Variabilitas Angin dan Gelombang Laut Sebagai Energi Terbarukan di Pantai Selatan Jawa Barat

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH HIBAH KOMPETITIF

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN TANJUNG MAS SEMARANG DALAM UPAYA PENCARIAN POTENSI ENERGI ALTERNATIF

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DISTRIBUSI ARUS PERMUKAAN LAUT DI TELUK BONE PADA TAHUN

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT...

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah

KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT BERDASARKA N MUSIM ANGIN DI PERAIRAN PULAU BINTAN ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

Arah Dan Kecepatan Angin Musiman Serta Kaitannya Dengan Sebaran Suhu Permukaan Laut Di Selatan Pangandaran Jawa Barat

VARIASI BULANAN GELOMBANG LAUT DI INDONESIA MONTHLY OCEAN WAVES VARIATION OVER INDONESIA

Variabilitas Suhu Permukaan Laut Di Pantai Utara Semarang Menggunakan Citra Satelit Aqua Modis

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

Model Distribusi Kecepatan Angin untuk Peramalan Gelombang dengan Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb di Perairan Semarang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN POTENSI TENAGA GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI PERAIRAN MALANG SELATAN

Studi Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata Mulyadi 1), Muh. Ishak Jumarang 1)*, Apriansyah 2)

Pemetaan Potensi Energi Angin di Perairan Indonesia Berdasarkan Data Satelit QuikScat dan WindSat

PEMODELAN TINGGI GELOMBANG UNTUK PENENTUAN TINGKAT KERENTANAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI. Ankiq Taofiqurohman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

VARIASI GELOMBANG LAUTDI SELAT MAKASSAR BAGIAN SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

POLA ARUS PERMUKAAN PADA SAAT KEJADIAN INDIAN OCEAN DIPOLE DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA TROPIS

KARAKTERISTIK DAN VARIABILITAS BULANAN ANGIN PERMUKAAN DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Suhu menyatakan banyaknya bahang (heat) yang terkandung dalam suatu

Pengaruh Angin Dan Kelembapan Atmosfer Lapisan Atas Terhadap Lapisan Permukaan Di Manado

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

PENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP

POLA ANGIN DARAT DAN ANGIN LAUT DI TELUK BAYUR. Yosyea Oktaviandra 1*, Suratno 2

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu

PENGARUH DIPOLE MODE TERHADAP CURAH HUJAN DI INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan April 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2012 KATA PENGANTAR

Kajian Potensi Arus Laut Sebagai Energi Pembangkit Listrik Di Selat Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur

PEMETAAN ARUS DAN PASUT LAUT DENGAN METODE PEMODELAN HIDRODINAMIKA DAN PEMANFAATANNYA DALAM ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI TUGAS AKHIR

Hubungan Upwelling dengan Jumlah Tangkapan Ikan Cakalang Pada Musim Timur Di Perairan Tamperan, Pacitan

Pola Angin Musiman di Perairan Malang Selatan, Jawa Timur

PEMETAAN GELOMBANG LAUT DENGAN METODE PEMODELAN NUMERIK DAN PEMANFAATANNYA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KERENTANAN WILAYAH PESISIR TERHADAP ABRASI

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

Jurnal Gradien Vol.4 No. 2 Juli 2008 :

ATLAS POTENSI ENERGI LAUT. Harkins Prabowo. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan S A R I

OCEAN ENERGY (ENERGI SAMUDERA)

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

Musim Hujan. Musim Kemarau

KAJIAN REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarakan perubahan setiap 30 tahun sekali.

FENOMENA UPWELLING DAN KAITANNYA TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN IKAN LAYANG DELES (Decapterus Macrosoma) DI PERAIRAN TRENGGALEK

KONDISI OSEANOGRAFIS SELAT MAKASAR By: muhammad yusuf awaluddin

Analisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan

Bulan Januari-Februari yang mencapai 80 persen. Tekanan udara rata-rata di kisaran angka 1010,0 Mbs hingga 1013,5 Mbs. Temperatur udara dari pantauan

ALTERNATIF PEMANFAATAN ENENRGI GELOMBANG SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MASYARAKAT PESISIR

JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT MENGGUNAKAN SISTEM TURBIN SAVONIUS TERMODIFIKASI

ANALISIS KARAKTERISTIK INTENSITAS CURAH HUJAN DI KOTA BENGKULU

Laporan Perjalanan Dinas Chief BRKP-DKP Bagus Hendrajana, Chief FIO Mr Jianjun Liu

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Salinitas pada Indomix Cruise

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MONSUN MUSIM PANAS LAUT CHINA SELATAN TERHADAP CURAH HUJAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PERAIRAN SELATAN BALI

Karakteristik Parameter Oseanografi (Pasang-Surut, Arus, dan Gelombang) di Perairan Utara dan Selatan Pulau Bangka

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 1 (2014), Hal ISSN :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. INFORMASI METEOROLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN POLA PERGERAKAN ARUS PERMUKAAN PADA MUSIM PERALIHAN TIMUR-BARAT DI PERAIRAN SPERMONDE

SIMULASI PENGARUH ANGIN TERHADAP SIRKULASI PERMUKAAN LAUT BERBASIS MODEL (Studi Kasus : Laut Jawa)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. INFORMASI METEOROLOGI

Oleh. Muhammad Legi Prayoga

DINAMIKA TRANSFORMASI GELOMBANG MENGGUNAKAN MODEL CMS-WAVE (COASTAL MODELLING SYSTEM - WAVE) DI PANTAI BOOM TUBAN, JAWA TIMUR

Bab I. Pendahuluan. Energi listrik adalah energi yang tersimpan dalam arus listrik, dimana

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

Z. Sya diyah/bimafika, 2014, 11, ANALISIS POTENSI ANGIN WILAYAH AMBON SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI TERBARUKAN BERBASIS WIND ENERGY

KAJIAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT DI PERAIRAN SELAT ANTARA PULAU KANDANG BALAK DAN PULAU KANDANG LUNIK, SELAT SUNDA

Transkripsi:

Noir P. Purba : Variabilitas Angin dan Gelombang Laut sebagai Energi Terbarukan Variabilitas Angin dan Gelombang Laut Sebagai Energi Terbarukan di Pantai Selatan Jawa Barat The Wind and Sea Waves Variability as Renewable Energy in the Southern West Java Noir Primadona Purba Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jl. Raya Jatinangor Km 21 Sumedang UBR 40600 E-mail korespondensi : noaa.phd@unpad.ac.id Abstrak Wilayah selatan Jawa Barat yang langsung berhubungan dengan samudra Hindia memiliki potensi pengembangan energi yang berasal dari angin dan gelombang laut. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pemenuhan energi yang berasal dari minyak bumi dan batubara. Pola angin dan gelombang memiliki hasil tunggang yang besar dimana pola kecepatan angin berkisar antara 5,305 12,604 m/s. Ketinggian gelombang dalam satu tahun didapatkan pada bulan Maret yaitu antara 1,95m sampai dengan 3,1m dan yang terkecil didapatkan pada bulan Februari yaitu antara 0,54m sampai dengan 1,04m. Nilai tunggang yang besar ini dikarenakan pola angin maupun gelombang mengikuti pola musiman (triwulan) akibat monsunal. Kata Kunci : Angin, gelombang, energi, Pantai Selatan Jawa Barat Abstract The southern region of West Java is directly related to the Indian Ocean have the potential development of energy derived from wind and waves laut.this research aim to provide an alternative energy needs are derived from petroleum and coal.wind and waves pattern have great result which is riding the wind speed ranged between 5.305-1.2604m/s. Wave height obtained in a single year in March of between 1.95m up to 3.1m and the smallest one is obtained in February between 0.4am till 1.04m. This great value riding due to wind and wave patterns follow a seasonal pattern (quarter) due to the monsoon. Keywords : Energy, monsoon, waves, wind, Southern West Java Sea 8

Jurnal Akuatika Vol. V No. 1/Maret 2014 (8-15) ISSN 0853-2532 Pendahuluan Menjadi Negara kepulauan memiliki tantangan tersendiri terutama dari sisi pengelolaan pesisir dan laut. Salah satu tantangannya adalah pemenuhan sumber energi terbarukan mengingat wilayah geografis Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang ke-dua di dunia. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menjawab tantangan kebutuhan energi dalam mendukung pembangunan nasional. Sampai tahun 2009, sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Indonesia masih dipasok dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Minyak Bumi masih menduduki peringkat tertinggi, yaitu 51,66%. Gas alam menduduki tingkat ke-dua, yakni 28,57%, sisanya dipasok dari energi minyak sebesar 15,34% dan energi terbarukan 4,43%. Ketergantungan terhadap konsumsi energi berbahan bakar fosil dan belum termanfaatkannya sumber energi baru terbarukan merupakan salah satu kelemahan dalam menerapkan pemerataan kebijakan energi (Yuningsih dkk., 2011). Pijakan pengembangan energi laut sebenarnya telah tersedia dalam UU No. 30/2007 tentang Energi maupun UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Salah satu sumber daya energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan berasal dari laut. Laut meyimpan energi yang dapat digunakan seperti gelombang, angin, arus, dan pasang surut. Dinamika energi gelombang dan angin berasal dari tekanan yang berbeda antar lapisan atmosfer, kemudian, energi ditransfer dari angin ke gelombang. Energi yang ditransfer tergantung pada kecepatan angin, lamanya waktu yang bertiup angin dan jaraknya (fetch). Pada prosesnya, tingkat tenaga surya dengan kekuatan sekitar 100 W/m 2 diubah menjadi gelombang dengan tingkat daya lebih dari 1.000 kw /m (Thorpe, 1999). Untuk memprediksi daya yang dapat dibangkitkan di pantai dilakukan dengan memanfaatkan data angin. Angin yang bertiup di permukaan laut merupakan faktor utama penyebab timbulnya gelombang laut. Angin yang berhembus di atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar gelombang yang terbentuk. Menurut teori Sverdrup, Munk dan Bretchneider (SMB) kecepatan angin minimum yang dapat membangkitkan gelombang adalah sekitar 10 knot atau setara dengan 5 m/s. Untuk mengkonversi tinggi dan perioda gelombang digunakan persamaan gelombang untuk perairan dangkal (CERC, 1984). Wilayah Selatan Jawa Barat merupakan daerah pesisir yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia dengan karakteristik gelombang dan angin yang berfluktuasi sepanjang tahun. Wilayah ini merupakan salah satu daerah dengan kekuatan angin dan gelombang yang tinggi sebagai implikasi dari benua Australia dan Asia (monsun) dan berbatasan dengan samudera. Pergeseran angin dan gelombang ini berfluktuasi dengan musim yang berlangsung sekitar tiga bulanan. Untuk itu penelitian ini merupakan analisis awal untuk mengemukakan bahwa wilayah selatan Jawa Barat layak untuk dijadikan sebagai wilayah studi kasus pengembangan energi terbarukan yang berasal dari angin dan gelombang. Bahan dan Metode Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer berdasarkan survei lapangan yang dilakukan di dua kabupaten yakni Sukabumi dan Pangandaran, sedangkan data sekunder digunakan untuk mendapatkan data di tiga kabupaten lainnya (Cianjur, Garut, dan Tasikmalaya). Pengukuran lapangan dilakukan pada bulan November 2012 menggunakan alat anemometer dan wavemeter. Terdapat 10 stasiun pengamatan di wilayah Sukabumi dan enam stasiun di wilayah Ciamis dengan track yang berbeda. Data sekunder yang dianalisis adalah kecepatan rata-rata angin dan gelombang berdasarkan musim yang diperoleh dari Ocean Watch. Data angin didapatkan dari QuickSCAT dengan resolusi 0,25 o x 0.25 o, dan data gelombang didapat dari AVISO.OCEANOB berformat.netcdf (Network Common Data Form) dengan resolusi 1 o. Data tersebut kemudian dikonversikan dengan layak atau tidaknya daerah kajian untuk potensi sumber energi alternatif. Hal ini bergantung pada teknologi yang ada, namun saat ini kecepatan angin yang dapat digunakan minimal 1m/s, nilai ini juga digunakan untuk membangkitkan gelombang. Selanjutnya pembuatan peta wilayah kajian dilakukan dengan bantuan software ArcGis, agar daerah penelitian dapat terlihat secara jelas dan menjelaskan jalur dimulainya titik lokasi penelitian yang dilakukan (Gambar1). 9

Noir P. Purba : Variabilitas Angin dan Gelombang Laut sebagai Energi Terbarukan Gambar 1. Peta lokasi penelitian Figure 1. Map of research area Pemanfaatan energi laut dari gelombang dihitung berdasarkan besarnya daya listrik yang dihasilkan dengan menggunakan persamaan berikut ini (K. Hulls) : P = ñg 64ð H T dengan ketentuan = 1030kg/m 3 ; g = 9,81 m/s; π sebesar 3,14; P merupakan daya listrik yang dihasilkan (Watt/meter); H merupakan ketinggian gelombang (m) dan T merupakan periode dari dua puncak gelombang. Hasil dan Pembahasan Angin Pola angin pada bulan Januari secara dominan bergerak dari arah barat daya dan barat laut menuju arah timur. Kecepatan angin yang melewati Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis berkisar antara 5,194-8,122m/s. Hal ini berbeda dengan kecepatan angin yang melewati perairan pantai selatan yang memiliki nilai yang lebih kecil yaitu hanya berkisar antara 2,265-5,194m/s (Gambar 2). Pola angin pada bulan Februari secara dominan bergerak dari arah barat laut menuju arah timur. Kecepatan angin sesaat di Kabupaten Sukabumi mencapai 12,604m/s dan kecepatannya semakin menurun ketika menuju Kabupaten Ciamis dengan nilai sekitar 9,734m/s. Kecepatan angin pada bulan ini mencapai nilai tertinggi sepanjang tahun 2012. Nilai ini sangat sesuai berdasarkan teknologi yang ada saat ini bahwa dengan kecepatan 1 m/s, angin sudah dapat dipanen 10

Jurnal Akuatika Vol. V No. 1/Maret 2014 (8-15) ISSN 0853-2532 Gambar 2. Pola angin dalam satu tahun Figure 2. Wind patterns within one year 11

Noir P. Purba : Variabilitas Angin dan Gelombang Laut sebagai Energi Terbarukan Gambar 3. Kecepatan angin (m/s) di Pantai Selatan Jawa Barat tahun 2012 Figure 3. Wind velocity (m/s) in the South Coast of West Java in year 2012 Berdasarkan Gambar 3, kecepatan angin setiap bulannya berubah-ubah, sehingga pada bulan April secara dominan berasal dari arah timur dan tenggara menuju barat laut. Kecepatan angin yang berhembus di daratan memiliki nilai yang semakin besar hingga mencapai 7,699m/s di Kabupaten Sukabumi. Pada daerah pesisir di Kabupaten Tasikmalaya pergerakan angin mengalami pembelokan ke arah pantai dengan kecepatan sekitar 1,965m/s. Sedangkan angin yang berhembus di perairan Pantai Selatan mengarah ke barat laut dengan kecepatan sekitar 1,965m/s. Angin pada bulan Mei dominan bergerak dari arah tenggara menuju barat laut dengan pergerakan yang hampir sejajar, baik pada bagian perairan maupun daratan. Kecepatan angin semakin bertambah dari arah tenggara menuju arah barat laut. Kecepatan angin tertinggi berada di Kabupaten Sukabumi dengan nilai sekitar 7,452m/s, sedangkan kecepatan di wilayah perairan berkisar antara 5,822-7,452m/s. Angin pada bulan Juni dominan bergerak dari arah tenggara menuju barat laut dengan kecepatan antara 4,012 hingga 7,839m/s. Pergerakan angin pada bulan Juli dominan bergerak dari arah timur menuju barat laut. Kecepatan angin terendah berada di perairan Kabupaten Ciamis dengan nilai 4,099m/s. Pergerakan angin pada bulan Agustus secara dominan bergerak dari arah tenggara menuju barat laut. Pergerakan ini memiliki kecepatan yang semakin tinggi dari arah tenggara menuju barat laut yaitu dari 4,025m/s hingga 9,018m/s. Di Kabupaten Garut pergerakan angin berbelok menuju arah barat dengan kecepatan 3,625m/s, dan bertemu dengan angin di Kabupaten Cianjur yang bergerak menuju arah tenggara sehingga mengindikasikan adanya gejala antisiklon. Secara keseluruhan kecepatan angin yang berhembus di bulan ini hanya berkisar antara 1,085-5,086m/s Gelombang Laut Hasil penelitian pada lokasi penelitian di pantai selatan Jawa Barat menunjukkan adanya potensi energi gelombang. Hal ini karena ketinggian gelombang yang ada berada pada daerah lepas pantai, sehingga rata-rata ketinggian gelombang setiap musimnya berbeda-beda sesuai dengan kondisi cuaca, kecepatan angin, dan musim seperti yang terlihat pada Gambar 4 dan 5. 12

Jurnal Akuatika Vol. V No. 1/Maret 2014 (8-15) ISSN 0853-2532 Gambar 4. Pola gelombang per tahun Figure 4. The pattern of waves in per year 13

Noir P. Purba : Variabilitas Angin dan Gelombang Laut sebagai Energi Terbarukan Gambar 5. Ketinggian gelombang signifikan di Pantai Selatan Jawa Barat, tahun 2012 Figure 5. Significant wave height on the South Coast of West Java in 2012 Dari hasil yang didapatkan, maka dapat dinyatakan bahwa hasil daya listrik terbesar didapatkan pada bulan Maret yaitu antara 1,95m - 3,1m dan yang terkecil didapatkan pada bulan Februari yaitu antara 0,54m - 1,04m. Maka dari itu, pemanfaatan energi dari gelombang di Pantai Selatan Jawa Barat cukup potensial untuk terus dikembangkan, namun potensi tersebut tidak lepas dari pola perubahan musim yang ada di Indonesia khususnya wilayah kajian. Perbedaan ketinggian gelombang setiap bulannya dalam satu tahun terlihat jelas naik-turun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola perubahan musim akan menentukan potensi pengembangan energi tenaga gelombang yang ada di wilayah kajian. Simpulan 1. Kecepatan angin rata-rata antara 5,305 12,604m/s. Pemanfaatan energi dari angin di wilayah ini sudah dapat dimanfaatkan untuk skala kecil maupun besar. 2. Kondisi gelombang pada wilayah kajian berkisar 1,02 3,1m. Pemanfaatan energi dari gelombang dapat dimanfaatkan pada musim peralihan satu yaitu pada bulan Maret dan April. 3. Adanya pola musim di Indonesia akan berdampak pada pemanfaatan potensi gelombang sebagai sumber energi. Kecepatan rata-rata angin dan ketinggian gelombang dipengaruhi pola musiman yang ada di Indonesia Saran 1. Perlu adanya penelitian lanjutan yang dilakukan selama satu tahun dan penelitian tentang instrumen konversi energi agar potensi energi di Pantai Selatan Jawa Barat dapat diketahui lebih detil 2. Pengembangan terhadap potensi energi angin dan gelombang perlu terus dilakukan oleh lembaga atau instansi terkait guna memenuhi kebutuhan energi dan kesejahteraan masyarakat di sekitar Pantai Selatan Jawa Barat 14 16 14

Jurnal Akuatika Vol. V No. 1/Maret 2014 (8-15) ISSN 0853-2532 Ucapan Terima Kasih Ucapan terimakasih disampaikan kepada Ditjen DIKTI melalui Hibah BOPTN, dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran selaku bagian dari penelitian ini, serta DKP Indramayu atas informasi dan data Pulau Biawak. Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan pula kepada TIM KOMITMEN (Komunitas Instrumentasi dan Survey Kelautan) dan TIM WE2P (West East Energy Project) 2012. Thorpe, T. W. 1999. A Brief Review of Wave Energy. A Report Produced for The UK Department of Trade and Insdustry. Yuningsih, A. dan A. Masduki. 2011. Potensi energi arus laut untuk pembangkit tenaga listrik di kawasan pesisir Flores Timur- NTT. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 3(1-12) Daftar Pustaka BPSPL. 2011. Pengembangan Energi. KP3K- KKP. Clearesta, E., Julianto, A., Afifah, H., Nurguritno, M., Wahyuningsih, P., Kurniasih, S. Jemira, Y. R., Dian, T. J. 2010. Konversi Energi-Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Laut. Majalah Energi-Sustainable Energy Monthly Magazine. DKP, 2006. Penyusunan Naskah Akademik Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pulau Biawak Kabupaten Indramayu. Frankael, P. 1999. Power from Marine Currents. Marine Currents Turbines Ltd. Saad, 2008.. Hari Membangun Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil. Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.Departemen Kelautan dan Perikanan. ISBN 978-979-17592-3-6. Jakarta. Togan, P. 2010. Perencanaan Sistem Penyimpanan Energi dengan Menggunakan Battery pada Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di Desa Ketapang, Kabupaten Lombok Timur, NTB. ITS-Surabaya. 15