Minggu 8. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 3. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

Bab 4. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

TUGAS BROWSING. Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Eksperimen Fisika Dasar 1. Di susun oleh : INDRI SARI UTAMI PEND. FISIKA / B EFD-1 / C

BAB I PENDAHULUAN. hidup lainnya. Interaksi yang terjadi antara individu dalam satu spesies atau

BAB I PENDAHULUAN. Besar Penelitian Tanaman Padi, tikus sawah merupakan hama utama penyebab

Physic Work sheet Grade XI Semester I. 2. Newton s Law of Gravitation

Model Mangsa-Pemangsa dengan Dua Pemangsa dan Satu Mangsa di Lingkungan Beracun

BAB I PENDAHULUAN. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto FISIKA DASAR. Pertemuan ke-3. Mukhtar Effendi

Nama : SUDARMAN. Nim : Kelas : FISIKA D

MODEL PREDATOR-PREY MENGGUNAKAN RESPON FUNGSIONAL TIPE II DENGAN PREY BERSIMBIOSIS MUTUALISME

MODEL PREDATOR-PREY DENGAN DUA PREDATOR

ANALISIS BIFURKASI PADA MODEL MATEMATIS PREDATOR PREY DENGAN DUA PREDATOR Lia Listyana 1, Dr. Hartono 2, dan Kus Prihantoso Krisnawan,M.

RENCANA PEMBELAJARAN 5. POKOK BAHASAN : DINAMIKA PARTIKEL

Electrostatics. Wenny Maulina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan model predator-prey tipe Holling II dengan faktor pemanenan.

Simulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan

PERUBAHAN MOMENTUM IMPULS TUMBUKAN. Berlaku hukum kelestarian Momentum dan energi kinetik LENTING SEMPURNA

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris

1-x. dimana dan dihubungkan oleh teorema Pythagoras.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK HUKUM II NEWTON

Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa

Minggu 9. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

BAB I Pendahuluan Latar BelakangMasalah

Hukum Newton tentang Gerak

KODE SOAL A (NO ABSEN GANJIL) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../...

Keseimbangan Torsi Coulomb

ANALISIS GELOMBANG KEJUT PADA JALAN BEBAS HAMBATAN DAN PERSIMPANGAN BERLAMPU LALU LINTAS ( BUKU I ) TESIS. Oleh : Heru Budi Utomo

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PREDATOR-PREY DENGAN PREY YANG TERINFEKSI SKRIPSI

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

MODEL DINAMIK INTERAKSI DUA POPULASI (Dynamic Model Interaction of Two Population)

ANALISIS KESTABILAN MODEL MUTUALISME DUA SPESIES SKRIPSI

ABSTRACT. Keyword: Algorithm, Depth First Search, Breadth First Search, backtracking, Maze, Rat Race, Web Peta. Universitas Kristen Maranatha

M E K A N I K A MEKANIKA

PENENTUAN SUDUT DEVIASI MINIMUM PRISMA MELALUI PERISTIWA PEMBIASAN CAHAYA BERBANTUAN KOMPUTER

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM

M E K A N I K A T E K N I K TIM FISIKA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2017

ANALISIS NUMERIK PROFIL SEDIMENTASI PASIR PADA PERTEMUAN DUA SUNGAI BERBANTUAN SOFTWARE FLUENT. Arif Fatahillah 9

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KODE SOAL B (NO ABSEN GENAP) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../...

Metode Pemulusan Eksponensial Sederhana

ANALISIS KESTABILAN HELICOVERPA ARMIGERA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Populasi adalah kumpulan individu dari suatu spesies yang sama yang

Answer: (Buku Ajar Kimia Umum,hal 9)

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

Pemodelan Sistem Dinamik. Desmas A Patriawan.

BAB 4. Permintaan (Demand)

ABSTRACT. Key words: differential accounting, net present value method (NPV), payback period method, decision making. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Jurusan Matematika FMIPA ITS

PERSOALAN OPTIMASI FAKTOR KEAMANAN MINIMUM DALAM ANALISIS KESTABILAN LERENG DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN MATLAB

ANALISA HAZARD GEMPA DENGAN GEOMETRI SUMBER GEMPA TIGA DIMENSI UNTUK PULAU IRIAN TESIS MAGISTER. Oleh : Arvila Delitriana

PAM 253 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Topik: Pendahuluan. Mahdhivan Syafwan

ABSTRAK. Kata kunci: Artifficial Intelligence (AI), Finite State Machine (FSM), video game

Interaksi Antara Predator-Prey dengan Faktor Pemanen Prey

KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL PADA INTERAKSI DUA POPULASI

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

SOUND WAVES P H Y S I C S F O R 1 2 TH G R A D E R S

MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KARAKTERISTIK FISIS WAVEFORM SATELIT ALTIMETRI STUDI KASUS: PESISIR PULAU JAWA

PENGARUH GRADE BATU GERINDA, KECEPATAN MEJA LONGITUDINAL, DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES GERINDA PERMUKAAN SKRIPSI

PENGARUH SCAVENGER (Pemakan Bangkai) TERHADAP KESTABILAN POPULASI MANGSA PEMANGSA PADA MODEL LOTKA VOLTERRA ELI WAHYUNI

TUGAS KIMIA UMUM. yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda

ANALISIS DINAMIK SKEMA EULER UNTUK MODEL PREDATOR-PREY DENGAN EFEK ALLEE KUADRATIK

Aplikasi pada Metode Transform yang Berbeda pada Analisa. Free Vibration dari Rotating Non-prismatic Beams

PESTA SAINS NASIONAL 2012 KOMPETISI FISIKA

Informasi Data Pokok Kota Surabaya Tahun 2012 BAB I GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHICAL CONDITIONS

RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA

M E K A N I K A HUKUM NEWTON MEKANIKA TIM FISIKA 9/20/2012

Membangun Menara karakter (Indonesian Edition)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH RETRIBUSI KEMACETAN TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN TESIS MAGISTER. Oleh: Ir. TONY WILMAR NIM :

ABSTRAK. Dewasa ini kemajuan teknologi sudah berkembang pesat dengan

TIF APPLIED MATH 1 (MATEMATIKA TERAPAN 1) Week 3 SET THEORY (Continued)

ANALISA KEHANDALAN JARINGAN SUNGAI YANG TERPENGARUH PASANG SURUT (STUDI KASUS SUNGAI BUAH - KOTA PALEMBANG) TESIS HERI YULIANTO NIM :

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia. 2,3

PENGARUH VEGETASI TERHADAP TAHANAN ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA

Electric Field. Wenny Maulina

METODE LENTH PADA RANCANGAN FAKTORIAL FRAKSIONAL DENGAN ESTIMASI EFEK ALGORITMA YATES

PENGGUNAAN TERAK NIKEL SEBAGAI AGREGAT PADA BETON MUTU TINGGI

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENGARUH KEPEMILIKAN DAN KOMPETISI TERHADAP PRODUKTIVITAS BANK (Studi pada Bank Umum Konvensional di Indonesia Tahun )

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

PROGRAM ANALISIS STABILITAS LERENG Slope Stability Analysis Program

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM DAN SOLUSI MODEL INTERAKSI PEMANGSA-MANGSA MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

DINAMIKA ORDE PERTAMA SISTEM NONLINIER TERKOPEL DENGAN RELASI PREDASI, MUTUAL, DAN SIKLIK (Tinjauan Kasus Mangsa-Pemangsa pada Sistem Ekologi)

Saher System. English. indonesia. Road Safety 996

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab. Gerak Lurus. A. Gerak, Jarak, dan Perpindahan B. Kelajuan dan Kecepatan C. Percepatan D. Gerak Lurus Beraturan E. Gerak Lurus Berubah Beraturan

Comparative Statics Slutsky Equation

SOLUSI POSITIF MODEL SIR

property

APLIKASI METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL PADA SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. vii. Universitas Kristen Maranatha

Agus Suryanto dan Isnani Darti

MODEL EPIDEMI ROUTING

Transkripsi:

Minggu 8 MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

Gaya dan Pergerakan Sistem dinamik untuk memodelkan pergerakan seseorang yang melakukan terjun payung. Terdapat 2 fase: 1. Tahap jatuh bebas 2. Tahap parasut Dimulai dengan memodelkan pergerakan bola yang dilempar seseorang dari atas jembatan: 1. dengan mengabaikan gesekan udara 2. dengan mempertimbangkan gesekan udara

Model Tanpa Gaya Gesek Digunakan untuk memodelkan pergerakan bola ketika pada suatu hari tak berangin, seseorang berdiri di atas sebuah jembatan dan melempar sebuah bola ke atas.

Grafik Posisi dan Kecepatan acceleration due to gravity, which with up being the positive direction is approximately 9.81 m/s2. initialize velocity to be 15 m/s initialize position to be 11 m, which is the height of the bridge.

Laju The speed gives the magnitude of the change in position with respect to time, the velocity expresses the magnitude with the direction.

Hukum Newton dan Stokes

Model Dengan Gaya Gesek

Algoritma

Hasil Simulasi

Terjun Payung To model a skydive, we build heavily on the example of a falling object under the influence of friction. We consider someone jumping out of a stationary helicopter at 2000 m (about 6562 ft), and we ignore changes in air density. The model for a skydive out of a helicopter has two phases: one where the person is in a free fall and the other after the parachute opens, when the larger surface area results in more air resistance. For our model, the main difference in these two phases is the projected area in the direction of motion, down. The crosssectional area of a jumper in the stable arch position with arms arched back and legs bent at the knees is approximately 0.4 m2 (about 4.3 ft2). Parachutes vary in their designs, but 28 m2 (about 301 ft2) is a reasonable value. We trigger the pull of the ripcord by the height (position) above the ground, say, 1000 m (about 3281 ft). Thus, the diagram contains a converter/variable (position_open) for this quantity and con nectors/arrows from position to position_open and from position_open to projected_area.

Model

Hasil Simulasi

Interaksi dalam Komunitas Dalam suatu populasi, terdapat interaksi antar individu dan dengan lingkungan. Populasi yang terdiri dari satu spesies, akan juga berinteraksi dengan spesies lain dalam suatu daerah yang disebut komunitas. Interaksi mempengaruhi komposisi dan dinamik di dalam komunitas seiring berjalannya waktu. Ada interaksi yang kuat, ada pula yang lemah. Dua interaksi yang akan kita pelajari adalah kompetisi dan relasi pemangsa-mangsa (predator-prey).

Kompetisi Kompetisi adalah karakter yang mendasar dalam semua komunitas, baik manusia maupun bukan. Kompetisi dapat terjadi dalam populasi di antara spesies yang sama (intraspecific), atau dapat pula terjadi antar populasi spesies yang berbeda (interspecific). Kompetisi akan mempengaruhi distribusi spesies, organisasi dalam komunitas, dan evolusi spesies. Kompetisi adalah pertarungan antar individu dalam suatu populasi atau antar spesies untuk sumber daya yang terbatas. Jika suatu individu (spesies) mengurangi ketersediaan sumber daya untuk yang lain, kompetisi ini dinamakan eksploitatif atau penipisan sumber daya. Jika terdapat interaksi lansung antar individu (spesies), di mana satu pihak melakukan campur tangan atau pelarangan akses untuk sumber daya tertentu, kompetisi ini dinamakan campur tangan. Dalam hal ini, mungkin terjadi kompetisi fisik untuk daerah atau sumber daya. Dalam beberapa tanaman, kompetisi ini akan melibatkan produksi zat beracun.

Model Kompetisi Dua spesies kadangkala tidak saling memangsa namun berkompetisi untuk sumber makanan yang terbatas. Sebagai contoh, hiu sirip putih (WTS) dan hiu sirip hitam (BTS) dalam suatu daerah mengkonsumsi jenis ikan yang sama di tahun di mana ikan tersebut tersedia dalam jumlah terbatas. Dapat diantisipasi bahwa peningkatan populasi di satu spesies, misalnya BTS, dapat mengakibatkan efek negative terhadap kemampuan spesies yang lain, dalam hal ini WTS, untuk memperoleh asupan sumber makanan yang mencukupi. Dengan demikian, jika satu spesies bertumbuh, yang lain akan berkurang, dan sebaliknya.

Model Kompetisi (2) Dalam model tak terbatas, yang mengabaikan kompetisi dan faktor pembatas, kelahiran dalam populasi akan sebanding dengan banyaknya individu dalam populasi (r 1 P) dan demikian juga dengan kematian (r 2 P). Akibatnya, dalam model ini, laju perubahan populasi adalah dp/dt = r 1 P r 2 P = (r 1 r 2 )P, sehingga solusinya berupa fungsi eksponensial P = P 0 e (r1 r2)t. Namun demikian, dengan kompetisi, spesies yang berkompetisi akan memiliki efek negatif terhadap laju perubahan populasi. Kita dapat memodelkan banyaknya kematian dalam setiap spesies sebanding dengan ukuran populasi spesies tersebut dan ukuran populasi spesies lainnya. Misalkan B adalah populasi BTS dan W populasi WTS, maka banyaknya kematian dalam setiap spesies akan sebanding dengan hasil kali BW. Sehingga perubahan dalam banyaknya kematian di setiap spesies adalah:..

Diagram untuk Model Kompetisi

Algoritma untuk Model Kompetisi

Hasil Simulasi

Relasi Pemangsa-Mangsa Ketika suatu spesies (pemangsa) mengkonsumsi spesies lain (mangsa) yang masih hidup, aksi tersebut dinamakan pemangsaan. Beberapa contoh pemangsaan adalah konsumsi tupai oleh elang, ulat tomat memakan daun tomat, dan cacing mengkonsumsi mamalia. Interaksi pemangsa-mangsa merupakan salah satu factor penting dalam level populasi di suatu komunitas. Salah satu sifat yang menarik dalam relasi ini adalah bahwa pemangsa dan mangsa dalam jangka waktu yang panjang akan beradaptasi. Pemangsa akan beradaptasi dalam hal pendeteksian dan penangkapan mangsa, sementara mangsa beradaptasi untuk melepaskan diri dari deteksi dan penangkapan.

Model Lotka-Volterra (1920) Asumsikan bahwa elang hanya memburu tupai, bukan binatang lain, dan tidak ada binatang lain yang memakan tupai. Jika sumber makanan elang hanyalah tupai dan banyaknya tupai berkurang secara drastis, maka kekurangan sumber makanan akan mengakibatkan berkurangnya populasi elang. Pengurangan populasi elang ini akan mengakibatkan peningkatan populasi tupai.

Quick Review Question 1 This question reflects on the predator-prey situation before we begin the discussion. a. Do predator-prey interactions have a direct impact on the births or deaths of the prey? b. Based on other interaction model of Competition, we can model the prey deaths as being directly proportional to what? c. If we consider prey births as being unconstrained, we can model prey births as being directly proportional to what? d. Are predator-prey interactions advantageous or disadvantageous for predators? e. Based on other interaction models of Competition, we can model predator births as being directly proportional to what? f. If we consider predator deaths as being unconstrained, we can model the predator deaths as being directly proportional to what?

Persamaan Beda untuk Model Lotka-Volterra Misalkan s menyatakan banyaknya tupai dan h banyaknya elang. Pada saat tidak ada elang, perubahan dalam s dari t Δt ke t akan seperti dalam model tak terbatas. Populasi tupai akan berkurang sebanding dengan hasil kali dari banyaknya elang dan banyaknya tupai, h(t Δt) * s(t Δt). Jadi, dengan konstanta k hs untuk pengurangan ini, perubahan banyaknya tupai dari t Δt ke t adalah:...

Persamaan Beda untuk Model Lotka-Volterra (2) Apabila populasi tupai berkurang dengan banyaknya interaksi antara pemangsa dan mangsa, populasi elang bertambah. Lebih jauh lagi, laju kematian elang sebanding dengan banyaknya elang. Jadi, laju perubahan populasi elang dari t Δt ke t adalah: Model pemangsa-mangsa yang demikian, yang dikenal sebagai model Lotka- Volterra, merupakan pasangan persamaan beda untuk perubahan pada populasi mangsa (Δs) dan perubahan pada populasi pemangsa (Δh) dari t Δt ke t:..

Diagram untuk Model Lotka-Volterra

Algoritma untuk Model Lotka-Volterra

Hasil Simulasi