Oleh: Dhadhang Wahyu Kurniawan 4/16/2013 1

dokumen-dokumen yang mirip
Dalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air.

Oleh: Dhadhang Wahyu Kurniawan 4/16/2013 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULASI SEDIAAN SOLIDA

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

Tablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)

PEMBAHASAN. I. Definisi

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

FORMULASI SEDIAAN SOLIDA

D. Tinjauan Pustaka. Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam

SUSPENSI DAN EMULSI Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt.

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERCOBAAN II PENGARUH SURFAKTAN TERHADAP KELARUTAN A. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat 2.

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

Disolusi merupakan salah satu parameter penting dalam formulasi obat. Uji disolusi in vitro adalah salah satu persyaratan untuk menjamin kontrol

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Satu

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

tanpa tenaga ahli, lebih mudah dibawa, tanpa takut pecah (Lecithia et al, 2007). Sediaan transdermal lebih baik digunakan untuk terapi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan hayati obat. Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

KELOMPOK 4 : SEDIAAN GEL

I. PENDAHULUAN. Ketoprofen secara luas telah digunakan sebagai obat analgetika antiinflamasi

obat tersebut cenderung mempunyai tingkat absorbsi yang tidak sempurna atau tidak menentu dan seringkali menghasilkan respon terapeutik yang minimum

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DESAIN SEDIAAN FARMASI

39 HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sifat Fisik Kimia Produk

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan

Air adalah wahana kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

periode waktu yang terkendali, selain itu sediaan juga harus dapat diangkat dengan mudah setiap saat selama masa pengobatan (Patel et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Kombinasi Protein Koro Benguk dan Karagenan Terhadap Karakteristik Mekanik (Kuat Tarik dan Pemanjangan)

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

BAB I PENDAHULUAN. Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu sumber

FORMULASI SEDIAAN SEMISOLIDA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

TUGAS FISIKA FARMASI TEGANGAN PERMUKAAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. polimer struktural pada ganggang laut sama seperti selulosa pada tanaman

I. PENDAHULUAN. sumber pemenuhan kebutuhan tubuh untuk melakukan metabolisme hingga

A. Landasan Teori 1. Tetrahidrokurkumin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap flavor dan berperan terhadap pembentukan warna.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan. Secara alami pati ditemukan dalam bentuk butiran-butiran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kelarutan & Gejala Distribusi

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan Obat Antiinflamasi Non-steroid. (OAINS) yang banyak digunakan sebagai obat anti radang.

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

Hasil dari penelitian ini berupa hasil dari pembuatan gliserol hasil samping

A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid

PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

oleh tubuh. Pada umumnya produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui rangkaian proses yaitu disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat;

I. PENDAHULUAN. wajah yang dapat dibantu dengan bahan-bahan kosmetika. Peranan gizi dan

Pemberian obat secara bukal adalah pemberian obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa pipi. Pemberian sediaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. (compression coating). Sekarang salut film enterik telah banyak dikembangkan. dan larut dalam usus halus (Lachman, et al., 1994).

Effervescent system digunakan pada penelitian ini. Pada sistem ini formula tablet mengandung komponen polimer dengan kemampuan mengembang seperti

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

Alasan Penggunaan BTM : (Food Food Protection Committee in Publication) BAB 4 BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)

KOMPONEN KIMIA BAHAN PANGAN dan PERUBAHANNYA AKIBAT PENGOLAHAN. Oleh : Astuti Setyowati

BAB Ι PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

4.2. Kadar Abu Kadar Metoksil dan Poligalakturonat

GEL & AEROSOL Perbedaan gel dan jeli Formulasi dan evaluasi Jenis aerosol kosmetik Formulasi Aerosol Contoh-contoh formula

PEMBAGIAN SEDIAAN CAIR PER ORAL : ORAL : TOPIKAL : PARENTERAL : KHUSUS :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

Oleh: Dhadhang Wahyu Kurniawan 4/16/2013 1

Faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi antara lain: Hal-hal yang berdampak pada kelarutan Hal-hal yang berdampak pada kecepatan disolusi Hal-hal yang berdampak pada stabilitas kimia dan enzimatik Kapabilitas absorbsi 4/16/2013 2

Untuk memilih eksipien harus dilakukan studi kimia secara lengkap, studi toksikologi, dan fungsi utama eksipien. Eksipien yang sudah dapat diterima dan tersedia, belum tentu efektif dan efisien untuk digunakan dalam formulasi. 4/16/2013 3

Penggunaan lipid dalam sediaan farmasi dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok tujuan penggunaan, yaitu: Peningkatan pengolahan atau stabilitas formula dalam keadaan yang lebih baik Peningkatan atau penurunan absorbsi seluler atau absorbsi sistemik obat dari formula Obat bersasaran yang lebih efektif pada lokasi manfaat dan jauh dari lokasi toksik Memperlambat atau mengontrol sistem penghantaran obat dari formula 4/16/2013 4

Klasifikasi Lipid Garam asam lemak, ex: garam Mg-stearat digunakan dalam formulasi tablet dan kapsul Alkohol lemak, ex: butil/etil alkohol sebagai pembawa untuk solubilisasi larutan parenteral untuk obat yang relatif tidak larut Amin lemak, sering digunakan sebagai senyawa prekursor dalam reaksi pengikatan untuk menghasilkan turunan obat yang lipofilik. Amin lemak berbentuk padat pada rantai panjang dan tidak larut dalam air. 4/16/2013 5

Klasifikasi Lipid Aldehida lemak, sering digunakan dalam aplikasi fragrans (agen untuk flavor). Yang sering digunakan adalah aldehida lemak tidak jenuh berbentuk cair Gliserida (minyak dan wax), wax digunakan untuk meningkatkan sifat-sifat fisika (topikal) dan pengontrolan disolusi (oral) Fosfolipid, digunakan sebagai agen pengemulsi dan pendispersi. Selain ditemukan pada sediaan topikal (liposome), fosfolipid juga digunakan dalam formulasi kapsul oral dan parenteral (liposome) 4/16/2013 6

Klasifikasi Lipid Glikolipid, banyak dikenal sebagai surfaktan, misalnya surfaktan polisorbat yang dihasilkan dengan mereaksikan gugus gula sorbitol terhadap asam Polietilen glikol (PEG), dalam sediaan farmasi digunakan untuk sediaan oral, topikal, nasal, dan formula injeksi yang perlu solubilisasi atau penetrasi Lipid netral lain (misal senyawa steroid), dapat digunakan untuk memperluas fasa transisi sehingga memudahkan manipulasi dan/atau emulsifikasi. 4/16/2013 7

Adalah senyawa ber-bm rendah sampai sedang, yang mengandung 1 bagian hidrofobik dan 1 bagian hidrofilik. Bagian hidrofobik umumnya cepat larut dalam minyak, tetapi tidak larut dalam air atau hanya sedikit yang larut dalam air Bagian hidrofilik (polar) yang sedikit larut atau sama sekali tidak larut dalam minyak 4/16/2013 8

Surfaktan diklasifikasikan menurut gugus polar kepala sebagai berikut: Surfaktan dengan gugus kepala bermuatan negatif surfaktan anionik Jika mengandung gugus kepala bermuatan positif surfaktan kationik Jika gugus kepala polar tidak bermuatan surfaktan nonionik Jika gugus kepala mengandung baik muatan positif maupun negatif surfaktan zwitter ionic 4/16/2013 9

Merupakan kelompok surfaktan terbesar yang tersedia dan luas digunakan dalam farmasi Contoh surfaktan anionik: Garam asam karboksilat (sabun) Garam asam sulfat Garam ester asam sulfat Ester asam fosfat dan polifosfat Anionat diperfluorinasi 4/16/2013 10

Surfaktan kationik sering bersifat mengiritasi, bahkan kadang-kadang bersifat toksik. Jadi aplikasi dalam sistem penghantaran obat lebih terbatas daripada surfaktan nonionik, zwitter ionic, dan anionik. Yang termasuk ke dalam surfaktan kationik: Amin rantai panjang dan garam-garamnya Senyawa diamin dan poliamin dan garam-garamnya Garam-garam amonium kuartener Amin rantai panjang dipolioksietilenasi Amin rantai panjang dipolioksietilenasi kuartener Oksida amin 4/16/2013 11

Merupakan surfaktan yang paling luas digunakan dalam aplikasi sistem dan penghantaran obat, kecuali pada fosfolipid Yang termasuk ke dalam surfaktan nonionik: Alkil fenol dipolietilenasi, etaksilat alkil fenol Alkohol rantai lurus dipolioksietilenasi, alkohol etaksilat Polioksipropilen glikol dipolioksietilenasi Merkaptan dipolioksietilenasi Ester asam karboksilat rantai panjang Kondensat alkanolamin, alkanolamida 4/16/2013 Glikoltertier diasetilenasi 12

Aplikasi polimer terutama sebagai: Pengental (emulsi, suspensi, larutan) Salut lapis tipis (tablet, pellet, granul, dsb) dengan pelarut air dan organik di banyak negara pelarut organik dilarang Pengikat (dalam granul, tablet) Matriks (pelepasan terkendali tablet atau kapsul) Pembawa sediaan topikal dan transdermal 4/16/2013 13

Rentang sifat polimer sangat ditentukan oleh sifat kimia dan struktur polimer. Rantai polimer dapat bersifat linier, bercabang (panjang dan frekuensi bervariasi), atau sambung silang (dengan frekuensi bervariasi) terhadap cabang yang berdekatan Cabang-cabang ini dapat tidak teratur (struktur amorf), teratur (struktur kristalin), atau berorientasi menurut satu arah 4/16/2013 14

Struktur ini jika digabung dengan komposisi kimia akan menghasilkan sifat polimer yang beraneka ragam seperti pada penggunaannya. Faktor ini juga akan mempengaruhi sifat kelarutan (pelarut, ph) serta metode pengolahan dan pencetakan. 4/16/2013 15

Formulasi sediaan cair farmasi memerlukan beberapa pertimbangan: 1. Konsentrasi obat 2. Kelarutan obat 3. Pemilihan pembawa cair 4. Stabilitas fisika dan kimia 5. Pengawetan sediaan 6. Pemilihan eksipien yang sesuai, seperti dapar, pensolubilisasi, pemanis, peningkat viskositas, pewarna, dan flavour. 4/16/2013 16

Digunakan untuk menutup rasa pahit atau konstituen rasa yang tidak dapat diterima. Pemanis yang umum digunakan: Pemanis alam: sukrosa, sorbitol, manitol, glukosa cair, madu, molase. Pemanis sintetik: sakarin (500x gula, dengan rasa ikutan tidak enak), Na-siklamat (300x gula, dilarang), aspartam (200x gula, kurang stabil dalam larutan panas). 4/16/2013 17

Dapar yang umum digunakan dalam sediaan farmasi cair terdapat pada tabel berikut: Dapar ph Konsentrasi biasa(%) Asamasetatdangaram 3,5 5,7 1 2 Asamsitratdangaram 2,5 6 1 3 Asamglutamat 8,2 10,2 1 2 Garamasamfosfat 6 8,2 0,8 2 4/16/2013 18

Selain dapat menjaga stabilitas ph, sistem dapar juga dapat mempengaruhi sifat-sifat lain, seperti kelarutan dan kinetika. Dapar dapat berperilaku sebagai katalis asam dan basa dan dapat menyebabkan penguraian obat. Kekuatan ion sistem dapar dapat pula mempengaruhi stabilitas. Oleh karena itu, sebelum memilih sistem dapar, pengaruhnya harus dikaji terlebih dahulu. 4/16/2013 19

Banyak obat dalam larutan yang mengalami penguraian secara oksidasi. Reaksi ini dimediasi oleh radikal bebas atau molekul oksigen dari hidrogen yang hilang. Antioksidan adalah agen dengan potensial oksidasi lebih rendah daripada obat. Antioksidan ditambahkan ke dalam larutan tersendiri atau dalam bentuk kombinasi dengan zat pengkhelat atau oksidan lain dan berfungsi sebagai oksidasi preferensial yang secara bertahap dikonsumsi, atau dengan memblokir reaksi oksidasi berantai yang tidak dikonsumsi. 4/16/2013 20

Antioksidan yang umum digunakan dalam larutan air adalah senyawa sulfit Kosentrasi sulfit yang dibutuhkan bergantung pada aktivitas sulfit. Oleh sebab itu, sebelum digunakan, harus terlebih dahulu ditentukan aktivitas bahan baku sulfit, sesudah itu baru ditentukan kadar bentuk aktif yang diperlukan dalam sediaan. Penggunaan antioksidan tunggal kemungkinan tidak cukup memberikan perlindungan secara sempurna. 4/16/2013 21

Beberapa senyawa seperti asam askorbat dan asam sitrat bekerja secara sinergis meningkatkan efektivitas antioksidan, terutama yang bekerja memblokir reaksi oksidatif. Dalam formula sering juga ditambahkan senyawa EDTA untuk mengikat sesepora logam berat yang akan mengkatalisis reaksi oksidasi (perhatikan ph efektif pembentukan kompleks khelat EDTA) 4/16/2013 22

Tablet kunyah sebaiknya memenuhi kriteria berikut: Rasa menyenangkan Tanpa diikuti rasa ikutan pahit Flavour tidak terlalu menonjol Dapat dikunyah/dikemut dengan baik Tidak kasar seperti pasir Lebih disukai yang menimbulkan rasa dingin di mulut Tidak menimbulkan lengketan pada gigi atau geligi Distribusi warna yang merata sesuai dengan flavour Kekerasan dan friabilitas yang cukup. 4/16/2013 23

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menutup rasa (biasanya secara fisik) yang tidak diinginkan atau bau obat, seperti: a) Penyalutan partikel obat dengan bahan inert, sebagai bahan penyalut dapat digunakan bermacam pati (amilum), PVP berbagai bobot molekul, gelatin, dan polimer lain seperti Metosel, HPMC, Mikrokristalin selulosa, dan etosel b) Formulasi kompleks inklusi c) Pembentukan kompleks inklusi dengan siklodekstrin d) Kompleks molekuler obat-bahan kimia lain. 4/16/2013 24