BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PELAYANAN PUSAT PRIMER ALUN-ALUN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting, mengingat bahwa fasilitas ruang parkir merupakan bagian dari sistem

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku Literatur Dunn, William N Public Policy Analysis. New Jersey : Prentice Hall, Inc.

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di dalamnya terdapat unsur pergerakan

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan keamanan, serta pembangunan nasional, harus diselenggarakan dengan tujuan

Daftar Pustaka. 3. Aronoff, S Geographic Information System, A Management Perspective. WDL Publications. Ottawa, Canada.

SEA SIDE MALL PADA KAWASAN WATERFRONT KOTA BENGKALIS-RIAU (Studi Kasus pada Pantai Andam Dewi Bengkalis) Penekanan Desain Arsitektur Morphosis

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pusat Kota Bandung. Berikut merupakan batas-batas Tegal Lega, Kecamatan Regol. a. Sebelah utara : jl.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, kebutuhan akan adanya sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang berjalan atau berhenti. Untuk kendaraan-kendaraan yang berhenti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D

BAB 5 KESENJANGAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pengembangan


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB 4 TOLERANSI PENGUNJUNG DAN WISATAWAN TERHADAP KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA BANDUNG

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berakumulasinya kegiatan administratif, ekonomi, sosial, dan politik skala

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Erwindy, Jossy. Tesis Magister dengan judul Analisis Kesesuaian Lahan Sebagai Masukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan manusia dan barang. Pergerakan penduduk dalam memenuhi kebutuhannya terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota 1.1 LATAR BELAKANG

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, didapatkan kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, bidang pariwisata pantai merupakan salah satu kegiatan atau hal yang mempunyai

BAB III DATA DAN ANALISIS

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kecamatan Bogor Tengah merupakan kecamatan yang posisinya berada di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KAJIAN KARAKTERISTIK KORIDOR JALAN LETJEND. SUKOWATI SEBAGAI PENUNJANG AKTIVITAS PERDAGANGAN PUSAT KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D

BAB I PENDAHULUAN. di sisi jalan. hal ini seringkali mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan. Lalu lintas memiliki

BAB I PENDAHULUAN. maka pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana kota untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada profit maupun non profit selalu memiliki tujuan dalam

BAB III DATA DAN ANALISIS

GAMBAR 6.1 KOMPOSISI PENGUNJUNG YANG DATANG DAN TERDAPAT DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang pesat serta perkembangan kota secara keseluruhan yang terjadi pada suatu kota sangat berpengaruh pada struktur ruang kota tersebut. Pusat kota lama, yang semula merupakan pusat pelayanan bagi penduduk kota juga dapat mengalami perubahan pada fungsi serta kegiatannya. Adanya perkembangan kota dapat mengakibatkan menurunnya fungsi pusat kota, yang disebabkan oleh adanya kemacetan lalu lintas, waktu perjalanan, biaya-biaya lainnya dan tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi (Norma.K 1977, 3 dalam Enli, 1992). Selain mengakibatkan perubahan kepada fungsi dan kegiatan di pusat kota, adanya perkembangan kota juga dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan pusat kota untuk melayani kebutuhan penduduk kota dan wilayah sekitarnya, karena jarak dan wilayah yang harus dilayani pusat kota tersebut akan semakin jauh dan luas. Oleh karena itu, sebuah kota seringkali mengalami perubahan struktur pusat pelayanan kota, dari monosentrik (satu pusat pelayanan utama) menjadi duosentrik atau polisentrik (Sujarto, 1974). Perubahan struktur ini pada umumnya ditandai dengan pemencaran (desentralisasi) pusat-pusat pelayanan kota ke wilayah kota lainnya. Hal ini dilakukan agar seluruh wilayah kota dapat terlayani oleh secara efektif oleh pusat-pusat pelayanan tersebut, sesuai dengan jangkauan pelayanannya masing-masing. Saat ini Kota Bandung juga mengalami pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota yang pesat. Kota Bandung mengalami pertambahan penduduk dan aktivitas yang pesat, dan salah satu implikasinya adalah meluasnya wilayah administratif Kota Bandung. Akibat adanya perluasan ini jarak yang harus dilayani oleh pusat Kota Bandung (Alun-alun) semakin luas dan ketergantungan penduduk terhadap pusat kota menjadi sangat tinggi (RTRW Kota Bandung 2004-2013). Oleh karena itu, seperti yang tercantum pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung tahun 2004-2013, satu pusat primer baru di Gedebage dikembangkan untuk membantu pelayanan pusat kota Alun- 1

2 alun (central business district), yang juga masih difungsikan sebagai pusat primer. Selain itu juga dikembangkan enam pusat sekunder yang tersebar di seluruh wilayah Kota Bandung. Pusat primer ini merupakan suatu pusat kegiatan ekonomi dan sosial dengan skala pelayanan mulai dari beberapa WP (Wilayah Pengembangan), skala kota sampai skala wilayah dan nasional, sedangkan pusat sekunder merupakan pusat kegiatan ekonomi dan sosial dengan skala pelayanan pada sebagian wilayah kota atau setara dengan satu WP (RTRW Kota Bandung tahun 2004-2013) Adanya dua pusat primer ini diharapkan dapat melayani penduduk di seluruh wilayah Bandung secara lebih merata. Pusat primer Alun-Alun dan Gedebage diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat perdagangan, jasa dan sosial budaya bagi penduduk di skala kota, regional, nasional dan internasional sesuai yang tercantum di RTRW Kota Bandung 2004-2013. Sampai saat ini pusat primer Gedebage belum selesai dikembangkan, dan pusat primer Alun-Alun yang merupakan pusat kota lama diharapkan sudah dapat berfungsi dan dikendalikan sebagai pusat primer. Alun-alun Kota Bandung saat ini memang sudah harus dapat berfungsi sebagai pusat primer agar dapat melayani penduduk secara optimal, terlebih dengan belum dimulainya pembangunan pusat primer Gedebage yang menyebabkan Alun-alun harus sudah dapat berfungsi sebagai satu-satunya pusat primer di Kota Bandung. Pada saat ini pusat primer Alun-alun Kota Bandung atau pusat Kota Bandung sudah mengalami beberapa gejala penurunan pelayanan. Pertama adalah adanya kemacetan pada hampir setiap ruas jalan di kawasan pusat kota (Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kota Bandung 2007). Adanya kemacetan lalu lintas ini cenderung akan menurunkan kegiatan perdagangan di pusat kota (Kustiwan, 2000). Selain itu juga terjadi penurunan kualitas fisik di wilayah Alun-alun menjadi kumuh dan tidak menarik (Pikiran Rakyat, 25 Juni 2007). Lingkungan kumuh dan tidak menarik ini salah satunya disebabkan oleh banyaknya unit pertokoan yang tidak terawat atau tidak terpakai lagi, terutama pada ruas-ruas jalan tertentu seperti pada Jalan Otto Iskandardinata, Jl. Asia Afrika ruas Banceuy-Otista, dan Jalan Dalam Kaum. Adanya penurunan kualitas lingkungan ini merupakan suatu indikasi adanya penurunan fungsi pusat kota

3 yang dapat disebabkan oleh luapan aktivitas ekonomi dimana terjadi desentralisasi kegiatan perdagangan ke wilayah pinggiran (Berry dalam Pradoto, 1999). 1.2 Rumusan Persoalan Dari latar belakang diatas diketahui bahwa Alun-alun Kota Bandung yang merupakan pusat kota/cbd kini harus sudah dapat berfungsi sebagai pusat primer. Beberapa gejala penurunan pelayanan sudah terjadi di Alun-alun. Saat ini, belum ada evaluasi yang dilakukan untuk menilai pelayanan Alun-alun sebagai pusat primer. Berdasarkan persoalan tersebut maka perlu dilakukan evaluasi untuk menilai sejauh mana Alun-alun sudah dapat berfungsi sebagai pusat primer. Alun-alun sebelum ditetapkan sebagai pusat primer adalah juga merupakan suatu pusat kota/cbd. Hal ini akan menjadikan pusat primer Alun-alun memiliki karakteristik yang berbeda apabila dibandingkan dengan pusat primer lainnya yang bukan merupakan pusat kota. Oleh karena itu pertanyaan pertama yang akan ditemukan jawabannya dalam penelitian ini adalah apa karakteristik dan kriteria pusat primer yang juga merupakan pusat kota? Selanjutnya perlu juga untuk diketahui bagaimana cara mengevaluasi pelayanan Alun-alun Kota Bandung dalam fungsinya sebagai pusat primer? 1.3 Tujuan dan Sasaran Tujuan dari studi adalah mengevaluasi pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung saat ini, sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Menentukan kriteria dan indikator penilaian pelayanan pusat primer Alunalun Kota Bandung 2. Menilai tingkat pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung.

4 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini terdiri dari manfaat akademik dan manfaat praktis : - Manfaat akademik Metode penilaian pelayanan pusat primer yang digunakan pada penelitian ini dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pelayanan pusat primer lain yang juga merupakan pusat kota. - Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada pemerintah Kota Bandung mengenai kondisi pelayanan pusat primer Alun-alun saat ini. Dengan demikian gambaran tersebut dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penataan dan pengembangan pusat primer Alun-alun Kota Bandung. 1.5 Ruang Lingkup Studi 1.5.1 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi pada studi ini akan difokuskan pada evaluasi semu untuk menilai pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung. Pelayanan ini akan dilihat dari segi fungsi dan jangkauan pelayanannya. Fungsi yang dimaksudkan disini adalah aktivitas serta fasilitas (umum, sosial maupun komersial) yang ada di pusat primer Alun-alun Kota Bandung, sedangkan jangkauan pelayanan yang dimaksud disini adalah jangkauan pelayanan dalam artian sampai sejauh mana pelayanan pusat primer Alun-alun serta aksesibilitas pusat primer Alun-alun Kota Bandung. Kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi pelayanan ini diturunkan dari kriteria pelayanan pusat primer yang ditetapkan dalam RTRW Kota Bandung tahun 2004-2013 dan dari literatur-literatur lain mengenai pusat primer. 1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah Wilayah yang diangkat sebagai objek penelitian adalah kawasan yang mencakup Kelurahan Kebon Pisang, Braga, Cikawao, Paledang, Karang Anyar, Nyengseret, Balonggede, Pungkur, dan Kebon Jeruk. Batasan wilayah studi tersebut adalah sebagai berikut :

5 Sebelah Utara :Jl. Kebonjati-Suniaraja-Lembong- Veteran Sebelah Selatan :Jl. Inggit Ganarsih Sebelah Barat :Jl. Astana Anyar Sebelah Timur :Jl. Karapitan Wilayah studi ini didapatkan berdasarkan delineasi kawasan pusat Kota Bandung yang ditetapkan dalam Rencana Pengembangan dan Penataan Kawasan Inti Pusat Kota Bandung tahun 2000.

9 1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan untuk analisis dalam penelitian ini diperoleh melalui survey data primer dan survey data sekunder. Data primer didapatkan melalui kuesioner serta observasi, sedangkan data sekunder didapatkan melalui penelusuran literatur dan perundangan-undangan terkait. Berikut perincian pengumpulan data yang dilakukan : Survey pustaka dan instansi untuk mendapatkan data sekunder yang berkaitan dengan pusat primer, Kota Bandung, dan pusat primer Alunalun Kota Bandung. Survei instansi dilakukan ke dinas-dinas dan badan pemerintahan terkait seperti Dinas Tata Kota Bandung (Rencana Penataan dan Pengembangan Kawasan Inti Pusat Kota Bandung), dan Dinas Perhubungan Kota Bandung (data trayek angkutan kota dan bis kota). Survey data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pengunjung/konsumen di kawasan pusat primer Alun-alun Kota Bandung. Observasi langsung ke kawasan pusat primer Alun-alun Kota Bandung juga dilakukan untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai kondisi pusat primer Alun-alun Kota Bandung saat ini, termasuk mengamati distribusi serta intensitas aktivitas-aktivitas yang terjadi. Keseluruhan survey data primer ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi fungsi dan jangkauan pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung saat ini. 1.6.2 Metode Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini dilakukan survei data primer dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pengunjung/konsumen di kawasan pusat primer Alun-alun Kota Bandung. Pengunjung/konsumen pusat primer Alun-alun ini tidak akan diketahui populasinya dan pengambilan sampel pun tidak bisa benar-benar dilakukan secara acak, oleh karena itu seberapa besarpun sampel yang diambil kesimpulan yang ditarik pada akhir penelitian tidaklah merupakan kesimpulan dari seluruh pengunjung pusat primer Alun-alun Kota Bandung, tetapi hanya kesimpulan dari konsumen yang kebetulan sedang berkunjung ke pusat primer Alun-alun dan menjawab kuesioner yang diajukan.

10 Kegiatan-kegiatan yang ada di pusat primer sebagian besar terletak di sepanjang jalan-jalan di dalam kawasan pusat primer. Responden yang dipilih untuk diberi kuesioner adalah responden yang sedang berkegiatan atau sedang melakukan kegiatan di fasilitas-fasilitas umum dan komersial di pusat primer Alun-alun Kota Bandung. Oleh karena itu penyebaran kuesioner akan dilakukan di jalan-jalan yang termasuk kedalam kawasan pusat primer Alun-alun Kota Bandung. Terdapat 26 jalan di kawasan pusat primer, namun pada penyebaran kuesioner ini tidak kesemua jalan tersebut dianggap sebagai satu ruas jalan. Terdapat beberapa pasang ruas jalan yang dianggap sebagai satu jalan karena dua ruas jalan tersebut berdekatan dan intensitas kegiatannya homogen. Selain itu juga terdapat jalan-jalan dimana tidak dilakukan penyebaran kuesioner karena intensitas kegiatan maupun pengunjung di jalan tersebut sangat rendah, seperti Jl. Tamblong dan Jl. Lembong. Dengan demikian didapat 20 ruas jalan yang menjadi wilayah penyebaran kuesioner (Jalan Suniaraja-Kebonjati, Jalan Veteran, Jalan ABC-Banceuy, Jalan Braga, Jalan Naripan, Jalan Jend. Sudirman, Jalan Asia Afrika, Jalan Cibadak-Gardujati, Jalan Dalem Kaum, Jalan Lengkong Kecil, Taman Alun-alun dan Jalan Alun-alun Timur, Jalan Kalipah Apo- Astana Anyar, Jalan Kepatihan, Jalan Dewi Sartika, Jalan Lengkong Besar- Cikawao, Jalan Karapitan, Jalan Otto Iskandardinata, Jalan Moh. Toha, Jalan Pungkur dan Jalan Inggit Ganarsih (Ciateul)). Jumlah kuesioner yang disebarkan di setiap ruas jalan ini adalah sebanyak 10 kuesioner. Pembagian wilayah penyebaran kuesioner dan jumlahnya hanya dimaksudkan agar kuesioner tersebar secara merata di seluruh kawasan pusat primer Alun-alun Kota Bandung dan mendapatkan responden yang lebih beragam dengan kegiatan/aktivitas yang beragam pula, tidak untuk merepresentasikan populasi pengunjung pusat primer Alun-alun Kota Bandung.

11 1.6.3 Metode Analisis Untuk mengevaluasi pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung, digunakan evaluasi semu. Evaluasi semu adalah evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang akurat dan valid mengenai hasil kebijakan. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai apakah pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung saat ini sudah dapat memenuhi kriteria pelayanan pusat primer yang ditetapkan dari berbagai literatur mengenai pusat primer. Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan kriteria dan indikator penilaian pelayanan pusat primer Alunalun Kota Bandung Pusat primer yang akan dievaluasi pelayanannya dalam penelitian ini adalah pusat primer Alun-alun Kota Bandung. Pusat primer Alun-alun ini juga merupakan pusat kota Bandung. Oleh karena itu pertama-pertama perlu diperbandingkan dulu antara karakteristik pusat primer dan karakteristik pusat kota (didapatkan melalui penelusuran literatur, dokumen formal, dan undang-undang) sehingga dapat diketahui aspekaspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi pelayanan pusat primer yang juga merupakan pusat kota. Setelah itu berdasarkan aspek-aspek tersebut dapat ditentukan kriteria penilaian pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini hanya kriteria kegiatan pelayanan dengan skala regional dan juga disesuaikan dengan kondisi kawasan Alun-alun saat ini. Kriteria-kriteria ini kemudian diturunkan kedalam indikator-indikator. Indikator-indikator ini lah yang dijadikan dasar untuk menyusun kerangka survey dan menilai secara langsung pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung saat ini. 2. Menilai tingkat pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung Hasil survey dan analisis digunakan untuk menilai ketercapaian indikatorindikator yang telah ditentukan. Masing-masing indikator ini memiliki atribut berupa skor/ranking. Skor/ranking ini digunakan untuk menilai tingkat pelayanan Alun-alun berdasarkan hasil survey dan analisis

12 tersebut. Skor ini merupakan nilai antara 1 sampai 3 dengan nilai 1 menunjukkan tingkat pelayanan paling rendah, nilai 2 menunjukkan tingkat pelayanan sedang dan nilai 3 menunjukkan tingkat pelayanan tinggi. Kesimpulan akhir didapatkan dengan melihat jumlah munculnya skor 3. Apabila skor 3 muncul sebanyak 5-6 kali maka pusat primer Alunalun dikatakan memiliki tingkat pelayanan tinggi, apabila skor 3 muncul sebanyak 3-4 kali maka tingkat pelayanan pusat primer Alun-alun dikatakan sedang dan apabila skor 3 muncul sebanyak 1-2 kali maka tingkat pelayanan pusat primer Alun-alun dikatakan rendah.

15 1.7 Sistematika Penulisan Bab II Konsep Evaluasi dan Pusat Primer Bab ini menguraikan mengenai konsep evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini. Selain ini juga akan dijelaskan teori-teori dan karakteristik pusat primer serta pusat kota. Pada bagian akhir dijelaskan mengenai aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam mengevaluasi pusat primer Alun-alun Kota Bandung. Bab III Kriteria dan Indikator Evaluasi Pelayanan Pusat Primer Alun-alun Kota Bandung Bab ini berisi karakteristik pusat primer Alun-alun saat ini dan penyusunan kriteria serta indikator yang akan digunakan dalam evaluasi pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung. Bab IV Evaluasi Pelayanan Pusat Primer Alun-alun Kota Bandung Bab ini berisi analisis mengenai pelayanan pusat primer Alun-alun saat ini, yang diketahui dari hasil pengolahan kuesioner, data sekunder dan observasi. Pada bab ini juga akan diketahui pemenuhan dari indikator-indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Bab V Tingkat Pelayanan Pusat Primer Alun-alun Kota Bandung Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis dan temuan lapangan berupa tingkat pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung. Kemudian diuraikan rekomendasi yang dapat diberikan bagi hasil studi, serta saran untuk studi lanjutan.

16 Tabel I.2 Metode Penelitian No Sasaran Data yang Dibutuhkan Teknik Pengumpulan Data Analisis Output 1 Menentukan kriteria dan indikator penilaian pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung 2 Menilai tingkat pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung. - Kriteria pelayanan pusat primer - Dari penyebaran kuesioner : asal responden - Dari observasi lapangan dan data sekunder : ketersediaan dan kondisi fasilitasfasilitas yang ada di Studi literatur : - RTRW Kota Bandung - Teori tempat pusat - Dokumen pemerintah (Dinas Tata Kota DKI Jakarta, Ditjen Bina Marga dan Departemen Pekerjaan Umum Indonesia) Survey data primer : kuesioner kepada pengunjung pusat primer Alun-alun, observasi langsung terhadap karakteristik aktivitas dan fasilitas di pusat primer Alun-alun Kota Bandung Content analysis : Kriteria-kriteria mengenai pusat primer yang didapatkan dari berbagai sumber dipilih dan disesuaikan dengan kondisi pusat primer Alun-alun saat ini sehingga didapatkan satu rangkaian kriteria tertentu. Kriteria ini kemudian diturunkan kedalam Indikator yang merupakan karakteristik yang dapat diamati secara langsung untuk mengindikasikan tercapai/tidaknya kriteria tersebut. Penilaian tingkat pelayanan ditentukan menggunakan metode modus, yaitu dengan melihat jumlah skor 3 yang muncul dari setiap indikator. Kriteria dan indikator yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi dan jangkauan pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung. Tingkat pelayanan pusat primer Alun-alun Kota Bandung saat ini

17 No Sasaran Data yang Dibutuhkan Teknik Pengumpulan Data Analisis Output pusat primer Alun-alun Kota Bandung, ketersediaan dan kondisi jalan, ketersediaan dan kapasitas fasilitas parkir, ketersediaan rute angkutan umum,

18 Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran Pertumbuhan penduduk serta perkembangan Kota Bandung yang sangat pesat mengakibatkan meluasnya wilayah administratif Kota Bandung pusat kota Alun-alun harus melayani wilayah lebih luas Latar Belakang RTRW Kota Bandung 2004-2013 : pusat kota Alun-alun ditetapkan sebagai pusat primer bersama dengan Gedebage Gejala penurunan pelayanan pusat primer Alun-alun : kemacetan dan penurunan kualitas fisik Rumusan Persoalan Belum ada evaluasi yang dilakukan untuk menilai pelayanan Alunalun Kota Bandung sebagai pusat primer Tinjauan Literatur Karakteristik Pusat Primer Karakteristik Pusat Kota Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam evaluasi pusat primer yang juga pusat kota Kriteria evaluasi Karakteristik pusat primer Alun-alun Kota Bandungsaat ini Indikator evaluasi pelayanan pusat primer Alun-alun Kuesioner, data sekunder, observasi Analisis Evaluasi Pelayanan Pusat Primer Alun-alun Kota Bandung Kondisi pelayanan pusat primer Alun-alun saat ini Kesimpulan Tingkat Pelayanan Pusat Primer Alun-alun Kota Bandung