OPTIMALISASI KATALOG ONLINE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo-

E-SCHOOL LIBRARY SEBAGAI MEDIA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Esai Terbaik dalam Lomba Menulis Esai Perpustakaan USD Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. SMA Negeri 12 Surabaya merupakan lembaga pendidikan formal yang

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

PERPUSTAKAAN IPB MENUJU DIGITAL LIBRARY Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan sekolah merupakan faktor penunjang dalam proses belajarmengajar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah

: Melakukan proses pengkatalogan buku. : Buku baru untuk diproses

Panduan Praktis Pengohan Bahan Pustaka Dengan Program Aplikasi INLISLite Versi 3 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menyelengarakan

TEKNOLGI INFORMASI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN. Oleh: Drs. Habib, M.M. 2015

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perpustakaan adalah sebuah ruangan yang berisi beberapa susunan sistematis

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

PANDUAN PENGOLAHAN KOLEKSI DAN SIRKULASI BERBASIS SLiMS. By Dian Kristyanto. Library Consultant in CV. Selembar Papyrus

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. membantu dan bermanfaat bagi lembaga-lembaga atau perusahaanperusahaan. Penyampaian informasi dengan website tidak membutuhkan

ANALISIS PENGOLAHAN KOLEKSI REFERENSI DAN DIGITALISASI KOLEKSI

MENGENAL LEBIH JAUH SIPISIS VERSI WINDOWS

Perpustakaan Universitas Bina Nusantara (Ubinus)

BAB I PENDAHULUAN. Komputer merupakan salah satu sarana yang wajib dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. hampir segala bidang kehidupan dan menuntut kinerja manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN MENUJU ERA PERPUSTAKAAN DIGITAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN STKIP SILIWANGI TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAN PUSTAKAWAN DALAM LITERASI INFORMASI BAGI PEMUSTAKA. Oleh: Ismanto Pustakawan Penyelia Universitas Islam Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masyarakatluas sebagai saran pembelajaran sepanjang hayat tanpa

MODEL PERPUSTAKAAN DIGITAL DI INDONESIA: SEBUAH USULAN 1

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT PRESIDEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMP SANTO LOUIS PALEMBANG

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH YANG EFEKTIF DAN EFISIEN. Yunus Abdul Halim

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Masalah Mengenai Alasan Pemilihan Aplikasi Open Source

PERKEMBANGAN DAN PERAN PERPUSTAKAAN KHUSUS BALAI ARKEOLOGI YOGYAKARTA SEBAGAI PENDUKUNG PENELITIAN ARKEOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOLEKSI LANGKA. Langka. Disusun oleh: Anang Fitrianto Sapto Nugroho. a.f.s.n

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS SLIMS. Titis Pratiwi *

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING

KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN DIGITAL PADA SMA NEGERI 2 BANDA ACEH. Oleh: Heri Adi, Dr. Djailani AR, M. Pd, Dr. Sakdiah Ibrahim, M. Pd.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Teknologi Informasi Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam program kegiatan praktek Kuliah Kerja Perpustakaan (KKP)

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

PROGRAM APLIKASI INLISLITE VERSI 3 SEBAGAI PILIHAN SARANA OTOMASI PERPUSTAKAAN

UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. Bab ini membahas tentang penggunaan sistem shelving di Perpustakaan

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

CONTOH ANALISIS SWOT DI PERPUSTAKAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PERANCANGAN DIGITAL LIBRARY PADA SMK NEGERI 1 INDRALAYA UTARA

Making Provisions for Applications and Services

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan rekreasi dengan menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS SOFTWARE AS A SERVICE (SAAS)

Implementasi Bootstrap Pada Sistem Informasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Pelayanan Mahasiswa Pada Perguruan Tinggi Raharja

PENGEMBANGAN KOLEKSI DI UPT. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KONVERSI DATA VTLS KE DALAM CDS/ISIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan wajah baru yang juga menyediakan berbagai macam ruang, area baca,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Angket/ kuesioner disebarkan terhadap 38 responden. Tabel-tabel di

MAKALAH KEILMUAN STUDI PERPUSTAKAAN OPAC (ONLINE PUBLIC ACCES CATALOG) Disusun Oleh : LILIES RESTHININGSIH D

Pengembangan Aplikasi Perpustakaan Sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, kesehatan, ekonomi dan pendidikan. Teknologi menjadi pilihan

1. Perkembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi

menyediakan layanan untuk mengakses koleksi tersebut. Dalam hal ini koleksi digital ini disebut sebagai sumber primer (primary resource).

BAB VI KESIMPULAN& SARAN. 1. Pendidikan pemakai yang diselenggarakan Perpustakaan UIN Sunan

Kebutuhan Pustakawan Profesional di Propinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kembali dan dimanfaatkan oleh penggunanya. mengikuti setiap perkembangan informasi yang mutakhir serta relevan dengan

Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan

Oleh Dr. Rusman, M.Pd. Konsentrasi Guru TIK-Tekpend FIP Universitas Pendidikan Indonesia

ISSN Pengembangan Perpustakaan Digital Berbasis Web di Perpustakaan Jurusan Pendidikan Dasar Universitas Pendidikan Ganesha

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

KERAGAAN PENGETAHUAN PENGELOLA PERPUSTAKAAN LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN DALAM APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

Standar Pelayanan Peminjaman dan Pengembalian Buku Perpustakaan di Lingkungan Sekretariat Negara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia maya yang semakin pesat menjadikan dunia internet sebagai

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN...

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

Menggabungkan Banyak File PDF Menjadi Satu File PDF

Transkripsi:

OPTIMALISASI KATALOG ONLINE Maks Agustinus* Maks Agustinus* Abstract The development of information technology has prompted traditional catalogue to become online catalogue (OPAC). Since OPAC is mostly developed on the basis of traditional catalogue, it solely puts the text version of the traditional catalogue to online. Instead, visual information can also be provided online easily. The recommendation to add several visual features in OPAC is expected to make it more useful for users. Survey shows that the additional features are expected by users to be available in OPAC. PENDAHULUAN Istilah perpustakaan dijital, perpustakan hibrida dan katalog online meskipun telah didefinisikan dalam berbagai tulisan dari para ahli, tetap saja membuat sebagian pustakawan terutama yang tidak terlalu paham TIK sedikit kesulitan dalam menggunakan istilah yang tepat. Pada beberapa definisi umum, perpustakaan dijital dinyatakan sebagai perpustakaan yang memiliki katalog online untuk koleksi pustaka fisik maupun dijital. Biasanya, bila ada katalog online, maka akan disediakan pula layanan peminjaman/pemesanan bahan pustaka secara online. Tersedianya sebagian ataupun keseluruhan layanan pustaka secara online sebagaimana secara fisik disebut sebagai perpustakaan hibrida. Pada beberapa definisi ekstrim, perpustakaan dijital dinyatakan sebagai perpustakaan virtual yang hanya mengelola koleksi pustaka dalam bentuk dijital (file komputer) secara dijital. Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, dimungkinkan untuk membangun sebuah perpustakaan digital * Staf Otomasi Perpustakaan Universitas Kristen Petra yang divisualisasikan dengan animasi 3 dimensi terprogram untuk membangkitkan cita rasa mirip realita dalam dunia virtual (virtual reality). Tidak menutup kemungkinan animasi 3 dimensi terprogram juga diterapkan pada perpustakaan hibrida. Virtual Reality (VR - Realita Virtual) merupakan suatu teknologi yang memungkinkan simulasi komputer terindra seperti kenyataan dengan bantuan perangkat tertentu. Perangkat tertentu inilah yang merupakan kunci interaksi input dan/atau output antara manusia dengan komputer. Tentu keadaan standardnya adalah manusia dalam keadaan normal tanpa lamunan dan sejenisnya. Sebab setiap manusia telah dikaruniai Tuhan sebuah otak yang luar biasa yang bisa membawa kepada keadaan realita virtual tanpa bantuan perangkat apapun. Sehingga animasi 3 dimensi atau bahkan hanya gambar 2 dimensi pun bila disajikan sedemikian rupa sesungguhnya sudah lebih dari cukup untuk membantu manusia untuk bisa menghadirkan realita virtual. Untuk mewujudkan animasi 3 dimensi terprogram apalagi realita 46

virtual, bagi kebanyakan institusi perpustakaan mungkin masih belum memungkinkan. Hal ini terutama terkait keterbatasan sumber daya. Bahkan bila dibandingkan dengan manfaat yang didapatkan mungkin masih tidak sebanding. Namun hal ini tidak berarti bahwa cita rasa realita tidak bisa dihadirkan dengan teknologi yang telah dimiliki oleh kebanyakan perpustakaan pada umumnya. Yaitu dengan cara menangkap proyeksi 2 dimensi dari bagian-bagian yang dibutuhkan dari realita untuk kemudian menempatkan pada katalog online sedemikian sehingga pengguna seperti berada di depan rak buku. Untuk membangun sebuah katalog online 2 dimensi dengan cita rasa realita, maka perlu dilakukan proyeksi dari realita layanan pustaka menjadi informasi katalog 2 dimensi. Tulisan ini akan membahas pengumpulan unsur-unsur apa saja yang bisa ditambahkan baik dari proyeksi 3D tampilan bahan pustaka maupun dari text yang ada dalam hasil proyeksi. Untuk mengetahui seberapa penting unsur-unsur tambahan tersebut bagi pengguna, dalam hal ini digunakan metode survei sederhana yang dikenakan pada sampel populasi/pengguna. Realita Fisik Para pengembang realita virtual, akan mengacu pada realita fisik untuk membuat realita virtual semirip mungkin dengan realita fisik. Observasi secara seksama perlu dilakukan untuk mengetahui bagian mana yang penting untuk disalin dan dibawa serta diterapkan pada realita virtual. Untuk mendapatkan cita rasa realita, maka bagian bagian penting tersebut perlu dipetakkan menjadi 2 dimensi. Tentunya tidak semua bagian penting tersebut bisa dibawa ke bentuk 2 dimensi dari katalog online. Hanya proyeksi yang dianggap signifikan saja yang akan diambil. Namun untuk tahap awal perlu diketahui realita fisik apa saja yang dilalui pengguna bila membutuhkan bahan pustaka. Dewasa ini setiap perpustakaan pasti memiliki katalog yang kebanyakan sudah online (OPAC). Pengguna bisa mengakses secara remote via web atau LAN atau langsung lewat komputer anjungan yang disediakan khusus untuk katalog online di suatu perpustakaan. Mengakses katalog, baik online maupun tradisional, adalah salah satu realita fisik. Realita fisik berikutnya adalah mencari bahan pustaka pada rak sesuai nomor katalog. Pada saat mencari, pengguna pasti secara tidak sengaja melihat-lihat bahan pustaka lainnya yang berada di sekitar bahan pustaka yang dicari. Bisa jadi aktivitas spontan ini dilakukan tanpa memanfaatkan OPAC. Pada saat tersebut, biasanya pengguna melihat informasi tulisan dan gambar yang ada di bagian cover baik depan luar, belakang luar, samping, depan dalam dan belakang dalam. Bahkan tidak jarang, pengguna juga membuka secara acak halaman dalam dari bahan pustaka. Bagi pengguna yang tidak tahu bahan pustaka apa yang dibutuhkan, pengguna akan melakukan penelusuran ke rak-rak bahan pustaka yang mungkin dia butuhkan. Proses fisik ini tentu cukup menyita waktu dan melelahkan. Tetapi hasilnya bisa sangat memuaskan bila mencari suatu bahan pustaka dan akhirnya menemukan. Begitulah kurang lebih proses fisik yang harus dilalui oleh kebanyakan pengguna untuk mendapatkan bahan pustaka yang dibutuhkan. Tentu hal ini dikecualikan untuk layanan pemesanan. Sebab hanya satu proses besar yang harus dilalui oleh pengguna yang memilih layanan pemesanan. Yaitu menunggu sampai pengguna lain yang meminjam bahan pustaka tersebut mengembalikannya. 47

Dari realita fisik yang dialami pengguna di atas, diketahui bahwa penelusuran bahan pustaka di rak masih belum mendapat perhatian khusus pada sebagian besar sistem informasi perpustakaan (katalog online dll). Sebab sebagian besar hanya mencantumkan informasi huruf (metadata) dari suatu bahan pustaka hasil pencarian/penelusuran. Kalaupun ada, hanya cover depan luar yang ditampilkan. Itupun ditampilkan dalam bentuk preview/ thumbnail (ukuran kecil). Bahkan sering cover depan diambil bukan dari koleksi yang dimiliki, melainkan dari hasil harvesting di internet untuk judul buku dan ISBN yang sama. Ini bisa dimaklumi karena katalog online memang berangkat dari katalog tradisional. Untuk efisiensi, teknik harvesting memang bagus dari pada harus melakukan scanning cover dari ribuan bahan pustaka. Namun hasilnya perlu diverifikasi apakah sesuai dengan koleksi yang dimiliki. Mengapa demikian? sebab buku dengan judul dan pengarang serta penerbit yang sama, bisa memiliki cover yang berbeda bila beda periode cetakan atau beda negara target pasar dan lain-lain. Belum lagi bila ada kesalahan teknis, baik dari pengelola web yang dituju maupun dari algoritma kode program harvesting yang digunakan. Berdasarkan pengalaman fisik pengguna, maka kita harus memproyeksikan dengan benar cover bahan pustaka bagian depan-luar, belakang-luar, samping serta depan-dalam dan belakangdalam, bila ada, ke dalam katalog online baik dalam bentuk gambar maupun teks. Bahkan, bila memungkinkan, juga beberapa halaman cuplikan isi bahan pustaka diikut sertakan. Informasi dalam bentuk gambar sangat berguna bagi pengalaman visual pengguna. Sedangkan informasi dalam bentuk teks sangat berguna bagi mesin pencari. Proses proyeksi yang benar dapat dilihat berdasarkan hasil proyeksi. Apapun alat yang digunakan dalam proses proyeksi, baik itu scanner maupun kamera, penting untuk memperhatikan hasil proyeksi. Paling tidak, gambar harus terlihat jelas dan tulisan bisa terbaca. Sedikit distorsi asal tidak terlalu menggangu, bisa ditoleransi. Berapa kira-kira tempat penyimpanan yang dibutuhkan? Kalau yang diproyeksikan adalah 5 bagian cover dan 2 halaman isi, maka akan ada 7 gambar proyeksi untuk 1 bahan pustaka. Satu gambar proyeksi bila disimpan dalam format JPG akan berukuran sekitar 200 Kilobita. Untuk 7 gambar, dibutuhkan sekitar 1,4 Megabita untuk setiap bahan pustaka. Bila ada 100.000 buku, maka tempat penyimpanan yang dibutuhkan sekitar 140 Gigabita. Bila masing-masing gambar memiliki preview, biasanya sekitar 1/5 dari file asli, maka total tempat penyimpanan sekitar 168 Gigabita. Jumlah tersebut masih belum sampai separuh dari kapasitas harddisk dipasaran saat ini yang berukuran minimal 500 Gigabita. Bahkan komputer server kelas low end sudah memiliki kapasitas harddisk minimal 1 Terabita (sekitar 1024 Gigabita). Berikut ini adalah unsur-unsur tambahan baik yang berasal dari proyeksi 3D cover buku maupun yang berasal dari beberapa halaman isi buku: a. cover depan-luar b. cover belakang-luar c. cover samping d. cover depan-dalam e. cover belakang-dalam f. daftar isi g. beberapa halaman isi buku h. komentar dari orang terkenal i. synopsis/ ringkasan/ abstraksi Hasil Survei Untuk mengetahui peringkat derajat 48

kepentingan adanya unsur-unsur di atas bagi pengguna, diadakanlah sebuah survei sederhana. Survei ini terdiri dari beberapa pertanyaan pendukung dan 1 pertanyaan utama. Sebanyak 30 responden dipilih secara acak dari populasi pengguna. OPAC yang menjadi dasar dalam survei ini adalah OPAC milik Perpustakaan Universitas Kristen Petra. Berdasarkan survei di atas didapatkan fakta-fakta berikut ini. Pengguna yang tidak pernah berkunjung ke perpustakaan mencapai 3% responden. Pengguna yang pernah ke perpustakaan tapi jarang (sekali-sekali) mencapai 77% responden. Pengunjung mingguan mencapai 7% responden. Dan pengunjung bulanan mencapai 13% responden. Total mencapai 97% responden yang pernah berkunjung ke perpustakaan. Pengguna OPAC mencapai 60% dari responden anggota perpustakaan. Yang merasa tidak terbantu dengan adanya OPAC mencapai 10% responden. Yang agak terbantu dan sangat terbantu berturut-turut mencapai 23% dan 27% responden, total 50% responden. Pengguna yang setia dengan OPAC dalam mencari bahan pustaka mencapai 26,7% responden. Pengguna yang sekalikali dan sering mengabaikan OPAC dan langsung meluncur ke rak bahan pustaka berturut-turut mencapai 66,6% dan 6,7% responden, total 73,3% responden. Sebanyak 6,7% responden menyatakan tidak pernah tertarik meminjam buku karena melihat informasi pada bagian cover buku. Sedangkan berturut-turut 86,6% dan 6,7% responden menyatakan pernah dan sering tertarik meminjam buku karena melihat informasi pada bagian cover buku. Artinya, bisa dikatakan bahwa 93,3% responden pernah tertarik pada sebuah bahan pustaka karena melihat covernya. Sebanyak 13% responden menyatakan tidak pernah tertarik melihat beberapa halaman isi buku secara acak dalam mencari bahan pustaka. Sedangkan berturutturut 80% dan 7% responden menyatakan pernah dan sering tertarik meminjam buku karena melihat informasi pada bagian halaman isi buku. Artinya, bisa dikatakan bahwa 87% responden pernah tertarik pada sebuah bahan pustaka karena melihat informasi pada beberapa bagian halaman isi buku. Berikut peringkat derajat kepentingan masing-masing unsur yang didapatkan dengan menjumlahkan pemeringkatan yang diberikan oleh masing-masing responden : a. cover depan-luar [ 1 ] b. cover belakang-luar [ 2 ] c. cover samping [ 7 ] d. cover depan-dalam [ 5 ] e. cover belakang-dalam [ 9 ] f. daftar isi [ 8 ] g. beberapa halaman isi buku [ 4 ] h. komentar dari orang terkenal [ 6 ] i. synopsis/ ringkasan/ abstraksi [ 3 ] Bila pihak management dari suatu perpustakaan memutuskan hanya bisa menerapkan sebagian saja dari unsurunsur tambahan tersebut di atas pada OPAC mereka, maka pemeringkatan ini bisa dijadikan dasar untuk memilih dan memilah unsur-unsur mana saja yang bisa dipakai. Berikutnya, sebanyak 67 % responden menyatakan mungkin akan terbantu dalam mencari bahan pustaka yang dibutuhkan bila informasi unsur-unsur tambahan diterapkan dalam OPAC. Sedangkan 33% responden meyakini, pasti terbantu dalam mencari bahan pustaka. Hal ini berarti peluang untuk bisa mencapai 100% penggunaan OPAC oleh seluruh anggota perpustakaan adalah dengan menerapakan/menambahkan unsurunsur tambahan tersebut pada OPAC. 49

Kesimpulan Agar keberadaan sebuah perpustakaan hibrida dapat tersosialisasi dengan cukup baik dan dapat diakses secara luas maka diperlukan strategi pemasaran yang tepat agar semua produk dan layanan yang ada di dalam perpustakaan hibrida dapat diketahui sebelum pengguna datang ke perpustakaan. Terkait pemenuhan tujuan agar pengguna bisa mengetahui semua produk jasa dan layanan yang ada di dalam perpustakaan hibrida sebelum datang secara fisik ke perpustakaan, maka perlu ditingkatkan lagi fungsi dan fasilitas dari OPAC sedemikian sehingga tujuan tersebut bisa terpenuhi. Penambahan unsur-unsur baru yang belum ada sebagaimana yang telah dibahas, bisa membantu tujuan ini. Saran Dari tulisan ini, selain bisa dikembangkan untuk membuat OPAC dengan fasilitas dan fungsi yang lebih baik dari sebelumnya, juga bisa dikembangkan lebih lanjut untuk membuat Rak Online serta Ruang/Spot Pamer Online. Tulisan ini bila diimplementasikan, hasilnya sudah sangat dekat dengan Rak Online. Beberapa kode program gratis, seperti Jquery, bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan gambar 2 dimensi yang akan menghasilkan efek 3 dimensi seperti sedang berada di depan rak buku. Daftar Pustaka Arif Surachman (2007), Digital Library: suatu pemahaman dari sudut pandang perpustakaan, tersedia di : arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/dl_arifs.doc diakses tanggal 3 Desember 2012. Joseph R. Levy and Harley Bjelland (1995) Create Your Own Virtual Reality System, Windcrest/McGraw-Hill, Newyork. Lisa Allen (2005), Hybrid Librarians in the 21st Century Library: A Collaborative Service- Staffing Model, ACRL Twelfth National Conference, Minneapolis. Ray Prytherch (2005), Tenth ed. Harrod s Librarian s Glossary and reference book, Ashgate, Aldershot Raymond McLeod and George Schell (2007), Management Information System 10/e, Prentice Hall. Sudaryono Asep Saefullah Untung Rahardja (2012), Statistik Deskriptif for IT : Langkah mudah analisis data, Penerbit Andi, Yogyakarta. Ruang Pamer mulai dilirik untuk diadakan oleh beberapa perpustakaan. Dengan adanya ruang pamer, buku baru maupun buku lama (terutama yang jarang dipinjam) bisa disosialisasikan kepada pengguna. Bila katalog dan rak bisa dionline-kan, maka ruang pamer pun bisa dibuat versi onlinenya. 50