ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PERKEMASAN PRODUK TERHADAP LABA YANG DIHASILKAN PADA PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
Pemasaran Ritel. Sessi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

ANALISIS BIAYA PRODUKSI, HARGA JUAL, DAN TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA USAHA NELAYAN CV.PUTRA LEO NASKAH PUBLIKASI

Definisi Marketing Mix

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akhmad Naruli (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Penentuan Harga

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH ROI, CASH RATIO, CURRENT RATIO DAN DER TERHADAP CASH DEVIDEND DI BURSA EFEK INDONESIA

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

ANALISIS TITIK IMPAS DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PADA CV. SURABAYA LAS KABUPATEN MAROS

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. budidaya. Menurut data statistik perikanan dan kelautan tahun 2008,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI KARTU UNDANGAN DAN AMPLOP DINAS PADA CV. KARUNIA INDAH

BAB I PENDAHULUAN. cukup berarti. Industri pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berperan

BAB II TARGET COSTING

ANALISIS PENDEKATAN COST PLUS DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mencapai kesuksesan adalah impian setiap perusahaan, apalagi di saat kondisi

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. harus mengoptimalkan kinerja dari fungsi-fungsi yang ada di perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN LABA PADA RUMAH MAKAN ULU BETE LAUT DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA. I Ketut Patra¹ Agus Salim²

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mendapatkan laba. Untuk memperolehnya

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011.

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL PADA USAHA LAS PALANDAN DI DESA PALANDAN KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BREAK EVENT POINT TERHADAP HASIL PENJUALAN KAIN PADA PT RICKY PUTRA GLOBALINDO, TBK. ABSTRAK

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN PADA PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk.

Strategi Penetapan Harga

Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi merupakan hal yang tidak dapat di pungkiri

BAB II BAHAN RUJUKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI YANG TEPAT UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus pada CV.AL-MUGHIST Udanawu blitar) ABSTRAK

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL BERDASARKAN METODE COST- PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING

BAB I PENDAHULUAN. dengan melihat tingkat perkembangan dunia pasar modal.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Implementasi Biaya Relevan Dalam Pengambilan Keputusan Taktis Pada Cv Makmur Jaya Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan

BAB II LANDASAN TEORI

STRATEGI DAN PENETAPAN KEBIJAKAN HARGA

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG

ANALISIS PERHITUNGAN BEBAN POKOK PRODUKSI GUNA MENGETAHUI HARGA JUAL PRODUK YANG TEPAT (Studi Kasus Pada UD. Wijaya Food Blitar)

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA. Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

Sistem Informasi Akuntansi Penuh dalam Penentuan Harga Jual pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan ZULIA HANUM

JURNAL PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DI CV. NUSANTARA METALINDO

66 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENERAPAN METODE MARK UP DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK PADA USAHA AMPLANG DI SAMARINDA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI

Jurnal Cendekia Vol 12 No 3 Sept 2014 ISSN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

ARTIKEL PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM RANGKA MENENTUKAN HARGA JUAL TAHU PADA UD. MAJU JAYA SEJAHTERA

Transkripsi:

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PERKEMASAN PRODUK TERHADAP LABA YANG DIHASILKAN PADA PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK PALEMBANG Nurul Aini Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Dalam memperhitungkan harga jual tentunya didasari dengan perhitungan harga pokok produksi. Unsur-unsur yang diperhitungkan dalam perhitungan harga pokok produksi yaitu biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Penulis membuat suatu rumusan masalah, bagaimana analisis penentuan harga jual perkemasan produk terhadap laba yang dihasilkan menggunakan metode Biaya Cost Plus dengan Metode yang digunakan perusahaan. Jenis data yang penulis gunakan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah data sekunder, Data sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan oleh pihak lain, antara lain: sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, uraian tugas, aktivitas perusahaan, dan laporan harga jual produk Oktober 2011 Desember 2011. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah Dokumentasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian eksplanatori bersifat penjelasan dan bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang. Dari hasil perhitungan, dapat dilihat dan dibandingkan perbedaan harga jual perkemasan produk. Perbedaan tersebut terjadi dalam penentuan harga jual. Dalam sistem perusahaan harga jual ditentukan dengan melihat harga pasar dengan merincikan seluruh biaya produksi terlebih dahulu. Kata Kunci : Analisis, Harga Jual, Laba. PENDAHULUAN Perusahaan-perusahaan yang tumbuh dan berkembang baik di bidang industri, jasa maupun dagang mempunyai tujuan mencapai laba yang optimal, sehingga mendorong persaingan antar perusahaan. Untuk mencapai laba yang optimal maka perusahaan harus dapat menekan biaya dan meningkatkan penjualan atau keduanya dilakukan secara bersamaan. Besar kecilnya biaya ini berpengaruh terhadap penentuan harga pokok yang nantinya dapat menghitung harga jual per kemasan produk. Perhitungan harga jual produksi harus dilakukan secara teliti dengan memperhitungkan jumlah biaya yang telah dikeluarkan dalam memproduksi suatu produk dan laba yang telah ditargetkan perusahaan. Hal ini dapat dilihat jika perusahaan melakukan perhitungan yang kurang tepat terhadap harga jual barang sehingga laba yang dihasilkan lebih kecil dari yang seharusnya diperoleh perusahaan tersebut. Dalam memperhitungkan harga jual tentunya didasari dengan perhitungan harga pokok produksi. Unsur-unsur yang diperhitungkan dalam perhitungan harga pokok produksi yaitu biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 1

Biaya bahan langsung merupakan biaya bahan baku yang digunakan untuk proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji karyawan dan kesejahteraannya. Biaya overhead pabrik merupakan suatu biaya keseluruhan yang membantu jalannya proses produksi namun tidak mempunyai hubungan langsung dengan hasil produksinya. Jadi, dengan kata lain bahwa biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Walaupun biaya overhead pabrik tidak mempunyai hubungan langsung pada produk yang dihasilkan, tetapi tetap diperlukan karena sebagian biaya overhead pabrik sering kali berubah-ubah dari waktu ke waktu, baik karena faktor musiman, perubahan kapasitas produk maupun sejenisnya. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang merupakan salah satu perusahaan industri yang memproduksi produk makanan olahan (mie instan) dengan merek dagang antara lain: indomie, supermi, sarimi, sakura dan vitami. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang memerlukan suatu perencanaan yang tepat agar penyajian perhitungan harga jual dapat lebih memadai dan menjadi informasi yang dapat bermanfaat untuk manajemen dalam menjalankan kegiatan operasinya, maka perusahaan harus benar-benar menempatkan komponen harga jual produk sebagaimana mestinya. Harga Jual LANDASAN TEORI Harga adalah nilai barang atau jasa yang diungkapkan dalam satuan rupiah atau satuan uang lainnya. Sedangkan harga jual adalah nilai yang dibebankan kepada pembeli atau pemakai barang dan jasa. Dalam hal ini harga jual merupakan suatu yang digunakan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang dan jasa serta pelayanannya. Menurut Aliminsyah dan Padji (2003:301) harga jual adalah harga jual meliputi biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan distribusi, ditambah dengan jumlah laba yang di inginkan. Menurut Soemarso SR, (2003:182) ada tiga bentuk penetapan harga jual, yakni : penetapan harga jual oleh pasar (Market Pricing), penetapan harga jual oleh pemerintah (Government Controlled Pricing) dan penetapan harga jual yang dapat dikontrol oleh perusahaan (Administered or Business controlled pricing). Tujuan Penentuan Harga Jual Menurut Soemarso SR, (2003:184) tujuan pokok penentuan harga jual yaitu mencapai target return on investment atau target penjualan, memaksimumkan laba, meningkatkan penjualan dan mempertahankan atau memperluas pesan pasar, mengurangi persaingan dan menstabilkan harga. Keputusan Penetapan Harga Jual Penetapan harga akan meliputi keputusan hal-hal berikut (Drs. Soemarso SR, 2003:185): 1. Menetapkan harga dasar (basic price), yaitu menetapkan tingkat harga (price level) termasuk adaptasinya terhadap perubahan-perubahan siklus yang mungkin terjadi. 2. Menetapkan hubungan harga antara produk dalam satu product line (product-line pricing) 3. Menetapkan struktur potongan harga 2

Metode Penentuan Harga Jual Secara garis besar metode penentuan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama (Fandy Tjiptono, 2007 : 157) yaitu : 1. Metode penentuan harga berbasis permintaan. Ada tujuh metode penentuan harga yang termasuk dalam metode penentuan harga berbasis permintaan, yaitu: skimming pricing, Penetration pricing, Prestige pricing, Price lining, Odd-even pricing, Demand backward pricing, Bundle pricing. 2. Metode penentuan harga berbasis biaya. Ada metode ini ada empat jenis yang termasuk ke dalam metode penentuan harga berbasis biaya, yaitu : Standard markup pricing, Cost plus percentage of cost pricing, Cost plus fixed fee pricing, Experience curve pricing. 3. Metode penentuan harga berbasis laba. Ada metode tiga jenis metode yang termasuk dalam metode penentuan harga berbasis laba, yaitu : Target profit pricing, Target return on sales pricing, Target return on investment pricing. 4. Metode penentuan harga berbasis persaingan. Ada empat macam metode penentuan harga pesaingan, yaitu: Customary pricing, Above, at or below market pricing, os leader pricing, Sealed bid pricing. Laba Menurut Zaki Baridwan (2004:120), Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau yang terjadi dari suatu badan usaha. Dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul dalam pendapatan (Revenue) atau investasi pemilik. Menurut Soemarso S.R (2003:190) Laba adalah selisih lebih pendapatan atas biayabiaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan usaha, untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. Menurut Kotler (2007:45), Laba adalah pendapatan (revenue) dikurangi biaya-biaya (cost). Peranan Laba dalam Perusahaan Menurut M. Nafarin (2007:166) peranan laba dalam perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Menerapkan laba sebagai tujuan perusahaan yang paling utama untuk setiap usaha dan sebagai dasar untuk menekan tingkat biaya, sehingga dapat memaksimalkan laba penjualan karena dengan meminimalkan biaya produksi maka laba yang maksimal akan tercapai. 2. Sebagai kompensasi dari dan yang ditanamkan perusahaan maupun oleh pihak investor untuk melakukan kegiatan perusahaan baik dibidang produksi ataupun penjualan. 3. Laba yang diterima dalam periode atau tahun sebelumnya dikembalikan dalam bentuk dana usaha yang digunakan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan menuju kearah kemajuan yang dapat bersaing dengan perusahaan lain. 4. Laba digunakan sebagai jaminan sosial untuk para karyawan yang mendukung kegiatan kerjanya, agar mereka bekerja dengan tenang karena kesejahteraan mereka telah dijamin oleh perusahaan dan mereka membalasnya dengan produktifitas kerja. 5. Merupakan salah satu daya tarik untuk para investor baru untuk menanamkan modalnya kedalam perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan perusahaan agar lebih maju dan lebih bersaing. Jadi, dapat disimpulkan bahwa laba selain sebagai tujuan utama perusahaan juga bisa digunakan sebagai alat daya tarik para investor lain atau pihak ketiga untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Selain sebagai daya tarik, laba juga digunakan sebagai alat mengefesienkan kegiatan usaha yang akan dijalankan. 3

Perencanaan Laba Perencanaan laba menurut Mulyadi (2003:448) adalah Merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif yang lain. Suatu anggaran laba dapat digunakan untuk hal-hal berikut ini: 1. Untuk perusahaan secara keseluruhan a. Alokasi sumber daya dalam mencapai sasaran menurut anggaran b. Perencanaan dan pengkoordinasian kegiatan perusahaan c. Tanggung jawab dari setiap manajer serta konstribusinya terhadap perusahaan 2. Digunakan manajer puncak a. Penilaian alat prestasi keuangan untuk tahun yang akan dating b. Merencanakan dan mengkoordinasikan seluruh aktifitas perusahaan c. Berperan serta dalam perencanaan divisi d. Pengendalian terhadap kegiatan divisi Perencanaan atau anggaran laba menyajikan tingkat agregat laba yang diharapkan suatu perusahaan. Perencanaan laba yang baik dan cermat tidak mudah karena teknologi berkembang dengan cepat dan faktor sosial, ekonomi, dan politik berpengaruh kuat dalam dunia usaha. Penetapan Sasaran Laba Yang Optimal Tiga prosedur yang dapat digunakan dalam menetapkan sasaran laba, yaitu: 1. Metode Apriori, dimana sasaran laba yang diinginkan ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses perencanaan. Mula-mula pihak manajemen merinci tingkat hasil pengembalian yang akan direalisasikan dalam jangka waktu panjang dengan menggunakan wahana perencanaan. 2. Metode a posteriori, dimana sasaran laba ditetapkan sesudah perencanaan dan sasaran tersebut merupakan hasil perencanaan itu sendiri. 3. Metode Pragmati, dimana pihak manajemen menggunakan standar laba tertentu yang telah diuji secara empiris dan didukung oleh pengalaman. Dalam menetapkan sasaran laba, pihak manajemen harus mempertimbangkan faktorfaktor berikut: 1. Laba Rugi yang dialami dari volume penjualan 2. Volume penjualan yang harus dipakai untuk menutup seluruh biaya-biaya yang terpakai dan untuk menghasilkan laba yang memadai agar dapat membayar deviden bagi saham preferen dan saham biasa dan untuk menahan sisa laba yang cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan di masa depan. 3. Titik Impas (break even point). 4. Volume penjualan yang dapat dihasilkan untuk kapasitas operasi saat ini 5. Kapasitas opersi yang diperlukan untuk mencapai sasaran laba 6. Hasil pengembalian (return) atas modal yang digunakan Manfaat dan Keterbatasan Perencanaan Laba Menurut Mulyadi (2003:448) manfaat dan keterbatatasan laba adalah: a. Perencanaan laba mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Memberi pendekatan yang terarah dalam pemecahan permasalahan. 2. Memaksa pihak manajemen untuk mengadakan penelaahan terhadap masalah yang dihadapinya secara teliti sebelum mengambil keputusan. 3. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba dan mendorong timbulnya prilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumberdaya secara maksimal. 4

4. Merancang peran serta dan mengkoordinasikan rencana operasi berbagai segmen dari keseluruhan organisasi manajemen, sehingga keputusa akhir dan rencana saling terkait dapat menggambarkan keseluruhan organisasi dalam bentuk rencana terpadu dan menyeluruh. 5. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek organisasi untuk memeriksa dan memperbaharui kebijakan dan pedoman dasar secara berkala. 6. Mengkoordinasikan semua kegiatan perusahaan kedalam suatu prosedur perencanaan anggaran yang terarah. 7. Berperan sebagai tolak ukur atau standar untuk mengukur hasil kegiatan serta menilai kebijakan manajemen dan tingkat kemampuan setiap pelaksanaan kegiatan b. Perencanaan laba mempunyai keterbatasan sebagai berikut: 1. Rencana laba didasarkan pada taksiran-taksiran yang akan tergantung kepada ketelitian penyusunannya, maka dalam mengestimasi diperlukan modifikasi bila diperlukan suatu perubahan. 2. Pelaksanaan rencana memerlukan waktu, manajemen seringkali putus asa karena terlalu banyak berharap dalam tempo yang singkat. 3. Perencanaan laba akan efektif hanya jika semua pemimpin yang bertanggung jawab melakukan usaha secara terus menerus dan agresif kearah penyelesaian ANALISIS 1. Perhitungan Harga Jual Perkemasan Produk dan Laba yang dihasilkan Perusahaan Perhitungan harga jual perkemasan produk yang dilakukan setiap nilai akhir barang, yaitu dengan menjumlahkan biaya-biaya produksi dan biaya lain untuk memproduksi suatu produk sangat berperan penting untuk mendapatkan laba yang dihasilkan. Tabel dibawah ini menyajikan laporan laba yang dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang. Tabel 1. Laporan Laba yang dihasilkan Produk Indomie Vegan Goreng PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang Periode Oktober Desember 2011 Bulan Harga Pokok Harga Jual Jumlah Produk Laba yang yang dihasilkan dihasilkan Oktober Rp. 1.089,00 Rp. 1.287,00 7.113.498 kemasan Rp. 1.408.472.604 November Rp. 1.034,00 Rp. 1.151,00 7.092.872 kemasan Rp. 829.866.024 Desember Rp. 1.103,00 Rp. 1.383,00 7.433.984 kemasan Rp. 2.081.515.520 Sumber : PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang Berdasarkan tabel diatas, metode yang digunakan untuk menentukan harga jual sangat berpengaruh terhadap laba yang dihasilkan sehingga laba yang dihasilkan kurang efisien. 2. Harga Jual Perkemasan Produk Menggunakan Metode Harga Biaya Plus (Cost Plus Pricing Method) dan Pengaruhnya terhadap Laba yang dihasilkan Menetapkan harga jual atas produksi yang dihasilkan merupakan pekerjaan yang tidak boleh diabaikan karena kesalahan didalam menetapkan harga jual akan berdampak langsung terhadap keberhasilan usaha. Menurut Fandy Tjiptono (2007 : 157) dengan metode penetapan harga biaya-plus, harga jual per kemasan produk dihitung dengan menjumlahkan seluruh 5

biaya per kemasan produk ditambah jumlah tertentu sebagai laba atau marjin yang dikehendaki pada produk yang dihasilkan. Rumusnya adalah: Biaya Total + Marjin Harga jual Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai berikut: 1. Bulan Oktober 2011 a. Bahan Baku Langsung Rp 3.929.310.000,00 b. Tenaga Kerja Langsung Rp 3.033.978.600,00 c. Biaya Overhead Pabrik Rp 788.065.897,00 + Total biaya produksi Rp 7.751.354.497,00 Dengan total biaya produksi sebesar Rp. 7.751.354.497,00 perusahaan dapat menghasilkan produk sebanyak 7.113.498 kemasan. Sehingga harga pokok produk perkemasan adalah: Harga Pokok perkemasan Total Biaya Produksi Jumlah Produksi yang dihasilkan Rp. 7.751.354.497,00 7.113.498 kms Rp 1.089 / kms Selanjutnya, harga jual produk dapat dihitung dengan laba yang ditetapkan sebesar 30%, yaitu sebesar: Rp 7.751.354.497,00 + (30% x Rp 7.751.354.497,00) Rp 10.076.760.846,00. Untuk harga jual perkemasan produk perhitungannya adalah: Total Biaya Harga Jual Perkemasan Produk Total Perkemasan Rp 10.076.760.846,00 7.113.498 kms Rp 1.417 / kms Sehingga harga jual setiap kemasan produk mie Indomie Vegan Goreng Rp 1.417 / kms. Untuk perhitnungan laba yang dihasilkan yaitu: Laba harga jual perkemasan harga pokok perkemasan. Rp 1.417,00 Rp 1.089,00 Rp 328,00 Jadi, Laba yang dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang dengan jumlah produk sebanyak 7.113.498 kemasan periode Oktober 2011 yaitu: 7.113.498/kms x Rp 328,00 Rp 2.333.227.344,00/kms. 6

2. Bulan November 2011 a. Bahan Baku Langsung Rp 3.798.750.000,00 b. Tenaga Kerja Langsung Rp 2.847.216.600,00 c. Biaya Overhead Pabrik Rp 691.269.565,00 + Total biaya Rp 7.337.236.165,00 Dengan total biaya produksi sebesar Rp. 7.337.236.165,00 perusahaan dapat menghasilkan produk sebanyak 7.092.872 kemasan. Sehingga harga pokok produk perkemasan adalah: Harga Pokok perkemasan Total Biaya Produksi Jumlah Produksi yang dihasilkan Rp. 7.337.236.165,00 7.092.872 kms Rp 1.034 / kms Selanjutnya, harga jual produk dapat dihitung dengan laba yang ditetapkan sebesar 30%, yaitu sebesar: Rp 7.337.236.165,00 + (30% x Rp 7.337.236.165,00) Rp 9.538.407.014,00. Untuk harga jual perkemasan produk perhitungannya adalah: Total Biaya Harga Jual Perkemasan Produk Total Perkemasan Rp 9.538.407.014,00 7.092.872 kms Rp 1.344 / kms Sehingga harga jual setiap kemasan produk mie Indomie Vegan Goreng Rp 1.344 / kms. Untuk perhitnungan laba yang dihasilkan yaitu: Laba harga jual perkemasan harga pokok perkemasan. Rp 1.344,00 Rp 1.034,00 Rp 310,00 Jadi, Laba yang dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang dengan jumlah produk sebanyak 7.092.872 kemasan periode November 2011 yaitu: 7.092.872/kms x Rp 310,00 Rp 2.198.790.320,00/kms. 3. Bulan Desember 2011 a. Bahan Baku Langsung Rp 4.218.750.000,00 b. Tenaga Kerja Langsung Rp 3.156.887.600,00 c. Biaya Overhead Pabrik Rp 826.269.565,00 + Total biaya Rp 8.201.907.165,00 7

Dengan total biaya produksi sebesar Rp 8.201.907.165,00 perusahaan dapat menghasilkan produk sebanyak 7.433.984 kemasan. Sehingga harga pokok produk perkemasan adalah: Harga Pokok perkemasan Total Biaya Produksi Jumlah Produksi yang dihasilkan Rp. 8.201.907.165,00 7.433.984 kms Rp 1.103 / kms Selanjutnya, harga jual produk dapat dihitung dengan laba yang ditetapkan sebesar 30%, yaitu sebesar: Rp 8.201.907.165,00 + (30% x Rp 8.201.907.165,00) Rp 10.662.479.314,00. Untuk harga jual perkemasan produk perhitungannya adalah: Harga Jual Perkemasan Produk Total Biaya Total Perkemasan Rp 10.662.479.314,00 7.433.984 kms Rp 1.434 / kms Sehingga harga jual setiap kemasan produk mie Indomie Vegan Goreng Rp 1.434 / kms. Untuk perhitnungan laba yang dihasilkan yaitu: Laba harga jual perkemasan harga pokok perkemasan. Rp 1.434,00 Rp 1.103,00 Rp 331,00 Jadi, Laba yang dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Palembang dengan jumlah produk sebanyak 7.433.984 kemasan periode Desember 2011 yaitu: 7.433.984/kms x Rp 331,00 Rp 2.460.648.704,00/kms. 3. Perhitungan Harga Jual terhadap Laba yang dihasilkan menurut Perusahaan dan Analisis Tabel berikut akan menjelaskan Perhitungan perbandingan Total BOP menurut perusahaan dan hasil analisis. 8

Tabel 2. Perhitungan harga jual menurut Perusahaan dan Analisis Keterangan Harga Jual Perkemasan Produk Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 Perusahaan Rp 1.287,00 Rp 1.151,00 Rp 1.383,00 Analisis Rp 1.417,00 Rp 1.344,00 Rp 1.434,00 Selisih Rp 130,00 Rp 193,00 Rp 51,00 Berdasarkan tabel 4.5. di atas Perhitungan harga jual menurut Perusahaan dan Analisis terdapat selisih untuk Oktober 2011 sebesar Rp. 130,00 untuk November Rp. 193,00 dan Desember 2011 sebesar Rp.51,00. Tabel berikut akan menjelaskan Perbandingan Laba yang dihasilkan Perkemasan menurut Perusahaan dan Analisis. Tabel 3. Perbandingan Laba yang dihasilkan Perkemasan menurut Perusahaan dan Analisis Laba yang Dihasilkan Perkemasan Keterangan Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 Perusahaan Rp. 1.408.472.604,00 Rp. 829.866.024,00 Rp. 2.081.515.520,00 Analisis Rp. 2.333.227.344,00 Rp. 2.198.790.320,00 Rp. 2.460.648.704,00 Selisih Rp. 924.754.740,00 Rp. 1.368.924.296,00 Rp. 379.133.184,00 Berdasarkan tabel 4.6. di atas Perbandingan Laba yang dihasilkan menurut Perusahaan dan Analisis terdapat selisih untuk Oktober 2011 sebesar Rp 924.754.740,00 untuk November 2011 Rp 1.368.924.296,00 dan Desember 2011 sebesar Rp 379.133.184,00. PENUTUP Berdasarkan analisis di atas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu hasil perhitungan harga jual perkemasan produk terhadap laba yang dihasilkan dengan menggunakan metode harga biaya plus dan metode berbasis pasar/pesaing perbandingan harga jual perkemasan produk yang terjadi untuk bulan Oktober 2011 (Perusahaan) sebesar Rp 1.287,00 dengan harga jual perkemasan produk (Analisis) sebesar Rp 1.417,00 dengan selisih sebesar (Rp 130,00), untuk November 2011 harga jual perkemasan produk (Perusahaan) sebesar Rp 1.151,00 dengan harga jual perkemasan produk (Analisis) sebesar Rp 1.344,00 dengan selisih yang didapat sebesar (Rp 193,00) dan Desember 2011 harga jual perkemasan produk (Perusahaan) sebesar Rp 1.383,00 dengan harga jual perkemasan produk (Analisis) sebesar Rp 1.434,00 sehingga menghasilkan selisih sebesar (Rp 51,00). Laba yang dihasilkan yang terjadi untuk bulan Oktober 2011 (Perusahaan) sebesar Rp 1.408.472.604,00 dengan laba yang dihasilkan (Analisis) sebesar Rp 2.333.227.344,00 dengan selisih sebesar (Rp 924.754.740,00), untuk November 2011 laba yang dihasilkan (Perusahaan) sebesar Rp 829.866.024,00 dengan laba yang dihasilkan (Analisis) sebesar Rp 2.198.790.320,00 dengan selisih yang didapat sebesar (Rp 1.368.924.296,00) dan Desember 2011 laba yang dihasilkan (Perusahaan) sebesar Rp 2.081.515.520,00 dengan laba yang dihasilkan (Analisis) sebesar Rp 2.460.648.704,00 sehingga menghasilkan selisih sebesar (Rp 379.133.184,00). Dari hasil perhitungan, dapat dilihat dan dibandingkan perbedaan harga jual perkemasan produk yang mempengaruhi laba yang dihasilkan. 9

DAFTAR PUSTAKA Aliminsyah dan panji. 2003. Kamus Istilah Akuntansi. Bandung: CV. Yrama Widya. Baridwan, Zaki. 2004. Sistem Akuntansi penyusunan prosedur dan metode. Yogyakarta: YKPN. Hansen & Mowen, 2005. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Cetakan 6. Yogyakarta: Aditya Media. Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks. M. Nafarin. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Mardalis. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Suatu Penelitian. Jakarta : PPM. Mulyadi. 2003. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. Nuraini. 2012. Analisis Prosedur Penetapan Harga Jual Jasa Kamar Pada Best Sekip Hotel.Tugas Akhir.Politeknik Palcomtech Soemarso SR. 2003. Akuntansi Suatu Pengantar Jilid Ke 1. Jakarta: Salemba Empat. Tjiptono, Fandy. 2003. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Triwarti, Hairul. 2009. Analis Penentuan Harga Jual Produk Terhadap Laba Usaha Perusahaan Study Kasus PT.Sejahtera Industri.Universitas muhamadiya jakarta diakses 12 November 2012. http:// portal.kopertis3.or.id / bitstream / Jurnal Penelitian Universitas Muhammadiyah Jakarta Vo. 15 No. 3 Sept 2009.pdf 10