TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hall (2001:5), menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

BAB II LANDASAN TEORI

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya. Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

Makalah. Tugas E-Learning Administrasi Bisnis Tentang. Internal Control Yang Meliputi :

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENDALIAN INTERN 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena seperti yang dinyatakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Pengendalian Intern di definisikan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern. Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH ELEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL. Tugas mata kuliah : Administrasi Bisnis Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST., MT.

BAB II TINJAUAN TEORI

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

MAKALAH INTERNAL CONTROL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL NAMA :ADRINUS NOLA PALI NIM : PRODI :SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal. Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi

MAKALAH. Internal Control. Adminitrasi Bisnis. Oleh: ANDY WIJAYA ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT

MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeriksaan intern atau internal audit merupakan bagian dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Topik ini akan mengulas tentang:

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan pada

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada perusahaan yang tergolong dalam perusahaan besar pimpinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini kondisi perekonomian di Indonesia belum sepenuhnya pulih.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

1/28/2012. Menurut Warren Reeve & Fees (1999) Pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

Transkripsi:

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL Dosen : Putri Taqwa Prasetaningrum Oleh Nama : Rahmat Dwi Saputra Nim : 14121017 Prodi : Sistem Informsi Kelas : 21 FAKULTAS TEKONOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 1

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terimakasih pula kepada kedua orang tua kami yang telah mendidik serta memberikan doa yang terbaik kepada kita semua. Sehinngga kita dapat sampai dengan hasil laporan ini. Terimakasih pula kita haturkan kepada Ibu Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST, MT yang telah memberikan pedoman dan bimbingan kepada kami semua sehngga kita bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas ini. Penulis 2

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejumlah besar organisasi telah mengakui pentingnya pengendalian intern oleh manajemen, auditor independen, dan pihak eksternal lainnya seperti pembuat peraturan. Standar pekerjaan lapangan kedua mensyaratkan agar auditor memperoleh pemahaman yang cukup mengenai pengendalian intern suatu entitas untuk merencanakan audit. Hal ini termasuk pemahaman mengenai rancangan pengendalian intern dan apakah pengendalian tersebut telah ditempatkan dalam operasi, tetapi tidak termasuk menentukan efektifitasnya. Auditor menggunakan pemahaman untuk mengidentifikasikan jenis salah saji material yang dapat mempengaruhi asersi laporan keuangan manajemen, untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko salah saji semacam itu, dan untuk merancang pengujian substantif untuk menyediakan keyakinan yang memadai dalam mendeteksi salah saji. Sebagian besar entitas yang memerlukan audit menggunakan teknologi informasi dalam sistem akuntansi mereka. Makalah ini me-review beberapa metode pemrosesan data yang umum digunakan dan risiko yang dihubungkan dengan sistem akuntansi yang terkomputerisasi. 3

B. DAFTAR ISI Kata pengantar... 2 BAB I PENDAHULUAN Latar belakang... 3 Daftar isi... 4 Rumusan masalah... 5 Tujuan... 5 BAB II PEMBAHASAN Pengertian pengendalian intern... 6 Unsur-unsur pengendalian inter... 11 Manfaat pengendalian intern... 14 BAB III PENUTUP Kesimpulan... 15 Daftar pustaka... 15 4

C. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian pengendalian internal? 2. Apakah unsur-unsur pengendalian intern? 3. Apakah manfaat dari pengendalian intern? D. TUJUAN 1. Tujuan pengendalian intern? 5

A. Pengertian Pengendalian Iternal BAB II PEMBAHASAN Pada bagian ini, akan dibahas pentingnya pengendalian intern bagi manajemen, auditor independen, dan pihak eksternal. Kemudian menelaah suatu definisi kontemporer mengenai pengendalian intern dan lima komponen pengendalian intern. Selain itu, mempertimbangkan tujuan entitas mana yang dituju yang relevan terhadap audit laporan keuangan, menguraikan komponen pengendalian intern, serta menspesifikasikan peran dan tanggung jawab berbagai pihak terhadap pengendalian intern suatu entitas. intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. 1.Pentingnya Pengendalian Intern Suatu terbitan tahun 1947 oleh AICPA yang berjudul Internal Controlmenyebutkan faktor-faktor yang berkontribusi atas meluasnya pengakuan atas pentingnya pengendalian intern, antara lain : Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif. Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian intern yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan. Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan dengan pembatasan biaya ekonomi tanpa menggantungkan pada sistem pengendalian intern. Sepuluh tahun kemudian, National Commision on Fraudulent Financial Reporting menekankan ulang pentingnya pengendalian intern, antara lain: Penekanan atas pentingnya mencegah pelaporan keuangan yang curang merupakan suasana yang ditetapkan oleh manajemen puncak yang mempengaruhi lingkungan perusahaan di masa pelaporan keuangan dibuat. Semua perusahaan publik harus memelihara pengendalian intern yang akan menyediakan keyakinan yang memadai bahwa pelaporan keuangan yang curang akan dicegah atau dideteksi lebih awal. Organisasi yang mensponsor Commission harus bekerjasama dalam mengembangkan pedoman tambahan mengenai sistem pengendalian intern. 6

2. Definisi dan Komponen Pengendalian intern (internal control) adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut: Keandalan pelaporan keuangan Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Efektifitas dan efisiensi operasi Laporan COSO menekankan bahwa konsep fundamental dinyatakan dalam definisi berikut: Pengendalian intern merupakan suatu proses Pengendalian intern dilaksanakan oleh orang Pengendalian intern dapat diharapkan untuk menyediakan keyakinan yang memadai Pengendalian intern diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori yang saling tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi. Laporan COSO mengidentifikasikan lima komponen pengendalian intern (components of internal control) yang saling berhubungan, yaitu: - Lingkungan pengendalian menetapkan suasana suatu organisasi, yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. - Penilaian risiko merupakan pengidentifikasian dan analisis entitas mengenai resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk suatu dasar mengenai bagaimana risiko harus dikelola. - Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. - Informasi dan komunikasi merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang mampu melaksanakan tanggung jawabnya. - Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern pada suatu waktu. 7

3. Tujuan Entitas dan Pengendalian Intern yang Relevan dengan Suatu Audit Telah disebutkan sebelumnya, tiga kategori tujuan dalam pengendalian intern yaitu: (1)keandalan dari informasi keuangan, (2)kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, (3)efektifitas dan efisiensi operasi. Karena tidak semua dari tujuan tersebut dan pengendalian yang berhubungan relevan dengan suatu audit laporan keuangan, maka secara umum hal ini termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan kategori pertama. Oleh karena itu, yang menjadi perhatian penting adalah pengendalian yang dimaksudkan untuk menyediakan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang disusun telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Secara khusus, tujuan dan pengendalian dalam kategori kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku relevan ketika mereka dapat memiliki suatu dampak yang langsung dan material terhadap laporan keuangan. Banyak tujuan dan pengendalian yang berhubungan berkaitan dengan kategori ketigaefektifitas dan efektifitas operasi-walaupun penting bagi entitas, namun tujuan tersebut tidak secara langsung relevan dengan audit. Akan tetapi, laporan COSO memasukkan pengamanan aktiva terhadap akuisisi yang tidak diotorisasi, penggunaan, dan pelepasan dalam kategori pengendalian tersebut. Pengendalian ini relevan dengan suatu audit apabila memainkan peran dalam memastikan bahwa kehilangan yang berhubungan, seperti akibat pencurian, secara tepat direfleksikan dalam laporan keuangan entitas. Pengendalian dirancang khusus untuk mengurangi resiko keputusan operasi yang buruk, biasanya tidak dianggap relevan dengan audit laporan keuangan. 8

4. Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu Entitas AU 319.16-18, Consideration of Internal Control in a Financial Statement Audit, mengidentifikasikan keterbatasan yang melekat berikut yang menjelaskan mengapa penengendalian intern, sebaik apapun ia dirancang dan dioperasikan, hanya dapat menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan pengendalian suatu entitas. Kesalahan dalam pertimbangan. Kadang-kadang, manajemen dan personel lainnya dapat melakukan pertimbangan yang buruk dalam membuat keputusan bisnis atau dalam melaksanakan keputusan rutin karena informasi yang tidak mencukupi, keterbatasan waktu, atau prosedur lainnya. Kemacetan. Kemacetan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi ketika personel salah memahami instruksi atau membuat kekeliruan akibat kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan. Kolusi. Individu yang bertindak bersama, dapat melakukan sekaligus menutupi kecurangan sehingga tidak dapat dideteksi oleh pengendalian intern. Penolakan manajemen. Praktik penolakan (override) termasuk membuat penyajian yang salah dengan sengaja kepada auditor dan lainnya seperti menerbitkan dokumen palsu untuk mendukung pencatatan transaksi penjualan fiktif. Biaya versus manfaat. Pengukuran yang tepat baik dari biaya dan manfaat biasanya tidak memungkinkan, manajemen harus membuat baik estimasi kuantitatif maupun kualitatif dalam mengevaluasi hubungan antara biaya dan manfaat. 5. Peran dan Tanggung Jawab Beberapa pihak yang bertanggung jawab dan peran mereka adalah sebagai berikut: Manajemen. Merupakan tanggung jawab manajemen untuk menciptakan pengendalian intern yang efektif. Secara khusus, CEO harus merancang suasana di puncak untuk kesadaran akan pengendalian di seluruh organisasi. Lingkungan pengendalian yang efektif dapat mengurangi kemungkinan kekeliruan atau kecurangan dalam suatu entitas. Dewan direksi dan komite audit. Anggota dewan, sebagai bagian dari pengaturan umum dan tanggung jawabnya untuk menciptakan dan memelihara pengendalian intern. Komite audit harus waspada dalam mengidentifikasikan keberadaan penolakan manajemen atas pengendalian atau pelaporan keuangan yang curang, dan segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk membatasi tindakan yang tidak sesuai oleh manajemen. 9

Auditor internal. Auditor internal harus memeriksa dan mengevaluasi kecukupan pengendalian intern suatu entitas secara periodik dan membuat rekomendasi untuk perbaikan, tetapi mereka tidak memiliki tanggung jawab utama untuk menciptakan dan memelihara pengendalian intern. Personel entitas lainnya. Peran dan tanggung jawab dari semua personel lain yang menyediakan informasi kepada, atau menggunakan informasi yang disediakan oleh, sistem yang mencakup pengendalian intern, harus memahami bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah apapun yang tidak sesuai dengan pengendalian atau tindakan melawan hukum yang mereka temui kepada tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi. Auditor independen. Sistem pengendalian intern klien dalam audit laporan keuangan dilaksanakan terutama agar auditor dapat secara tepat merencanakan suatu audit, baik akan menyatakan suatu pendapat atas efektifitas pengendalian intern, maupun dapat digunakan untuk mengidentifikasi semua, atau bahkan kelemahan yang paling signifikan dalam pengendalian intern. Pihak eksternal lainnya. Pembuat aturan menetapkan persyaratan minimum untuk pengadaan pengendalian intern oleh entitas-entitas tertentu. Contohnya Federal Deposit Insurance Corporation Improvement Act tahun 1991, yang mensyaratkan bank-bank tertentu melaporkan efektifitas pengendalian intern mereka mengenai pengendalian intern. 10

B. Unsur-Unsur Pengendalian Intern Menurut Mulyadi untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara lain (Mulyadi, 2009: 166) - Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan pokoknya adalah memproduksi dan menjual produk. Untuk melaksanakan kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen produksi, departemen pemasaran, dan departemen keuangan dan umum. Departemen-departemen ini kemudian terbagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih kecil untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini : Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan misalnya pembelian. Setiap kegiatan dalam 8 perusahaan memerlukan otorisasi dari manajer fungsi yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh semua tahap suatu transaksi. - Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi dalam organisasi. Oleh karena itu penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi. Di pihak lain, formulir merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan ketelitian dan keandalan (realibility) yang tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan menjadi masukan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi. Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi. - Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah: - Penggunaan formulir bernomor urut bercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Karena formulir merupakan alat yang memberikan otorisasi terlaksananya transasksi. 11

- Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur. - Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. - Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan diantara mereka dapat dihindari. - Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya. - Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatan. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya. - Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas untur-unsur sistem pengndalian yang lain. - Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya berbagai cara berikut ini dapat ditempuh : - Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. Untuk memperoleh karyawan yang mempunyai kecakapan sesuai dengan tuntutan tanggung jawab yang akan dipikulnya, manajemen harus mengadakan analisis jabatan yang ada dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang menduduki jabatan tersebut. - Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.misalnya untuk menjamin transaksi penjualan dilaksanakan oleh karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, pada saat seleksi karyawan untuk mengisi jabatan masing-masing kepala fungsi pembelian, kepala fungsi penerimaan dan fungsi akuntansi, manajemen puncak membuat uraian jabatan (job description) dan telah menetapkan persyaratan jabatan (job requirements). Dengan demikian pada seleksi karyawan untuk. 12

jabatan-jabatan tersebut telah digunakan persyaratan jabatan tersebut sebagai kriteria seleksi. Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Intern menurut Azhar Susanto (2004:104) terdapat 5 unsur-unsur pengendalian internal, yaitu: Pengendalian Lingkungan Penilaian Resiko Pengendalian Aktivitas Informasi dan Komunikasi Monitoring Sedangkan dalam PP No. 60 tahun 2008 terdapat lima unsur dari pengendalian internal pemerintahan yaitu: Pengendalian Lingkungan Penilaian Resiko Kegiatan Pengendalian Informasi dan Komunikasi Pemantauan Pengendalian Internal 13

C. Manfaat Pengendalian Intern Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya untuk memastikan pembayaran terhadap pihak ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan). Prosedur pengedalian intern mengurangi variasi proses dan pada gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan. Pengendalian intern merupakan unsur kunci pada Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) tahun 1977 dan Sarbanes-Oxley tahun 2002 yang mengharuskan peningkatan pengendalian intern pada perusahaan-perusahaan publik Amerika Serikat. 11 Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen perusahaan/organisasi/entitas agar: Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan. System pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran yang diorganisasikan, mengecek ketelitian dan kehandalan data autansi, mendorong efisiensi untuk dipatuhinya keijakan manajemen. System pengendalian intern merupakan kebijakan politik dan prosedur yang dgunakan organisasi untuk mencapai tujuan utama, yaitu: Utuk menjaga aktiva perusahaan. Utuk memastikan akurasi dan dapat diandalkan catatan dan informasi akutani. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan. Untuk mengukur kesesuaian kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen. 14

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pengendalian internal merupakan hal yang amat sangat di butuhkan oleh perusahaan dimana pengendalian internal di jadikan pengawas perusahaan untuk mencapai tujuan tujuan perusahaan serta manjadi penjaga aset perusahhan. DAFTAR PUSTAKA http://rudiirawantofeuh.blogspot.co.id/2014/04/pengendalian-intern.html http://akutansi-akuntansi.blogspot.co.id/2012/03/sia-sistem-pengendalian-intern.html http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/10364/648 http://datarental.blogspot.co.id/2015/09/unsur-unsur-pengendalian-internal.html 15