Di Balik Sukses Ekonomi China dan India

dokumen-dokumen yang mirip
Resensi Buku. Mas Wigrantoro Roes Setiyadi. Mahasiswa S3 Manajemen Strategi di Universitas Indonesia.

Studi Buku Mandiri (Critical Review) CHINDIA. How China and India Are Revolutionizing Global Business. Pete Engardio, Editor. Nama Mahasiswa / NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk

PENGANTAR BISNIS. Memahami Sistem Bisnis Amerika Serikat. Oleh: Catur Widayati, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONIMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Penelitian Agus Sartono (2001:487)

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat bangsa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara

TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

BAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat Indonesia beberapa tahun terakhir ini sedang dalam fase

MATERI SISTEM PEREKONOMIAN DI INDONESIA

Aspek ekonomi dan sosial

BAB I PENDAHULUAN. dirancang untuk menaksir bagaimana aktivitas kinerja dan hasil akhir yang

BAB I PENDAHULUAN. bagus untuk memperoleh keuntungan. kemampuan menciptakan nilai tambah (value added creation) dari setiap

I. PENDAHULUAN. mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah

KONSOLIDASI DEMOKRASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1)

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

Strategi Pemberdayaan Lembaga Keuangan Rakyat BPR

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk menyelesaikan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III

BAB I PENDAHULUAN. harapan yang banyak ditunggu oleh putra-putri Indonesia dalam menyongsong masa

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

SISTEM EKONOMI INDONESIA

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

BAB 4 PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Merkantilisme Klasik)

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah *

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAGAIMANA KEMAJUAN KINERJA PEMERINTAH DAN PEREKONOMIAN?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

POLITIK, HUKUM, DAN EKONOMI. Bagaimana kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

Organizational Theory & Design

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

Pengantar Bisnis. Tujuan, Sumber Daya, dan Stakeholders Bisnis MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

C. Peran Negara dalam Pemaksimalan Competitive Advantages

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

10 Cara China Salip Ekonomi Amerika Serikat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group

Transkripsi:

Di Balik Sukses Ekonomi China dan India Oleh: Mas Wigrantoro Roes Setiyadi *) Cina dan India telah dikenal luas sebagai negara super power masa depan dalam perekonomian dunia. Dengan memainkan berbagai peran, sebagai konsumen, suppliers, pesaing, pembaharu (innovator) dan penyedia sumber daya manusia yang handal, Cina dan India akan membentuk kembali perekonomian dunia. Kedua negara tersebut menjadi pemain yang tangguh dalam penekanan biaya produksi, peningkatan teknologi dan jasa, serta memiliki pertahanan yang kuat dalam memajukan negara. Bahkan keduanya mendesak para ekonom besar seperti Paul Samuelson untuk memikirkan kembali mengenai perdagangan bebas dan comparative advantage. Cina dan India juga mendorong munculnya kegelisahan dan perdebatan mengenai persaingan global Amerika dan negara negara maju (G8) di masa depan. Apa rahasia sukses mereka? Adakah kaitan antara keberhasilan China dan India dengan etnik dua negara tersebut yang berdiaspora ke berbagai negara termasuk Indonesia? Bagaimana prospek Indonesia dalam konteks keberhasilan China dan India? Neoklasik Teori ekonomi tradisional memberi perhatian utama pada efisiensi, alokasi dan pemanfaatan sumber daya langka dengan cara yang paling hemat serta pertumbuhan optimal dari sumber daya langka tersebut sepanjang waktu guna menghasilkan produk dan jasa yang cakupannya semakin luas (Todaro, 2000). Pandangan yang juga disebut sebagai teori ekonomi klasik atau neo-klasik ini sampai sekarang masih banyak dianut oleh berbagai negara. Semakin banyak negara yang percaya bahwa perekonomian akan menjadi lebih baik, tumbuh pesat bila memiliki beberapa persyaratan seperti: tersedianya kapital yang mencukupi di pasar modal; adanya kedaulatan untuk memilih (adanya persaingan bisnis) bagi konsumen sehingga mengarah pada terbentuknya mekanisme penyesuaian harga secara otomatis; keputusan transaksi ekonomi didasarkan pada analisis marginal (rasio pertambahan input dibanding output, rasio keuntungan dan perhitungan utilitas); dan keseimbangan luaran (outcome) dalam semua produk dan pasar sumber daya ekonomi. Semua persyaratan tersebut mengindikasikan adanya rasionalitas

dalam keputusan ekonomi yang sepenuhnya materialistik, individualistik, berorientasi pada kepentingan diri sendiri. Dalam perkembangannya, ada masa ketika terjadi banyak kasus yang menunjukkan ekonomi neoklasik tidak dapat diterapkan secara mandiri. Ia memerlukan dukungan dan intervensi dari institusi lain (sosial dan politik) agar terus menjadi primadona model pembangunan ekonomi. Interaksi ekonomi dan praktik politik inilah yang kemudian mewarnai aktivitas ekonomi-politik di seantero bumi ini dalam beberapa dekade terakhir, termasuk ketika ekonomi kapitalis berhasil meruntuhkan kejayaan regim ekonomi terpusat di negara negara sosialis-komunis. Runtuhnya pesaing kapitalis, dan mulai maraknya negara negara eks sosialis-komunis mengadopsi ekonomi kapital, memutar jentera teori ekonomi neoklasik kembali ke posisi puncak. China dan India tak luput dari pengaruh neoklasik dan ekonomi politik. Perekonomian Cina berkembang dengan pesat sejak pemerintahan Deng Xiaoping mulai membuka belenggu perekonomian negara pada tahun 1979. Karpet merah digelar bagi investor asing yang membawa masuk modal ke China dalam bentuk Foreign Direct Investment (FDI). Tak heran, hingga akhir 1990-an Cina tercatat sebagai negara tujuan FDI terbesar di Asia. Setiap dorongan pertumbuhan ekonomi ditandai dengan gelombang baru china fever oleh perusahaan asing. Peningkatan ini didukung dengan munculnya manifestasi baru dari kapitalisme Cina, seperti perusahaan-perusahaan pribadi, kemakmuran konsumen, pabrik-pabrik ekspor, bursa saham, dan kantor partai komunis dalam suatu bisnis. India di pihak lain, selama kurang lebih 15 tahun yang lalu berada dalam pengawasan negara maju seperti Amerika dan Inggris. Reformasi ekonomi yang diawali tahun 1991 menghasilkan kemajuan dramatis yang membayangi keberhasilan India. Keberhasilan India tidak hanya dapat dilihat dari indikator GDP dan daya saing, namun juga tercermin dari harapan hidup warganya yang semakin panjang (Rajadhyaksha, 2007). Berbeda dengan China yang mengundang FDI, pada awalnya, keberhasilan India lebih banyak disokong oleh investasi domestik. Sampai akhir 90-an, meski industrialisasi di India cukup sukses, seperti software, desain semi konduktor, dan back-office call centers, namun sangat sedikit yang terlihat di pasar global.

Model Ekonomi Baru Pertengahan dekade 90-an, China dan India semakin meneguhkan eksistensi model perekonomiannya yang baru. Model perekonomian China ditandai dengan mobilisasi modal dan tenaga kerja secara besar-besaran, investasi asing, industri dalam skala besar, dan campur tangan pemerintah. Kemampuan China dalam memobilisasi modal dan tenaga kerja telah meningkatkan pendapatan per kapita hingga tiga kali lipat dalam satu generasi, dan mengurangi lebih dari 300 juta kemiskinan. Sedangkan model perekonomian India ditandai dengan tingginya teknologi dan jasa, modal sendiri, bisnis yang terfokus pada barang dan jasa berkualitas dengan harga rendah, dan sedikit industri manufaktur. India sangat berperan dalam rantai inovasi teknologi global. Banyak perusahaan teknologi besar, seperti Motorola dan Hewlett-Packard, yang mempercayakan ilmuan India untuk merancang software dan multimedia feature pada produk-produk mereka selanjutnya. Kedua negara tersebut menjadi sangat kuat terutama dikarenakan kemampuan mereka yang saling melengkapi. China akan tetap mendominasi barang-barang manufaktur tetapi lemah dalam industri teknologi, sedangkan India sebaliknya. Dalam setiap dimensi perekonomian, seperi konsumen, investor, produsen, dan penggunaan energi dan komoditi, kedua negara termasuk dalam kelas berat. Konsumen dan perusahaan China dan India selalu menuntur teknologi dan feature terbaru. Pada dekade selanjutnya, China dan India akan dapat menguasai buruh, industri, perusahaan dan pasar di dunia dan menggantikan dominasi Amerika. Berkah Dalam Keterbatasan Bagi pejuang, keterbatasan bukan merupakan hambatan, namun dianggap sebagai berkah yang harus disyukuri. Semangat mempertahankan kehidupan, mencapai kesejahteraan yang lebih baik dan berkelanjutan, menjadi energi bawah sadar yang mengendap di hampir warga China, India yang tinggal di negaranya, atau etnik keduanya yang bermukim tanah rantau (Wang, 1999). Kondisi geografis yang sangat luas, sebagian besar gurun tandus dan pegunungan, membuat hanya sebagian kecil saja tanah di China dan India yang layak dihuni. Kesulitan geografis, diperburuk dengan profil demografis, kemiskinan merupakan

permasalahan ekonomi yang lambat laun diserap sebagai kondisi sosial dengan perlakuan kebijakan take it or leave it. Pilihan politik sosialis-komunis di China menghalangi rakyat China untuk memupuk kekayaan pribadi, bahkan alih-alih menyejahterakan, sistem politik yang berlaku menjadikan rakyat China harus rela hidup dalam kemiskinan. India dengan rejim politik sosialis-liberal, secara politik berada di ujung lain spektrum politik dengan China, namun hingga akhir dekade 80-an kinerja ekonominya serupa dengan China, kemiskinan mewajahi sudut-sudut banyak kota besar dan pedesaan di India. Nasib sebagian besar China perantauan di berbagai negara tidak banyak berbeda dengan saudara mereka di tanah leluhur. Bedanya, sejak zaman kolonial para perantau berhasil membangun kedekatan dengan penguasa, sehingga memudahkan mereka menguasai dan mengelola sumber daya ekonomi. Hal ini bahkan menjadi kunci penyelamat (safety key) yang memberi jalan kesejahteran ketika Pemerintah Republik Indonesia (orde baru) melarang etnik China untuk bergiat di kancah politik, militer dan pemerintahan. Deng Xiao Ping menyadari semakin terpuruknya perekonomian China, namun masih berkeras diri ingin memertahankan komunisme. Hasilnya sebuah kompromi, investasi asing diterima, namun intervensi politik ditolak. Bagi India, demokrasi sudah menjadi tradisi yang tidak mungkin dihapus. Namun disadari demokrasi akan mengalami banyak hambatan ketika ekonomi rakyat selalu dalam kesulitan. Solusinya, menghimpun investasi domestik, meningkatkan kualitas pendidikan, membangun akses ke pasar global, memilih teknologi yang tepat, dan pemerataan hasil pembangunan dengan menyediakan pembiayaan bagi usaha kelas kecil dan menengah. Bagi perantau etnik China dan India, ketika akses kepada profesi sosial politik dilarang (di Indonesia), atau ketika pemerintah menerapkan kebijakan proteksi ekonomi bagi pribumi (di Malaysia) maka kedua kelompok etnik ini dengan leluasa memasuki sektor ekonomi, berwirausaha, yang tidak banyak digeluti oleh pribumi (istilah yang diciptakan untuk membedakan warga asli dan perantau asing). GuangXi

Salah satu kunci sukses bisnis etnik China baik yang tinggal di negerinya sendiri maupun di perantauan adalah kuatnya eksistensi saling percaya (trust) pada tingkat individu dan adanya guanxi, sebagai pelindung dari lemahnya kelembagaan publik. Dalam sejarah China, kepercayaan kepada uang kertas telah mengalami berbagai ujian terkait dengan naik-turunnya kondisi ekonomi dan politik. Dalam hubungan ini, Chan (2000) mengatakan menjadi wajar bila hanya sedikit saja anggota masyarakat yang percaya terhadap birokrasi dan struktur hukum ketika aksi kedua lembaga ini tidak menyiratkan kepercayaan dan perlindungan hak individu serta transaksi bisnis. Akibatnya lembaga formal tidak pernah mendapat kepercayaan masyarakat. Dalam konteks seperti ini guangxi tidak hanya memberi ruang bagi ekspresi hubungan pribadi antar-pelaku bisnis yang dikombinasikan dengan karakter pribadi (trait) dan kesetiaan (loyalty), namun juga merupakan sebuah bentuk pertukaran sosial berdasarkan sentimen primordial dan emosi budaya yang ditandai dengan saling percaya. Ketika seseorang berhutang kepada sesama pelaku bisnis, pembayarannya tidak semata-mata tepat waktu dan sesuai perhitungan (pokok plus bunga) namun dalam transkasi seperti ini terkandung pula ikatan sosial yang seringkali di luar rasional ekonomi. Selalu ada unsur non-ekonomi (intangible goals) seperti motivasi politik, kekuasaan, meraih status tertentu, dan lain sebagainya dalam transaksi yang bernafaskan guangxi. Sebaliknya, jika seseorang melakukan wan-prestasi atas komitmen yang terbangun dalam semangat guangxi, maka dengan mudah citra negatif akan tersebar dan habislah masa depan bisnisnya. Jaringan guangxi terwujud karena berbagai latar belakang, ada yang karena memiliki kesamaan asal daerah (qingqi), teman satu alumni (tongxue), sahabat ketika di perguruan tinggi (tongshi), atau karena ada kesamaan minat (tonghao). Melihat latar belakang terbentuknya, perlu dicermati bahwa guangxi tidak identik dengan kekeluargaan (familialism) dan paternalism. Guangxi lebih mentik beratkan pada adanya tata aturan tidak tertulis (unwritten codes) yang melindungi perilaku oportunistik anggotanya. Menyusul perubahan kebijakan ekonomi China, banyak perantau yang telah sukses di berbagai negara, karena guangxi, mereka kembali dengan membawa investasi untuk membangun tanah leluhur. Meskipun dalam skala yang lebih kecil, hal serupa terjadi pula di India. Pengusaha India yang sukses berbisnis di Amerika, Eropa dan Asia

kembali ke negaranya, membangun bisnis untuk mendukung bisnis intinya di luar negeri, dengan mempekerjakan tenaga lokal. Hasilnya, China dan India dapat segera masuk ke pasar global, dengan kualitas dan harga yang kompetitif. Peran Konsumen Masyarakat China melakukan berbagai perubahan untuk memperbaiki keadaan perekonomiannya. Demikian juga dengan India. Kehidupan para wanita di India mulai mengalami perubahan terutama bagi wanita muda. Saat ini wanita muda dapat menentukan sendiri apa yang diinginkan atau tidak diinginkannya. Bagi masyarakat India, perubahan pandangan terhadap wanita dalam kehidupan merupakan suatu revolusi. Bagi para pengusaha di India, perubahan tersebut merupakan suatu kesempatan untuk melakukan eksploitasi. Dengan jumlah penduduk sebesar satu miliar dan 70% di antaranya merupakan penduduk miskin, India memerlukan barang dan jasa yang murah namun berkualitas. Kebanyakan produk luar negeri terlalu mahal bagi pasar India. Para teknisi dan professional di India terfokus pada penemuan solusi dari permasalahan tersebut pada berbagai bidang mulai dari manufaktur dan kesehatan hingga keuangan dan pendidikan untuk menghasilkan produk berkualitas yang dapat diperoleh masyarakat India yang miskin dengan memproduksi dengan skala besar dan efisiensi. Inovasi Bisnis dan Teknologi Walaupun tanpa suatu penemuan jenius yang inovatif, para teknisi China dapat mengkloning teknologi dunia yang paling maju dalam telecommmunication and computer gears. Sebagian besar pengusaha telah menyadari pencapaian China dalam industri manufaktur. Selain konsumen gadget dan komponen elektronik, pengaruh China dalam teknologi global yang paling utama yaitu dalam persaingan teknologi khususnya peralatan jaringan. China berusaha mengimbangi kemajuan teknologi guna menghindari ketergantungan kepada negara maju, dan sekaligus menyediakan produk teknologi bagi negara negara lain. Selama bertahun-tahun, China memberikan harga murah pada berbagai barang pertokoan seperti sepatu, pakaian, dan microwave oven. Saat ini, China sedang mengembangkan

industri teknologi intensif, misalnya seperti pada otomotif, baja, kimia, semikonduktor, dan elektronik digital. Akhirnya China dengan cepat dapat menyusul ketinggalannya dalam industri teknologi dan teknik mesin dan menjadi pemimpin manufaktur pada bidang tersebut dan mungkin akan menjadi pusat inovasi yang utama. India pun, saat ini sedang berusaha mengembangkan inovasi dalam teknologi. Salah satunya adalah pengembangan software yang dilakukan oleh para wirausahawan baru yang memiliki kerja sama dengan perusahaan software global. Hingga akhir 2006, India telah menghasilhan ratusan ribu teknisi mesin industri dan software. Dengan adanya kebutuhan pemasangan software, keahlian masyarakat India dapat berkembang dengan cepat. Masyarakat India menyadari keuntungan dari rendahnya biaya akan berakhir mungkin dalam lima belas tahun mendatang, dan persaingan dari China, Brazil dan Ukraine akan semakin ketat. Untuk itu, perlu adanya inovasi teknologi, jika tidak maka mereka tidak akan dapat bertahan. Korupsi Kedua negara sedang berjuang keras untuk menghilangkan korupsi yang banyak terjadi di institusi pemerintah dan partai politik. Korupsi terjadi meluas di kedua negara. Polusi udara dan air yang mengiringi industrialisasi mengancam lingkungan ekologis dan mengganggu kesehatan. Di China belum ada ketegasan hukum mengenai perlindungan lingkungan dan hak cipta. Proses pengambilan kebijakan tidak jelas sehingga pemutusan atas kasus-kasus pelanggaran aturan, penggelapan dan pencurian intellectual property, melalui pengadilan sangatlah sulit. Sedangkan India memiliki sistem hukum barat, tetapi bergerak sangat lambat dan investasi jangka panjang dihentikan oleh perlawanan politik dan perubahan kebijakan yang tidak diharapkan. Pelanggaran Hak Cipta Besarnya populasi China dan India memunculkan pasar besar baru yang paling penting bagi perekonomian dunia untuk setiap produk barang mulai dari mobil hingga ponsel. China merupakan salah satu pasar di dunia yang paling berisiko dan paling kompleks. Hak cipta intelektual diabaikan dan banyak perjanjian yang dibatalkan sepihak.

Kegagalan peraturan mengenai lingkungan terus berkembang. Pertumbuhan kapasitas yang berlimpah dan persaingan yang sengit dari perusahaan-perusahaan China masih mengutamakan menjaga rendahnya harga-harga. Adanya langkah besar dalam perubahan, membuat China perlu melakukan penyesuaian secara konstan agar dapat terus bertahan. Saat ini, agar dapat berhasil berbisnis di China, diperlukan lebih dari guanxi dan perbaikan produk lama, yaitu menjaga bakat managerial orang China dan memberikan mereka kendali untuk menjalankan kegiatan utama perusahaan. Keberhasilan tersebut juga membutuhkan penguasaan mengenai pasar China yang rumit dengan berbagai segmentasi pasar. Prospek Indonesia? Dibandingkan dengan China dan India, Indonesia memiliki banyak kesamaan. Populasi, geografi, demografi dan nilai nilai budaya ketimuran yang saling memengaruhi. Yang menjadi persoalan, dengan titik awal yang relatif sama (di tahun 70-an GDP Indonesia lebih besar dari China dan India) mengapa kedua negara tersebut kinerja pertumbuhan ekonominya jauh lebih bagus dibanding Indonesia? Menggunakan konsep Porter tentang Competitiveness of The Nations, maka jawab singkatnya, kekurangan terletak pada birokrasi dan rezim pemerintahan. Meski jawaban ini tidak seratus persen benar, namun bila birokrat kita berlapang dada, tidak defensif namun instropeksi dan selanjutnya membuat kebijakan perubahan dan sekaligus mengimplementasikanya secara kontinyu dan konsisten dengan dukungan anggaran sebagaimana dilakukan oleh Deng Xiao Ping dan Pemimpin India, prospek Indonesia dalam mengejar ketertinggalan dari kedua negara tersebut sangat besar. Indonesia dapat memilih membuat produk komplemen bagi produk China dan India, sehingga upaya sinergi, loby diplomatik perlu dilakukan. Atau menghasilkan produk yang memilki keunggulan komparatif dari produk kedua negara tersebut, seperti kerajinan rumah tangga, teknologi menengah, dan produk intelektual (piranti lunak komputer).***** *) Mahasiswa S3, Manajemen Strategi, Sekolah Pasca Sarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.