5000-29.4942-64.5136-49.572-58.4436 10000-54.7082-64.9805-74.786-74.786 20000-85.0584-84.5914-71.0506-67.3153 Berdasarkan data spectrum pada Tabel 4.2, maka diplot hubungan antara intensitas terhadap frekuensi dari empat lokasi pengukuran kebisingan kendaraan saat berhenti dan menghasilkan grafik intensitas spektrum, yang ditunjukkan pada Gambar 12. 0-10 -20-30 -40-50 -60-70 -80-90 Frekuensi (Hz) 0 5000 10000 15000 20000 25000 y = -0,000x - 54,81 y = -0,001x - 50,24 y = -0,002x - 35,93 y = -0,001x - 52,01 Tuanku Tambusai I (db) Soekarno Hatta I (db) Tuanku Tambusai II (db) Soekarno Hatta II (db) Gambar 12. Grafik Intensitas spektrum rata-rata kebisingan kendaraan saat berheti di jalan soekarno hatta (depan Mall SKA). JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 251

Lokasi I di jalan Tuanku Tambusai 1, hubungan antara intensitas spectrum dan frekuensi untuk kebisingan kendaraan saat berhenti memiliki persamaan; y = -0,002 x 35,93.(1) Lokasi II di jalan Soekarno Hatta 1, hubungan antara intensitas spectrum dan frekuensi untuk kebisingan kendaraan saat berhenti memiliki persamaan; y = -0,001 x - 52,01...(2) Lokasi III di jalan Soekarno Hatta 2, hubungan antara intensitas spectrum dan frekuensi untuk kebisingan kendaraan saat berhenti memiliki persamaan; y = -0,000 x 54,81..(3) Lokasi IV di jalan Soekarno Hatta 2, hubungan antara intensitas spectrum dan frekuensi untuk kebisingan kendaraan saat berhenti memiliki persamaan; y = -0,001 x - 50,24..(4) dimana; y = intensitas spektrum (db) x = frekuensi (Hz) KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Kebisingan kendaraan saat berhenti pada lokasi I, II III dan IV yang direkam dengan interval waktu 150 detik sebanyak 16 kali terjadi lampu lalu lintas merah selama 44 menit 29 detik menghasilkan sinyal yang rapat, karena jarak antara kendaraan satu dengan yang lainnya sangat dekat. 2) Kebisingan pada saat kendaraan berhenti di lokasi I, II, III dan IV menghasilkan spektrum yang berkisar dari frekuensi 200 Hz sampai 20000 Hz yang berbeda nilai intensitasnya. 3) Intensitas spektrum rata-rata kebisingan kendaraan saat berhenti di lokasi I, II, III dan IV secara matematis dapat dinyatakan hubungannya terhadap frekuensi berturut-turut sebagai berikut: y = -0,002 x -35,93 y = -0,001 x - 52,01 y = -0,000 x -54,81 y = -0,001 x - 50,24 dapat dilihat bahwa intensitas kebisingan untuk kendaraan saat berhenti memiliki intensitas yang kecil. DAFTAR PUSTAKA KementrianLH,2004.Analisis Mengenal Dampak Lingkungan Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Martono H., Sukar N., Sulistiyani. 2008. Tingkat Kebisingan di DKI Jakarta dan sekitarnya. Jakarta. Wardhana A.W., 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi, Yogyakarta. JOM FMIPA Volume 2 No. 1 Februari 2015 252