KAJIAN POTENSI DAN ANALISIS EKONOMI SISTEM KONVERSI ENERGI ANGIN UNTUK PEMOMPAAN DI JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

ABSTRACT. Keywords: capital budgeting, fixed asset investment. vii

Tahap II Proyeksi Peningkatan Rasio Elektrifikasi 80%

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Analisa Kecepatan Angin Menggunakan Distribusi Weibull di Kawasan Blang Bintang Aceh Besar

ESTIMASI ENERGI LISTRIK BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN MENGGUNAKAN ANALISIS WEIBULL DAN ANALISIS RAYLEIGH

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. melakukan sebuah usaha seperti foto kopi, rental komputer dan. warnet. Kebutuhan energi lisrik yang terus meningkat membuat

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran 67 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

LINTAS EBTKE LAYANAN INFORMASI ENERGI BERSIH INDONESIA

ABSTRACT. Keywords: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value and Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

KAJIAN KELAYAKAN POTENSI ENERGI ANGIN PADA KAWASAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK UNTUK DIMANFAATKAN MENJADI ENERGI LISTRIK

PENGARUH JUMLAH BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

KAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI DAERAH KAWASAN PESISIR PANTAI SERDANG BEDAGAI UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkiraan penyedian energi listrik di Indonesia

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

ABSTRACT. Keywords: Capital Budgeting, Payback period, Net present value, Internal Rate of Return, Profitability indeks.

ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA IKAN KOI DI KECAMATAN NGLEGOK KABUPATEN BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS POTENSI KINCIR ANGIN SAVONIUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA SUBMERSIBLE

DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN ABSTRACT

1. Pendahuluan. diketahui bahwa jumlahnya terus menipis dan menghasilkan polusi yang cukup

ABSTRACT. Keywords: capital budgeting, investment, expansion, payback period, net present value, internal rate of return UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ANALISIS POTENSI ANGIN KELUARAN TAPM (THE AIR POLLUTION MODEL) V UNTUK ENERGI ANGIN DI TIMIKA- PAPUA

KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

KARAKTERISTIK POTENSI ENERGI ANGIN DI PROPINSI GORONTALO. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

PENGGUNAAN TEKNOLOGI MPPT (MAXIMUM POWER POINT TRACKER) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLTB)

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

Teknik Analisis Biaya / Manfaat

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM Hanif Al Fatta M.Kom

MEMBANGUN DESA MANDIRI ENERGI BERBASIS PLTMH DI KABUPATEN KLATEN. OLEH : BIBIT SUPARDI, S.Pd., MT

PENGUJIAN PROTOTIPE TURBIN HEAD SANGAT RENDAH PADA SUATU SALURAN ALIRAN AIR

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

14. Department of Energy Reference Brief, USA, Connecting a Small-Scale Renewable Energy System to an Electric Transmission System

Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga GAS Batubara di Kabupaten Sintang

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN

ABSTRACT. Keywords: Investment, Franchise, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index

SENSITIVITAS ANALISIS POTENSI PRODUKSI PEMBANGKIT LISTRIK RENEWABLE UNTUK PENYEDIAAN LISTRIK INDONESIA

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

IV METODOLOGI PENELITIAN

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

ANALISIS PENGEMBANGAN INVESTASI PERALATAN RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM RAJAWALI CITRA BANTUL YOGYAKARTA

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

ABSTRACT. Keywords: Capital budgeting, investment machine, and the feasibility of the investment. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

BAB I PENDAHULUAN. Kincir angin pertama kali digunakan untuk membangkitkan listrik dibangun

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

UNIVERSITAS DIPONEGORO RANCANG BANGUN ANEMOMETER MANGKOK DENGAN UJI LABORATORIUM DAN LAPANGAN TUGAS AKHIR

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK MENTAH DAN BATUBARA TERHADAP SISTEM PEMBANGKIT DI INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

OCEAN ENERGY (ENERGI SAMUDERA)

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI DESA LEMBUPURWO KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

renewable energy and technology solutions

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan

Transkripsi:

KAJIAN POTENSI DAN ANALISIS EKONOMI SISTEM KONVERSI ENERGI ANGIN UNTUK PEMOMPAAN DI JAWA BARAT Ridwan Arief Subekti, Anjar Susatyo, Henny Sudibyo Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kompleks LIPI, Jalan Sangkuriang, Gedung 20 Lantai 2 Bandung 40135 Telp. (022) 2503055, E-mail: ridwanarief _rais@yahoo.com ABSTRAK Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang mempunyai banyak potensi energi terbarukan seperti panas bumi, air, biomassa dan angin. Penelitian potensi energi angin telah dilakukan di beberapa kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Sumedang, Majalengka, Indramayu, Kuningan, Subang, Bekasi dan Karawang. Metode yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data sekunder dan primer. Data sekunder meliputi data angin, profil daerah, studi pustaka dan hasil-hasil kajian terkait. Pengumpulan data primer berupa data potensi angin dilakukan dengan cara mengukur langsung kecepatan angin di lokasi menggunakan Cup Anemometer dengan ketinggian tiang 10 m. Dari hasil pengukuran didapat kecepatan angin rata-rata harian di tujuh kabupaten di Jawa Barat tersebut yaitu Kabupaten Sumedang 12,05 m/s, Majalengka 9,39 m/s, Indramayu 12,44 m/s, Kuningan 6,22 m/s, Subang 8,48 m/s, Bekasi 7,13 m/s dan Karawang 8,47 m/s. Sedangkan estimasi daya angin lokasi per satuan luas daerah sapuan baling-baling kincir angin tiap kabupaten yaitu Sumedang 1.535,71 W/m 2, Majalengka 726,68 W/m 2, Indramayu 1.689,70 W/m 2, Kuningan 211,21 W/m 2, Subang 535,23 W/m 2, Bekasi 318,14 W/m 2 dan Kabupaten Karawang 533,33 W/m 2. Berdasarkan data potensi kecepatan angin dan daya estimasi yang dibangkitkan maka akan dirancang sistem SKEA untuk pemompaan air. Selanjutnya dilakukan analisis ekonomi sistem pompa air tenaga angin meliputi perhitungan nilai investasi, nilai sekarang dan Net Present Value (NPV). Pada perhitungan kelayakan ekonomi, biaya investasi adalah Rp 67.000.000,- dengan laju inflasi 10 % dan life time 10 tahun. Dari hasil analisis ekonomi diperoleh NPV bernilai lebih dari nol sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pompa air tenaga angin ini layak secara ekonomis maupun teknis. Kata Kunci: Analisis Ekonomi, Energi Terbarukan, Kajian Potensi Angin, Pemompaan Air, Sistem Konversi Energi Angin ABSTRACT West Java is one of the provinces that have a lot of potential renewable energy like geothermal energy, water, biomass and wind. The research of potential wind energy has been conducted in several districts in West Java, Sumedang, Majalengka, Indramayu, Kuningan, Subang, Bekasi and Karawang. The method used is by collecting secondary and primary data. Secondary data includes wind data, area profiles, book study and the results of study related. The collection of primary data in the form of wind potential data is done by directly measuring the wind speed at the site using a Cup Anemometer, with a height of 10 m. The results of measurements of wind speed obtained daily average in seven districts in West Java of Sumedang 12.05 m/s, Majalengka 9.39 m/s, Indramayu 12.44 m/s, Kuningan 6.22 m/s, Subang 8.48 m/s, Bekasi 7.13 m/s dan Karawang 8.47 m/s. The estimated of wind power per unit area divided of the propeller wash of a windmill at each district is Sumedang 1,535.71 W/m 2, Majalengka 726.68 W/m 2, Indramayu 1,689.70 W/m 2, Kuningan 211.21 W/m 2, Subang 535.23 W/m 2, Bekasi 318.14 W/m 2 dan Kabupaten Karawang 533.33 W/m 2. Based on the potential of wind speed and power generated estimates it will SKEA system designed for pumping water. Then performed an economic analysis of wind power water pumping system

includes the calculation of the value of the investment, Pressent Value and Net Present Value (NPV). In calculating the economic feasibility, the cost of investment is Rp 67.000.000, - with 10 % inflation rate and the life time of 10 years. From the results of economic analysis gained NPV more than zero so it can be concluded that wind power water pumping system is economically and technically feasible. Keywords : Economic Analysis, Reneweble Energy, Wind Potential Study, Water Pumping, Wind Energy Conversion Systems PENDAHULUAN Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal dari bahan bakar fosil, yaitu bahan bakar minyak, gas dan batu bara. Kerugian penggunaan bahan bakar fosil ini selain merusak lingkungan, juga tidak terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjutan (unsustainable). Cadangan bahan bakar fosil terbatas sehingga pengelolaannya harus dilakukan seefisien mungkin. Karena itu, ketergantungan akan minyak bumi untuk jangka panjang tidak dapat dipertahankan lagi sehingga perlu ditingkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Potensi energi terbarukan di Indonesia seperti biomasa, panas bumi, energi surya, energi air, energi angin dan energi samudera sebenarnya sangat besar. Namun sampai saat ini, pemanfaatannya memang masih sangat kecil. Hal ini terutama karena belum kompetitifnya harga energi terbarukan dibandingkan dengan harga energi fosil, termasuk BBM sebagai akibat penerapan kebijakan harga energi selama ini. Angin adalah salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan langsung oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan energi, khususnya di daerah pedesaan dan daerah terpencil. Salah satu pemanfaatan potensial energi angin adalah untuk menggerakan kincir angin/turbin angin. Kincir angin tersebut dapat menggerakan generator untuk menghasilkan listrik atau dapat pula menggerakan pompa air untuk memompa air tanah. Berdasarkan data Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, potensi tenaga angin sekitar 3-5 m/detik (9.287 MW) sedangkan kapasitas yang sudah terpasang hanya sekitar 0,5 MW. Energi angin merupakan salah satu sumber daya alam yang bisa kita dapatkan secara cuma-cuma dan bisa kita temukan di mana saja dengan kapasitas yang berbeda-beda. Berbeda dengan sumber energi lainnya, sumber energi yang satu ini tidak banyak menimbulkan gangguan karena tidak mengeluarkan gas buang atau semacamnya yang dapat menimbulkan polusi. Akan tetapi, sumber energi angin ini juga memiliki kelemahan yaitu investasi awalnya yang cukup mahal dan juga dipengaruhi oleh pola hembusan angin. Tujuan makalah ini adalah memaparkan suatu hasil studi potensi energi terbarukan khususnya energi angin di beberapa kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Barat. Energi angin rencananya akan digunakan untuk memompa air tanah atau lebih dikenal sistem konversi energi angin (SKEA) untuk pemompaan air. Hasil studi ini kiranya dapat menjadi dasar dalam pemanfaatan, perencanaan dan pengembangan lebih lanjut energi angin guna mencukupi kebutuhan energi khususnya di wilayah Jawa Barat.

METODOLOGI Tahapan kegiatan kajian potensi energi angin di wilayah Jawa Barat dilaksanakan seperti yang terdapat pada Gambar 1 di bawah ini. MASUKAN TIM LUARAN DATA SEKUNDER KAJIAN DATA SEKUNDER PERENCANAAN SURVEY DATA PRIMER SURVEY LAPANGAN DATABASE TEKNOLOGI SKEA ANALISIS EKONOMI PENGOLAHAN DATA SKEA UNTUK PEMOMPAAN Gambar 1. Tahapan kegiatan kajian potensi energi angin Secara garis besar metode yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data sekunder dan primer. Untuk lebih jelasnya, pengumpulan data primer dan data sekunder akan dijabarkan lebih detail seperti yang terdapat di bawah ini. Pengumpulan Data sekunder Pengumpulan data sekunder ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran objek studi, sehingga lokasi studi dan lingkup wilayah yang akan diobservasi dapat diperkirakan dan kegiatan studi dapat dilakukan secara purposif. Pengumpulan data sekunder meliputi: 1) pengumpulan data angin dari Badan Metereologi dan Geofisika di Wilayah Provinsi Jawa Barat; 2) pengumpulan data dari dinas/instansi teknis terkait di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat, seperti Dinas Pertanian, Kimpraswil, Dinas ESDM; 3) pengumpulan data kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Barat; 4) kegiatan konsultasi ke departemen terkait di tingkat pusat; dan 5) studi kepustakaan. Pengumpulan Data Primer Data primer yang terdiri dari informasi dan data yang berkaitan dengan angin dikumpulkan dari kegiatan observasi melalui survey lapangan. Pengukuran kecepatan angin dilakukan di areal persawahan menggunakan alat ukur kecepatan angin (Anemometer) dengan ketinggian tiang 10 m selama 13 jam/hari dari pukul 06 00 WIB 19 00 WIB selama tiga berturut-turut. Lokasi Pengukuran Pengambilan data kecepatan angin dilakukan di tujuh lokasi yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat meliputi: Kabupaten Sumedang,

Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang. HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi daerah yang memiliki potensi pemanfaatan tenaga angin perlu dilakukan untuk mendapatkan suatu rancangan sistem konversi energi angin yang tepat. Identifikasi ini meliputi data angin, kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat di daerah tersebut. Survey potensi angin dilakukan di beberapa lokasi yang berpotensi untuk dikembangkannya sistem konversi energi angin di Pantai Utara Jawa dan kabupaten lainnya di Wilayah Jawa Barat. Kecepatan Angin Lokasi Terdapat tujuh lokasi yang disurvey potensi anginnya yaitu: Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang. Pada saat pengukuran kecepatan angin, suhu lingkungan berkisar antara 27 30 ºC. Hasil pengukuran kecepatan angin dan kecepatan rata-rata angin harian dibuat dalam bentuk tabel (Tabel 1) dan grafik (Gambar 2) di bawah ini. Tabel 1. Data pengukuran kecepatan angin tiap kabupaten Kabupaten Sumedang Majalengka Indramayu Kuningan Subang Bekasi Karawang Hari ke Waktu (Jam) 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 Kecepatan Angin (m/s) 1 10.52 12.97 12.87 15.37 12.08 12.19 11.08 15.16 12.49 7.79 9.00 7.69 2 7.46 8.76 11.72 13.45 15.85 15.82 16.10 15.78 15.39 15.74 15.48 11.93 10.36 8.15 3 9.37 11.75 10.16 13.49 14.16 15.19 16.28 15.03 11.29 8.85 10.87 7.95 5.85 1 9.37 8.44 10.71 8.41 6.33 5.46 2 6.65 7.45 8.8 7.83 10.44 12.72 11.35 14.02 15.95 13.93 15.19 11.88 9.19 8.56 3 8.27 9.21 8.37 8.32 9.12 14.36 7.24 15.21 6.58 6.88 6.07 1 12.22 13.66 11.77 9.7 8.11 2 7.93 10.99 12.54 12.91 10.25 9.56 12.16 13.37 12.24 16.6 17.29 10.94 9.82 16.29 3 6.43 6.47 8.69 8.63 7.68 8.75 15.85 15.84 15.97 18.13 16.26 9.94 8.83 8.1 1 5.95 9.54 11.86 12.43 10.12 10.25 12.10 11.97 4.28 4.00 5.00 2 3.00 3.50 2.30 5.23 4.20 7.80 5.00 4.00 3.30 6.00 5.18 6.20 3.00 6.00 3 5.72 4.32 3.12 5.00 3.30 4.20 4.00 6.12 7.45 8.01 5.13 5.30 6.10 4.65 1 12.84 15.01 14.07 13.50 8.94 9.34 9.34 4.67 2 2.58 3.54 4.57 1.93 5.62 8.26 8.07 12.55 15.71 14.63 12.00 9.25 8.44 5.07 3 2.55 1.64 2.72 2.40 2.66 5.78 10.21 10.27 12.33 13.91 1 6.84 7.02 5.41 3.58 2 1.46 1.75 4.96 7.51 6.37 7.36 8.45 9.27 10.13 9.15 9.87 9.15 5.06 7.60 3 1.80 2.41 6.21 9.17 9.30 9.93 6.07 7.66 15.18 13.27 13.27 10.78 7.53 1 17.21 17.38 13.84 9.16 5.99 3.47 2 1.84 2.48 3.08 2.48 6.56 7.00 7.34 10.69 14.15 12.50 10.86 10.91 6.59 3.71 3 3.09 5.17 5.75 5.93 7.87 6.24 7.22 7.16 12.44 9.07 8.81 8.01 5.43

16,0K Kecepatan Rata-rata Angin Harian 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0 1 2 3 Sumedang 11,6 13,0 11,6 Majalengka 8,1 11,0 9,1 Indramayu 13,9 12,3 11,1 Kuningan 8,9 4,6 5,2 Subang 11,0 8,0 6,4 Bakasi 5,7 7,0 8,7 Kerawang 11,2 7,2 7,1 Gambar 2. Grafik kecepatan rata-rata angin harian Estimasi Daya Angin Lokasi Setelah kecepatan rata-rata angin harian diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung estimasi kecepatan rencana pemasangan kincir angin menggunakan persamaan (1) dan estimasi daya angin lokasi menggunakan persamaan (2) berikut: ln( Z hub / Z 0 ) V ( Z hub ) V ( Z anem ) x (1) ln( Z / Z ) P ( Vz) 3 ( FPE ) 2 anem 0 (2) Dimana V(Z hub ) = kecepatan angin pada ketinggian rencana (m/s), V(Z anem ) = kecepatan angin pada titik pengukuran (m/s), Z hub = ketinggian rencana kincir angin (m), Z anem = ketinggian pengukuran kecepatan angin (m), Z o = Tinggi kekasaran permukaan, dari tabel (m), P = Daya angin rata-rata (W/m 2 ), ρ = Kerapatan udara di lokasi, dari tabel (kg/m 3 ), Vz = Kecepatan angin lokasi pada ketinggian tertentu (m/s), dan FPE = Faktor pola energi (dari tabel). Selanjutnya hasil perhitungan kecepatan rencana pemasangan kincir angin dan estimasi daya angin masing-masing lokasi ditampilkan dalam tabel (Tabel 2) di bawah ini.

Tabel 2. Estimasi kecepatan angin pada ketinggian rencana dan perhitungan estimasi daya angin masing-masing lokasi Nama Daerah V(Z anem )rata-rata Z anem Z hub Z 0 V(Z hub ) ρ P FPE (m/s) (m) (m) (m) (m/s) kg/m 3 W/m 2 Kabupaten Sumedang 12.05 10 12 0.1 12.53 1.116 1.4 1535.71 Kabupaten Majalengka 9.39 10 12 0.1 9.76 1.116 1.4 726.68 Kabupaten Indramayu 12.44 10 12 0.1 12.93 1.116 1.4 1689.70 Kabupaten Kuningan 6.22 10 12 0.1 6.47 1.116 1.4 211.21 Kabupaten Subang 8.48 10 12 0.1 8.82 1.116 1.4 535.23 Kabupaten Bekasi 7.13 10 12 0.1 7.41 1.116 1.4 318.14 Kabupaten Karawang 8.47 10 12 0.1 8.81 1.116 1.4 533.33 Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa untuk Kabupaten Indramayu dan Sumedang memiliki potensi energi terbesar yaitu masing-masing 1.689,7 W/m 2 dan 1.535,71 W/m 2. Potensi energi terkecil berada pada Kabupaten Kuningan yaitu sebesar 211,21 W/m 2. Dari perhitungan daya angin rata-rata, daya dan kecepatan angin rencana dapat dihitung. Dari nilai-nilai tersebut maka kapasitas sistem dapat ditentukan. Kecepatan angin rata-rata pada saat pengukuran berkisar antara 6,22 m/s sampai 12,44 m/s. Namun demikian data tersebut hanya diambil selama 3 hari sehingga kurang mempresentasikan kecepatan angin yang real. Dengan mempertimbangkan data kecepatan angin rata-rata tahunan (tahun 2004, 2005 dan 2006) yang bersumber dari Badan Meteorologi dan Geofisika Jawa Barat, maka untuk perancangan sistem SKEA, kecepatan angin yang digunakan adalah 3 m/s sampai 5 m/s. Dalam makalah ini tidak dibahas secara mendetail perancangan SKEA untuk pemompaan air. Spesifikasi pompa tenaga angin seperti yang terdapat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Spesifikasi sistem pompa air tenaga angin KOMPONEN Kincir angin Kecepatan angin Pompa SPESIFIKASI sumbu horizontal, 18 blade, diameter 4,5 m, tinggi menara 10 m dengan 3 kaki start = 3 m/s, operasi = 5 m/s dan stop = 25 m/s reciprocating, diameter 88 mm, head statik operasi 3 80 m, kapasitas 80 m 3 /hari Analisis Ekonomi Sistem Pompa Air Tenaga Angin Sebelum melakukan perhitungan analisis ekonomi sistem pompa air tenaga angin, perlu diketahui besarnya komponen biaya-biaya yang terdapat pada sistem tersebut. Besarnya biaya investasi sistem pompa air tenaga angin adalah sebesar Rp 67.000.000,-. Biaya investasi ini diperhitungkan dari besarnya harga bahan untuk pembuatan sistem tersebut seperti yang terdapat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Biaya investasi sistem pompa tenaga angin No Bahan Harga 1. Kincir angin 35.000.000,- 2. Pompa reciprocating 5.000.000,- 3. Menara tipe tiga kaki 17.000.000,- 4. Pembuatan sumur bor 4.000.000,- 5. Biaya pemasangan sistem 6.000.000,- Total Rp 67.000.000,- Investasi pompa air tenaga angin ini diperkirakan berumur 10 tahun, sehingga biaya penyusutan per tahunnya (Depresiasi) adalah sebesar: = (A/F, 5 %,10 tahun) = 0,008333 x Rp 67.000.000,- = Rp 558.311,- Untuk nilai penjualan dari tahun pertama sampai tahun kesepuluh diperhitungkan dari nilai jual air per meter kubiknya dengan asumsi rata-rata beroperasi selama 11 bulan dengan jumlah rata-rata penggunaan air 80 m 3 per hari. Harga air per meter kubik adalah Rp 500,-, sehingga total penjualan per tahun adalah sebesar Rp 13.200.000,-. Metode yang digunakan untuk analisis biaya pada pembuatan SKEA untuk pompa air ini menggunakan metode analisis Net Present Value (NPV). Metode analisis NPV menganalisis apakah investasi proyek SKEA ini layak secara ekonomi atau tidak. NPV merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran per tahun. NPV dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3) berikut: NPV = ( ) ( ) K..(3) Dimana B t = benefit tahun ke t, C t = cost tahun ke t, I = interest rate yang ditentukan, t = tahun dan K o = investasi awal tahun ke 0 (sebelum proyek dimulai). Adapun kriteria kelayakan dari sebuah proyek adalah apabila NPV > 0 maka proyek Feasible, apabila NPV = 0 maka proyek Indifferent sedangkan apabila NPV < 0 maka proyek Unfeasible. Selanjutnya perhitungan NPV dari sistem konversi tenaga angin untuk pemompaan air dibuat dalam bentuk tabel (Tabel 5). Nilai discount rate yang tertera pada Tabel 5 diperoleh dari persamaan (4) berikut: d = ( ).. (4) Dimana d = discount rate, I = interest rate dan t = tahun. Discount rate merupakan bilangan yang dipergunakan untuk mendiscount penerimaan yang akan didapat pada tahun mendatang menjadi nilai sekarang. Selain menggunakaan persamaan (4) di atas, discount rate juga dapat dilihat pada tabel discount rate yang telah ditentukan oleh tingkat suku bunga (i=10%) dan tahun (t=10 tahun).

Tabel 5. Tabel perhitungan analisis NPV Tahun Ke Benefit Penjualan Investasi Awal Biaya Operasional Cost Biaya Penyusutan Total Cost Net Benefit Discount Rate 10% NPV pada Discount Rate 10% 0 - (67,000,000) (67,000,000) 1.0000 (67,000,000) 1 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.9091 10,274,365 2 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.8264 9,339,716 3 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.7513 8,490,959 4 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.6830 7,719,054 5 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.6209 7,017,219 6 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.5645 6,379,803 7 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.5132 5,800,027 8 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.4665 5,272,238 9 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.4241 4,793,046 10 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.3855 4,356,801 NPV 2,443,228 Dari Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwasannya NPV yang diperoleh adalah Rp 2.443.228,-. Dengan memperhitungkan NPV-nya yang bernilai lebih dari nol atau positif, maka sistem konversi energi angin untuk pemompaan ini dapat dikatakan layak secara ekonomis. KESIMPULAN Dari hasil analisis dan pengolahan data mengenai kajian potensi energi angin untuk pemompaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu secara umum lokasi yang telah disurvey memiliki potensi energi angin berkisar antara 6,22 m/s sampai 12,44 m/s. Potensi energi angin tersebut secara teknis dapat dimanfaatkan sebagai sistem pompa air tenaga angin yang dapat digunakan untuk mengairi lahan pertanian. Berdasarkan analisis ekonomi sistem pompa air tenaga angin ini layak untuk dilaksanakan karena NPV bernilai positif. Diperlukan sebuah pilot project atau proyek percontohan sistem pompa tenaga angin yang dapat menjadi contoh atau acuan untuk kegiatan selanjutnya dalam hal sistem pompa tenaga angin di wilayah Jawa Barat khususnya dan Indonesia umumnya. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat yang telah mendanai kegiatan survey potensi energi angin ini. Terima kasih kepada PT. Gelar Buana Persada yang telah memfasilitasi kegiatan survey. Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh anggota tim survey atas bantuan dan kerjasamanya sehingga kegiatan ini dapat berjalan sesuai rencana. Terima kasih juga kami ucapkan kepada aparat desa dan masyarakat sekitar lokasi survey. DAFTAR PUSTAKA 1. Alfa, A., 2002. Sistem Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin Tipe Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) 2500 W, Studi Kasus Di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Rumpin-Bogor, Jawa Barat.

2. Bruce H. Bailey and Scott L. McDonald.,1997. Wind Resource Assessment Handbook, Fundamental for Conducting a Successful Monitoting Program. AWS Scientific, Inc: New York. 3. Daryanto Y., 2007. Kajian Potensi Angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. Diakses dari: http://kurniadi.webs.com/kincir_angin.pdf. 4. DESDM., 2003. Kebijakan Energi Terbarukan Dan Konservasi Energi (Energi Hijau). Direktorat Energi dan Sumber Daya Mineral: Jakarta. 5. DESDM., 2005. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025. Direktorat Energi dan Sumber Daya Mineral: Jakarta. 6. GSA (Kompas)., 2007. Pengembangan Energi Angin Memungkinkan. Diakses dari: http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1177294977&1. 7. Irasari, P., 2004. Laporan Teknis Program Kompetitif Energi Baru dan Terbarukan - Panduan Studi Kelayakan. Bandung. 8.., 2006. Laporan Akhir Studi Potensi Pemanfaatan Energi Angin untuk Pemompaan Air. PT. Gelar Buana Persada: Bandung. 9.., 2005. Pengembangan Energi Angin. Buletin Energi Hijau, edisi IX, Juli 2005. 10.., Studi Kelayakan. Diakses dari: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=npv%20filetype%3appt&source= web&cd=4&ved=0cdoqfjad&url=http%3a%2f%2fdosen.stiki.ac.id%2fev a%2fasi%2fstudi%2520kelayakan.ppt&ei=qycytuxwa8vprqfv5u0- &usg=afqjcnfsgxzwz3vjfbpgnx1f4c7xge7qfa&cad=rja. 11.., Discount Factor Table. Diakses dari: http://www.farmforestline.com.au/images/pdf/4.2.2.1.1.3.1_discount.pdf. 12.., Internal Rate of Return. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/internal_rate_of_return.