Wedana JS, S. M., N P. E. Leliqia, C.I.S. Arisanti Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMPOSISI SPAN 80 DAN CERA ALBA TERHADAP STABILITAS FISIK SEDIAAN COLD CREAM EKSTRAK ETANOL 96% KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK

SUSPENSI DAN EMULSI Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

Dalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI HPMC SEBAGAI GELLING AGENT DALAM FORMULA GEL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN KUNING TELUR AYAM KAMPUNG, AYAM NEGRI DAN BEBEK SEBAGAI EMULGATOR TERHADAP SIFAT FISIK EMULSI MINYAK ZAITUN (Olea europea, L)

FORMULASI SEDIAAN SEMISOLIDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Dewan editor

BAB I PENDAHULUAN. Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

GEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)

A. Landasan Teori 1. Tetrahidrokurkumin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

FORMULASI DAN EVALUASI FISIK KRIM BODY SCRUB DARI EKSTRAK TEH HITAM (Camellia sinensis), VARIASI KONSENTRASI EMULGATOR SPAN-TWEEN 60

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

Rendemen APG dihitung berdasarkan berat APG yang diperoleh setelah dimurnikan dengan berat total bahan baku awal yang digunakan.

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. penelitian ini dipilih karena tidak menyebabkan iritasi dan toksisitas (Rowe,

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

BAB IV PROSEDUR KERJA

Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven

Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

UNIVERSITAS GADJAH MADA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PROSES PENCAMPURAN TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) COLD CREAM

GEL & AEROSOL Perbedaan gel dan jeli Formulasi dan evaluasi Jenis aerosol kosmetik Formulasi Aerosol Contoh-contoh formula

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI PELEPASAN FLUKONAZOL DARI SEDIAAN SUPOSITORIA DENGAN BASIS HIDROFILIK, BASIS LIPOFILIK, DAN BASIS AMFIFILIK SECARA INVITRO

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

Sukmawati, N.M.A. 1, Arisanti, C.I.S. 1, Wijayanti, N.P.A.D 1. Universitas Udayana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelarutan Ibuprofen dalam Minyak, Surfaktan, dan Kosurfaktan Formulasi Self-nanoemulsifying Drug Delivery System

METODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum

FORMULASI SARI BUAH TOMAT VARIETAS APEL (Lycopersicum esculentum Mill Pyriforme) SEBAGAI KRIM MASKER. A.Muflihunna

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2015 sampai November

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketoprofen menjadi pilihan dalam terapi inflamasi sendi, seperti

OPTIMASI FORMULA SALEP ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS

PERCOBAAN II PENGARUH SURFAKTAN TERHADAP KELARUTAN A. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA TEGANGAN PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

PENGARUH KONSENTRASI PROPILEN GLIKOL TERHADAP STABILITAS FISIK KRIM ANTIOKSIDAN FITOSOM EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION

MATA KULIAH TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN CAIR-SEMIPADAT (FAS 3411)

PROFIL STABILITAS FISIKA KIMIAMASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Anis Marfu ah, Assisten Dosen Stikes Muhammadiyah Klaten 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lebih poten dibandingkan PGV-0 dan vitamin E dengan aksinya menangkap

FORMULASI DAN ANALISIS KUALITAS SEDIAAN SALEP MATA DENGAN BAHAN AKTIF CIPROFLOXACIN. Atikah Afiifah, Dapid Caniago, Rahmah Restiya

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI BASIS HPMC 4000 TERHADAP STABILITAS FISIK GEL MIKROEMULSI NATRIUM DIKLOFENAK

SALEP, KRIM, GEL, PASTA Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan untuk menghasilkan efek lokal, contoh : lotion, salep, dan krim.

B. Cara Penelitian Formula Skema Jalannya Penelitian Determinasi Pengumpulan Bahan Penyiapan Bahan...

EFEKTIVITAS LECITHIN SEBAGAI EMULGATOR DALAM SEDIAAN EMULSI MINYAK IKAN

Transkripsi:

OPTIMASI KOMPOSISI SPAN 60 DAN TWEEN 80 SEBAGAI EMULGATOR TERHADAP STABILITAS FISIK DALAM FORMULASI COLD CREAM EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Wedana JS, S. M., N P. E. Leliqia, C.I.S. Arisanti Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Korespondensi: Made Surya Wedana JS. Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837 Email: suryawedanajs@gmail.com ABSTRAK Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dengan konsentrasi 10% telah terbukti memiliki aktivitas antiluka. Ekstrak tersebut diformulasikan menjadi sediaan cold cream. Penggunaan variasi nilai HLB kombinasi emulgator Span 60 dan Tween 80 bertujuan untuk mendapatkan formula cold cream yang paling stabil. Untuk menentukan kestabilan cold cream, maka dilakukan pengujian pengaruh variasi nilai HLB emulgator Span 60 dan Tween 80 terhadap stabilitas fisik cold cream ekstrak kulit buah manggis. Variasi nilai HLB dengan kombinasi emulgator Span 60 dan Tween 80 yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4,958; 5,573 dan 6,760. Untuk mengetahui pengaruh nilai HLB dilakukan pengujian terhadap stabilitas fisik yang meliputi ph, tipe emulsi dan derajat pemisahan fase. Uji stabilitas dilakukan pada suhu penyimpanan yang berbeda yaitu suhu ruang (25-28 C) dan suhu 40 C. Data hasil pengujian tersebut dianalisis dengan metode ANOVA one-way, uji Least Significant Different (LSD) dan Independent Samples Test dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian terhadap stabilitas fisik cold cream ekstrak kulit buah manggis menunjukkan bahwa variasi nilai HLB kombinasi emulgator Span 60 dan Tween 80 tidak berpengaruh terhadap tipe emulsi namun memberikan pengaruh terhadap ph dan derajat pemisahan fase. Uji stabilitas menunjukkan bahwa perbedaan suhu penyimpanan tidak menyebabkan perubahan tipe emulsi, namun berpengaruh terhadap ph dan derajat pemisahan fase sediaan cold cream ekstrak kulit buah manggis. Formula dengan kombinasi Span 60 dan Tween 80 dengan nilai HLB 4,958 menghasilkan sediaan cold cream dengan stabilitas fisik yang paling stabil. Kata Kunci: emulgator, Span 60, Tween 80, stabilitas fisik, HLB 1. PENDAHULUAN Manggis (Garcinia mangostana L.) telah terbukti memiliki aktivitas farmakologi sebagai antiluka, antiinflamasi dan antibakteri (Jinsart, 1992). Sediaan topikal cold cream dapat digunakan dalam pengobatan luka (Ansel, 2008). Cold cream merupakan cream emulsi a/m dengan kandungan fase minyak yang cukup tinggi, yaitu sebesar 50-85 % (Mitzui, 1997). Dalam proses pembuatannya, membutuhkan emulgator untuk menjaga stabilitas cold cream (Barel, 2009). Emulsi yang stabil dapat dicapai dengan mengunakan emulgator tunggal atau kombinasi emulgator yang mendekati HLB fase minyak yang disebut HLB butuh. Untuk mengetahui besarnya HLB butuh, emulsi dibuat dengan keseimbangan campuran emulgator lipofilik dan hidrofilik (Griffin, 1949). Span 60 dan tween 80 merupakan emulgator nonionik yang memiliki keseimbangan lipofilik dan hidrofilik bersifat tidak toksik, tidak iritatif, memiliki potensi yang rendah untuk menyebabkan reaksi hipersensitivitas, serta stabil terhadap asam lemah dan basa lemah (Rowe et al., 2009). Untuk mendapatkan tipe emulsi a/m dibutuhkan nilai HLB yang memiliki rentang 3-8 (Martin et al., 2008). Kombinasi emulgator span 60 dan tween 80 mampu membentuk emulsi air dalam minyak (a/m) dengan konsetrasi 10% (Rowe et al., 2009). Namun, span 60 dan tween 80 merupakan emulgator berupa surfaktan nonionik yang jika digunakan pada kombinasi yang kurang sesuai dapat 91

menyebabkan terjadinya phase inversion temperature (PIT). Kondisi PIT ini dapat terjadi selama proses pembuatan emulsi dan penyimpanan sediaan emulsi, perubahan fase emulsi akan mempengaruhi stabilitas fisik sediaan cold cream (Lachman et al., 1994). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui optimasi komposisi span 60 dan tween 80 sebagai emulgator dalam formulasi cold cream ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) sehingga diperoleh nilai HLB yang menghasilkan sediaan cold cream dengan stabilitas fisik yang paling stabil. 2. MATERI DAN METODE 2.1 Materi Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kulit buah manggis (Garnicia mangostana L.) yang diperoleh dari desa Sobangan, kecamatan Mengwi, kabupaten Badung; span 60 ; tween 80 ; parafin cair; vaselin kuning; akuades; propilen glikol; metil paraben; propil paraben dan alkohol 95% (Brataco). 2.2 Metode 2.2.1 Metode Pembuatan cold cream Metode pembuatan cold cream dilakukan dengan menggunakan metode hasil modifikasi Akhtar et al. (2011). yaitu dibuat suspensi dengan ekstrak kulit buah manggis yang diformulasi dengan sediaan topikal cold cream yang dibuat dengan kombinasi emulgator span 60 dan tween 80 sehingga dibuat 3 formulasi dapat dilihat pada tabel A, dengan variasi nilai HLB yaitu formula I 4,958; formula II 5,730 dan formula III 6,760. 2.2.2 Pengujian stabilitas fisik cold cream 2.2.2.1 Uji Tipe Emulsi Sebanyak 1 tetes sediaan cold cream ditempatkan di atas gelas objek, ditambah 1 tetes larutan Sudan III, dicampur merata, diamati di bawah mikroskop, terbentuk warna merah homogen pada fase luar yang menunjukkan terbentuknya emulsi tipe a/m. Sebanyak 1 tetes sediaan cold cream ditempatkan berbeda di atas gelas objek, ditambah 1 tetes larutan metilen biru, dicampur merata, diamati di bawah mikroskop, akan terbentuk warna biru yang tidak homogen pada fase luar yag menunjukkan terbentuknya emulsi tipe a/m. Pengamatan dilakukan segera setelah sediaan selesai dibuat dan diulangi pada hari ke-7, 14, 21 dan 28. Uji dilakukan pada suhu ruang (25-28 C) dan 40 C. 2.2.2.2 Uji ph Alat ph meter (Mettle Toledo) dikalibrasi menggunakan larutan dapar ph 7 dan ph 4. Elektroda ph meter dicelupkan ke dalam sampel cold cream yang diperiksa, jarum ph meter dibiarkan bergerak sampai menunjukkan posisi tetap. ph yang ditunjukkan jarum ph meter dicatat. Pengamatan dilakukan segera setelah sediaan selesai dibuat dan diulangi pada hari ke-7, 14, 21 dan 28. Uji dilakukan pada suhu ruang (25-28 C) dan 40 C. 2.2.2.3 Uji Derajat pemisahan fase Setiap 10 ml sampel emulsi dimasukkan ke dalam 10 ml gelas ukur yang sebelum sudah disiapkan. Tingkat derajat pemisahan fase dinyatakan sebagai persentase fase air yang terpisah, metditentukan pada suhu kamar sebagai fungsi terhadap waktu. Pengamatan dilakukan segera setelah sediaan selesai dibuat dan diulangi pada hari ke-7, 14, 21 dan 28. Uji dilakukan pada suhu ruang (25-28 C) dan 40 C. 2.2.3 Analisis Data Hasil pengujian dianalisis secara statistik menggunakan software SPSS for windows 17.0 dengan metode Analysis of Variance (ANOVA) one-way, uji Least Significant Different (LSD) dan Independent Samples Test dengan taraf kepercayaan 95%. 92

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji stabilitas bertujuan untuk mendapatkan formula cold cream ekstrak kulit buah manggis yang paling stabil dalam batasan yang ditetapkan selama periode penyimpanan, meliputi pengujian tipe emulsi, ph dan derajat pemisahan fase. Penelitian ini menggunakan 3 formula yang memvariasikan nilai HLB kombinasi emulgator span 60 dan tween 80. Pada pengujian tipe emulsi menunjukkan bahwa tidak terdapat perubahan tipe emulsi selama 4 minggu penyimpanan baik pada suhu ruang (25-28 C) maupun suhu 40 C. Hal ini menunjukkan ketiga formula uji stabil pada suhu (25-28 C) dan suhu 40 C ditinjau dari parameter tipe emulsi (Lachman et al., 1994; Voigt, 1984). Kestabilan ini disebabkan oleh rigiditas film antar muka yang dibentuk oleh emulgator yang digunakan dan viskositas fase luar (Saxena et al., 1997). Dari hasil pengujian tipe emulsi menggunakan metode pewarnaan dengan metilen biru dan sudan III diketahui bahwa fase air terdispersi dalam fase minyak. Hal ini menunjukkan semua formula memiliki tipe emulsi a/m. Berdasarkan pustaka (Martin et al.,2008), emulsi a/m merupakan emulsi yang terbentuk dari penggunaan emulgator lifofilik dengan rentang nilai HLB 3-8. Pada pengujian ph dilihat pada tabel B, variasi nilai HLB kombinasi elmugator span 60 dan tween 80 tidak memberikan perbedaan ph yang bermakna pada semua formula yang disimpan pada suhu ruang selama 28 hari (P>0,05), namun memberikan perbedaan ph yang bermakna pada penyimpanan suhu 40 C hari ke-14 sampai hari ke-28 (P<0,05). Pada suhu 40 C memberikan perbedaan yang bermakna (P<0,05) terhadap ph sediaan cold cream ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Penurunan ph terjadi akibat pengaruh CO 2, karena CO 2 bereaksi dengan fase air sehingga membentuk asam (Anonim, 2007). Hasil pengujian derajat pemisahan fase pada tabel C, diketahui semua variasi nilai HLB semua formula cold cream ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dengan nilai HLB yang sama menunjukkan adanya peningkatan persentase derajat pemisahan fase yang bermakna (P<0,05) seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan baik pada suhu ruang (25-28 o C) maupun suhu 40 C. Variasi nilai HLB kombinasi elmugator span 60 dan tween 80 tidak memberikan perbedaan yang bermakna terhadap persentase (%) derajat pemisahan fase cold cream ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang disimpan pada suhu ruang (25-28 o C) selama 7, 14, dan 21 hari (P>0,05). Namun pada penyimpanan selama 28 hari, peningkatan nilai HLB dari 5,730 menjadi 6,760 memberikan perbedaan yang bermakna terhadap persentase derajat pemisahan fase (P<0,05). Sediaan cold cream yang disimpan pada suhu 40 C selama 14 dan 21 hari menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan derajat pemisahan fase yang bermakna seiring dengan meningkatnya nilai HLB (P<0,05). Sedangkan sediaan cold cream yang disimpan selama 7 hari, peningkatan nilai HLB 4,958 menjadi 5,730 dan 6,760 memberikan peningkatan persentase derajat pemisahan yang tidak bermakna dan pada sediaan yang disimpan selama 28 hari, hanya peningkatan nilai HLB dari 4,958 menjadi 5,730 yang tidak memberikan perbedaan yang bermakna terhadap persentase derajat pemisahan fase (P<0,05). Hasil analisis statistik juga menunjukkan bahwa perbedaan suhu penyimpanan memberikan perbedaan yang bermakna (P<0,05) terhadap persentase pemisahan derajat sediaan cold cream ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dengan nilai HLB yang sama selama periode penyimpanan. Nilai HLB 4,958 menunjukkan kestabilan fisik derajat pemisahan fase yang relatif lebih stabil selama penyimpanan. Nilai HLB 4,958 mampu meningkatkan kinerja surfaktan sebagai emulgator pada sistem emulsi a/m dan meningkatkan kekuatan lapisan antarmuka, sehingga menghasilkan kerapatan gugus lipofilik dan hidrofilik yang tinggi, serta menghasilkan kekuatan interaksi lateral dan elastisitas lapisan yang tinggi yang menyebabkan derajat pemisahan fase relatif kecil (Lachman et al.,1994). Untuk menentukan formula cold cream yang terbaik dapat dilakukan dengan cara perbandingan terhadap hasil pengujian stabilitas fisiknya. Semua formula sediaan cold cream ekstrak kulit buah manggis memiliki ph yang stabil dalam rentang fisiologis kulit manusia (4,5-6,5), namun semua formula tersebut juga menunjukkan adanya derajat pemisahan fase yang berbeda. Pemisahan fase pada Formula I (HLB 4,958) lebih kecil dibandingkan dengan Formula II (HLB 5,730) dan Formula III (HLB 6,760). Berdasarkan pertimbangan tersebut stabilitas formula sediaan cold cream ekstrak 93

kulit buah manggis dengan nilai HLB 4,958 dapat terjaga lebih baik. Hal ini berarti formula tersebut mengandung emulgator kombinasi Span 60 dan Tween 80 dengan nilai HLB yang paling sesuai. Semakin dekat nilai HLB emulgator dengan nilai HLB butuh maka semakin stabil tipe emulsi yang dihasilkan (Anief, 2007). 4. KESIMPULAN Variasi nilai HLB kombinasi emulgator span 60 dan tween 80 cold cream ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) tidak memberikan pengaruh terhadap tipe emulsi, ph sediaan cold cream yang disimpan pada suhu ruang (25-28 C) selama 28 hari dan ph sediaan cold cream yang disimpan pada suhu 40 C selama 7 hari, serta derajat pemisahan fase sediaan cold cream yang disimpan pada suhu ruang (25-28 C) selama 21 hari. Namun variasi nilai HLB tersebut memberikan pengaruh terhadap ph sediaan cold cream yang disimpan pada suhu 40 C selama 14-21 hari serta derajat pemisahan fase cold cream yang disimpan pada suhu ruang (25-28 C) selama 28 hari dan pada suhu 40 C selama 7-28 hari. Formula dengan kombinasi emulgator Span 60 dan Tween 80 dengan nilai HLB 4,958 menghasilkan sediaan cold cream ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dengan stabilitas fisik yang paling stabil. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Eka Indra Setyawan, S.Farm., Apt., dan Bapak Dewa Ken Budi Putra, S.Farm., Apt. sebagai reviewer. Terima kasih kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi yang telah mendanai pelaksanaan penelitian ini DAFTAR PUSTAKA Anief, M. 2007. Farmasetika, Cetakan Keempat. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 156-181. Anonim. 2007. The Significance of Surface ph in Chronic Wounds. Wounds uk. Vol3, no 3. Hal. 53 Barel. A. O., M. Paye., H. I. Maibach. 2009.Handbook of Cosmetic Science and Technology. Edisi III. Informa Healthcare USA, Inc : New York. Hal. 122-132 Jinsart W., B. Ternai, D. Buddhasukh, dan G.M. Polya. 1992. Inhibition of Wheat Embryo Calcium- Dependent Protein Kinase and Other Kinases by Mangostin and Gammamangostin. Phytochemistry, 31(11):3711-3713. Lachman, L.,Herbert A. Lieberman and Joseph L. Kang. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ke-3. Jakarta: UI Press, hal. 1029-1090 Martin, A., S. James, dan C. Arthur. 2008. Farmasi Fisik. Jakarta: Universitas Indonesia. Hal. 942, 1130, 1143-1148, 1154-1161 Mitzui, T. 1997. New Cosmetic Science. Amsterdam. Elsevier Science B. V. Hal 342 Rowe, R.C., J. S. Paul, J.W. Paul. 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipients. London: Pharmaceutical Press. Hal. 1-974 Saxena, V.K. and Avinish Kumar, et al (1997), Efficient Dehydration of Produced Emulsions from Bechraji field an Interfacial Chemistry Approach Proceedings International Conf. on Petroleum Technology (PetroTech'97) held at N. Delhi (India), Jan. 9 12,3, pp. 251 258 Tambayong, J. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC. Hal. 47-48 Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Tehknologi Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 370, 398-434 94

APENDIKS A. Tabel A. Variasi nilai HLB kombinasi emulgator dalam masing-masing formula Formula FUNGSI PENIMBANGAN (gram) Formula I Formula II Formula III Ekstrak Bahan aktif 10 10 10 Vaselin kuning Basis, Emolien 22 22 22 Parafin cair Emolien 20,96 20,96 20,96 Propilen glikol Stabilizing agent 10 10 10 Tween 80 Emulgator 0,25 1 2 Span 60 Emulgator 9,75 9 8 Metil paraben Pengawet 0,025 0,025 0,025 Propel paraben Pengawet 0,015 0,015 0,015 Akuades Pelarut Ad 100 Ad 100 Ad 100 Tabel B. Hasil uji ph pada penyimpanan suhu ruang (25-28 o C) dan suhu 40 o C masing-masing formula cold cream Penyimpanan Formula ph Hari ( ± SD) ke 0 ke 7 ke 14 ke 21 ke 28 I 5,01 ± 0,48 4,77 ± 0,08 4,76 ± 0,19 4,72 ± 0,11 4,70 ± 0,07 Suhu ruang II 4,69 ± 0,19 4,56 ± 0,08 4,62 ± 0,04 4,64 ± 0,10 4,64 ± 0,04 III 4,61 ± 0,12 4,62 ± 0,08 4,62 ± 0,04 4,72 ± 0,08 4,72 ± 0,07 I 5,01 ± 0,48 4,88 ± 0,22 5,46 ± 0,46 5,54 ± 0,28 5,56 ± 0,24 Suhu 40 o C II 4,69 ± 0,19 4,82 ± 0,31 4,67 ± 0,16 4,70 ± 0,04 4,60 ± 0,09 III 4,61 ± 0,12 4,69 ± 0,14 4,55 ± 0,07 4,73 ± 0,06 4,64 ± 0,09 Tabel C. Derajat pemisahan fase emulsi pada penyimpanan suhu ruang (25-28 o C) dan suhu 40 C masing-masing formula cold cream Penyimpanan Formula ( ± SD) Derajat pemisahan (%) Hari ke- 0 7 14 21 28 I - 1,63 ± 0,54 3,14 ± 0,95 5,11 ± 1,00 6,83 ± 0,62 Suhu ruang (25-28 o II - 1,40 ± 0,55 4,62 ± 0,42 7,14 ± 1,02 8,58 ± 0,52 C III - 1,64 ± 0,54 4,08 ± 1,02 7,13 ± 1,01 9,20 ± 1,00 I - 7,52 ± 0,58 9,22 ± 0,16 11,22 ± 1,02 13,94 ± 1,55 Suhu 40 o C II - 10,20 ± 1,02 12,23 ± 1,01 16,05 ± 1,12 18,02 ± 1,55 III - 10,89 ± 1,54 14,87 ± 1,70 21,42 ± 3,67 26,19 ± 4,12 95