BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

KARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH

KARBOHIDRAT I Uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan Fermentasi

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

PERCOBAAN 1 KARBOHIDRAT : SARAH MELATI D : K TANGGAL PERCOBAAN : 02 APRIL 2011

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

Ciri karbohidrat lain :

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5

KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

KARBOHIDRAT II Uji Seliwanoff, Osazon, dan Iod

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

Penggolongan Karbohidrat

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

Karbohidrat. Definisi karbohidrat 20/05/2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. senyawa karbohidrat yang tidak mengandung atom hidrogen dan oksigen dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN PRATIKUM UJI BENEDICT - dicoret.com

KARBOHIDRAT. Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil C H C C CH 2 OH H H C C OH OH

Hidrolisis Pati Enzimatis. Abstrak

KARBOHIDRAT Carbohydrate

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Jumlah kalori yang

LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR GLUKOSA

DISAKARIDA. - Suatu senyawa yang bila dihirolisa menghasilkan dua monosakarida :

KARBOHIDRAT. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

METODE ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

- KARBOHIDRAT PENTING PADA METABOLISME HARUS DIDAPATI DALAM MAKANAN SEHARI-HARI

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL

Terbentuk endapan coklat formaldehid 2 1ml KMnO4 1%+ 1tetes aseton Tidak terbentuk endapan 3 1ml KMnO4 1% +1tetes benzaldehid

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia berasal dari non protein nitrogen

Proses Pembuatan Madu

A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius C. katalis POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

UJI KARBOHIDRAT SECARA KUANTITATIF

Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

- 1 - KIMIA MAKROMOLEKUL

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KUALITATIF SENYAWA ALDEHID dan KETON

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

MAKALAH KIMIA BAHAN PANGAN KARBOHIDRAT. Dosen Pengampu : Khamidinal, M.Si

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat!

ANALISIS KARBOHIDRAT Disusun untuk memenuhi tugas kimia analisa bahan makanan ANGGOTA KELOMPOK:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SENYAWA ALDEHID. oleh. Dra. Machdawaty Masri,MSI, Apt.

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra

TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHUN AJARAN 2008 / 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga produk tersebut layak BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PH METER

PENGAMBILAN GLUKOSA DARI TEPUNG BIJI NANGKA DENGAN CARA HIDROLISIS ENZIMATIK KECAMBAH JAGUNG

ISOLASI DAN HIDROLISIS KARBOHIDRAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. A. HASIL PENGAMATAN 1. Identifikasi Pati secara Mikroskopis Waktu Tp. Beras Tp. Terigu Tp. Tapioka Tp.

Gambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipanaskan (Astawan, 2004). Susu kedelai merupakan salah satu minuman suplemen

AKADEMI KIMIA ANALISIS BOGOR

ANALISA KUANTITATIF TERHADAP PROTEIN DAN ASAM AMINO

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

PERAN KARBOHIDRAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN I. Pengujian Secara Kualitatif 1. Uji Benedict 1 Glukosa Biru Muda Orange 2 Fruktosa Biru Muda Orange 3 Sukrosa Biru Muda Biru Muda 4 Maltosa Biru Muda Orange 5 Laktosa Biru Muda Orange 2. Uji Barfoed 1 Glukosa Biru Muda Biru Muda 2 Fruktosa Biru Muda Biru Muda 3 Sukrosa Biru Muda Biru Muda 4 Maltosa Biru Muda Biru Muda 5 Laktosa Biru Muda Biru Muda 3. Uji Seliwanoff 1 Glukosa Bening Bening 2 Fruktosa Bening Merah Bata 3 Sukrosa Bening Merah Bata 4 Maltosa Bening Bening 5 Laktosa Bening Bening II. Kemanisan Relatif Sakarida No Sampel Kadar Nilai 1 Glukosa +++ 69 2 Fruktosa +++++ 114 3 Sukrosa ++++ 100 4 Maltosa ++ 46 5 Laktosa + 39

B. PEMBAHASAN Karbohidrat merupakan polihidroksil aldehida atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila hidroksil. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon hidrat, dan yang memiliki nisbah karbon terhadap hidrogen dan terhadap oksigen sebagai 1:2:1. Sebagai contoh rumus empiris D-glukosa adalah C 6 H 12 O 6 atau dapat ditulis sebagai C 6 (H 2 O) 6. Walaupun karbohidrat yang umum sesuai dengan rumus empiris tersebut namun yang lain tidak memperlihatkan nisbah ini dan beberapa yang lain lagi juga mengandung nitrogen, fosfor, atau sulfur. Terdapat tiga golongan utama dari karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana terdiri hanya dari satu unit polihidroksi aldehida atau keton. Oligosakarida merupaka polimer dengan derajat polimerasasi 2 sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari dua molekul disebut disakarida, bila tiga molekul disebut triosa, bila sukrosa terdiri dari molekul glukosa dan fruktosa, laktosa terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa. Polisakarida merupakan polimer yang tersusun lebih dari 10 monomer yang dapat berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim tertentu. Jenis karbohidrat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain adalah glukosa, maltosa, sukrosa, laktosa dan fruktosa. Glukosa merupakan jenis monosakarida yang tidak dapat dihidrolisis. Sedangkan maltosa dan sukrosa merupakan disakarida, dimana maltosa merupakan hasil hidrolisis dari hasil hidrolisis pati, yang apabila 1 mol maltosa dihidrolisis lebih lanjut akan dihasilkan 1 mol α-d-glukosa dan 1 mol β-d-glukosa sedangkan sukrosa apabila dihidrolisis akan menghasilkan 50% α-d-glukosa dan 50% β-dfruktosa. Fruktosa merupakan molekul yang mengandung gugus hidroksil dan gugus karbonil keton pada C-2 dari rantai enam karbon.

I. Pengujian Secara Kualitatif Pada pengujian kualitatif ini, dilakukan tiga jenis pengujian, yaitu uji Benedict, uji Berfoed dan uji Seliwanoff. Ketiga cara pengujian tersebut semuanya bertujuan untuk mengidentifikasi jeis-jenis dari karbohidrat. 1. Uji Benedict Larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas dengan membentuk kuprooksida yang berwarna. Gula pereduksi bereaksi dengan pereaksi menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Pada gula pereduksi terdapat gugus aldehid dan OH laktol. OH laktol adalah OH yang terikat pada atom C pertama yang menentukan karbohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan. Pada uji benedict ini, digunakan 5 sampel karbohidrat (sakarida), yaitu glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan laktosa. Kelima sampel itu dicampur dengan larutan benedict dan kemudian dipanaskan selama 5 menit. Hasil dari pengujian benedict adalah sebagai berikut : 1 Glukosa Biru Muda Orange 2 Fruktosa Biru Muda Orange 3 Sukrosa Biru Muda Biru Muda 4 Maltosa Biru Muda Orange 5 Laktosa Biru Muda Orange Dari hasil pengujian ini, pada kelima sampel selain sukrosa terdapat endapan merah bata yang disebabkan oleh larutan benedict yang terdiri dari tembaga sulfat (CuSO 4 ). Bahwa pada keempat sampel tersebut mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O 2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu 2 O), yang kita lihat sebagai endapan merah bata dan hanya sukrosa yang tidak menunjukkan perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa sukrosa bukanlah gula pereduksi dan sukrosa sendiri tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif karena keduanya sudah saling terikat, sedangkan laktosa mempunyai OH bebas (Winarno, 1984). Sementara itu, gula yang merupakan pereduksi terkuat adalah maltosa, karena endapan yang terbentuk berwarna merah (Cu 2 O).

2. Uji Barfoed Pada uji Barfoed, digunakan lima sampel yang sama seperti pada uji benedict. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membedakan monosakarida dari disakarida. Kelima sampel dicampur dengan larutan barfoed lalu dipanaskan selama 10 menit. Hasil dari pengujian Barfoed adalah sebagai berikut : 1 Glukosa Biru Muda Biru Muda 2 Fruktosa Biru Muda Biru Muda 3 Sukrosa Biru Muda Biru Muda 4 Maltosa Biru Muda Biru Muda 5 Laktosa Biru Muda Biru Muda Dari hasil pengujian didapatkan pada kelima sampel yang diujikan tidak ada satu sampel pun yang mengalami perubahan. Seharusnya jika dilihat dalam literatur bahwa glukosa dan fruktosa adalah monosakarida karena ditunjukkan dengan terbentuknya pengendapan pada sampel glukosa dan fruktosa. Sementara itu, maltosa, laktosa dan sukrosa bukan merupakan monosakarida karena dalam literatur ketiga sampel ini merupakan disakarida terbukti apabila dalam pengujian berhasil dari ketiganya tidak akan terjadi perubahan dengan tidak adanya endapan. Penyebab dari tidak adanya perubahan pada sampel yaitu pada saat pengenceran glukosa tidak menggunakan aquades melainkan menggunakan air biasa, bias juga pada saat pengujian, terlalu banyak gula yang di masukkan ke dalam tabung reaksi atau juga pemansan yang dilakukan kurang lama atau bahkan terlalu lama. 3. Uji Seliwanoff Uji seliwanoff dilakukan untuk membedakan adanya ketosa pada monosakarida atau disakarida dilihat dari perubahan warna larutan. Prinsip dari uji seliwanoff ini adalah jika setelah pencampuran larutan lalu dilakukan pemanasan selama 60 detik, maka sakarida yang tergolong ketosa adalah yang berwarna merah. Hasilnya adalah sebagai berikut :

1 Glukosa Bening Bening 2 Fruktosa Bening Merah Bata 3 Sukrosa Bening Merah Bata 4 Maltosa Bening Bening 5 Laktosa Bening Bening Dari data hasil pengamatan diatas, dapat diketahui bahwa pada fruktosa dan sukrosa setelah dicampurkan dengan larutan seliwanoff dan dipanaskan terdapat endapan berwarna merah bata, yang menunjukkan bahwa sampel ini termasuk ketosa. Dan peristiwa dehidrasi monosakarida ketosa menjadi fufural lebih cepat dibandingkan dengan aldehid karena aldehid mengalami transformasi menjadi ketosa sebelum dehidrasi. Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna merah tua Sedangkan pada glukosa, maltosa dan laktosa, setelah dicampurkan dengan larutan seliwanoff dan dipanaskan tidak terjadi endapan apapun. Hal ini menunjukkan bahwa glukosa, maltosa dan laktosa stidak termasuk dalam golongan ketosa melainkan termasuk golongan aldosa, yakni golongan yang terdapat gugus aldehid dalam struktur kimianya. II. Kemanisan Relatif Sakarida Beberapa monosakarida dan oligosakarida mempunyai rasa manis sehingga sering kali digunakan sebagai bahan pemanis. Yang sering digunakan adalah fruktosa (kristal), glukosa (dalam sirup jagung), dan dekstrosa (kristal D -gukosa). D-fruktosa maltosa jarang dijual dalam bentuk kristal, tetapi merupakan bahan pemanis makanan yang penting. D-fruktosa terdapat dalam gula invert, dan sirup jagung mengandung 45% D-fruktosa atau maltosa. Sebagai standar kemanisan dipergunakan rasa manis sukrosa. Bila kemanisan beberapa gula dibandingkan dengan kemanisan sukrosa= 1,00, maka kemanisan D-galaktosa = 0,4-0,6; maltosa = 0,3-0,5; laktosa =0,2-0,3; dan rafinosa 0,15; sedang D-fruktosa sekitar 1,32 serta xilitol hampir sama dengan kemanisan sukrosa = 0,96-1,18.

Pada uji kemanisan ini diberikan sampel berupa : glukosa, fruktosa sukrosa, maltosa, dan laktosa. Setelah dilakukan pengujian di dapat tabel hasil pengamatan seperti di bawah ini: No Sampel Kadar Nilai 1 Glukosa +++ 69 2 Fruktosa +++++ 114 3 Sukrosa ++++ 100 4 Maltosa ++ 46 5 Laktosa + 39 Berdasarkan hasil praktikum dengan melakukan uji inderawi (pencicipan) ini didapatkan bahwa fruktosa yang memiliki tingkat kemanisan paling tinggi dengan nilai kadar 114. Dan kemanisan fruktosa terhadap sukrosa akan menurun jika suhu dinaikkan. Sedangkan untuk tingkat kemanisan yang paling rendah adalah laktosa dengan nilai kadar sebesar 39. Suatu senyawa yang manis dengan atom elektronegatif A dan B dengan sebuah atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada A kemungkinan besar akan membentuk pasangan ikatan hidrogen dengan struktur yang sama dari reseptor pada ujung syaraf rasa. Derajat kemanisan suatu sakarida sangat ditentukan oleh kadar gula dalam setiap sakarida tersebut. Kadar kemanisan fruktosa dan glukosa terhadap sukrosa akan menurun bila suhu dinaikkan. Ini menunjukkan bahwa kadar kemanisan sakarida tersebut dipengaruhi pula oleh suhu. Tetapi lain halnya dengan maltosa, kemanisan maltosa tidak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan suhu. Dari data tersebut terlihat bahwa jenis sakarida yang paling manis adalah fruktosa. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, jika diurutkan maka kemanisan fruktosa > sukrosa > glukosa > sukrosa > maltosa > laktosa.

BAB VI KESIMPULAN Uji benedict untuk mengidentifikasi jenis monosakarida yang termasuk gula pereduksi. Sukrosa bukan termasuk gula pereduksi, sedangkan glukosa, fruktosa, laktrosa dan maltosa merupakan gula pereduksi. Uji barfoed adalah uji untuk membedakan antara monosarida dari disakarida. Seharusnya pada uji barfoed laktosa, maltosa dan sukrosa terjadi perubahan warna pada saat pengujian sesuai yang tertera di dalam literatur. Uji Seliwanoff dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya ketosa dari disakarida lain. Fruktosa dan sukrosa termasuk gula ketosa. Fruktosa merupakan gula yang paling manis diantara sukrosa, glukosa dan maltosa.

DAFTAR PUSTAKA Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M. Wooton. 1985. Ilmu Pangan. Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. Penerbit Universitas Indonesia Press. Jakarta. deman John M. 1997. Kimia Makanan. Penerjemah Prof. Dr. Kosasih Padmawinata. Penerbit ITB. Bandung. Feseenden dan Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara. Jakarta Murray RF; Granner OK; Rodwell V. Harper s Review of Biochemistry. Penerbit : Buku Kedokteran. Jakarta. 1995. Pudjaatmaka, H.,A., 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Respati, 1980. Pengantar Kimia Organik. Aksara Baru. Jakarta. Sudarmadji, Slamet, Bambang Haryono dan Suhardi. 1996. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian.Liberti. Yogyakarta. Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka : Jakarta.

Jawaban Pertanyaan 1. Apa sebabnya sebelum dilakukan uji kuantitatif pada sakarida perlu dilakukan uji kualitatif dahulu? Jawab: Karena uji kuantitatif adalah pengujian yang menyangkut penghitungan jumlah, kadar intensitas dan sejenisnya. Sedangkan uji kualitatif adalah uji untuk mengetahui jenis dan macam dari sampel. Untuk mengetahui kadar atau jumlah dari suatu zat, maka kita perlu untuk mengetahui jenis dan macam serta kemampuan/sifat dari bahan tersebut terlebih dahulu. Untuk itulah perlu dfilakukan uji kualitatif dulu sebelum melakukan uji kuantitatif. 2. Jenis gula mana yang paling manis dan yang paling tidak manis? Jawab: Yang paling manis adalah fruktosa, sedangkan yang paling tidak manis adalah maltosa. 3. Menurut anda mengapa fruktosa sering dipakai sebagai pemanis untuk mereka yang ingin menurunkan berat badan? Jawab: Fruktosa memiliki tingkat kemanisan tinggi sehingga kita saat mengkonsumsinya tidak memerlukannya dalam jumlah terlalu banyak. Selain itu, fruktosaa juga mudah dicerna karena termasuk salah satu gula monosakarida.